MENU

Where the world comes to study the Bible

3. Dilema dan Keputusan Ester (Esther 4:1-17)

Pendahuluan

Beberapa tahun lalu, teman saya Bill McRae datang kesuatu pemakaman dalam gereja yang tidak lagi menyatakan injil secara jelas. Saat kami menunju mobil setelah pemakaman, Bill berkomentar, “Apa yang dikatakan pendeta bukan masalah; tapi apa yang tidak dia katakan.” Sering apa yang tidak dikatakan lebih penting daripada apa yang dikatakan. Coba pikir, istri yang ingin sekali mendengar suaminya berkata “aku cinta kamu,” atau wanita muda yang berkencan dengan pria muda untuk beberapa lama tapi belum mendengar kata “menikah” (atau dalam bahasa sekarang, “komitmen”).

Dalam Kitab Ester, apa yang tidak dikatakan sangat penting. Sayangnya, banyak orang yang membaca dan mempelajari Ester (termasuk sarjana Alkitab yang menulis tafsiran tentang kitab ini) “mengisi yang kosong,” daripada meninggalkan tetap kosong dan belajar dari diamnya sang penulis. Saat kita mulai pelajaran kita di pasal 4, saya ingin meminta anda membuat suatu komitmen: terima teks ini sebagaimana adanya. Saat penulis secara spesifik menyebut hal tertentu, perhatikan itu. Dan saat penulis menghilangkan beberapa elemen penting, jangan pikir dia bermaksud agar kita mengira demikian; tapi, penulis berharap agar kita memperhatikan hal yang hilang itu. Dengan demikian, anda akan membaca teks sebagaimana adanya dan belajar dari apa yang tidak dikatakan dan yang ada.

Peristiwa Sebelumnya

Penulis memulai kitab ini dengan perayaan selama 6 bulan yang diadakan raja Ahasuerus (Xerxes) bagi kaum bangsawan dalam kerajaan. Diakhir perajaan ini, raja mengadakan pesta selama seminggu bagi seluruh penghuni Susa, kepada yang miskin maupun yang kaya. Sebagai akhir, raja memerintahkan Vasti, sang ratu untuk muncul dalam keagunganya menunjukan keagungan raja.

Untuk alasan yang tidak dijelaskan. Vasti melakukan hal yang tak terpikirkan—dia menolak untuk muncul. Raja dipermalukan, karena dia telah menghabiskan 6 bulan menunjukan kemuliaan dan keagungannya. Sekarang istrinya tidak mau tunduk pada kepemimpinannya. Walau sangat marah pada Vasti karena tidak menganggap otoritasnya, raja meminta nasihat dari orang bijak. Mereka setuju bahwa Vasti telah melakukan kesalahan besar, dan berita dia tidak menganggap otoritas suaminya bisa memiliki dampak merusak bagi pernikahan diseluruh kerajaan. Akibatnya, mereka menasihati raja agar Vasti disingkirkan sebagai ratu dan memilih yang lebih baik dari Vasti; mereka juga menasihati agar keputusan itu dibuat menjadi hukum dan dikirim keseluruh provinsi dikerjaan agar semua belajar kalau tindakan seperti itu tidak bisa ditoleransi.

Setelah beberapa waktu, hati raja sekali lagi memikirkan Vasti, tapi kacungnya mendorong dia agar memulai proses pemilihan ratu yang baru. Pria seperti Ahasuerus, ini suatu kesenangan besar dan menjauhkan dia untuk tidak membatalkan keputusan sebelumnya. Proses pemilihan ratu menghasilkan Ester, seorang yahudi yang dibesarkan oleh paman dan ayah angkatnya Mordekai. Dia memerintahkan Ester untuk merahasiakan asal usulnya dan hubungan dengannya.

Untuk suatu alasan, ada kumpulan wanita yang menyibukan raja untuk dicoba (untuk jadi ratu?) Ester terus merahasiakan identitasnya dari raja. Saat duduk digerbang raja, Mordekai mengetahui rencana Bigthana dan Teresh untuk membunuh raja, yang kemudian diberitahukan kepada Ester, dan pergi kepada raja memakai nama Mordekai. Penyelidikan selanjutnya membuktikan laporan ini benar dan kedua pengkhianat ini digantung. Raja biasanya menghargai kesetiaan, tapi untuk suatu alasan Mordekai tidak diberi penghargaan, dan hal ini terlupakan, walau ditulis dalam tulisan raja saat dia mencarinya.

Tiba-tiba Haman, karakter baru, diperkenalkan. Haman muncul sebagai pangeran yang diatas semuanya, setidaknya dalam pikiran raja. Raja mengangkat dia diatas semua orang dan sangat mempercayai dia, suatu keputusan yang terbukti bodoh. Walau raja memerintahkan semua warganya menunjukan hormat pada Haman, Mordekai menolak, yang membuat pelayan raja menegurnya. Saat ditegur, dia beralasan atas keyahudiannya. Bagi dia, itu yang terpenting. Tapi bagi pelayan raja hal ini tidak masuk akal. Dan mereka memberitahukan hal ini pada Haman apakah bisa membuat Mordekai menunjukan rasa hormat pada tangan kanan raja, perdana mentri Persia.

Walau murka, Haman menahan diri. Dia melihat Mordekai dan Yahudi lain sama saja, dan tujuannya tidak hanya menyingkirkan Mordekai tapi setiap Yahudi didalam kerajaan. Disaat yang tepat, dia mendekati raja dengan suatu usulan. Dia memberitahu raja bahwa ada ras tertentu yang mau memberontak, yang tidak mau tunduk (tidak seperti Vasti) dan raja harus menyingkirkan mereka. Dia menawarkan uang yang sangat besar pada raja untuk menyatakan hari tertentu dimana setiap orang dalam kerajaan bisa membunuh setiap orang Yahudi yang mereka temui dan merampas milik mereka. Ini cara yang menarik semua orang, menyingkirkan musuh mereka, dan mempraktekan kefanatikan ras mereka.

Nama dari ras ini tidak diberitahu pada raja, dan dia juga tidak memintanya. Ahasuerus memberikan cincinnya kepada Haman, seperti memberi cek kosong. Sekarang Haman memiliki otoritas untuk membuat hukum apapun yang disukainya—dengan nama raja. Kita bisa mengatakan, raja tidak pernah membaca hukum atau menandatanganinya. Dia menyerahkan sepenuhnya hal ini kepada Haman. Saat raja dan Haman duduk minum anggur, seluruh kota Susa ada dalam kebingungan. Teks kita dari cerita kebingungan yang terjadi atas warga kota Susa.

Mordekai Berkabung
(4:1-3)

1 Setelah Mordekhai mengetahui segala yang terjadi itu, ia mengoyakkan pakaiannya, lalu memakai kain kabung dan abu, kemudian keluar berjalan di tengah-tengah kota, sambil melolong-lolong dengan nyaring dan pedih. 2 Dengan demikian datanglah ia sampai ke depan pintu gerbang istana raja, karena seorangpun tidak boleh masuk pintu gerbang istana raja dengan berpakaian kain kabung. 3 Di tiap-tiap daerah, ke mana titah dan undang-undang raja telah sampai, ada perkabungan yang besar di antara orang Yahudi disertai puasa dan ratap tangis; oleh banyak orang dibentangkan kain kabung dengan abu sebagai lapik tidurnya.

Mordecai, mempelajari semua yang terjadi. Ini kelihatannya menunjukan dia memiliki informasi dari dalam. Kita tahu itu bukan dari Ester, karena Mordekai yang memberitahunya..

Saat Mordekai tahu hukum apa yang sedang dibuat oleh Haman, dia mulai berkabung. Dia tidak berkabung secara pribadi, tapi didepan umum; sangat terbuka. Mordekai pergi ketengah kota dan ke “gerbang raja.” Dia tidak masuk gerbang, karena terlarang bagi yang berkabung. Raja menjauhkan dirinya dengan kesedihan. Sangat tidak popular menunjukan kesedihan diistananya (lihat Nehemiah 2:2). Raja abad pertengahan tidak memiliki “tempat berkabung” hanya tempat bergurau.

Perkabungan Mordekai tidak normal. Saya berharap dia akan berkabung secara pribadi daripada didepan umum. Saya berpikir jika Mordekai bukan pemimpin diantara orang Yahudi, dan berkabungnya didepan umum merupakan petunjuk bagi orang Yahudi lainnya untuk bergabung bersamanya. Saya juga ertanya jika Mordekai tidak duduk didepan gerbang raja untuk mendapat perhatian raja..

Kita diberitahu bahwa Mordekai berkabung, dan juga orang Yahudi lainnya, bukan hanya dikota Susa tapi diseluruh kerajaan. Kita tidak diberitahu apakah Mordekai dan orang Yahudi lainnya bertobat. Kita tidak diberitahu apakah mereka berdoa. Nama Tuhan juga tidak disebutkan disini atau diseluruh kitab Ester. Tidak ada penyebutan doa secara spesifik, tidak disebutkan orang Yahudi bicara kepada Tuhan, atau Tuhan bicara pada umatNya melalui nabiNya. Didasarkan atas perintah bagi orang Yahudi dalam 2 Chronicles 6:34-39, dan contoh orang Yahudi yang saleh dalam Ezra 9:5—10:1; Nehemiah 1:4-11; dan Daniel 9:4-19, perlu disimpulkan bahwa orang Yahudi ini—termasuk Ester dan Mordekai—tidak saleh. Ini ditunjukan oleh perkataan nabi Yesaya:

9 Tercengang-cenganglah, penuh keheranan, biarlah matamu tertutup, buta semata-mata! Jadilah mabuk, tetapi bukan karena anggur, jadilah pusing, tetapi bukan karena arak! 10 Sebab TUHAN telah membuat kamu tidur nyenyak; matamu--yakni para nabi--telah dipejamkan-Nya dan mukamu--yaitu para pelihat--telah ditudungi-Nya.(Isaiah 29:9-10).

Yesaya merupakan nabi yang tugasnya bukan untuk memanggil Israel agar bertobat atau kembali kepada Tuhan. Umat Tuhan telah memberontak terlalu lama; mereka sudah tidak bisa kembali. Sekarang saatnya penghakiman, dan tugas Yesaya adalah mengumumkan kehancuran dan penghukuman sedang datang dengan cara yang memperkeras hati daripada meluluhkannya (lihat Isaiah 6:9-10). Kemudian dalam pasal 29, Tuhan menyatakan bahwa kehancuran Israel sudah dekat saat Dia mengambil para nabinya, dikenal sebagai “pelihat.” Dengan mengambil para nabi, Tuhan mengambil mata umatnya, meninggalkan mereka dalam kebutaan. Kehancuran mereka sudah dimeteraikan. Kehancuran mereka sudah pasti. Walau kita membaca ada nabi diIsrael dalam Ezra dan Nehemiah, tidak ada nabi disebutkan dalam Kitab Ester. Jika manusia tidak bicara kepada Tuhan (dalam doa), Tuhan juga tidak bicara pada orang Yahudi (di Persia).

Kontak Pertama Esterdengan Perkabungan Mordekai
(4:4)

4 Ketika dayang-dayang dan sida-sida Ester memberitahukan hal itu kepadanya, maka sangatlah risau hati sang ratu, lalu dikirimkannyalah pakaian, supaya dipakaikan kepada Mordekhai dan supaya ditanggalkan kain kabungnya dari padanya, tetapi tidak diterimanya (Esther 4:4).

Melihat Mordekai berkabung sangat menekan Ester. Tapi, usaha awalnya bukan mempelajari kenapa Mordekai berkabung tapi membujuknya untuk berhenti berkabung. Apakah ini karena hal itu menekan yang lain dan berbahaya (Mordecai sedekat mungkin dengan istana, tapi tidak melewati gerbang raja)? Apakah Mordekai membuat Ester malu sehingga cepat-cepat ingin mendiamkannya? Dia mengirim pakaian kepada ayah angkatnya, berharap bisa membujuknya berhenti berkabung. Tapi Mordekai tidak bisa dinasehati.

Hathach dikirim Kepada Mordekai
(4:5-8)

5 Maka Ester memanggil Hatah, salah seorang sida-sida raja yang ditetapkan baginda melayani dia, lalu memberi perintah kepadanya menanyakan Mordekhai untuk mengetahui apa artinya dan apa sebabnya hal itu. 6 Lalu keluarlah Hatah mendapatkan Mordekhai di lapangan kota yang di depan pintu gerbang istana raja, 7 dan Mordekhai menceritakan kepadanya segala yang dialaminya, serta berapa banyaknya perak yang dijanjikan oleh Haman akan ditimbang untuk perbendaharaan raja sebagai harga pembinasaan orang Yahudi. 8 Juga salinan surat undang-undang, yang dikeluarkan di Susan untuk memunahkan mereka itu, diserahkannya kepada Hatah, supaya diperlihatkan dan diberitahukan kepada Ester. Lagipula Hatah disuruh menyampaikan pesan kepada Ester, supaya pergi menghadap raja untuk memohon karunianya dan untuk membela bangsanya di hadapan baginda.

Esther perlu mengetahui apa yang terjadi, jadi dia mengirim pelayan terpercayanya kepada Mordekai untuk menyelidiki kenapa dia berkabung dan tidak mau berhenti. Komunikasi antara Mordekai dan Ester (dan yang lainnya, terlihat—lihat “mereka” diayat 12 dan “mereka” ayat 13) jelas mengancam kerahasiaan identitasnya sebagai orang Yahudi dan hubungannya dengan Mordekai. Hathach menemui Mordekai dalam kota digerbang raja. Itu merupakan tempat umum, tapi Mordekai ingin perkabungan itu ditempat umum. Mordekai melaporkan pada Hathach semua yang terjadi padanya (ayat 7).42 Dia mengatakan jumlah harta yang dijanjikan Haman dan salinan keputusan yang tidak bisa ditarik kembali. Hal ini diperintahkan kepada Hathach untuk dikatakan pada Ester, bersama dengan perintah agar dia menghadap raja dan memohon bagi bangsa Yahudi.

Ester Segan Untuk Taat
(4:9-12)

9 Lalu masuklah Hatah dan menyampaikan perkataan Mordekhai kepada Ester. 10 Akan tetapi Ester menyuruh Hatah memberitahukan kepada Mordekhai: 11 Semua pegawai raja serta penduduk daerah-daerah kerajaan mengetahui bahwa bagi setiap laki-laki atau perempuan, yang menghadap raja di pelataran dalam dengan tiada dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yakni hukuman mati. Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan tetap hidup. Dan aku selama tiga puluh hari ini tidak dipanggil menghadap raja. 12 Ketika disampaikan orang perkataan Ester itu kepada Mordekhai,

Sebelumnya kita tahu, Ester terbiasa mengikuti perintah Mordekai. Kita juga aman berasumsi Mordekai juga terbiasa untuk ditaati, bahkan saat Ester jadi ratu (lihat 2:20). Maka sangat mengejutkan mendengar respon Ester, yang bisa disingkat dengan satu kata: “tidak!” Kali Ini Ester tidak mau. Dia mengatakan pada Mordekai melalui Hathach bahwa menghadap raja tanpa diperintahkan melawan hukum. Hukumannya adalah kematian, dan kecil kemungkinannya raja menunjukan belas kasihan dengan mengulurkan tongkat dan mengijinkan penyusup hidup. Karena Ester tidak bisa menghadap tanpa diundang, satu-satunya harapan adalah dia diperintah oleh raja. Inilah masalahnya; sudah 30 hari Ester tidak diundang bersama raja. Jawaban apalagi yang bisa diberikan kepada Mordekai selain “tidak” ?

Mereka yang terburu-buru melihat Ester sebagai pahlawan harus merenungkan ayat 9-12, karena dia tidak cepat melihat masalah bangsanya. Alasan dan prinsipnya adalah keselamatan diri. Saya tidak melihat roh yang sama dalam Ester seperti dalam ketiga teman Daniel:

16 Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. 17 Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; 18 tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” (Daniel 3:16-18).

Mordekai Memanaskan Keadaan
(4:13-14)

13 maka Mordekhai menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Ester: Jangan kira, karena engkau di dalam istana raja, hanya engkau yang akan terluput dari antara semua orang Yahudi. 14 Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.”

Saya tidak tahu siapa yang ikut terlibat dalam komunikasi antara Mordekai dan Ester, tapi kelihatannya orang lain juga terlibat (lihat ayat 12 dan 13). Mordecai merasa perlu menekan Ester agar memohon bagi bangsanya dengan raja. Pernyataannya menunjukan dia sedang memainkan permainan keras dengan anak angkatnya. Pernyataannya sebagai berikut:

(1) Jangan kira, karena engkau di dalam istana raja. Esther, Mordecai mengingatkan, untuk berpikir dengan baik. Keputusan dari Haman mencakup semua orang Yahudi, tidak peduli dimanapun dalam kerajaan. Ester kelihatannya percaya dia aman dan hanya yahudi lain yang bahaya. Dia tidak mau membahayakan diri menghadap raja untuk menolong bangsanya, karena percaya dia aman. Perkataan Mordekai dibuat untuk menyadarkannya bahwa itu mitos. Jika dia tidak mau mengambil resiko bagi yang lain, maka dia membahayakan diri sendiri. Mordekai ingin meyakinkan dia bahwa hal paling berbahaya adalah tidak melakukan apapun..

(2) Engkau satu-satunya harapan keselamatan. Jika Ester tidak bertindak, maka tidak ada harapan. Bagaimana saya bisa mencapai kesimpulan ini? Apakah teks tidak menunjukan kebalikannya? Bukankah Mordekai tidak menyatakan kepada Ester bahwa jika dia tidak bertindak menyelamatkan bangsanya, Tuhan akan menyediakan keselamatan dengan cara lain? Tidak. Mari saya jelaskan hal ini.

Teks seharusnya tidak diterjemahkan seperti yang kita lihat pada sebagian besar versi. Sarjana Katolik menantang kita untuk menerjemahkan dan mengerti hal ini dengan cara yang berbeda, suatu cara yang dia percaya sah dan cocok dengan konteksnya. Pandangan sarjana katolik ini dikutip dalam catatan kaki tafsiran Mervin Breneman tentang Ezra, Nehemiah, dan Esther:

“See J. Weibe “Esther 4:14: ‘Will Relief and Deliverance Arise for the Jews from Another Place?’“ CBQ 53 (1991): 409-15. Weibe berpendapat bahwa kelompok kata ini seharusnya diterjemahkan sebagai pertanyaan retorika, yang artinya jawabannya adalah tidak; pertolongan tidak akan muncul dari tempat lain. Maka itu Ester merupakan satu-satunya harapan penyelamatan mereka. Weibe berpendapat bahwa terjemahan ini sesuai dengan konteks Kitab Ester dan lebih baik dari penjelasan tradisional. Pembacaan seperti itu, membatasi sumber Tuhan, yang mengatur semua ini, dan menekankan pada karya Ester daripada karya Tuhan. Tuhan mampu menggunakan siapa saja untuk tujuannya. Dia tidak bisa dibatasi hanya menggunakan Ester, tapi dia menjadi orangnya karena Ester menjawab tantangan itu.”43

Saya percaya Weibe benar. Mordekai lebih menekan Ester dengan meyakinkan dia bahwa dialah satu-satunya harapan orang Yahudi daripada meyakinkan adanya keselamatan lain disamping melalui Ester. Ditambah lagi, Tuhan tidak disebutkan dalam teks (diseluruh kitab) Mordekai bukan Yahudi yang saleh, yang percaya bahwa Tuhan akan menyelamatkan umatNya. Dia orang Yahudi yang tidak taat, dan tidak percaya, yang tidak memikirkan Tuhan. Dia panic karena dia melihat keselamatan orang Yahudi hasil dari usaha manusia. Jika Mordekai tidak menyebut Tuhan dalam teks kita, kita tidak berani berasumsi bahwa dia percaya Tuhan. Ester merupakan katu as Mordekai, harapan terakhirnya, kesempatan terakhir orang Israel untuk selamat. Jika dia gagal, semua akan hilang. Dan ini menjelaskan kenapa dia mengancam Ester bahwa keluarganya akan binasa. Jika keselamatan datang dari tempat lain, maka kenapa Ester mau mati? Sebagai ratu, Ester pasti tidak mati pertama. Peringatan Mordekai adalah dia akan mati terakhir. Jika ini benar, maka semua Yahudi akan binasa, dan tidak ada keselamatan dari manapun. Alasan Mordekai bahwa jika Ester harapan terakhir orang Yahudi, kegagalannya akan menghasilkan kematiannya dan kematian seluruh bangsa. Tidak heran Mordekai sangat menekan.

(3) Keselamatan keluargamu ada ditanganmu. Anda pasti ingan bahwa Ester itu yatim piatu. Kedua orangtuanya sudah mati. Mordekai mengangkat dia sebagai anak. Jika Ester gagal bertindak, dia dan Mordekai akan binasa, dan keluarganya akan hilang. Dan itu akan jadi kesalahannya, peringatan Mordekai. Ini tekanan yang besar. Wanita Yahudi ini tidak pernah ditekan seperti ini.

Ester Menurut dan Perintahnya
(4:15-17)

15 Maka Ester menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Mordekhai: 16 Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati. 17 Maka pergilah Mordekhai dan diperbuatnyalah tepat seperti yang dipesankan Ester kepadanya.(Esther 4:5-17).

Tekanan terlalu besar. Ester menyerah, mengirim berita pada Mordekai bahwa dia akan menghadap raja bagi bangsanya. Sekarang dia yang memberi perintah. Dia memerintahkan Mordekai untuk mengumpulkan seluruh orang Yahudi di Susa dan berpuasa baginya. Jangan ada yang makan atau minum selama 3 hari, siang dan malam. Dia dan pelayannya akan melakukan itu, dan kemudian akan pergi menghadap raja. Dia akan melawan hukum dan mempertaruhkan nyawanya. Perkataan terakhirnya menarik:

“. . . kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati” (Esther 4:16b).

Ada yang membuat Ester jadi pahlawan. Seseorang bisa melihat fakta cukup jauh untuk melihatnya sebagai seorang pahlawan. Pernyataan seperti ini bukan suatu pengecualian atau kekhususan tapi aturan:

“kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.” Baik Vasti dan Mordekai menunjukan keberanian dimana kehidupannya terancam, dan Ester juga demikian. Vasti menunjukan keberanian menolak mempermalukan diri atas keanehan suaminya, dan Mordekai melakukan itu dengan tidak mau tunduk pada Haman. Ester terbukti tetap berani. Dia memutuskan untuk melanggar hukum suaminya dan membahayakan hidup bagi bangsanya (cf. John 15:13). Penyertaan Tuhan membawa Ester sampai ketitik ini, tapi Ester menerima tantangan yang bisa menghilangkan hidupnya.”44

“Tanpa menjelaskan secara detil bagaimana dia sampai pada keyakinannya, Mordekai menyatakan bahwa dia percaya Tuhan, dan penyertaan Tuhan dalam kehidupan seseorang, dan pengaturan Tuhan atas peristiwa politik dunia, tidak mempedulikan apakah mereka yang berkuasa mengenalinya atau tidak. Ini jelas, terus dinyatakan oleh para nabi Israel (e.g. Is. 10:8ff.; 45:1; Je. 1:15;; Ezk. 7:24), dan tidak perlu terkejut, terutama dalam rangka kembali dari pembuangan dalam tahun 538 dan peristiwa selanjutnya (Ezr. 1-2; 5-6). Setiap orang Yahudi pernah mengalami dalam sejarah, tangan Tuhan yang membimbing dan menyelamatkan.”45

“Jawaban Ester juga merupakan pernyataan iman, walau tidak berupa bahasa rohani. Dia menyiratkan kalau dia menerima usulan Mordekai sebagai tugasnya, tapi dia mengerti sepenuhnya untuk memenuhi hal itu. Dengan meminta seluruh orang Yahudi di Susa mendukungnya dalam puasa, Ester mengakui i. dia butuh dukungan dan persekutuan dengan yang lain ii. Dia bergantung lebih dari sekedar keberanian manusia. Walau doa tidak disebutkan, itu selalu mendampingi puasa dalam PL, dan maksud dari puasa adalah untuk menyatakan pengalaman doa yang lebih efektif dan menyiapkan diri untuk bersekutu dengan Tuhan (Ex. 34:28; Dt. 9:9; Jdg. 20:26; Ezr. 8:21-23).”46

Saya tidak berdebat kalau Ester dijadikan pahlawan oleh orang Yahudi dan bahkan penulis kitab ini. Kelihatannya dia tetap dilihat seperti itu oleh sebagian besar orang Kristen sekarang. Dan saya mau memastikan bahwa Ester dan Mordekai adalah pahlawan, walau saya menemukan bukti jauh dari itu. Tapi saya tidak mengakui bahwa Ester dan Mordekai orang yang saleh atau didalam Tuhan. Seseorang bisa jadi pahlawan, pejuang sejati, tanpa didalam Tuhan. Saya pikir Ester dan Mordekai, merupakan pahlawan yang tidak didalam Tuhan. Saya menyimpulkan hal ini atas alasan berikut:

(1) Esther hanya mau membahayakan diri saat ditekan oleh Mordekai, dan hanya saat dia mengetahui hidupnya juga dalam bahaya. Dengan kata lain, Ester bertindak dengan segan, dan secara keseluruhan, untuk diri sendiri.

(2) Perkataan Ester, “kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati,” jauh dari penegasan iman; sebaliknya itu merupakan deklarasi fatalisme. Bertahun-tahun sebelum masa Ester, Yakub tidak mau membiarkan anaknya Benyamin untuk pergi keMesir bersama saudaranya. Dia memiliki alasan yang baik untuk takut akan keselamatan anaknya. Tapi saat dipaksa, akhirnya dia berkata, “Allah Yang Mahakuasa kiranya membuat orang itu menaruh belas kasihan kepadamu, supaya ia membiarkan saudaramu yang lain itu beserta Benyamin kembali. Mengenai aku ini, jika terpaksa aku kehilangan anak-anakku, biarlah juga kehilangan!” (Genesis 43:14). Setidaknya Yakub menunjuk Tuhan, sedangkan Ester dan Mordekai tidak. Tapi perkataan Yakub jauh dari mereka yang orang beriman.

Beberapa tahun lalu seorang muda yang ayahnya seorang pelayan liberal mati tragis. Saat upacara penguburan, mereka menyanyikan lagu yang katanya merupakan “pengakuan imannya”. Judul lagunya ““Zip-a-dee-do-da,” jauh dari pengakuan iman. Baik perkataan Yakub dalam Genesis 43 dan perkatan Ester dalam teks ini bukan pernyataan iman. Orang yang mempercayai hal ini juga tidak mau mengakui Dinah Shore sebagai teolog dan lagunya, “Que Sera, Sera,” sebagai hymn iman bersama dengan “How Great Thou Art” sebagai hymn kita. Hal yang Ester katakan hanyalah: “Apa yang terjadi, terjadilah.” Setiap orang yang tidak beriman juga bisa berkata demikian, dan sering mengatakannya saat menghadapi situasi yang mirip.47

(3) Kita harus perhatikan bahwa nama Tuhan, penegasan iman seseorang, atau rujukan yang spesifik tentang doa atau pertobatan tidak ditemukan dalam diri Ester dan Mordekai. Bagi saya, diam atas hal seperti ini menulikan.

(4) Orang Yahudi Alexandrian diabad pertama pasti mengetahui hal itu, dan “mengoperasi” teksnya dengan tambahan untuk Ester dan Mordekai agar terlihat rohani, walau penulis menyatakan sebaliknya. Perhatikan tambahan doa Ester yang tidak ada dalam teks Ibrani yang asli, tapi ditambahkan kemudian dalam tulisan Yunani:

Ratu Ester meminta tolong pada Tuhan akan bahaya yang menanti dia. Dia meletakan baju mewahnya dan berduka. Daripada parfum mahal, dia memakai debu. Dia merendahkan tubuhnya dengan sangat, dan penampakan bahagia dan elegan sekarang kotor dengan kotoran dari rambutnya. Dia berseru pada Tuhan Allah Israel dalam kata-kata ini:

“‘Tuhanku, Rajaku, datanglah menolongku, karena saya sendiri dan tidak ada penolong lain selain engkau dan saya ingin mencabut nyawaku. Aku sudah diajar dari sejak kecil, dalam kandungan keluargaku, bahwa engkau Tuhan, memilih Israel dari semua bangsa dan leluhurku untuk menjadi pewaris selamanya; dan engkau memperlakukan mereka sebagaimana janjimu. Tapi kemudian kami berdosa terhadap engkau, dan engkau menyerahkan kami kepada musuh. Tuhan engkau benar.

Tapi bahkan sekarang mereka tidak puas dengan kepahitan perbudakan kami: mereka membuat keputusan untuk menghilangkan pewarismu, orang yang memujimu, menghancurkan altar dan kemuliaan RumahMu, dan sebaliknya membuka mulut orang kafir, memuji dewa mereka dan memuja raja mereka. Jangan serahkan tongkat kerajaanmu, Tuhan, kepada mahluk yang tidak pernah ada. Jangan biarkan manusia mengejek reruntuhanmu. Balikan rencana mereka, dan buat contoh bagi mereka yang menyerang kita. Ingatlah Tuhan; nyatakan dirimu disaat kami tertekan.

Untuk aku, berikan aku keberanian, Raja dan Tuan segala kuasa. Letakan perkataan yang persuasive dalam mulutku saat aku berhadapan dengan singa; ubah perasaannya menjadi benci kepada musuh kita, dan akhirnya mengakhiri mereka.

Untuk kita, selamatkan kami dari tanganmu, dan datanglah menolongku, karena aku sendiri dan tidak ada yang lain selain engkau, Tuhan. Engkau mengetahui semua hal, dan engkau tahu aku membenci hormat dari yang tidak bertuhan, membenci tempat tidur yang tidak bersunat, orang asing apapun. Engkau tahu aku dibawa paksaan, bahwa aku membenci symbol ketinggian posisiku saat muncul diistana ; aku membencinya sehingga tidak memakainya disaat bersenang-senang.

Buatan tanganmu tidak makan dimeja Haman, atau bersenang-senang dipesta kerajaan, atau mabuk anggur yang sudah dipersembahkan. Juga hambamu tidak menyenangi hari pengankatan sampai sekarang kecuali engkau, Tuhan, Allah Abraham. O Tuhan, kekuatan yang menang atas kejahatan, dengarlah suara yang putus asa, selamatkan kami dari tangan yang jahat, dan bebaskan aku dari ketakutanku.’“48

Slogan popular berkata: “Jika tidak rusak, jangan perbaiki.” Orang Yahudi Aleksandria diabad pertama B.C. percaya Ester dan Mordekai “rusak” dan mereka mencoba memperbaikinya. Kerusakan mereka merupakan maksud yang dicoba untuk ditekankan oleh penulis, dan itulah yang seharusnya kita lihat dari orang Yahudi yang tidak taat, menikmati kenyamanan Persia daripada membayar harga kembali ke Yerusalem, tempat Tuhan. Tapi inilah tempat orang Yahudi yang saleh berada (lihat Psalm 137).

Conclusion

Jika Ester dan Mordekai bukan contoh kesalehan dan iman yang harus kita tiru, apa yang bisa kita pelajari dari kitab ini, terutama dari teks ini? Kita belajar pelajaran negative. Kita diperingatkan melalui apa yang kita baca dalam teks ini.

Kenapa orang Kristen cenderung melihat Ester dan Mordekai sebagai teladan orang kudus, teladan iman dan kesalehan? Pertama, karena mereka salah berasumsi bahwa orang yang ditulis dalam Alkitab semuanya saleh. Dan nabis yang melarikan diri seperti Yunus “dikuduskan” oleh kesalah pahaman dan salah arti teks. Naomi mertua Rut dilihat sebagai wanita yang baik dan mengasihi daripada wanita tua yang pemarah dan pahit. Yakub dilihat sebagai seorang yang beriman daripada seorang penipu. Ester dan Mordekai hanya salah satu contoh membaca Alkitab melalui kaca indah, melihat mereka dengan cara yang membuat kita nyaman.

Kedua, kita gagal mempelajari kitab seperti Ester dan Yunus dalam terang keseluruhan PL, terutama Hukum, dan tulisan sekarang. Dalam hal Ester, kita bisa mempelajari kitab dan peristiwa ini dalam terang kitab Ezra dan Nehemiah dan nubuat Yeremiah dan Daniel. Ketiga, kita sering “guild the lily” karena kita diajarkan untuk mengerti teks dengan cara tertentu, tanpa mempertanyakan apakah itu benar.

Tapi sebelum kita menyimpulkan saya ingin berfokus pada alasan kenapa kita gagal mengerti kitab ini dan pesannya. Alasannya adalah kita terbawa oleh kemunafikan Ester dan Mordekai, karena kita berasumsi bahwa jika bentuk yang benar ada, fungsi yang benar juga ada.

Kita berasumsi bahwa ada pertobatan karena orang Yahudi berkabung disuse dan diseluruh kerajaan Persia. Kita juga berasumsi bahwa karena berpuasa, harus ada doa. Karena Mordekai bicara kemungkinan posisi Ester sebagai ratu bisa menjadi keselamatan bagi orang Yahudi, kita langsung berasumsi Mordekai beriman pada Tuhan dan pemeliharaanNya pada umatNya.

Saat saya mengerti teks kita, saya percaya penulis ingin mengajarkan sebaliknya. Saya percaya dia ingin kita mengerti bahwa kita bisa terus melakukan yang benar tapi tidak pernah mengenal Tuhan. Nabi PL menegur orang Yahudi karena hal itu. Mereka berpuasa, tapi hanya ritual tanpa kenyataan:

1 Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! 2 Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah, tanyanya: 3 Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga? Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.

4 Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. 5 Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN? 6 Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk,

7 supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! 8 Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu. 9 Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah, 10 apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. 11 TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. 12 Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan yang memperbaiki tembok yang tembus, yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni” (Isaiah 58:1-12).

The same can be said for the sacrifices the Jews routinely offered:

21 Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu. 22 Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. 23 Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar. 24 Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir.” (Amos 5:21-24).

6 Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun? 7 Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri? 8 Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu? (Micah 6:6-8).

Melakukan yang tepat tapi tidak pernah mengenal Tuhan bukan hanya masalah orang Yahudi diPL. Itu masalah orang Yahudi dimasa Tuhan, dan terus dimasa gereja PB, seperti yang digambarkan dalam kitab Kisah Para Rasul dan Surat-surat. Orang Farisi terperangkap dalam hal luar, hal yang terlihat, sementara Tuhan melihat hal yang tidak terlihat (Luke 16:15). Dalam Kotbah Di Bukit, Yesus membahas hal ini lebih jauh, menegaskan bahwa seseorang harus lebih dari itu untuk masuk kesorga (lihat Matthew 5:20). Orang Yahudi berpikir ukuran manusia ditentukan atas dasar keturunan (lihat Matthew 3:9), atau oleh sunat (lihat Acts 15:1). Sebagian percaya bahwa kegiatan pengusiran setan, bernubuat, dan melakukan mujizat merupakan bukti kesalehan seseorang. Tapi Yesus mengatakan, mereka yang melakukan itu tidak pernah dikenal oleh Tuhan (Matthew 7:13-23).

Dalam gereja PB di Korintus, sebagian percaya bahwa mereka yang berbicara lidah (bentuk yang benar) hampir pasti yang paling rohani (fungsi). Tapi kerohanian tidak diukur dalam istilah karunia Rohani, tapi buah Roh (lihat Galatians 5:22-23). Paulus memperingatkan bahwa dihari akhir ada orang yang tetap memiliki “bentuk yang saleh” tapi tidak punya kuasa iman sejati.

Fokus saya adalah : Iman jangan terlalu dinilai melalui bentuk tapi fungsi. Orang Yahudi sangat setia menjalankan “bentuk” keagamaan mereka, tapi inti iman yang sejati tidak disana. Tanpa fungsi yang benar, bentuk tidak ada arti dan mati. Saat ditemani oleh fungsi yang benar, bentuk berarti. Tapi saat kita berasumsi bahwa memiliki bentuk yang benar meyakinkan kalau kita juga punya fungsi yang benar, kita sudah terlalu jauh; kita menjadi seperti orang Yahudi Persia seperti Ester dan Mordekai.

Hal ini tidak hanya menjangkiti orang Yahudi masa lalu dan gereja PB, tapi kita menghadapi masalah yang sama dalam kekristenan masa kini. Ada orang yang menghubungkan kerohanian dengan pengalaman tertentu. Sebagian pengalaman ini muncul dalam Alkitab (seperti bahasa lidah), dan yang lain tidak ada dalam Alkitab (seperti “membunuh dalam Roh”). Saya memiliki perbedaan dengan orang Kristen lain tentang apakah pengalaman itu benar, tapi itu bukan focus saya sekarang. Saat ada orang yang berkata bahwa memiliki pengalaman seperti itu membuat seseorang jadi rohani, saya sangat tidak setuju. Saya tidak hanya mengatakan hal itu salah, tapi itu merupakan kelanjutan dari kesalahan yang menjangkiti agama yang benar selama berabad-abad. Kita tidak bisa menyamakan bentuk tertentu dengan fungsi tertentu. Kita tidak bisa menyamakan, sebagai contoh, bicara lidah dengan kerohanian, bahkan dengan “Dipenuhi Roh.”

Kesalahan ini nyata dalam wilayah ibadah Kristen. Sebagian orang beribadah dengan menaikan tangan (kadang tanpa tahu alasannya). Saya tidak menentang hal ini. Sebagian lagi beribadah tanpa menaikan tangan (mungkin dengan alasan yang sama—kebiasaan atau budaya). Saya tidak punya masalah dengan hal ini. Tapi jika kita berani berkata bahwa tidak ada ibadah yang benar tanpa menaikan tangan, atau kita tidak bisa beribadah dengan menaikan tangan kita telah menyamakan bentuk dan fungsi, dan kita salah—apakah kita menaikan tangan atau tidak.

Sebagian orang mengatakan pada kita bahwa ibadah kita kurang emosi. Mungkin kita terlalu intelektual, atau terlalu banyak emosi, merupakan masalah budaya daripada mandate dan definisi Alkitab. Kita beribada kepada Tuhan “dalam Roh dan kebenaran” (John 4:23); itu meninggalkan banyak ruang untuk variasi bukan? Jika kita beribadah “dalam Roh dan kebenaran” dengan mengangkat tangan, baik, tapi jangan memandang rendah mereka yang beribadah “dalam Roh dan kebenaran” tanpa mengangkat tangan atau bersuara. Dan kita jangan memaksa orang beribada dengan cara kita, sepertinya cara kita lebih baik.

Banyak orang melihat ibadah Daud dihadapan mezbah saat dia berdansa dihadapan Tuhan. Mereka melihat ini suatu pola yang harus diikuti. Saya pikir kita bisa melihat itu bagi Daud sendiri tidak normal, jangankan orang Israel lain. Masalah anak perempuan Saul Michal bukannya gagal beribadah seperti yang Daud lakukan, tapi dia memandang rendah Daud karena cara dia beribadah, dan ini keluar dari kesombongan. Dia terlalu sombong untuk merendahkan diri dalam ibadah, seperti yang Daud lakukan (lihat 1 Chronicles 15:29).

Tapi melihat Daud, sebagian orang berpikir tindakannya merupakan suatu bentuk pembiaran dalam ibadah. Ibadah, bagi mereka, “membiarkan diri anda.” Bukan begitu. Paulus sangat jelas mengenai hal ini dalam 1 Corinthians. Orang Korintus “membiarkan diri mereka” dan mereka ditegur karena itu. Hal itu tidak terjadi dalam ibadah. Hanya karena seseorang ingin melakukan sesuatu tidak berarti dia harus melakukannya. Hanya dua atau tiga yang bernubuat atau bicara lidah, dan melakukannya hanya jika mereka tahu ada penerjemah hadir. Paulus mengajarkan peneguhan iman merupakan prinsip dalam partisipasi, bukan ekspresi diri. Paulus mengajarkan bahwa setiap hal harus dilakukan “secara sopan dan teratur” (1 Corinthians 14:40). Jika contoh Daud meninggalkan tempat untuk kreatifitas dan spontanitas, pengajaran Paulus membutuhkan disiplin dan keteraturan. Marilah kita jangan masuk kesalah satu ekstrem dan membuang prinsip lain dalam ibadah. Dan ada orang yang meninggalkan ibadah yang dingin untuk sesuatu yang spontan tapi ada juga yang bosan dengan ibadah yang tidak teratur dan menjalankan ibadah yang lebih serius.

Gereja kami punya keyakinan jelas tentang cara gereja dibentuk dan ibadah serta pelayanannya. Dengan kata lain, kami memiliki keyakinan kuat tentang “bentuk” yang sesuai Alkitab. Dengan mengatakan ini, saya juga harus mengatakan kami bisa saja memiliki bentuk yang tepat tapi kurang fungsi yang benar. Bentuk yang tepat tidak menjamin kerohanian, kesalehan atau ibadah. Demikian juga, ada gereja untuk alasan tertentu tidak memiliki bentuk yang sama dengan kami, tapi menunjukan fungsi yang benar. Secara praktek, sulit mendapatkan keduanya. Seringkali, kita bisa mempertahankan bentuk tanpa tahu sudah kehilangan fungsi. Mari kita melihat Ester sebagai peringatan bagi kita untuk tidak menyamakan bentuk dan fungsi, jangan pikir kita melakukan kegiatan yang benar, kita sudah hidup dalam hubungan yang benar dengan Tuhan.

Sangat menyedihkan saat orang Kristen menjadi terganggu dengan bentuk dan melupakan fungsi. Tapi lebih sedih lagi saat seseorang dalam hidup berpikir dia seorang Kristen karena telah melakukan bentuk tertentu. Sebagian mungkin berpikir demikian karena mereka berjalan dibangku gereja, mengangkat tangan, dibaptis, atau bergabung dengan suatu gereja, atau meletakan uang persembahan, dan mereka merasa diselamatkan. Menjadi orang Kristen bukan masalah bentuk tapi fungsi. Seorang Kristen adalah orang yang keluar dari gelap kepada terang, dari kematian kepada hidup, dari dihukum Tuhan menjadi dibenarkan oleh Tuhan. Menjadi seorang Kristen merupakan masalah kepercayaan pada Kristus. Dia mati disalib dikalvari untuk dosa kita. Dia menderita hukuman Tuhan menggantikan kita. Dan Dia menawarkan kebenaran pada kita, sehingga kita bisa ada dalam kekekalan bersama Tuhan. Apakah anda sudah memiliki hidup seperti ini? Jangan percaya bentuk. Percaya Kristus. Ritual tidak akan bisa membawa anda kesorga. Hanya Kristus yang bisa melakukan itu. Percaya hanya pada Kristus sekarang.


42 Apakah perkataannya tentang peristiwa baru-baru itu “semua yang telah terjadi padanya” menunjukan itu karena tindakannya semua hal itu terjadi, atau apakah itu menunjukan Mordekai terlalu berlebihan menilai diri dan bahaya yang dia hadapi?

43 Mervin Breneman, “Ezra, Nehemiah, Esther,” The New American Commentary (Broadman & Holman Publishers, 1993), p. 336, fn. 4.

44 Mervin Breneman, “Ezra, Nehemiah, and Esther,” The New American Commentary (Broadman & Holman Publishers, 1993), p. 338.

45 Joyce G. Baldwin, Esther: An Introduction and Commentary (Downers Grove: Inter-Varsity Press, 1984), p. 80.

46 Baldwin, p. 80.

47 In contrast, see the faith of godly men in Daniel 3:16-18; Romans 9:1-3; Philippians 1:21.

48 Cited by Baldwin, pp. 122-123. In this appendix, Baldwin provides us with the entire text of additions to the Greek manuscripts of Esther.

4. Kegelisahan Di Susa (Esther 5:1-7:10)

Pendahuluan

Istri saya dibesarkan di Seattle, Washington, dan kami berdua masuk college disana. Dalam tahun-tahun permulaan Kota Seattle terjadi perubahan radikal sebagai hasil suatu rencana sederhana. Kami melihat ini sebagai rencana yang penting, walau kami tidak mengira akan mengubah keseluruhan kota. Rencana yang mengubah arah sejarah Seattle adalah toilet siram. Mungkin anda pernah mengunjungi Seattle dan berjalan-jalan dikota dimana keluarga dan saya tinggal beberapa tahun disana.

Bagaimana suatu toilet mengubah seluruh kota? Kota dengan beberapa bukit, Seattle terletak di Puget Sound. Permulaannya, Seattle merupakan kota memuat kayu dan dibangun dari laut pedalaman. Toilet siram lebih popular dari bangunan kecil dekat rumah, dan orang-orang mulai memperlengkapi rumah dan bisnis mereka dengan toilet. Tapi saat arus datang, toilet siram menjadi masalah di Seattle. Sayangnya, orang Seattle waktu lalu membuang kotoran di laut. Saat arus turun, tidak ada masalah, tapi saat arus masuk datang, toilet tertutup. Lebih buruk, mereka keluar.

Jelas, situasinya tidak bisa ditoleransi. Toilet dilantai atas atau rumah yang diatas tingkatan laut tidak terlalu bermasalah. Tapi toilet lain sangat bermasalah. Seseorang harus memanjat ketoilet saat ada dilantai bawah. Singkatnya, platforms dibangun untuk mengikuti naiknya laut. Akhirnya, diputuskan untuk menaikan dataran secara permanent. Karena banyak bangunan sudah ada, mereka hanya membangunnya lebih tinggi dan memenuhinya dengan tanah disekitar gedung, menaikan tingkatan dataran sekitar 10-a5 kaki. Kadang, lantai terbawah ditinggalkan. Selama tahun-tahun larangan, merka menggunakannya untuk ngobrol. Sekarang, kota telah merenovasi lantai bawah dan menciptakan kota bawah tanah untuk belanja, restaurant, dan tempat usaha lainnya.

Dilema Seattle menunjukan bagaimana sesuatu yang kelihatannya tidak penting bisa berdampak besar bagi keseluruhan kota. Tapi cerita dalam teks ini, memiliki kemiripan. Suatu malam yang menggelisahkan agar raja mengubah jalan sejarah dan menghasilkan keselamatan bagi orang Yahudi diseluruh kerajaan Persia. Kenyataannya, itu semua dalam pengaturan ilahi. Peristiwa yang membatalkan hukum yang dikeluarkan oleh Haman yang licik dengan menipu raja dan menyelamatkan nyawa orang Yahudi diseluruh kerajaan.

Cerita Ester menghadap raja dan seterusnya merupakan salah satu literature penting. Ceritanya dengan ahli digambarkan, membuat pembacanya menahan untuk melihat kejadian yang tak terduga. Tiba-tiba, jalan seluruh peristiwa dibalikan oleh raja, jadi Haman yang licik digantung ditiang gantungan yang dipersiapkan untuk Mordekai, dan orang yang ingin dibunuhnya diangkat menggantikan tempatnya. Ini bukan hanya cerita yang luar biasa dan diceritakan dengan luar biasa tapi juga merupakan pelajaran penting bagi kita.

Review Peristiwa

Vashti telah disingkirkan sebagai ratu, dan Ester telah dipilih raja untuk menggantikan tempatnya. Sesuai perintah Mordekai, Ester merahasiakan identitasnya sebagai orang Yahudi dan hubungannya dengan Mordekai. Kelompok perawan kedua dicoba oleh raja, dan Ester tidak dipanggil oleh raja selama 30 hari. Saat digerbang raja, Mordekai mengetahui rencana pembunuhan terhadap raja, dan melaporkannya kepada Ester. Dia kemudian memberitahukan kepada raja yang kemudian menyelidikinya dan menggantung kedua penghianat itu. Kesetiaan Mordekai dicatat, tapi untuk alasan tertentu tidak langsung diberi penghargaan.

Haman, orang yang sebelumnya tidak diketahui oleh kita, tiba-tiba dan tidak ada alasannya muncul dalam kekuasaan Kerajaan Persia, kedua dari raja. Raja meletakan seluruh kepercayaannya kepada Haman dan memberikannya seperti “cek kosong” untuk melakukan apapun yang dikehendakinya. Mordekai menolak untuk menghormati Haman seperti perintah raja. Saat ditegur oleh pelayan raja, dia menjelaskan hanya dengan identitasnya sebagai orang Yahudi. Pelayan ini melaporkan kepada Haman, yang kemudian membenci Mordekai dan seluruh bangsa Yahudi. Haman menunggu saat yang tepat untuk memusnahkan mereka semua. Dia mampu menipu raja dan mendapatkan kekuasaan untuk meluluskan hukum yang kemudian diberikan kepada bangsa Yahudi untuk dibinasakan dan merampas harta milik mereka.

Saat Mordekai sadar akan hal ini, dia dan orang Yahudi yang lain mulai berkabung didepan umum. Ester mencoba untuk menghentikannya. Saat Ester mengirim pelayan yang paling dipercayanya untuk bicara dengan Mordekai, dia diberitahu tentang semua yang telah terjadi dan diperintahkan oleh Mordekai untuk memohon pada raja. Ester menolak, menunjukan bahwa hal itu tidak mungkin dan sangat berbahaya. Hanya setelah Mordekai menekannya, Ester baru mau menghadap raja. Setelah 3 hari berpuasa, dia menghadap raja, mempertaruhkan nyawanya.

Mission Impossible

Sebelum memikirkan intrik disekitar kedua pesta Ester, mari kita melihat betapa sulitnya tugas ini. Anda mungkin ingat acara TV, “Mission Impossible,” dmana disetiap episode dimulai dengan situasi yang tidak mungkin dan tim dipanggil untuk menyelesaikannya. Halangannya sangat besar dan waktunya sedikit. Tugas Ester dalam teks ini merupakan impossible mission saat anda melihat halangan ini:

(1) Unutk bicara kepada raja, Ester harus melanggar hukum dan hukumannya adalah kematian. Agar Ester bisa menghadap raja, dia harus melanggar hukum dan membayar hal itu dengan nyawanya.

(2) Untuk menghadap raja, Ester harus mengakui dia telah menipu raja.. Haman membahayakan bangsa Yahudi dengan menipu raja. Sekarang Ester mencoba membujuk raja untuk mengampuni nyawanya dan bangsanya. Tapi untuk melakukan itu, dia harus mengakui dirinya seperti Haman, telah menipu raja. Dia mencapai kedudukannya sebagai ratu dengan merahasiakan keyahudiannya. Maka dari itu, menghadapnya Ester bisa membuat raja marah karena penipuan itu.

(3) Esther mencoba meyakinkan raja untuk membalikan hukum. Keputusan mengijinkan musuh orang Yahudi membunuh mereka dan merampas harta mereka sebagai hukum Persia dan Media, suatu hukum yang tidak bisa ditarik kembali (lihat 1:19; 3:10-11; 8:8). Itu tidak bisa dilakukan oleh raja.

(4) Esther menentang Haman, orang yang paling berkuasa dibumi saat itu. Raja memberikan kekuasaan yang besar kepada Haman, yang memampukan dia menetapkan hukum tanpa raja membacanya. Menghadap raja untuk melawan Haman, seorang kaya yang menjadi telinga raja, belum lagi adanya cincin raja.

(5) Esther merencanakan sesuatu yang akan menghantam kesombongannya. Haman telah menipu raja. Dia mendapatkan kepercayaan raja. Dia telah menggunakan itu untuk kepentingannya. Raja harus mengakui bahwa mengangkat Haman merupakan suatu kebodohan. Itu jelas berat bagi image dan ego raja.

Ester Menghadap Raja
(5:1-4)

1 Pada hari yang ketiga Ester mengenakan pakaian ratu, lalu berdirilah ia di pelataran dalam istana raja, tepat di depan istana raja. Raja bersemayam di atas takhta kerajaan di dalam istana, berhadapan dengan pintu istana itu. 2 Ketika raja melihat Ester, sang ratu, berdiri di pelataran, berkenanlah raja kepadanya, sehingga raja mengulurkan tongkat emas yang di tangannya ke arah Ester, lalu mendekatlah Ester dan menyentuh ujung tongkat itu. 3 Tanya raja kepadanya: Apa maksudmu, hai ratu Ester, dan apa keinginanmu? Sampai setengah kerajaan sekalipun akan diberikan kepadamu. 4 Jawab Ester: Jikalau baik pada pemandangan raja, datanglah kiranya raja dengan Haman pada hari ini ke perjamuan yang diadakan oleh hamba bagi raja.”

Ini pasti suatu momen yang sangat menegangkan bagi Ester. Bisakah anda bayangkan penderitaan yang harus dijalani sebelumnya—memilih baju yang tepat, sepatu, dan gaya rambut yang tepat pada saat itu? Raja pasti terkejut melihatnya dan melihat dia sangat tertekan. Ester menyentuh hati raja, dan dia mengulurkan tongkatnya keEster, menyayangkan hidupnya. Mengetahui dia memiliki sesuatu untuk diminta, dia meyakinkan bahwa apapun yang diminta akan diberikan bahkan setengah kerajaanpun. Tapi Ester tidak menyatakan permintaannya—belum. Sebaliknya, dia mengundang raja dan perdana mentrinya, Haman, kepesta yang disiapkan bagi mereka. Ini pasti membutuhkan proses lain, memilih menu, anggur, dan lainnya. Jelas, Ester memilih hal yang disukai raja. Permintaan Ester tidak hanya itu. Mengundang raja kepesta sangat membahayakan hidupnya. Raja mengetahui dan mengerti bahwa dia belum siap menyatakan permintaannya. Jika raja hanya memiliki sedikit penasaran, penundaan Ester bisa menyebabkan raja lebih ingin tahu apa yang diinginkannya.

Kenapa menunda? Raja berjanji meluluskan permintaannya. Kenapa dia tidak langsung mengatakannya? Kenapa perlu drama? Sebenarnya, kita tidak tahu. Ester mungkin mempraktekan godaan wanitanya. Dia segan untuk meminta. Dia mungkin menunggu saat yang tepat. Satu hal yang cukup pasti—apa yang ingin dimintanya sangat sulit untuk dipenuhi raja. Tidak heran Ester tidak mau menghadap raja. Ini butuh suatu yang dramatis dan tidak biasa untuk bisa menyelamatkan bangsa Yahudi dari bahaya. Ini butuh mujizat. Kelihatannya Ester dan Mordekai tidak percaya akan mujizat. Tuhan akan mengadakan mujizat, bukan hasil iman manusia. Tangan Tuhan nyata bagi kita, bahkan itu tidak diharapkan oleh pahlawan kita atau diketahui seperti saat Tuhan menyelamatkan umatNya dari kematian.

Pesta Pertama
(5:5-8)

5 Maka titah raja: Suruhlah Haman datang dengan segera, supaya kami memenuhi permintaan Ester. Lalu raja datang dengan Haman ke perjamuan yang diadakan oleh Ester. 6 Sementara minum anggur bertanyalah raja kepada Ester: Apakah permintaanmu? Niscaya akan dikabulkan. Dan apakah keinginanmu? Sampai setengah kerajaan sekalipun akan dipenuhi. 7 Maka jawab Ester: Permintaan dan keinginan hamba ialah: 8 Jikalau hamba mendapat kasih raja, dan jikalau baik pada pemandangan raja mengabulkan permintaan serta memenuhi keinginan hamba, datang pulalah kiranya raja dengan Haman ke perjamuan yang akan hamba adakan bagi raja dan Haman; maka besok akan hamba lakukan yang dikehendaki raja.”

Permintaan Ester agar raja dan Haman datang kepesta yang disediakannya. Dia pasti memilihkan kesukaan raja dan saat kemunculannya agar raja mau makan. Dia juga mengetahui peran dari pesta, karena sudah ada 4 pseta dalam pasal 1 dan 2. Saat ini biasanya digunakan untuk minum, dan anggur digunakan dalam bagian ini dan ditempat lain dalam Ester.49

Saat mereka minum anggur, sekali lagi raja meminta Ester menyatakan permintaannya. Sekali lagi, raja meyakinkan dia bahwa dia akan meluluskan apapun permintaan itu. Sekali lagi, Ester menolak. Teks tidak memberi petunjuk kenapa dia menundanya. Alasan penundaannya tidak sepenting penundaan itu. Karena selama penundaan ini, jarak antara pesta yang pertama dan kedua, agar Tuhan menyiapkan raja untuk bertindak seperti kehendakNya. Ester hanya meminta raja untuk datang kepesta berikutnya, yang sudah disiapkannya untuk hari berikut. Dari perkataannya kepada raja, jelas saat itu dia akan menyatakan permohonannya. Dengan mendatangi pesta kedua, raja meyakinkan lagi bahwa dia akan memberikan permintaannya. Kelihatannya Ester mencari kepastian dari raja bahwa permintaannya pasti dipenuhi. Penundaannya dan kepastian yang diulang (termasuk datang kepesta kedua) kelihatannya meneguhkan kepastian itu.

Hujan Mordecai saat Parade Haman
(5:9-14)

9 Pada hari itu keluarlah Haman dengan hati riang dan gembira; tetapi ketika Haman melihat Mordekhai ada di pintu gerbang istana raja, tidak bangkit dan tidak bergerak menghormati dia, maka sangat panaslah hati Haman kepada Mordekhai. 10 Tetapi Haman menahan hatinya, lalu pulanglah ia ke rumahnya dan menyuruh datang sahabat-sahabatnya dan Zeresh, isterinya. 11 Maka Haman menceriterakan kepada mereka itu besarnya kekayaannya, banyaknya anaknya laki-laki, dan segala kebesaran yang diberikan raja kepadanya serta kenaikan pangkatnya di atas para pembesar dan pegawai raja. 12 Lagi kata Haman: Tambahan pula tiada seorangpun diminta oleh Ester, sang ratu, untuk datang bersama-sama dengan raja ke perjamuan yang diadakannya, kecuali aku; dan untuk besokpun aku diundangnya bersama-sama dengan raja. 13 Akan tetapi semuanya itu tidak berguna bagiku, selama aku masih melihat si Mordekhai, si Yahudi itu, duduk di pintu gerbang istana raja. 14 Lalu kata Zeresh, isterinya, dan semua sahabatnya kepadanya: Suruhlah orang membuat tiang yang tingginya lima puluh hasta, dan persembahkanlah besok pagi kepada raja, supaya Mordekhai disulakan orang pada tiang itu; kemudian dapatlah engkau dengan bersukacita pergi bersama-sama dengan raja ke perjamuan itu. Hal itu dipandang baik oleh Haman, lalu ia menyuruh membuat tiang itu.

Saya tidak tahu maksud Ester mengundang Haman untuk bergabung dalam kedua pesta itu. Hal yang jelas adalah efek dari pesta itu bagi Haman. Dia bukan orang yang disukai. Dia sombong, licik dan penipu. Berada dalam pesta pertama Ester merupakan suatu yang luar biasa bagi Haman. Suatu keistimewaan bagi dia! Dia tidak hanya memenangkan hati dan kepercayaan raja; dia juga bisa (atau menurut dia) memenangkan hati ratu. Dia sedang naik.

Kepalanya berenang dari anggur dan kesombongan, Haman meninggalkan pesta kerumah. Tapi saat meninggalkan istana, dia keluar dari gerbang raja, dan disana selalu ada Mordekai. Raja dan ratu baru saja menghormati dia dengan mengundangnya kepesta. Sekarang, Haman melewati gerbang, Mordekai duduk disana. Dia tidak berdiri; dia bahkan tidak memandang orang yang sekarang ada diatas.

Mordekai salah. Dan Haman murka. Dia terlalu besar untuk membiarkan Yahudi ini membuat dirinya marah, dan dia menahan kemarahannya pulang kerumah. Dia membiarkan Mordekai untuk saat itu, tapi saatnya akan tiba. Itu mungkin beberapa bulan lagi, tapi saatnya akan tiba.

Saat pulang, Haman tidak sabar menceritakan kemuliaannya. Rumahnya adalah istananya, dan disana istri dan teman-temannya mau mengusap-usap egonya. Orang ini menikmati saat itu, duduk bersama teman dan keluarga membanggakan keagungannya. Dia menceritakan “kekayaan kemuliaannya” (5:11). Seseorang mungkin bertanya, berapa sering hal ini diceritakan. Tapi hal ini terlalu besar bagi Haman, dan dia harus menceritakannya lagi, tak diragukan dengan mendetil. Dia membanggakan kemuliaan yang didapatnya dari 10 anaknya. Dan menceritakan lagi semua kehormatan yang diberikan raja, pesta ini merupakan salah satu peristiwa besar. Dia menceritakan kalau raja mengangkat dia diatas semua orang. Dan akhirnya dia membanggakan diri terhadap pesta yang baru diikutinya dan pesta berikut dihari berikutnya. Betapa ini suatu kemuliaan baginya. Dia siap meledak dalam kesombongan.

Tapi mukanya langsung muram. Hari itu tidak seluruhnya berhasil. Seekor lalat dalam kebahagiaan Haman—Mordekai. Disamping kemuliaan itu, Mordekai menebar bayang dengan menolak mengakui kekuasaan dan otoritasnya. Kepuasan kesuksesan diganggu oleh pemberontakan seseorang, Mordekai orang Yahudi.

Solusinya sangat mudah bagi keluarga dan temannya—gantung Mordekai. Jangan tunggu saat itu dimana orang Yahudi dibunuh. Biarlah Mordekai menjadi “buah pertama” Biarkan Haman bicara kepada raja mengenai pemberontak ini dan langsung mematikannya. Jangan biarkan Mordekai merusak pesta berikutnya. Biarlah Haman membangun tiang gantung sebelum pesta. Kemudian dia bisa menikmati kemuliaan bersama raja dan ratu.

Ini merupakan ide bagus bagi Haman. Suatu solusi yang baik. Dia menjalankan saran itu dan membangun tiang gantung agar bisa siap besok pagi.

Kegelisahan dalam Susa
(6:1-14)

1 Pada malam itu juga raja tidak dapat tidur. Maka bertitahlah baginda membawa kitab pencatatan sejarah, lalu dibacakan di hadapan raja. 2 Dan di situ didapati suatu catatan tentang Mordekhai, yang pernah memberitahukan bahwa Bigtan dan Teresh, dua orang sida-sida raja yang termasuk golongan penjaga pintu, telah berikhtiar membunuh raja Ahasyweros. 3 Maka bertanyalah raja: Kehormatan dan kebesaran apakah yang dianugerahkan kepada Mordekhai oleh sebab perkara itu? Jawab para biduanda raja yang bertugas pada baginda: Kepadanya tidak dianugerahkan suatu apapun. 4 Maka bertanyalah raja: Siapakah itu yang ada di pelataran? Pada waktu itu Haman baru datang di pelataran luar istana raja untuk memberitahukan kepada baginda, bahwa ia hendak menyulakan Mordekhai pada tiang yang sudah didirikannya untuk dia. 5 Lalu jawab para biduanda raja kepada baginda: Itulah Haman, ia berdiri di pelataran. Maka titah raja: Suruhlah dia masuk. 6 Setelah Haman masuk, bertanyalah raja kepadanya: Apakah yang harus dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya? Kata Haman dalam hatinya: Kepada siapa lagi raja berkenan menganugerahkan kehormatan lebih dari kepadaku? 7 Oleh karena itu jawab Haman kepada raja: Mengenai orang yang raja berkenan menghormatinya, 8 hendaklah diambil pakaian kerajaan yang biasa dipakai oleh raja sendiri, dan lagi kuda yang biasa dikendarai oleh raja sendiri dan yang diberi mahkota kerajaan di kepalanya, 9 dan hendaklah diserahkan pakaian dan kuda itu ke tangan seorang dari antara para pembesar raja, orang-orang bangsawan, lalu hendaklah pakaian itu dikenakan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya, kemudian hendaklah ia diarak dengan mengendarai kuda itu melalui lapangan kota sedang orang berseru-seru di depannya: Beginilah dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya!

10 Maka titah raja kepada Haman: Segera ambillah pakaian dan kuda itu, seperti yang kaukatakan itu, dan lakukanlah demikian kepada Mordekhai, orang Yahudi, yang duduk di pintu gerbang istana. Sepatah katapun janganlah kaulalaikan dari pada segala yang kaukatakan itu. 11 Lalu Haman mengambil pakaian dan kuda itu, dan dikenakannya pakaian itu kepada Mordekhai, kemudian diaraknya Mordekhai melalui lapangan kota itu, sedang ia menyerukan di depannya: Beginilah dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya. 12 Kemudian kembalilah Mordekhai ke pintu gerbang istana raja, tetapi Haman bergesa-gesa pulang ke rumahnya dengan sedih hatinya dan berselubung kepalanya. 13 Dan Haman menceritakan kepada Zeresh, isterinya, dan kepada semua sahabatnya apa yang dialaminya. Maka kata para orang arif bijaksana dan Zeresh, isterinya, kepadanya: Jikalau Mordekhai, yang di depannya engkau sudah mulai jatuh, adalah keturunan Yahudi, maka engkau tidak akan sanggup melawan dia, malahan engkau akan jatuh benar-benar di depannya. 14 Selagi mereka itu bercakap-cakap dengan dia, datanglah sida-sida raja, lalu mengantarkan Haman dengan segera ke perjamuan yang diadakan oleh Ester.

Raja mendapat kegelisahan dalam tidurnya. Kita tidak tahu kenapa. Semua penyakit kecil yang kita lihat diiklan tv biasanya menyediakan solusi. Jika saya berimajinasi, menurut saya sepanjang malam raja terbangun oleh suara pembangunan—gergaji, palu, dan lainnya. Apakah tidak menarik (dan menghibur) jika raja terbangun karena suara tiang gantung yang dibuat Haman? Tentu, ini hanya spekulasi. Teks hanya memberitahukan pada kita kalau raja tidak bisa tertidur. Kita tidak tahu sumber insomnianya.

Raja dikenal sebagai seorang yang menghargai kesetiaan terhadap tahtanya. Dan kelihatannya Mordekai terlewati. Kesetiaannya dicatat dalam tulisan raja, saat raja mencarinya (2:23). Tapi untuk suatu alasan, tidak ada tindakan yang dibuat untuk memberi penghargaan bagi Mordekai. Dan sekarang raja tahu kenapa dia tidak bisa tidur. Dia berbaring dan tidur; meninju bantalnya. Akhirnya, dia memanggil pelayan untuk membaca tulisan raja. Itu bisa membuat semua orang tidur.

Dan apalagi yang dibacakan selain peristiwa dua orang pengkhianat berencana membunuh raja! Mordekai orang Yahudi ditulis sebagai pahlawan karena melaporkan hal ini. Raja berhutang nyawa pada Mordekai. Satu hal yang belum tertulis adalah penghargaan bagi Mordekai. Bagaimana ini bisa terabaikan? Saat raja bertanya penghargaan apa yang telah diberikan pada Mordekai, dia diberitahu kalau hal itu belum dilakukan. Hal ini selesai; raja melihat ini harus dibetulkan. Mordekai akan diberi penghargaan.

Disaat itu, raja mendengar seseorang baru datang. Raja memanggil pelayan untuk melihat siapa disana. Itu Haman. Haman dipanggil menghadap raja. Dia ingin sekali mengatakan kalimat yang mungkin sudah diulang-ulangi dirumah, kalimat untuk meyakinkan raja bahwa Mordekai seorang pemberontak dan mengancam kerajaannya. Tapi Haman belum bisa bicara sebelum raja bertanya. Raja bertanya pada Haman bagaimana seorang pelayan setia raja seharusnya dihormati.

Dibutakan oleh kesombongan, dia pikir hanya dia yang bisa dihormati raja. Lagi pula, dia baru pergi kepesta pertama, dan akan ikut lagi bersama raja dan ratu. Dia yakin bahwa dia yang akan diberi penghargaan, Haman mengusulkan suatu penghargaan yang akan menaikan egonya lebih jauh. Mimpi menjadi kenyataan. Dan sekarang dia ditanya bagaimana dia harus diberi penghargaan. Maka Haman menggambarkan detil penghargaan yang cocok bagi pelayan raja yang setia.

Kelihatannya Haman melihat penghargaan raja seperti setan melihat kemuliaan Tuhan. Haman melihat penghormatan seperti raja dihormati. Dia ingin memakai pakaian raja dan mengendarai kuda raja. Dia ingin memakai mahkota raja. Dia ingin berparade keliling kota agar mereka tunduk seperti halnya raja. Apakah ini bukan bukti Haman ingin jadi raja?

Ini akan menjadi hari yang mengejutkan bagi Haman. Seseorang pasti melihat wajah Haman bersinar saat raja mulai memerintahkan untuk menjalankan saran Haman. Dia mulai merasakan keagungan saat itu. Betapa suatu kejutan saat Haman menyadari bukan dia tapi Mordekai yang akan diberikan penghargaan itu, musuh yang paling dibencinya. Dan yang paling buruk, dia (“salah satu pangeran raja yang paling mulia,” ayat 9) harus menjalankan hal ini bagi Mordekai. Dia mendandani Mordekai seperti raja. Dia harus membawanya keliling kota. Dia harus menyerukan bahwa orang ini dihormati raja, orang yang ingin digantung pagi itu juga.

Tapi saat tahu Mordekai menerima hal ini, hal yang tidak ingin diberi kepada Haman. Hal ini tidak membuat kita menghargai Haman, tapi juga kita tidak bisa menilai Mordekai terlalu tinggi. Mordekai seorang munafik. Dia mau menerima apa yang tidak ingin dia beri—menghormati seseorang yang raja perintahkan untuk dihormati.

Saat dia pulang lebih cepat, kelihatan jelas hari Haman tidak berjalan baik. Hari sebelumnya dia pulang dengan kesombongan. Sekarang dia diam dan berduka seperti Mordekai sebelumnya. Dan jika dia ingin dihibur oleh keluarga dan temanya, ini juga tidak akan terjadi. Mereka tidak punya kata-kata penghiburan baginya, sebaliknya mereka melihat peristiwa ini sebagai nubuat peristiwa yang akan datang. Haman sudah jatuh dihadapan Mordekai orang Yahudi. Dan ini baru permulaan. Dia bukannya mengalahkan Mordekai, tapi Haman akan tunduk dihadapan Mordekai.

Saya akan mengemasi barang dan tinggal diluar untuk waktu yang lama. Tapi Haman tidak punya waktu. Kelihatannya perkataan kutuk telah diucapkan teman dan keluarganya saat pintu diketuk. Pelayan raja sudah datang untuk mengantar Haman kepesta. Dia terperangkap. Kehancurannya sudah jelas. Bahkan teman dan keluarganya bisa melihat itu. Orang pasti tidak berpikir kalau Haman pusat dari pesta kedua.

Esther Menyatakan Permohonannya dan Haman Kena Getahnya
(7:1-10)

1 Datanglah raja dengan Haman untuk dijamu oleh Ester, sang ratu. 2 Pada hari yang kedua itu, sementara minum anggur, bertanyalah pula raja kepada Ester: Apakah permintaanmu, hai ratu Ester? Niscaya akan dikabulkan. Dan apakah keinginanmu? Sampai setengah kerajaan sekalipun akan dipenuhi. 3 Maka jawab Ester, sang ratu: Ya raja, jikalau hamba mendapat kasih raja dan jikalau baik pada pemandangan raja, karuniakanlah kiranya kepada hamba nyawa hamba atas permintaan hamba, dan bangsa hamba atas keinginan hamba. 4 Karena kami, hamba serta bangsa hamba, telah terjual untuk dipunahkan, dibunuh dan dibinasakan. Jikalau seandainya kami hanya dijual sebagai budak laki-laki dan perempuan, niscaya hamba akan berdiam diri, tetapi malapetaka ini tiada taranya di antara bencana yang menimpa raja. 5 Maka bertanyalah raja Ahasyweros kepada Ester, sang ratu: Siapakah orang itu dan di manakah dia yang hatinya mengandung niat akan berbuat demikian? 6 Lalu jawab Ester: Penganiaya dan musuh itu, ialah Haman, orang jahat ini! Maka Hamanpun sangatlah ketakutan di hadapan raja dan ratu. 7 Lalu bangkitlah raja dengan panas hatinya dari pada minum anggur dan keluar ke taman istana; akan tetapi Haman masih tinggal untuk memohon nyawanya kepada Ester, sang ratu, karena ia melihat, bahwa telah putus niat raja untuk mendatangkan celaka kepadanya. 8 Ketika raja kembali dari taman istana ke dalam ruangan minum anggur, maka Haman berlutut pada katil tempat Ester berbaring. Maka titah raja: Masih jugakah ia hendak menggagahi sang ratu di dalam istanaku sendiri? Tatkala titah raja itu keluar dari mulutnya, maka diselubungi oranglah muka Haman. 9 Sembah Harbona, salah seorang sida-sida yang di hadapan raja: Lagipula tiang yang dibuat Haman untuk Mordekhai, orang yang menyelamatkan raja dengan pemberitahuannya itu, telah berdiri di dekat rumah Haman, lima puluh hasta tingginya. Lalu titah raja: Sulakan dia pada tiang itu. 10 Kemudian Haman disulakan pada tiang yang didirikannya untuk Mordekhai. Maka surutlah panas hati raja.

Raja dan Haman datang kepesta Ester dan mulai minum (verse 1). Saat minum-minum (verse 2), hal permohonan Ester sekali lagi dikemukakan raja. Dia sangat ingin mendengar permintaan Ester, yang mungkin keluar dari keingintahuan dan sebagian dia melihat sesuatu yang serius mengganggu Ester. Perhatian ratu seharusnya jadi perhatian raja. Sekali lagi raja meyakinkan Ester dia akan mengabulkan permohonannya, bahkan sebelum dia memintanya.50

Kesombongan Haman membutakannya. Dia melihat Ester sebagai sekutu baru. Dia pikir raja sudah digenggamannya, tapi sekarang dia percaya juga memegang Ester. Jika dia bisa menguasai keduanya dengan kemampuannya, bagaimana dia bisa gagal mencapai apa yang diinginkannya? Dia gagal melihat bahwa Ester merupakan musuh utamanya. Dia tidak tahu kalau Ester seorang Yahudi, yang dihukum mati oleh hukum yang dibuatnya. Daripada merasa terancam, dia merasa aman didekat Ester. Kewaspadaannya menurun. Dengan sedikit minuman dan makanan, Haman melepaskan kewaspadaan. Jelas dia bingung dengan masalah ratu dan tidak tahu bahaya yang akan dinyatakan oleh ratu. Dia tidak melihat hal itu sampai saatnya sudah terlambat. Ratu Ester (itulah yang dinyatakan penulis disini) tidak menyatakan Haman sebagai masalah utamanya sampai disaat terakhir. Usahanya untuk menyelamatkan diri sudah terlambat.

Esther kemudian mengatakan pada raja hal yang seharusnya sudah diketahui, tapi karena kepercayaannya pada Haman, raja jadi tidak tahu apa-apa. Raja tidak tahu Haman bicara tentang orang Yahudi dan mereka dihukum mati oleh perintah Haman. Ester mengatakan pada Ahasuerus bahwa dia telah dijual, bersama dengan bangsanya, bukan kedalam perbudakan tapi kedalam kematian. Dia tidak akan mempermasalahkan hal pertama terjadi. Tapi dia dan bangsanya dijual untuk dibinasakan.

Kemarahan raja bangkit, dia siap memperbaiki situasi. Siapa yang bisa melakukan hal seperti ini kepada ratu? Orang seperti ini akan berhadapan dengannya; yang diperlukannya hanya sebuah nama dan dimana orang ini bisa ditemukan. Setelah membuat raja menunggu sebentar, Ester menunjuk nama orang itu—Haman terkejut dan takut. Ester menunjuk Haman sebagai musuh dan orang yang licik (7:6).

Raja terkejut dan marah. Tidak ada yang tahu berapa banyak anggur yang telah diminumnya, tapi itu mungkin memperlambat otaknya. Karena itu, dampak perkataan Ester tidak masuk betul. Maka raja keluar ketaman. Dia harus membersihkan pikirannya dan mencoba menangkap apa yang telah terjadi dana apa yang harus dilakukannya.

Walau belum terjadi apa-apa, Haman tetap bermasalah dengan raja. Tapi tangan pemeliharaan Tuhan belum selesai. Ahasuerus marah dan mungkin sedikit bingung. Haman ketakutan. Dia melihat kemarahan dimata raja, belum lagi mata Ester. Saat raja meninggalkan ruangan, Haman mengambil kesempatan terakhir untuk menyelamatkan dirinya. Dia mencoba membujuk Ester, yang sekarang jadi harapan satu-satunya. Dalam kepanikannya (dan mungkin minum terlalu banyak) Haman jatuh. Dia tidak hanya jatuh kelantai. Lebih dari itu, dia jatuh diatas tempat duduk Ester. Disaat yang sama sementara Haman berusaha keluar dari tempat Ester, raja kembali dan kemarahannya jadi lebih buruk—Sekarang Haman mencoba menyerang istrinya secara seksual, sang ratu.

Setelah hal ini tidak ada harapan bagi Haman. Pelayan raja menutupi wajah Haman dan akan dibawah keluar. Harbonah, salah satu pelayan raja, tahu kalau tiang gantungan telah dibangun untuk membunuh Mordekai. Dia kelihatan mengerti keadaannya dan memberitahu raja bahwa tiang gantung sudah siap digunakan—dirumah Haman—yang awalnya untuk membunuh Mordekai. Bagi Harbonah dan raja hal itu sangat bertepatan dan tiang itu digunakan untuk membunuh Haman. Dan demikianlah Haman digantung ditiang yang dibuatnya sendiri.

Kesimpulan

Kitab Ester diramu dengan kebenaran teologis dan implikasi praktis. Saat kita menyimpulkan, mari kita mempertimbangkan prinsip ini.

(1) Kemahakuasaaan Allah.

28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.(Romans 8:28).

Kitab Ester merupakan salah satu dari banyak contoh kebenaran Alkitab. Tuhan memiliki suatu rencana, rencana yang dibuatNya sebelum dunia ada. Dia terus mengerjakan rencanaNya dalam sejarah. Dia mempekerjakan orang kafir, seperti Haman dan Ahasuerus, yang motivasinya jauh dari saleh dan tindakannya tidak bisa dijadikan contoh. Dalam dosa manusia dan pemberontakan terhadap Dia dan umatNya, untuk menjalankan tujuannya. Tidak ada yang menghalangi atau membengkokan rencanaNya. Tuhan mengatur, bahkan saat manusia melakukan yang terbaik untuk menolak atau mengalahkan janji dan tujuanNya.

1 Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini.(Proverbs 21:1).

10 Sesungguhnya panas hati manusia akan menjadi syukur bagi-Mu, dan sisa panas hati itu akan Kauperikatpinggangkan (Psalm 76:10).

22 Lagipula mereka merayakan hari raya Roti Tidak Beragi dengan sukacita, tujuh hari lamanya, karena TUHAN telah membuat mereka bersukacita; Ia telah memalingkan hati raja negeri Asyur kepada mereka, sehingga raja membantu mereka dalam pekerjaan membangun rumah Allah, yakni Allah Israel. (Ezra 6:22).

27 Terpujilah TUHAN, Allah nenek moyang kita, yang dengan demikian menggerakkan hati raja, sehingga ia menyemarakkan rumah TUHAN yang ada di Yerusalem (Ezra 7:27).

Ahasuerus, raja Persia, merupakan orang yang paling berkuasa didunia saat itu. Dia seorang yang berkuasa. Dan Kitab Ester menyatakan Tuhan adalah yang berkuasa sehingga Ahasuerus harus mengikuti tujuan Tuhan, dan ini termasuk keselamatan umatNya.

(2) Pemeliharaan Tuhan. Pemeliharaan Tuhan sangat berkaitan dengan kemahakuasaanNya. Kemahakuasaan Tuhan menunjuk pada kemandirian Tuhan dari manusia dan kuasa serta kemampuanNya untuk mencapai tujuanNya melalui manusia, yang diselamatkan atau tidak, yang taat atau tidak. Pemeliharaan Tuhan, menurut konsep ini yang saya mengerti, menunjuk pada cara Tuhan berkarya. Pemeliharaan Tuhan merupakan tangan yang tidak terlihat yang bekerja untuk mencapai tujuan dan janjiNya, tapi tidak diketahui sebagai karyaNya.

Apakah anda pernah melihat seseorang yang bekerja dengan keahlian tinggi? Mungkin seorang arti dengan kanvasnya. Itu mungkin pemahan seperti John Maurer digereja kami, yang tidak pernah membuang kayu untuk membuat suatu karya yang indah. Itu mungkin seorang pembela atau guru. Tapi melihat seseorang dengan keahliannya merupakan suatu kesenangan dan suatu kesan.

Tuhan merupakan manifestasi keahlian yang tertinggi. Dia yang berkarya. Tapi karyaNya hanya bisa dilihat melalui mata iman. Orang Kristen, yang mata rohaninya terbuka, melihat Tuhan berkarya dengan agung dan heran. Mata orang tidak percaya melihat hasil yang sama tapi gagal melihat karya Tuhan. Saat Tuhan berkarya untuk memelihara, kehendak dan tujuanNya pasti terlaksana dengan sempurna, tapi mereka yang tidak beriman, tidak bisa melihat perbuatan tanganNya, hanya melihat kekuatan alam atau keahlian manusia. Banyak orang melihat keselamatan orang Yahudi dalam kitab Ester hanya bisa melihat kecerdikan Ester dalam menipu raja.

Baik Ester, maupun Mordekai, juga sebagian besar orang Yahudi di Persia tidak mengetahui tangan Tuhan sedang bekerja ditengah mereka. Perlu kita pertimbangkan adalah perayaan dalam pasal-pasal ini sebelum menyelesaikan kitab ini. Sangat sayang melihat manusia gagal mengenali tangan pemeliharaan Allah dalam mencapai tujuanNya dimana orang tidak beriman tidak mengentahuinya.

Ini juga bisa terjadi pada orang Kristen. Abram meninggalkan Kanaan dan pergi ke Mesir karena kurang beriman. Dia mengatakan istrinya Sarai sebagai saudara perempuannya, setengah benar. Tuhan telah menjanjikan bahwa Mesias akan datang melalui Abram dan Sarai. Sepertinya Sarai akan menjadi istri Firaun, dan jika mengandung anak, itu pasti melalui raja kafir ini. Abram beberapa malam gelisah memikirkan apa yang terjadi dalam kamar Firaun. Tuhan bekerja untuk melindungi kemurnian Sarai dan janji tentang keturunan yang akan dikandung dari Abraham. Tapi saat itu, baik Abraham atau Sarai tidak bisa melihat hal ini karena dosa mereka. Maksud Tuhan tidak pernah gagal. Janji Tuhan pasti dipenuhi. Tapi saat kita gagal untuk percaya dan taat, kehidupan kita kelihatannya diatur oleh keadaan daripada Pencipta. Saat Tuhan berkarya dalam pemeliharaanNya, sering disebabkan oleh ketidakpercayaan atau ketidaktaatan. Dia tetap berkarya, tapi kita gagal mengenalinya. Jadi kita menghabiskan energi dalam kekhawatiran, penderitaan, dan perencanaan, berusaha menyelamatkan diri sendiri daripada menyerahkan diri pada Juruselamat.

Yakub lebih banyak menghabiskan hidupnya melawan Allah daripada tunduk padaNya. Tidak seperti Abraham, yang mau menyerahkan anaknya kepada Tuhan, Yakub berusaha menyelamatkan anaknya Benyamin dirumah daripada mengijinkannya pergi bersama saudaranya ke Mesir. Tuhan bekerja dalam hidup anak Yakub, tapi Yakub tidak melihatnya saat itu. Tuhan berkarya memelihara. Juga, saat kesembilan anaknya kembali dari Mesir dengan laporan bahwa Simeon tertinggal di Mesir, Yakub berkata, “Aku inilah yang menanggung segala-galanya itu ” (Genesis 42:36). Suatu pandangan yang sempit. Tapi itulah cara pandang orang yang tidak berjalan dalam iman, dan saat Tuhan sedang berkarya.

Dalam pasal kedua injil Yohanes, kita membaca bagaimana Yesus mengubah air menjadi anggur dipesta perkawinan di Kana. Hampir setiap orang menikmati “anggur yang lebih baik” yang Yesus buat, anggur terbaik biasanya ada diawalnya. Hanya murid Tuhan dan para pelayan yang menuangkan air yang tahu apa yang terjadi. Betapa lebih baik menjadi pelayan Tuhan kita untuk melihat tanganNya bekerja daripada jauh dariNya tapi menikmati keuntungan anugrahNya tanpa mengetahui Dia yang memberkati kita. Mereka yang ingin melihat tangan Tuhan bekerja salah mengira kalau Tuhan tidak berkarya, saat mereka seharusnya menyatakan mata terhadap hal rohani untuk melihat Tuhan berkarya.

(3) Kitab Ester mengingatkan kita bahwa Tuhan melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan, menggunakan tindakan kita untuk mencapai tujuan supernaturalNya. Saat saya membaca pasal ini dalam kitab Ester, saya lebih terkesan dengan apa yang tidak Ester dan Mordekai lakukan dan apa yang Tuhan lakukan. Mereka tidak punya control atas penglihatan raja mengenai kesetiaan Mordekai sehingga tidak langsung diberi penghargaan disaat itu. Mereka tidak menyebabkan raja gelisah disuatu malam. Mereka tidak menentukan tulisan raja mana yang akan dibaca raja dan memasukan kejadian Mordekai dalam pembacaan itu. Mereka tidak menyebabkan Haman terjatuh diatas tempat Ester disaat raja kembali keruangan. Mereka tidak menyuruh Harbonah untuk mengusulkan agar raja menggunakan tiang gantung Haman sendiri untuk mengeksekusinya.

Apa yang tidak bisa dilakukan manusia dan yang tidak dilakukan menentukan hasil permohonan Ester dihadapan raja. Bukan karena Ester menggunakan teknik yang tepat, tapi Tuhan menggunakan usahanya untuk mencapai rencana dan tujuanNya. Untuk alasan yang tidak dijelaskan, Ester memilih untuk tidak menyatakan permohonannya sampai pesta yang kedua dihari berikut. Tapi diwaktu itu, Tuhan memberikan raja malam yang menggelisahkan dan mengingatkannya dari tulisannya sendiri bahwa Mordekai, seorang Yahudi, merupakan warga Negara yang setia dan dia berhutang nyawa. Dan ini terjadi disaat yang tepat dimana Haman berusama menuduhnya atas ketidak setiaan dan ingin menggantungnya.

Tuhan kita memberikan tugas tertentu untuk dicapai. Dia telah membuat perintah tertentu untuk kita taati. Tapi bukan dari kesempurnaan motivasi atau ketaatan kita yang membuat tujuan Tuhan tercapai, karena pekerjaan kita tidak pernah bebas dari noda dosa. Tuhan melalui usaha kita, turut campur secara supernatural sehingga hasil supernatural muncul. Saat kita bersaksi pada orang yang belum percaya, bukan logika kita, atau penampilan, atau teknik yang menyelamatkan. Itu karya Roh Tuhan, yang meyakinkan dan menyatakan dosa, kebenaran, dan penghakiman. Tuhan melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan untuk melaksanakan tujuanNya. Tapi ini bukan berarti kita pasif. Ini artinya kita melakukan apa yang Dia perintahkan, mengetahui bahwa itu tidak pernah cukup. Inilah alasan kita taat pada perintahNya dan berdoa dalam iman bahwa Dia akan menyelesaikan apa yang direncanakan dan dijanjikanNya. Tuhan menggunakan apa yang kita lakukan, melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan, untuk mencapai tujuanNya.

(4) Kitab Ester mengajarkan kita bahwa waktu Tuhan itu sempurna. Dalam kitab Ester, waktu sangat menentukan, dan selalu sempurna. Dalam peristiwa alami, Ester akan mengatakan pada raja (dan semua orang akan melakukan yang sama) bahwa dia adalah seorang Yahudi, tapi timing dalam cerita kita tidak seperti itu sehingga dia tidak mengatakan sebelum Haman dinyatakan sebagai penjahat. Mordekai seharusnya diberi penghargaan disaat dia memperingatkan raja akan rencana pembunuhan. Untuk alasan yang tidak dijelaskan, hal itu ditulis dalam tulisan raja, tapi tidak ada tindakan untuk Mordekai. Insomnia raja muncul disaat yang tepat sehingga sebelum Haman datang menuduh Mordekai untuk dihukum, kesetiaan Mordekai dinyatakan pada raja dari catatannya sendiri. Dan Haman menjatuhkan diri (atau tidak sengaja) ke Ratu Ester saat sedang bersandar disaat raja kembali, jadi dia melihat itu seperti usaha mengganggu ratu.

Waktu Tuhan dalam kitab Ester, dan dalam hidup kita, selalu sempurna. Berapa sering kita berpikir bahwa Tuhan tidak mendengar doa kita karena dia tidak menjawabnya diwaktu yang kita tentukan. Satu pertanyaan umum ditanyakan dalam Mazmur, “Berapa lama . . .?”51 Kita sering bertanya kenapa Tuhan tidak kembali lebih cepat atau kenapa kita tidak dihargai untuk kerja keras kita dikantor. Jawaban untuk hal ini akan didapat diwaktu yang ditentukan Tuhan, dan waktuNya selalu sempurna.

(5) “Satu hari bisa membuat perbedaan.” Sebagian dari anda mungkin ingat perkataan dalam lagu lama. Walau penulis lagu sekuler ini tidak bermaksud mengajarkan kita teologi, kata-katanya tepat terutama dalam kitab Ester dan dalam kehidupan orang Kristen. Pikirkan ini: satu hari Haman merupakan orang terkaya dan paling berkuasa didunia. Dia duduk dipesta dengan raja dan ratu yang paling berkuasa dibumi saat itu, menyombongkan keagungan yang didapatnya. Hari berikutnya orang ini diambil kekuasaan dan kekayaannya, kepalanya diselubungi, dan dia dibawa ketiang gantung yang direncanakan untuk menggantung musuhnya.

(6) Kitab Ester seharusnya dilihat ssat kita ingin berespon dengan cara yang Alkitabiah terhadap kejahatan aborsi. Kita bisa melihat parallel antara hukum yang diberikan Haman untuk melegalisasi pembantaian orang Yahudi dan hukum dinegara kita yang melegalisasi pembantaian hidup yang masih dalam kandungan. Ester dan Mordekai bukan teladan yang bisa kita tiru. Mereka contoh negative. Mereka mengingatkan kita bahwa Tuhan mempu menyelamatkan hidup melalui campur tangan ilahi dalam kehidupan manusia, mempekerjakan orang jahat dan mengubah pemikiran penguasa kafir. Kitab Ester juga menyatakan bahwa menyelamatkan hidup yang tidak bersalah tidak memerlukan kebohongan. Sering kali usaha anti aborsi menjalankan metode penipuan, membenarkan ketidakjujuran sebagai hal benar untuk mencapai tujuan. Teks ini tidak mengajarkan bahwa penipuan merupakan cara yang benar saat berhadapan dengan kejahatan, walau kita berpikir bisa menghasilkan apa yang menurut kita kebaikan.

(7) Kitab Ester mengingatkan kita tentang kenyataan dan kepastian hukuman setimpal dari ilahi. Retribusi artinya “mendapat apa yang seharusnya.” Istilah sekarang “apa yang ditabur itu yang dituai.” Berabad-abad lalu, raja kafir mengatakan hal ini setelah dikalahkan oleh Israel:

5 Di Bezek mereka menjumpai Adoni-Bezek dan berperang melawan dia, dan mereka memukul kalah orang Kanaan dan orang Feris. 6 Tetapi Adoni-Bezek melarikan diri, lalu mereka mengejarnya, menangkapnya dan memotong ibu jari dari tangannya dan dari kakinya. 7 Kata Adoni-Bezek: Ada tujuh puluh raja dengan terpotong ibu jari tangan dan kakinya memungut sisa-sisa makanan di bawah mejaku; sesuai dengan yang kulakukan itu, demikianlah dibalaskan Allah kepadaku. Kemudian ia dibawa ke Yerusalem dan mati di sana (Judges 1:5-7).

Adoni-bezek menerima perlakuan yang sama seperti yang dia berikan pada orang yang dikalahkan. Karena caranya memperlakukan mereka yang kalah perang, dia tidak bisa berdebat dengan perlakuan yang diterimanya dari orang Israel. Dia menerima hukuman setimpal dari ilahi.

Banyak orang menolak penghukuman ilahi karena menurut mereka itu tidak adil. Hukuman setimpal itu adil. Hukuman setimpal menunjukan orang akan mendapat apa yang mereka tabur, tidak lebih dan tidak kurang. Keadilan dan hukuman setimpal sejalan, mereka hampir sama. Tuhan itu adil, karena itu Dia mengadili manusia menurut perbuatan mereka (John 5:28-29; Romans 2:5-10; Revelation 20:12-13). Ini artinya beberapa akan menderita lebih dari yang lain dikekekalan (Luke 12:42-48). Ini juga berarti orang Kristen akan dihargai secara individu, menurut apa yang telah mereka lakukan. Saat manusia dihukum oleh Tuhan, Tuhan dipuji karena memberikan apa yang patut mereka dapatkan (Revelation 16:4-7). Tuhan menghukum setimpal perbuatan (Jeremiah 51:56), dan Dia memperlakukan manusia agar mendapat apa yang seharusnya didapat (Proverbs 1:24-33; 5:21-23; 14:14). Dalam istilah Alkitab, apa yang ditabur manusia itu yang dituai (Galatians 6:7; lihat juga 2 Corinthians 9:6). Haman menuai apa yang dia tuai, demikian juga dengan kita.

Akhirnya, mereka yang menolak Tuhan akan tunduk padaNya. Haman, dalam merencanakan untuk membinasakan orang Yahudi, tidak hanya menantang Perjanjian Abraham yang dinyatakan pertama kali dalam Genesis 12:1-3, dia juga menantang Tuhan. Saat Haman terpaksa “memuliakan” Mordekai atas perintah raja, dia menggambarkan kepada kita bahwa yang melawan Allah pada akhirnya akan memuliakanNya:

9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 11 dan segala lidah mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Philippians 2:9-11).

Jangan kita menipu diri atas fakta ini. Suatu hari setiap orang yang hidup akan berlutut dihadapan Juruselamat kita dan mengakuiNya sebagai Tuhan. Orang yang tidak percaya akan melakukannya dengan tidak rela, orang kudus akan melakukannya dengan sukacita. Saya berdoa agar anda diantara yang terakhir.

Dari cerita Haman kita diperingatkan bahwa orang jahat hanya makmur sementara, tapi mereka akan disingkirkan dalam penghukuman, dalam sekejab:

10 Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti air yang berlimpah-limpah. 11 Dan mereka berkata: Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi? 12 Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya! 13 Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah. 14 Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi. 15 Seandainya aku berkata: Aku mau berkata-kata seperti itu, maka sesungguhnya aku telah berkhianat kepada angkatan anak-anakmu. 16 Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku, 17 sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka. 18 Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur. 19 Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan! 20 Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka Kaupandang hina. (Psalm 73:10-20).

(8) Jika Kitab Ester mengajarkan kita tentang penghukuman ilahi, ini juga memberitahukan kita tentang keselamatan ilahi. Selain dosa orang Yahudi, termasuk Ester dan Mordekai, Tuhan menyelamatkan mereka dari kehancuran yang disiapkan Haman bagi mereka. Sukacita Tuhan tidak ditemukan dalam penghukuman orang jahat tapi dalam keselamatan orang berdosa agar mereka bisa bersama denganNya dalam kekekalan. Mari saya tekankan beberapa pelajaran dari Ester mengenai keselamatan ilahi.

(a) Keselamatan itu dari Tuhan. Orang Yahudi diselamatkan, bukan karena Ester dan Mordekai (atau orang Yahudi lainnya) benar, tapi karena Tuhan setia pada perjanjianNay dengan orang Yahudi. Secerdik-cerdiknya Ester berhubungan dengan raja dan Haman, teks menunjukan bahwa Tuhan bekerja untuk membawa keselamatan bagi orang Yahudi.

(b) Keselamatan datang melalui cara yang pertamanya kelihatan membawa kepada kehancuran. Usaha Haman untuk membinasakan orang Yahudi merupakan bagian dari proses keselamatan Tuhan. Jelas, Mordekai dan Ester berpikir kalau mereka akan binasa. Itu terlihat demikian. Tapi Tuhan memiliki rencana lain. Yunus diselamatkan dengan ditelan ikan besar. Pertamanya, kelihatannya Yunus akan mati, tapi pada akhirnya Tuhan menyelamatkan nyawanya. Orang Yahudi kelihatannya akan binasa saat mereka diangkut kepembuangan oleh orang Babilon. Tapi pada akhirnya ini merupakan cara Tuhan menyelamatkan umatNya, walaupun itu terlihat akan binasa. Keselamatan kita datang melalui kematian, penguburan, dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Pertamanya, bahkan para murid berpikir ini sudah berakhir saat Juruselamat disalib. Tapi Tuhan memiliki rencana lain. Dengan merelakan AnakNya untuk mati, dan membangkitkanNya dari kematian, Tuhan membuat kita bisa mendapat pengampunan dosa dan hidup yang kekal. Kita hidup melalui kematian, dalam Kristus. Kita mendapat hidup melalui kehilangan, dalam Kristus. Keselamatan datang melalui yang kelihatannya kehancuran.

(c) Keselamatan dimungkinkan oleh Tuhan, yang mengijinkan pria dan wanita yang tidak layak karena dosa untuk mendekat padaNya saat ini artinya kematian bagi kita. Dosa memisahkan manusia dari Tuhan. Tuhan tidak bisa berdiam didalam dosa manusia atau manusia mendekati Tuhan yang kudus. Kita melihat hal ini diilustrasikan oleh raja Ahasuerus. Hukum mensyaratkan bahwa tidak ada yang bisa menghadap kecuali diundang olehnya. Mereka yang datang tanpa diundang akan dihukum mati, kecuali raja mengulurkan tongkatnya dan menyelamatkan hidupnya. Kita tidak bisa mendekati Tuhan diluar anugrahNya kepada kita sehingga kita bisa masuk kehadiratNya. Dan ini bisa kita lakukan hanya karena Dia mengulurkan pada kita DiriNya dalam kedatangan Kristus Yesus. Dalam kebenaran Yesus Kristus, kita bisa mendekati Tuhan dengan keberanian.

(d) Raja menyelamatkan orang Yahudi untuk Ester. Saat saya membaca kitab Ester, saya melihat raja menyelamatkan nyawa Ester terlebih dulu karena dia mencintainya. Dan karena dia mencintai Ester, Dia menyelamatkan mereka yang ada dalam permohonannya—bangsanya. Tuhan menyelamatkan kita karena Kristus, karena kasihNya kepada AnakNya, Yesus Kristus. Tuhan Yesus Kristus menghadap Bapa dan memohon bagi kita. Ini karena Juruselamat, kita bisa menerima berkat Tuhan.

Apakah anda sudah berhenti melawan Tuhan dan menerima perjanjian pengampunan, keselamatan, dan persekutuan? Saya berdoa supaya anda sudah melakukannya. Dan jika belum, saya berdoa agar sekarang anda menerima anugrah keselamatan, yang sudah Tuhan sediakan melalui pengorbanan kematian AnakNya, Yesus Kristus.


49 Sebelumnya, raja memanggil Ester saat hatinya “gembira karena anggur” (1:10). Saat raja dan Haman minum anggur dipesta Esterlah raja menanyakan Ester apa permintaannya. Dipesta kedua, diceritakan bahwa raja dan Haman “minum anggur dengan Ester” (7:1), dan setelah Ester menyatakan Haman sebagai “musuh” orang Yahudi dan raja, diceritakan bahwa raja bangkita dalam kemarahan “daripada minum anggur” (7:7). Apakah Ester berpikir bahwa sedikit anggur bisa membuat raja bertindak sesuai keinginannya?

50 Raja kelihatannya memiliki jiwa yang bisa mempercayai. Dia mempercayai Haman dengan cincin dan mengijinkan Haman bertindak sendiri, dan dia berjanji memberikan Ester apapun yang dimintanya tanpa mengetahui apa yang diinginkannya. Kepercayaannya yang salah pada Hamanlah yang hampir membuat dia bermasalah besar.

51 Psalm 4:2; 6:3; 13:1-2; 35:17; 62:3; 74:9-10; 79:5; 80:4; 89:46; 94:3; lihat juga Isaiah 6:11; Habakkuk 1:2; Zechariah 1:12.

5. Pesta Purim: Mardi Gras Orang Yahudi (Esther 8:1?10:3)

Pendahuluan

“Semua berakhir baik”. Jika ini yang terjadi, akhir dari Kitab Ester sangat penting bagi kita untuk mengerti kitab dan pesannya. Bagaimana akhir dari kitab Ester? Apakah berakhir baik? Menurut pendapat saya, tidak. Mordekai kelihatannya menjadi seperti Don Knotts, yang memerankan peran bintang dalam suatu film lama berjudul, “The Love God.” Kita dengan mudah membayangkan Don Knotts sebagai penerbit majalah burung. Itu sesuai dengan pengenalan kita. Tapi saat pemilik publikasi kehilangan ijin, dia memasukan Don Knotts kedalam penerbitan majalah baru dan menjadikannya symbol seks pria. Saudara sekalian sejujurnya, pandangan saya terhadap Don Knotts jauh dari symbol seks. Tapi dikeseluruhan film, Don dikelilingi oleh wanita. Humor film ini terletak pada ketidaksesuaian seluruh situasinya.

Mordecai adalah “Don Knotts” kitab Ester. Dia jauh dari seorang yang didalam Tuhan dan jauh sekali untuk bisa dikatakan pemimpin rohani. Mordekai tidak ada tempat dalam hall of faith seperti dalam Hebrews 11. Dan, kelihatannya ini cara dia digambarkan dalam pasal penutup kitab Ester. Kitab Ester tidak menyebut satupun kata Tuhan, tapi juga tidak bisa bicara banyak tentang Mordekai. Sebagian besar orang Kristen menerima Mordekai tanpa pikir dua kali. Walau sejumlah “kesulitan” harus dijelaskan agar bisa meninggikan Mordekai, beberapa hal kelihatan bermasalah.

Tiga pasal terakhir kitab Ester membawa 3 tema utama.

(1) Orang Yahudi di kerajaan Persia dan kemenangan besar mereka atas musuh.

(2) Dua bintang dalam Kitab Ester, Ester dan Mordekai.

(3) Asal mula Pesta Purim, yang dirayakan orang Yahudi sampai saat ini.

Setiap tema berusaha menimbulkan citra positif. Kita berusaha untuk bersukacita untuk dan bersama dengan orang Yahudi saat mereka mengalahkan dan membinasakan musuh mereka. Kita ingin mengaggumi Ester dan Mordekai sebagai pahlawan dan teladan yang kita tiru. Kita cenderung berpikir bahwa Pesta Purim sebagai salah satu pesta orang Yahudi seperti Paskah dan Pentakosta. Tapi ada yang salah dengan penggambaran setiap tema ini.

Pertama, saya cenderung berpikir bahwa penulis Kitab Ester membengkokan perspektif terhadap Ester, Mordekai, dan peristiwa sekitar orang Yahudi yang tetap dikerajaan Persia. Ini tetap suatu kemungkinan. Tapi saya lebih cenderung percaya bahwa penulis kitab Ester mengerti situasi Persia, dan tulisan ini sangat akurat menggambarkan ketidakpercayaan dan ketidaktaatan orang Yahudi yang tetap disana daripada kembali keYudea dan Yerusalem bersama dengan Yahudi yang tersisa disana. Penulis menghindar untuk mengatakan Yerusalem, Hukum, pengajaran nabi, doa, atau bahkan kata Tuhan sendiri. Saya percaya dia bicara banyak dalam diamnya itu. Dan saat dia bicara berseri-seri tentang Ester dan Mordekai, dia melakukan itu dengan lidah dipipi. Penulis menyediakan kita informasi lebih dari cukup untuk menyimpulkan bahwa keberhasilan dan pentingnya “pahlawan” dan “pahlawan wanita” dalam kitab ini sama sekali bukan pahlawan. Saat kita belajar pasal akhir ini, mari kita mendasari kesimpulan atas apa yang dikatakan, melihat itu dari nilainya. Kitab ini banyak bicara tentang orang Yahudi dimasa lalu, masa PL, dan dimasa kita. Tapi juga bicara tentang orang yang mengaku percaya Kristus.

Mordecai Menggantikan Haman
(8:1-2)

1 Pada hari itu juga raja Ahasyweros mengaruniakan harta milik Haman, seteru orang Yahudi, kepada Ester, sang ratu, dan Mordekhai masuk menghadap raja, karena Ester telah memberitahukan apa pertalian Mordekhai dengan dia. 2 Maka raja mencabut cincin meterai yang diambil dari pada Haman, lalu diserahkannya kepada Mordekhai; dan Mordekhai diangkat oleh Ester menjadi kuasa atas harta milik Haman.

Kita seharusnya tidak terkejut akan kejatuhan Haman. Dari Kitab Amsal, kita sudah melihat kalau dia pasti kalah:

22 Orang fasik tertangkap dalam kejahatannya, dan terjerat dalam tali dosanya sendiri. (Proverbs 5:22).

27 Takut akan TUHAN memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun orang fasik diperpendek (Proverbs 10:27).

5 Jalan orang saleh diratakan oleh kebenarannya, tetapi orang fasik jatuh karena kefasikannya (Proverbs 11:5).

22 Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya, tetapi kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar (Proverbs 13:22).

Bahkan tidak mengejutkan melihat raja Ahasuerus memberikan semua milik Haman kepada Ester dan melihat Ester mengangkat Mordekai mengatur rumah Haman. Terdapat keadilan disini, walau saya tidak mau terlalu cepat berpikir kalau Mordekai adalah orang benar dalam Amsal. Saya terkejut membaca raja menyerahkan cincinnya kepada Mordekai dihari yang sama saat dia mengambilnya dari Haman. Seorang mungkin berpikir kalau raja sudah belajar untuk tidak mempercayakan seseorang suatu cek kosong dari cincin itu. Seseorang setidaknya berharap raja menunggu sampai mengenal Mordekai lebih baik. Tapi Ahasuerus kelihatan bertindak terburu-buru saat itu (tidak seperti dipasal 1).

Ester Menghadap Kedua kalinya—Permohonan Dikabulkan
(8:3-8)

3 Kemudian Ester berkata lagi kepada raja sambil sujud pada kakinya dan menangis memohon karunianya, supaya dibatalkannya maksud jahat Haman, orang Agag itu, serta rancangan yang sudah dibuatnya terhadap orang Yahudi. 4 Maka raja mengulurkan tongkat emas kepada Ester, lalu bangkitlah Ester dan berdiri di hadapan raja, 5 serta sembahnya: Jikalau baik pada pemandangan raja dan jikalau hamba mendapat kasih raja, dan hal ini kiranya dipandang benar oleh raja dan raja berkenan kepada hamba, maka hendaklah dikeluarkan surat titah untuk menarik kembali surat-surat yang berisi rancangan Haman bin Hamedata, orang Agag itu, yang ditulisnya untuk membinasakan orang Yahudi di dalam semua daerah kerajaan. 6 Karena bagaimana hamba dapat melihat malapetaka yang menimpa bangsa hamba dan bagaimana hamba dapat melihat kebinasaan sanak saudara hamba? 7 Maka jawab raja Ahasyweros kepada Ester, sang ratu, serta kepada Mordekhai, orang Yahudi itu: Harta milik Haman telah kukaruniakan kepada Ester, dan Haman sendiri telah disulakan pada tiang karena ia sudah mengacungkan tangannya kepada orang Yahudi. 8 Tuliskanlah atas nama raja apa yang kamu pandang baik tentang orang Yahudi dan meteraikanlah surat itu dengan cincin meterai raja, karena surat yang dituliskan atas nama raja dan dimeteraikan dengan cincin meterai raja tidak dapat ditarik kembali.”

Saat Ester mempertaruhkan nyawanya dengan menghadap tanpa diundang dihadapan raja, dia tidak hanya meminta keselamatan dirinya, tapi bagi seluruh bangsa Yahudi. Tapi, saat raja bertindak, itu hanya untuk Ester. Menghadap kedua kali tanpa diundang ini diperlukan, untuk membalikan keputusan Haman agar orang Yahudi tidak dibinasakan.

Saya tidak terganggu melihat Ester menghadap raja untuk keselamatan bangsa Yahudi. Dan itu merupakan tindakan mulia. Hal yang mengganggu saya adalah dasar permohonan yang dicatat dalam ayat 5 dan 6. Bagaimana seharusnya Yahudi saleh memohon pada raja? Saya berharap melihat seorang seperti Daniel memohon pada raja atas dasar Perjanjian Abraham yang ditulis dalam Genesis 12:

1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; 2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. 3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” (Genesis 12:1-3).

Tuhan berjanji untuk mengutuk mereka yang mengutuk keturunan Abraham dan memberkati mereka yang memberkatinya. Jika raja mengijinkan orang Yahudi dibinasakan, dia jelas mengutuk keturunan Abraham dan akan membawanya kepada penghukuman ilahi. Atas dasar Perjanjian Abraham, Ahasuerus seharusnya tidak mengijinkan orang Yahudi disakiti tapi melindungi dan memberkati mereka. Ini untuk keuntungan kerajaannya.

Esther tidak merujuk pada Firman Tuhan. Dia bahkan tidak memohon kepada raja dalam hal benar atau salah. Dia memohon atas dasar cinta terhadap dia dan atas pengaruh kehancuran bangsa terhadap dirinya. Dia tidak tahu bagaimana bisa tahan melihat bangsanya dibantai. Rencana Haman akan menghancurkan hatinya. Jika raja ingin menikmati hubungannya dengan Ester seperti sebelumnya, dia tidak akan mengijinkan hal itu menghancurkan Ester. Saya tidak berani berkata ini “taking the high road,” kalau bicara secara moral.

Ini berhasil. Raja mengingatkan Ester akan cintanya, dan bisa dilihat dari Haman digantung dan memberikan seluruh kekayaannya, dan ini karena usaha jahatnya terhadap orang Yahudi (verse 7). Dan dia lebih jauh memberikan Ester dan Mordekai52 ijin untuk mengeluarkan hukum yang membalikan hukum yang dikeluarkan Haman atas nama raja. Mordekai diberi ijin untuk membuat hukum dan mensahkannya dengan cincin raja, membuat itu resmi dan tidak bisa ditarik kembali. Sekali lagi, raja tidak meminta untuk melihat hukum itu sebelum dijalankan atau diimplementasikan. Ini jelas bukan orang yang sama bangsawan yang sebelumnya memberikan pertimbangan, yang mempertimbangkan implikasi hukum (lihat chapter 1, verses 13-22).

Keputusan Ester dan Mordekai
(8:9-14)

9 Pada waktu itu juga dipanggillah para panitera raja, dalam bulan yang ketiga--yakni bulan Siwan--pada tanggal dua puluh tiga, dan sesuai dengan segala yang diperintahkan Mordekhai ditulislah surat kepada orang Yahudi, dan kepada para wakil pemerintah, para bupati dan para pembesar daerah, dari India sampai ke Etiopia, seratus dua puluh tujuh daerah, kepada tiap-tiap daerah menurut tulisannya dan kepada tiap-tiap bangsa menurut bahasanya, dan juga kepada orang Yahudi menurut tulisan dan bahasanya. 10 Maka ditulislah pesan atas nama raja Ahasyweros dan dimeterai dengan cincin meterai raja, lalu dengan perantaraan pesuruh-pesuruh cepat yang berkuda, yang mengendarai kuda kerajaan yang tangkas yang diternakkan di pekudaan, dikirimkanlah surat-surat 11 yang isinya: raja mengizinkan orang Yahudi di tiap-tiap kota untuk berkumpul dan mempertahankan nyawanya serta memunahkan, membunuh atau membinasakan segala tentara, bahkan anak-anak dan perempuan-perempuan, dari bangsa dan daerah yang hendak menyerang mereka, dan untuk merampas harta miliknya, 12 pada hari yang sama di segala daerah raja Ahasyweros, pada tanggal tiga belas bulan yang kedua belas, yakni bulan Adar. 13 Salinan pesan tertulis itu harus diundangkan di tiap-tiap daerah, lalu diumumkan kepada segala bangsa, dan orang Yahudi harus bersiap-siap untuk hari itu akan melakukan pembalasan kepada musuhnya. 14 Maka dengan terburu-buru dan tergesa-gesa berangkatlah pesuruh-pesuruh cepat yang mengendarai kuda kerajaan yang tangkas itu, atas titah raja, dan undang-undang itu dikeluarkan di dalam benteng Susan.

Para panitera dipanggil dan Mordekai mendiktekan hukum yang dia inginkan untuk diterjemahkan. Seperti hukum yang dikeluarkan Haman, hukum ini ditulis dengan nama raja dan disahkan oleh cincin raja. Mari kita ingat lagi hukum yang Haman keluarkan dalam nama raja:

12 Maka dalam bulan yang pertama pada hari yang ketiga belas dipanggillah para panitera raja, lalu, sesuai dengan segala yang diperintahkan Haman, ditulislah surat kepada wakil-wakil raja, kepada setiap bupati yang menguasai daerah dan kepada setiap pembesar bangsa, yakni kepada tiap-tiap daerah menurut tulisannya dan kepada tiap-tiap bangsa menurut bahasanya; surat itu ditulis atas nama raja Ahasyweros dan dimeterai dengan cincin meterai raja. 13 Surat-surat itu dikirimkan dengan perantaraan pesuruh-pesuruh cepat ke segala daerah kerajaan, supaya dipunahkan, dibunuh dan dibinasakan semua orang Yahudi dari pada yang muda sampai kepada yang tua, bahkan anak-anak dan perempuan-perempuan, pada satu hari juga, pada tanggal tiga belas bulan yang kedua belas--yakni bulan Adar--,dan supaya dirampas harta milik mereka. 14 Salinan surat itu harus diundangkan di dalam tiap-tiap daerah, lalu diumumkan kepada segala bangsa, supaya mereka bersiap-siap untuk hari itu. 15 Maka dengan tergesa-gesa berangkatlah pesuruh-pesuruh cepat itu, atas titah raja, dan undang-undang itu dikeluarkan di dalam benteng Susan. Sementara itu raja serta Haman duduk minum-minum, tetapi kota Susan menjadi gempar (Esther 3:12-15).

Seperti Haman, Mordekai memanggil penulis raja dan mengarahkan apa yang harus ditulis. Seperti keputusan Haman, hukum itu memberikan ijin untuk “membunuh, dan membinasakan . . . baik muda dan tua, wanita dan anak-anak.” Kedua hukum itu juga memberikan ijin untuk merampas harta milik yang kalah. Tapi ada satu perbedaan dalam cara keputusan itu diumumkan, dan disebutkan dua kali dalam pasal 8—pesuruh dikirim oleh Mordekai mengendarai “kuda kerajaan” (8:14), kuda “diternakan dipekudaan” (8:10). Kenapa ada detil tambahan ini? Saya pikir ini ditambahkan untuk menjelaskan bahwa raja berada dilakang hukum “baru” ini dan menentang yang lama. Raja tidak bisa menarik hukum Media dan Persia, tapi dia bisa memberitahu kalau dia menyukai orang Yahudi. Kenyataan bahwa pembawa pesan mengendarai kuda kerajaan, milik raja sendiri, membuktikan bahwa raja mendukung hal ini.

Hukum baru ini seperti permohonan Ester—membalikan keputusan yang dibuat Haman. Dan itulah yang mengganggu saya. Saya percaya penulis bermaksud menuliskan hukum Mordekai untuk mengganggu kita. Balas dendam adalah mengambil kembali. Hukum Mordekai tidak hanya mengijinkan orang Yahudi mempertahankan diri; tapi juga mengijinkan mereka untuk balas dendam. Membela diri membuat orang Yahudi mendapat hak melawan jika diserang. Tapi kata-kata dalam hukum Mordekai lebih jauh lagi. Ini sama dengan hukum Haman, hanya kebalikannya. Orang Yahudi diberikan ijin untuk “membunuh, menghancurkan, dan membinasakan,” bukan hanya mereka yang menyerangnya, tapi “seluruh orang yang hendak menyerang mereka.” Dan mereka yang akan dibunuh termasuk wanita dan anak-anak. Saya bisa membaca, kelihatannya orang Yahudi diberikan ijin untuk membunuh semua orang yang mereka kira adalah ancaman—atau berpotensi ancaman.

Apa yang akan saya katakan ini tidak popular, tapi saya percaya ini harus dikatakan. Orang Yahudi, dari masa Ester sampai sekarang, merayakan Purim, dan mengalahkan “musuh orang Yahudi.” Menurut saya hukum yang mengijinkan orang Yahudi membunuh musuh Persia mereka tidak lebih suatu praktek pemusnahan teratur seperti yang dipraktekan oleh orang Jerman terhadap orang Yahudi. Pembunuhan adalah pembunuhan, apakah itu dilakukan terhadap Yahudi atau oleh Yahudi. Saya melihat ketidakkonsistenan dari protes orang Yahudi terhadap kebrutalan Jerman tapi merayakan pembantaian orang Persia. Kedua kekejaman ini mungkin kelihatannya berbeda, tapi intinya sama. Hukum Mordekai mensahkan orang Yahudi melakukan kebrutalan yang sama terhadap orang Persia seperti yang disahkan Haman terhadap orang Yahudi.

Ada satu hal lagi yang perlu dipertimbangkan. Orang Yahudi diberi hak untuk menyimpan harta musuh mereka sebagai rampasan (8:11). Ini kebalikan dari Hukum Haman (3:13), tapi konsisten dengan Hukum Musa berkaitan dengan musuh Yahudi yang letaknya lebih jauh (Deuteronomy 20:14-15). Selain kenyataan mengambil rampasan itu sah, tidak ada orang Yahudi yang betul-betul menyimpannya (9:10,15-16). Ini terjadi diseluruh kejadian kecuali Ester, yang betul-betul menyimpan semua milik Haman (8:1). Melakukan itu tidak salah, tapi tidak sesuai dengan praktek semua orang Yahudi lain dalam Kerajaan Persia.

Sukacita Orang Yahudi dan Kehormatan Mordekai
(8:15-17)

15 Dan Mordekhai keluar dari hadapan raja dengan memakai pakaian kerajaan dari pada kain ungu tua dan kain lenan, dengan memakai tajuk emas yang mengagumkan serta jubah dari pada kain lenan halus dan kain ungu muda. Maka kota Susanpun bertempiksoraklah dan bersukaria: 16 orang Yahudi telah beroleh kelapangan hati dan sukacita, kegirangan dan kehormatan. 17 Demikian juga di tiap-tiap daerah dan di tiap-tiap kota, di tempat manapun titah dan undang-undang raja telah sampai, ada sukacita dan kegirangan di antara orang Yahudi, dan perjamuan serta hari gembira; dan lagi banyak dari antara rakyat negeri itu masuk Yahudi, karena mereka ditimpa ketakutan kepada orang Yahudi.

Mordecai sedang ada diatas. Dia keluar dari hadapan raja berpakaian seperti raja, berpakaian seperti saat dia dibawa Haman keliling Susa menyatakan bahwa raja menghormati dia. Hanya sekarang Mordekai memiliki baju dan mahkotanya sendiri. Untuk beberapa jam dia sudah ada dijalur permanent.53 Kota Susa gelisah dan bingung saat mereka mendengar hukum Haman (lihat 3:15). Sekarang, kota bersukacita. Apakah itu karena Mordekai orang yang begitu baik? Dia harus dilihat sama seperti Haman. Mungkin bagi orang Susa (suatu jumlah orang asing yang dibawa setelah bangsa mereka kalah) digelisahkan oleh hukum Haman, karena mereka melihat minoritas dalam bahaya, sementara hukum Mordekai memberikan minoritas kesempatan.

Suatu yang ada pada Mordekai dan Yahudi lebih berkaitan dengan alasan yang dasar dan bisa dimengerti—mereka sangat takut oleh orang Yahudi pada umumnya dan Mordekai khususnya. Ini kita lihat dalam 8:17 dan kemudian dalam 9:2-3. Esther dan Mordecai memiliki jalur ke raja Ahasuerus, dan Mordecai sekarang bekerja diistana yang sebelumnya dipegang oleh Haman. Mordekai seperti godfather yang tidak mau dilanggar orang. Ini alasan kenapa orang mengaku Yahudi dan bicara yang baik tentang Ester, Mordekai dan orang Yahudi. Tapi jangan kita menipu diri sendiri dengan berpikir bahwa sebagian besar orang Yahudi “baru” ini benar-benar beriman. Bahkan orang Yahudi asli di Persia tidak sama imannya dengan leluhur mereka. Inilah alasan mereka tetap tinggal di Persia. Ini bukan kemenangan injil. Ini hanyalah suatu bangsa yang takut pada orang Yahudi sehingga mereka mencoba menggabungkan diri daripada melawan.

Jika ini merupakan saat indah bagi Mordekai, ini juga kemenangan bagi semua orang Yahudi di Persia. Dimana saja dalam kerajaan Persia, orang Yahudi bergembira dengan suatu hari libur dan pesta. Bagi orang Yahudi ada “kelapangan hati dan sukacita, kegirangan dan kehormatan” (lihat 8:16-17). Tapi apa artinya kelapangan hati dan sukacita, kegirangan dan kehormatan? Menurut saya itu artinya orang Yahudi pada saat itu, sangat dihormati oleh tetangga mereka. Kebahagiaan dan sukacita menunjuk pada status mereka yang baru dalam kerajaan. Ada perasaan terangkat, harapan, optimisme, karena sekarang mereka memiliki hak yang sah untuk membalas saat diserang musuh.

Saya tidak yakin dengan arti dari istilah “kelapangan hati” (8:16). Orang Yahudi harus lapang hati pada non Yahudi, tapi apa artinya “lapang hati”? Saya tidak menemukan istilah ini dalam Deuteronomy 28-30, atau suatu kata janji dan harapan dari nabi Israel dan Yudea. Dengan kata lain, kepopuleran dan kebahagiaan orang Yahudi bukan dari berkat yang Tuhan janjikan bagi umatNya karena dengan kasih melayani Dia. Saya cenderung melihat istilah ini dari budaya dan bahkan agama sesat dari kerajaan itu. Iklan bir di tv mengatakan: “Tidak bisa lebih baik dari ini.” Menurut saya inilah mood yang ingin digambarkan penulis diantara orang Yahudi dikerajaan Persia dalam sejarah saat itu.

Kemenangan Yahudi atas Musuh Mereka
(9:1-10)

1 Dalam bulan yang kedua belas--yakni bulan Adar--,pada hari yang ketiga belas, ketika titah serta undang-undang raja akan dilaksanakan, pada hari musuh-musuh orang Yahudi berharap mengalahkan orang Yahudi, terjadilah yang sebaliknya: orang Yahudi mengalahkan pembenci-pembenci mereka. 2 Maka berkumpullah orang Yahudi di dalam kota-kotanya di seluruh daerah raja Ahasyweros, untuk membunuh orang-orang yang berikhtiar mencelakakan mereka, dan tiada seorangpun tahan menghadapi mereka, karena ketakutan kepada orang Yahudi telah menimpa segala bangsa itu. 3 Dan semua pembesar daerah dan wakil pemerintahan dan bupati serta pejabat kerajaan menyokong orang Yahudi, karena ketakutan kepada Mordekhai telah menimpa mereka. 4 Sebab Mordekhai besar kekuasaannya di dalam istana raja dan tersiarlah berita tentang dia ke segenap daerah, karena Mordekhai itu bertambah-tambah besar kekuasaannya. 5 Maka orang Yahudi mengalahkan semua musuhnya: mereka memukulnya dengan pedang, membunuh dan membinasakannya; mereka berbuat sekehendak hatinya terhadap pembenci-pembenci mereka. 6 Di dalam benteng Susan saja orang Yahudi membunuh dan membinasakan lima ratus orang. 7 Juga Parsandata, Dalfon, Aspata, 8 Porata, Adalya, Aridata, 9 Parmasta, Arisai, Aridai dan Waizata, 10 kesepuluh anak laki-laki Haman bin Hamedata, seteru orang Yahudi, dibunuh oleh mereka, tetapi kepada barang rampasan tidaklah mereka mengulurkan tangan.

Hampir 9 bulan lewat antara akhir pasal 8 dan permulaan pasal 9 (lihat 8:9 dan 9:1). Orang Yahudi di kerajaan Persia terangkat oleh hukum baru yang disahkan Mordekai dalam nama raja. Itu memberikan mereka hak untuk membalas saat musuh menyerang pada hari ke 13 bulan ke 12. Itu memberi mereka hak untuk menyerang kembali dan memusnahkan musuh mereka, termasuk wanita dan anak-anak. Mereka bisa memulai kembali saat musuh mereka sudah hancur.

Ayat 1-10 dari pasal 9 menggambarkan kemenangan orang Yahudi atas musuh mereka dihari pertempuran, hari ke 13 bulan ke 12. Hari yang ditentukan Haman untuk menghancurkan seluruh orang Yahudi dikerajaan. Orang Yahudi berkumpul dihari itu (mungkinkah itu hari jumat?) dan mengalahkan musuh. Tidak ada yang mampu melawan mereka. Semua yang mencoba dikalahkan. Alasan hal ini diberikan pada kita oleh penulis. Pertama, ketakutan yang dibuat orang Yahudi terhadap musuh mereka. Orang Yahudi sekarang menakutkan musuhnya. Mereka tampak tak terkalahkan. Kedua, orang takut terhadap Mordekai. Kekuasaan Mordekai, dan mungkin kebengisan dia dalam menjalankan setiap tugas, cukup menurunkan moral musuhnya. Mordekai adalah orang kuat dalam pemerintahan raja, dan kekuasaannya berkembang. Berita akan kebesarannya dengan cepat tersebar diseluruh kerajaan. Dia adalah Goliat bagi orang Persia, dan berita kekuasaannya menakutkan orang yang menentang dia.

Saat orang Yahudi berkumpul, mereka menemukan bahwa mereka bisa melakukan apapun yang mereka sukai terhadap musuh. Bukan hanya mereka mampu melakukan itu, mereka melakukan apa yang mereka sukai (9:5). Harus diingat keganjilan belum selesai. Keganjilan orang Yahudi. Orang Yahudi tidka hanya diberi ijin untuk berkumpul dan melawan, mereka juga mendapat dukungan mereka yang berkuasa. Semua yang berkuasa melakukan apapun untuk menolong orang Yahudi. Setiap orang yang menentang Yahudi menjalani pertempuran yang pasti kalah; mereka melawan pemerintah Persia (9:3). Dihari itu, 500 musuh Yahudi terbunuh diSusa saja. Termasuk diantaranya 10 anak Haman (9:6-9).

Orang Yahudi di Susa diberikan Satu Hari Tambahan
(9:11-15)

11 Pada hari itu juga jumlah orang-orang yang terbunuh di dalam benteng Susan disampaikan ke hadapan raja. 12 Lalu titah raja kepada Ester, sang ratu: Di dalam benteng Susan saja orang Yahudi telah membunuh dan membinasakan lima ratus orang beserta kesepuluh anak Haman. Di daerah-daerah kerajaan yang lain, entahlah apa yang diperbuat mereka. Dan apakah permintaanmu sekarang? Niscaya akan dikabulkan. Dan apakah keinginanmu lagi? Niscaya dipenuhi. 13 Lalu jawab Ester: Jikalau baik pada pemandangan raja, diizinkanlah kiranya kepada orang Yahudi yang di Susan untuk berbuat besokpun sesuai dengan undang-undang untuk hari ini, dan kesepuluh anak Haman itu hendaklah disulakan pada tiang. 14 Rajapun menitahkan berbuat demikian; maka undang-undang itu dikeluarkan di Susan dan kesepuluh anak Haman disulakan orang. 15 Jadi berkumpullah orang Yahudi yang di Susan pada hari yang keempat belas bulan Adar juga dan dibunuhnyalah di Susan tiga ratus orang, tetapi kepada barang rampasan tidaklah mereka mengulurkan tangan.

Saat raja tahu bahwa 500 musuh orang Yahudi terbunuh di Susa, dia dengan bangga menyatakan berita ini kepada Ratu Ester. Ini pasti menunjukan bahwa kesuksesan serupa telah dicapai diseluruh kerajaan. Mereka sedang berjalan. Semua yang Ester minta atau usulkan berhasil. Raja siap meluluskan permintaan lain yang mungkin dimintanya, dan dia menanyakan permintaan apa lagi yang diinginkan Ester. Ester memang memiliki permintaan. Dia ingin raja meluluskan perpanjangan waktu bagi Yahudi yang tinggal di Susa, satu hari lagi untuk membunuh lebih banyak musuh. Lebih jauh dia ingin tubuh anak-anak Haman digantung didepan umum, ditiang gantung yang dibuat Haman untuk menggantung dirinya sendiri.

Permintaannya tidak menghibur. Kenapa dia meminta perpanjangan waktu di Susa, ibukotanya? Kenapa tidak meminta perpanjangan waktu untuk seluruh kerajaan? Apakah itu karena disinilah musuh Mordekai tinggal? Apakah ini mengijinkan Mordekai satu hari lagi membalas dendam para musuhnya? Mungkin lebih buruk adalah fakta bahwa orang Yahudi di Susa memiliki keuntungan lebih atas musuh diperpanjangan waktu ini. Musuh Yahudi hanya diberi satu hari untuk menghancurkan orang Yahudi dan merampas harta mereka, pada hari ke 13 dan bulan ke 12 saja. Hari itu sudah berakhir. Sekarang sudah tidak sah membunuh Yahudi dan menghancurkan mereka yang dicurigai musuh dan jika melakukan itu maka orang tidak bisa melawan. Ini kebalikan dari hukum Haman, hanya orang Yahudi dibantu dan yang lain tidak.

Raja mengabulkan permintaan Ester. Tubuh sepuluh anak Haman digantung ditiang gantungan yang dibangun Haman untuk Mordekai. Orang Yahudi di Susa menyerang musuh mereka, dan 300 lagi mati dihari kedua. Tidak ada rampasan yang diambil.

Pesta Yahudi dan Perayaan
(9:16-19)

16 Orang Yahudi yang lain, yang ada di dalam daerah kerajaan, berkumpul dan mempertahankan nyawanya serta mendapat keamanan terhadap musuhnya; mereka membunuh tujuh puluh lima ribu orang di antara pembenci-pembenci mereka, tetapi kepada barang rampasan tidaklah mereka mengulurkan tangan. 17 Hal itu terjadi pada hari yang ketiga belas dalam bulan Adar. Pada hari yang keempat belas berhentilah mereka dan hari itu dijadikan mereka hari perjamuan dan sukacita. 18 Akan tetapi orang Yahudi yang di Susan berkumpul, baik pada hari yang ketiga belas, baik pada hari yang keempat belas dalam bulan itu. Lalu berhentilah mereka pada hari yang kelima belas dan hari itu dijadikan mereka hari perjamuan dan sukacita. 19 Oleh sebab itu orang Yahudi yang di pedusunan, yakni yang diam di perkampungan merayakan hari yang keempat belas bulan Adar itu sebagai hari sukacita dan hari perjamuan, dan sebagai hari gembira untuk antar-mengantar makanan.

Situasi dalam kota Susa itu unik. Hanya disana orang Yahudi diberikan waktu ekstra untuk menghancurkan musuh mereka. Ditempat lain, perlawanan berakhir pada hari ke 13 bulan 12 saja. Dan saat orang Yahudi di Susa masih mengejar musuh mereka, orang Yahudi lain di kerajaan Persia sudah merayakan kemenangan mereka. Mereka telah membunuh 75,000 musuh mereka. Dalam istilah sekarang, “Miller Time,” suatu waktu untuk berpesta dan bersuka ria—suatu hari libur. Orang Yahudi di Susa harus menunggu hari tambahan dan merayakannya pada hari ke 15 bulan itu. Inilah cara penulis menjelaskan kenapa Pesta Purim dirayakan didua hari berbeda.

Purim Dinyatakan Sebagai Hari Libur Yahudi
(9:20-32)

20 Maka Mordekhai menuliskan peristiwa itu, lalu mengirimkan surat-surat kepada semua orang Yahudi di seluruh daerah raja Ahasyweros, baik yang dekat baik yang jauh, 21 untuk mewajibkan mereka, supaya tiap-tiap tahun merayakan hari yang keempat belas dan yang kelima belas bulan Adar, 22 karena pada hari-hari itulah orang Yahudi mendapat keamanan terhadap musuhnya dan dalam bulan itulah dukacita mereka berubah menjadi sukacita dan hari perkabungan menjadi hari gembira, dan supaya menjadikan hari-hari itu hari perjamuan dan sukacita dan hari untuk antar-mengantar makanan dan untuk bersedekah kepada orang-orang miskin. 23 Maka orang Yahudi menerima sebagai ketetapan apa yang sudah dimulai mereka melakukannya dan apa yang ditulis Mordekhai kepada mereka. 24 Sesungguhnya Haman bin Hamedata, orang Agag, seteru semua orang Yahudi itu, telah merancangkan hendak membinasakan orang Yahudi dan diapun telah membuang pur--yakni undi--untuk menghancurkan dan membinasakan mereka, 25 akan tetapi ketika hal itu disampaikan ke hadapan raja, maka dititahkannyalah dengan surat, supaya rancangan jahat yang dibuat Haman terhadap orang Yahudi itu dibalikkan ke atas kepalanya. Maka Haman beserta anak-anaknya disulakan pada tiang. 26 Oleh sebab itulah hari-hari itu disebut Purim, menurut kata pur. Oleh sebab itu jugalah, yakni karena seluruh isi surat itu dan karena apa yang dilihat mereka mengenai hal itu dan apa yang dialami mereka, 27 orang Yahudi menerima sebagai kewajiban dan sebagai ketetapan bagi dirinya sendiri dan keturunannya dan bagi sekalian orang yang akan bergabung dengan mereka, bahwa mereka tidak akan melampaui merayakan kedua hari itu tiap-tiap tahun, menurut yang dituliskan tentang itu dan pada waktu yang ditentukan, 28 dan bahwa hari-hari itu akan diperingati dan dirayakan di dalam tiap-tiap angkatan, di dalam tiap-tiap kaum, di tiap-tiap daerah, di tiap-tiap kota, sehingga hari-hari Purim itu tidak akan lenyap dari tengah-tengah orang Yahudi dan peringatannya tidak akan berakhir dari antara keturunan mereka. 29 Lalu Ester, sang ratu, anak Abihail, menulis surat, bersama-sama dengan Mordekhai, orang Yahudi itu; surat yang kedua tentang hari raya Purim ini dituliskannya dengan segala ketegasan untuk menguatkannya. 30 Lalu dikirimkanlah surat-surat kepada semua orang Yahudi di dalam keseratus dua puluh tujuh daerah kerajaan Ahasyweros, dengan kata-kata salam dan setia, 31 supaya hari-hari Purim itu dirayakan pada waktu yang ditentukan, seperti yang diwajibkan kepada mereka oleh Mordekhai, orang Yahudi itu, dan oleh Ester, sang ratu, dan seperti yang diwajibkan mereka kepada dirinya sendiri serta keturunan mereka, mengenai hal berpuasa dan meratap-ratap. 32 Demikianlah perintah Ester menetapkan perihal Purim itu, kemudian dituliskan di dalam kitab.

Baik dirayakan pada hari ke 14 dan 15, perayaan orang Yahudi merupakan suatu keberhasilan besar—begitu berhasil sehingga Mordekai menyatakan bahwa kedua hari ini menjadi hari libur nasional bagi orang Yahudi. Ini suatu hukum, seperti yang dinyatakan Haman dan Mordekai.

Ada 3 hal yang sangat mengganggu saya tentang Pesta Purim seperti yang digambarkan oleh ayat ini:

(1) Pesta Purim tidak diputuskan oleh Tuhan, tapi oleh manusia. Penulis menyatakan hal ini dengan jelas kepada kita bahwa “orang Yahudi menerima sebagai kewajiban dan sebagai ketetapan bagi dirinya sendiri” (9:27). Pesta lain, seperti Paskah dan Pentakosta, merupakan pesta Alkitabiah, pesta yang Tuhan buat dan Dia perintahkan untuk dijalankan (lihat, sebagai contoh, Exodus 12:1-20). Pesta Purim murni campur tangan Yahudi, yang diperintahkan Mordekai untuk dijalankan. Ada perbedaan besar antara hari libur yang ditetapkan ilahi dengan hari libur dari manusia. Paskah dari Allah; Purim dari manusia.

(2) Orang Yahudi merayakan kemenangan mereka atas musuh. Penulis memberitahukan kita bahwa Pesta Purim dirayakan baik pada hari ke 14 maupun 15 dibulan yang sama “karena pada hari-hari itulah orang Yahudi mendapat keamanan terhadap musuhnya” (9:22). Orang Yahudi merayakan kemenangan mereka, bukan kemenangan Tuhan. Perayaan ini lebih seperti perayaan tim sepakbola karena baru menang liga. Tidak ada pembahasan tentang Tuhan atau anugrahNya, hanya perkataan dan pikiran, “Kita yang terhebat.”

(3) Pesta Purim dirayakan dengan cara yang sangat berbeda dengan pesta yang diperintahkani Tuhan. Exodus 15 atau Judges 5 menunjukan respon orang Yahudi masa itu setelah Tuhan memberikan mereka kemenangan atas musuh mereka. Tapi dalam setiap peristiwa, hasil “perayaan” bukan perasaan puas diri atau keborosan. Hanya pujian. Tuhan dipuji dan ditinggikan untuk kemenangan yang Dia capai. Dalam teks ini, Mordekai menetapkan cara orang Yahudi dalam merayakan Pesta Purim: “supaya menjadikan hari-hari itu hari perjamuan dan sukacita dan hari untuk antar-mengantar makanan dan untuk bersedekah kepada orang-orang miskin” (9:22). Tidak ada hari libur Yahudi yang dirayakan dengan cara seperti ini. Tidak ada korban, tidak ada Tuhan, kehendakNya, karakterNya, atau FirmanNya. Tidak ada ibadah, hanya pesta. Ini lebih seperti pesta tahun baru di kota New York atau Mardi Grass di New Orleans daripada Paskah atau Pentakosta di Yerusalem.

Jika kelihatannya saya membesar-besarkan, ijinkan saya mengutip Rabi Yahudi masa kini, Rabbi Joseph Telushkin, yang menulis tentang penyelidikannya terhadap Pesta Purim oleh orang Yahudi sekarang. Apakah ini terlihat seperti pesta Alkitabiah?

Mungkin perintah yang paling aneh dalam hukum Yahudi adalah yang dihubungkan dengan Purim dimana orang Yahudi diperintahkan untuk mabuk sampai mereka tidak bisa membedakan antara “diberkatilah Mordekai,” dan “terkutuklah Haman.”

Walau pecandu alcohol, orang yang bermasalah dengan kesehatan, dan mereka yang akan mengadakan perjalanan dibebaskan dari perintah ini, beberapa orang Yahudi mabuk disaat Purim. Walau begitu, bagaimana seseorang bisa dibilang salah, dan dipuji karena memenuhi perintah?

Keharusan minum disaat Purim merupakah salah satu hari libur paling bahagia dalam kalender Yahudi. Haman, berencana membunuh Yahudi. Mereka menggagalkan rencananya, dan membalasnya dengan membunuh pendukungnya (lihat Esther).

Para rabi sangat jatuh cinta terhadap Purim sehingga mereka menyatakan dalam suatu pepatah, “dari permulaan Adar [bulan terjadinya Purim], kita meningkatkan kebahagiaan kita” Ta’anit 29a). Kenyataannya, mereka memprediksikan bahwa Purim akan ditaati saat hari mesias, saat hampir semua hari libur Yahudi dihilangkan (Midrash Mishlei 9).

Purim dijalankan hari ke14 bulan Adar, sebulan dan satu hari sebelum Passover; di Jerusalem, Hebron, dan Old City of Safed, hari raya dijalankan satu hari kemudian. Jadwal yang aneh ini karena suatu pernyataan dalam kitab Book of Esther (9:18-19) memerintahkan kalau Purim dijalankan satu hari setelahnya dalam kota bertembok (Jerusalem masih kota bertembok saat Ester ditulis). Maka itu, di Israel setiap orang ingin menjalankan Purim dua kali, ke 14 Adar dikebanyakan kota, dank e 15 di Jerusalem, Hebron, dan Old City of Safed.

Wanita dan pria diperintahkan untuk mendengarkan pembacaan didepan umum gulungan Ester. Pembacaan dilakukan dalam sinagoge ditengah pesta pora. Hampir semua anak, dan beberapa orang dewasa, datang melayani dengan groggers (pembuat suara ribut), yang dibunyikan kapanpun nama Haman dibacakan. Karena Haman disebut lebih dari 50 kali dalam Ester, pembacaannya sering diganggu oleh teriakan, seruan dan bunyi groggers. Karena hukum Yahudi mengharuskan orang mendengar setiap kata dari gulungan Ester, pembacaan dihentikan sebentar sampai suara berisik berkurang.

Walau orang Yahudi umumnya datang ke sinagoge dengan pakaian bagus, mereka merayakan Purim lebih dengan kostum dan topeng. Walau banyak wanita berdandan seperti ratu Ester dan kebanyakan pria seperti Mordekai, saya melihat beberapa orang pergi seperti robot atau seperti anggota dari Women’s Liberation Army of Shushan (kota Persia dimana cerita Purim terjadi).

Perayaan sinagoge biasanya diikuti oleh pesta dimana perintah untuk mabuk dijalankan. Sering sekali, anggota jemaat melakukan sandiwara didasarkan atas cerita Purim (lihat Esther). Dibanyak yeshlvot, Purimshpiels dipertunjukan, dan kelucuan muncul—melalui drama dan sandiwara—disekolah, guru dan rabi, juga beserta dengan teks tradisional yang digunakan sebagai rujukan.

Salah satu perintah Purim adalah mengirim mishloakh manor (hadiah makanan dan minuman) kepada orang Yahudi lainnya. Hadiah minimum yang harus diberikan adalah 2 porsi makanan yang berbeda; mereka tidak boleh bersiap tapi harus siap untuk makan. Dia masa itu, dimana komunitas Yahudi makin makmur, mishloakh manot berkembang menjadi lebih terinci, dan banyak orang mengirimkan itu kepada banyak teman.

Saat Purim seseorang diperintahkan untuk murah hati pada setiap orang, bahkan kepada pengemis yang minta belas kasihan walau itu palsu. Dihari ini, tidak ada pertanyaan yang dikemukakan. Saat saya masih mahasiswa di Yeshiva University, ada 2 wanita yang suka menya[a mahasiswa setiap pagi dan siang, minta uang. Seorang rabi yang saya tahu—seorang yang murah hati—tidak pernah memberi pada mereka; dia mengatakan pada saya dia tahu kenyataan bahwa mereka memiliki cara yang beralasan. Tapi, di saat Purim dia memberikan mereka sumbangan.

Sepanjang sejarah Yahudi, banyak komunitas dan keluarga melaksanakan hari raya Purim dengan cara mereka dimana komunitas Yahudi diselamatkan dari kematian orang yang membenci mereka. Dalam tahun 1970, seorang rabi Amerika ada diantara yang diculik dan disandera oleh teroris muslim di pusat B’nai B’rith Washington, D.C. Semua sandera selamat, dan sejak itu rabi melakukan perayaan Purim khusus dengan keluarganya ditanggal yahudi yang dia terbitkan.

Perintah lain yang dihubungkan dengan hari raya adalah menikmati pesta besar yang dikenal sebagai Purim se’udah (daging). Pencuci mulut biasanya dihidangkan, dan dimakan disepanjang hari raya, adalah hamantashen, roti kecil dimasak dengan plum, apricot, benih poppy, atau isian lainnya. Selama Birkat ha-Mazon (Anugrah setelah Santapan), doa khusus dinyatakan, berterima kasih pada Tuhan untuk mujizat yang terjadi dimasa Mordekai.

Pelaksanaan Purim rupanya diketahui oleh pemimpin Nazi. Julius Streicher, mungkin yang paling jahat terhadap Yahudi diantara terdakwa dipengadilan, berteriak saat dia berbaris menuju tiang gantungan, “Pesta Purim.”54

Dua Penghormatan: Penghormatan terhadap
Ahasuerus dan Penghormatan Kepada Mordecai
(10:1-3)

1 Maka raja Ahasyweros mengenakan upeti atas negeri dan daerah-daerah pesisir juga. 2 Segala perbuatannya yang hebat serta gagah dan pemberitaan yang seksama tentang kebesaran yang dikaruniakan raja kepada Mordekhai, bukankah semuanya itu tertulis di dalam kitab sejarah raja-raja Media dan Persia? 3 Karena Mordekhai, orang Yahudi itu, menjadi orang kedua di bawah raja Ahasyweros, dan ia dihormati oleh orang Yahudi serta disukai oleh banyak sanak saudaranya, sebab ia mengikhtiarkan yang baik bagi bangsanya dan berbicara untuk keselamatan bagi semua orang sebangsanya.

Raja Ahasuerus (juga dikenal dalam sejarah sekuler sebagai Xerxes) merupakan orang paling berkuasa dibumi, raja atas kerajaan yang paling besar disepanjang jaman. Dan dalam ayat penutup kitab Ester, kita hanya diberitahu tentang Ahasuerus adalah dia mengenakan upeti atas negerti. Pemimpin politik tidak suka akan hal ini. Upeti merupakan sumber protes, bukan pujian. Tapi inilah yang dikatakan penulis tentang sang raja dalam hal pemerintahannya.

Sebaliknya, Mordekai menerima perhatian lebih. Sementara penulis sedikit menulis tentang raja, dia memberi modekai hampir 5 baris tulisan. Dia tidak menulis penghormatan terhadap raja, tapi penghormatan tentang Mordekai. Dia bicara tentang otoritasnya, pencapaiannya, kekuatannya, dan kebesarannya. Ini seperti iklan untuk pencalonan diri bagi kedudukan politik.

Mordecai, merupakan orang besar. Dia besar karena orang kedua setelah raja dalam kekuasaan. Dia besar karena pencapaian, otoritas, kekuatan, dan kebesarannya. Dia besar diantara saudara Yahudi yang menyanjungnya. Dia disukai bangsanya karena mengikhtiarkan yang baik bagi mereka, dan bicara untuk keselamatan bangsa.

Ini terdengar sangat baik bukan? Saya tahu seperti apa itu. Hampir sama dengan yang dikatakan Jimmy Hoffa oleh mereka yang anggota Teamsters’ Union. Hebat dipandangan manusia tidak sama dimata Tuhan. Menjadi hebat diantara manusia tidak sama dengan kesalehan. Bagaimana bisa orang didalam Tuhan bisa menerima pujian bagi keselamatan bangsa tanpa menyebut Tuhan?

Kesimpulan

Ada yang salah dengan gambaran ini. Ada keselamatan besar, tapi keselamatan itu datang dari pemeliharaan Tuhan, bukan dari kekuatan manusia. Kitab Ester harusnya mengingatkan kita tentang kebesaran Tuhan dan mengingatkana kita untuk tidak terlalu kagum akan kebesaran manusia. Dan kita menjadi terlalu jatuh cinta pada Mordekai sebagai penyelamat bangsa, kita harus diingatkan bahwa melalui kekerasan dirinya dan kebodohannyalah orang Yahudi ada dalam bahaya.

Kita harus melihat Kitab Ester dalam terang seluruh Alkitab. Dan dari situ kita melihat adanya masalah serius. Ester bicara tentang keselamatan Yahudi diseluruh kerajaan Persia. Bicara tentang kebesaran Ester dan Mordekai. Ini memperkenalkan kita dengan pesta Yahudi yang baru, Pesta Purim. Jika semua hal ini sangat penting, kenapa tidak ada dalam kitab lain diseluruh Alkitab? Saat kita membaca kitab Ezra dan Nehemia—kitab itu mendahului Ester dengan kejatuhan dimasa yang sama—kenapa tidak ada petunjuk apapun dari Kitab Ester tentang hal ini?55 Jika bukan dari Kitab Ester, kita tidak akan tahu apapun tentang masa atau orang ini. Kenapa?

Saya pikir alasannya mulai nampak. Hal yang menurut orang Yahudi penting, hal yang mendominasi kitab Ester, bukan hal dari Tuhan, dan itu tidak memiliki pengaruh kekekalan.56 Orang Yahudi yang tetap di Persia tidak kembali ke Yudea dan Yerusalem karena mereka banyak investasi di Persia. Dimasa itu, gambaran Susa (Esther 1:1-9) jauh lebih hebat dari gambaran Yerusalem, dimana sekelompok kecil Yahudi (50,000 atau lebih) tinggal dalam reruntuhan yang dulunya kerajaan hebat (untuk contoh lihat Ezra 3:10-13; Nehemiah 1:1-3).

Di masa itu, ada dua kerajaan. Satu kerajaan Persia yang hebat dan megah. Masalahnya kerajaan itu sementara, dan lebih buruk itu adalah kerajaan yang ada dibawah kendali setan (lihat Daniel 10:20). “Kerajaan” yang lain adalah kerajaan kekal Allah. Di Yerusalemlah Tuhan berjanji akan berdiam dan menyatakan diriNya. Di Yerusalemlah orang disegala bangsa akan datang menyembahNya. Walau kerajaan dibumi kurang mengesankan, itu tempat Tuhan hadir dan memberkati. Itulah kerajaan yang ditolak orang orang Yahudi diPersia, memilih untuk tetap tinggal dalam kemewahan orang kafir.

Semua yang kita baca tentang Ester dan Mordekai dan orang Yahudi dalam Kerajaan Persia membuat kita cenderung melihat mereka sangat sedikit menghargai kerajaan Tuhan dan sangat tertarik pada kerajaan sementara. Alasan kenapa Alkitab tidak menghiraukan orang dan peristiwa dalam kitab Ester adalah karena orang Yahudi terlibat dalam kerajaan yang salah, kerajaan yang tidak kekal. Oh, Tuhan Israel berkarya dalam kitab Ester, tapi baik Ester, Mordekai, dan orang Yahudi di Persia tidak mengenalinya. Sebaliknya, kita melihat Firaun mengenali tangan Tuhan atas Yusuf dan Nebuchadnezzar mengakui dan menyembah Tuhannya Daniel. Tapi tidak di Persia!

Saat saya merenungkan pasal penutup kitab Ester, saya diingatkan tentang pencobaan Tuhan kita:

8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, 9 dan berkata kepada-Nya: Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku. 10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!“ (Matthew 4:8-10).

Satan menawarkan kerajan dunia pada Tuhan kita, berharap Dia mau meninggalkan komitmenNya pada Bapa kerajaan kekal. Setan tidak berhasil mencobai Tuhan kita. Tapi bagi saya Mordekai menyerah pada pencobaan ini. Diakhir Kitab Ester, kita membaca tentang kekuasaan dan keagungan Mordekai, tapi dalam kerajaan yang salah. Kita diberitahu tentang kebesarannya yang ditemukan dalam “kitab sejarah raja-raja Media dan Persia” (Esther 10:2). Beberapa orang yang mempelajari Alkitab menunjukan kesamaan pernyataan ini dengan yang ditemukan dalam sejarah Alkitab. Ijinkan saya menunjukan perbedaan pentingnya. Ada perbedaan besar antara ditulis “di dalam kitab sejarah raja-raja Media dan Persia,” dan tertulis dalam kitab raja-raja Israel dan Yudea. Dan juga, ada perbedaan besar antara nama seseorang ditulis dalam Kitab Kehidupan dan ditulis dalam kitab lain, bahkan dalam kitab sejarah terkenal dunia.

Kitab Ester merupakan gambaran—bukan yang indah—tentang orang Yahudi yang tidak percaya dan tidak taat. Tidak heran orang Yahudi dalam kerajaan Persia ada dalam bahaya. Tidak heran Mordekai dan orang Yahudi bertindak seperti orang kafir di Persia. Tidak heran baik doa, pertobatan, Firman, iman, atau Tuhan tidak disebutkan dalam kitab ini. Kitab ini merupakan gambaran orang Yahudi kafir, orang Yahudi yang terikat pada “Vanity Fair.”

Bagaimana bisa kita tidak memikirkan perkataan Tuhan kita, saat Dia berkata,

36 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya? (Mark 8:36).

Posisi, kuasa dan keagungan Ester dan Mordekai (belum lagi orang Yahudi yang tetap tinggal disana) tidak punya kaitan kekekalan. Akibatnya, selain peristiwa luarbiasa Ester, orang dan peristiwa itu sendiri tidak ada dalam keseluruhan Alkitab. Penting dan menyedihkan, kita menemukan baik Ester maupun Mordekai tidak didaftar dalam “Hall of Faith” dalam Hebrews 11.

Kesalahan orang Yahudi Persia tentang Kerajaan Allah terlihat dalam orang Yahudi pada masa Yesus. Mereka terperangkap dalam kerajaan sekuler dimasa mereka dan kekuasaan didalamnya. Mereka takut terhadap “kerajaan” yang dikatakan Tuhan kita. Mereka takut kehilangan posisi dan kekuasaan dalam dunia ini, dan mereka tidak peduli akan kerajaan Tuhan nanti. Mereka tidak menumpuk harta disorga; mereka menumpuk harta dibumi, bahkan mengambil keuntungan atas janda (lihat Matthew 23:14). Mereka tidak hanya menolak masuk kedalam kerajaan Tuhan, tapi mereka juga menghalangi orang lain untuk masuk (23:13). Tidak heran, mereka juga ikut pesta (23:6).

Bahkan para murid Tuhan kita menyatakan pemikiran sekuler yang sama tentang kerajaan Tuhan. Mereka tertarik akan kuasa dan kebesaran kerajaan Tuhan. Mereka ingin peran yang penting. Mereka ingin membangun kerajaan dan tidak mau menunggu (atau menderita) untuk itu. Butuh waktu lama bagi mereka untuk menangkap dan kemudian menerima apa yang Tuhan katakan tentang kerajaan Tuhan.

Dan kita juga tidak berbeda. Kita juga sama dengan Ester dan Mordekai, orang Yahudi yang menantang Yesus, dan para murid. Kita menemukan bahwa kerajaan sekarang sangat menarik bagi kita. Itu terlihat begitu nyata sedangkan kerajaan Tuhan kita kelihatan begitu jauh. Apakah kita kritis terhadap cara yang ditambahkan orang Yahudi Persia kepada Firman Tuhan sehingga ibadah mereka menyimpang dan perayaan untuk diri sendiri saja? Apakah kita berpikir hanya orang Yahudi masa lalu yang gagal mengenali tangan Tuhan dan menerima pujian yang hanya bagi Tuhan semata? Kita melakuakan hal yang sama saat ini.

Saya berpikir tentang gereja Korintus seperti yang digambarkan dalam PB. Dalam pasal pertama I Korintus, kita menemukan gereja sudah menjadi berpusat pada manusia. Moral orang Kristen dikesampingkan bahkan orang kafir terkejut oleh apa yang dilakukan oleh orang kudus ini (lihat 1 Corinthians 5:1-8). “Perayaan” Perjamuan Tuhan telah menjadi pesta mabuk-mabukan yang menyebabkan kematian bagi beberapa orang Korintus (lihat 1 Corinthians 11:17-34). Ibadah, yang dinyatakan oleh korban, telah menjadi pemuasan diri dan dosa (lihat Exodus 32; 1 Corinthians 11).

Bagi orang kudus dimasa Ester, ibadah dan pelayanan diatur oleh Hukum. Hukum Tuhan menetapkan standar tidak hanya bagi perilaku orang Yahudi tapi juga bagi kesejahteraan dan ibadahnya. Hukum tidak pernah disebutkan dalam Kitab Ester. Prilaku kita, pelayanan, dan ibadah kita juga diatur oleh Firman Tuhan. Betapa cepatnya budaya kafir dimana kita hidup memasuki pikiran dan tindakan kita , sampai kita beribadah dengan cara yang berlawanan dengan aturan Tuhan. Bisakah kita mengejek orang Yahudi yang merayakan Pesta Purim yang melakukan hal yang dilarang PL? Mari kita ambil waktu merenungkan prilaku kita. Bagaimana kita juga melayani dan beribadah padaNya berlawanan dengan FirmanNya?

Janganlah kita meninggalkan kitab Ester dengan memandang rendah Ester, Mordekai, dan orang Yahudi di Persia. Mari kita meninggalkan kitab Ester dengan bertanya pada diri kita apakah kita seperti mereka dan bertanya apa yang harusnya kita lakukan untuk menjadi umat Tuhan. Mari kita mencari Kerajaan Tuhan, dan hal lainnya ditempat kedua dalam hidup kita. Mari kita tidak meninggikan manusia dan melupakan Tuhan. Mari kita mengenali bahwa kitab Ester menggambarkan sisi gelap dari keyahudian dimasa itu dan Ezra serta Nehemia menunjukan teladan yang harus kita ikuti. Mari kita melihat tangan Tuhan bekerja, bahkan dalam dunia sekuler dan melalui pemerintah dan politiknya. Bagi Tuhan kemuliaan, hal besar yang dilakukanNya. Hal besar tetap dilakukannya dan akan terus dilakukanNya.


52 Alasan saya mengatakan bahwa baik Ester dan Mordekai diberikan otoritas untuk menyusun aturan baru ini karena “you” dalam ayat 8 itu jamak, menunjukan bahwa raja bicara kepada Ester dan Mordekai.

53 Semua berakhir dengan cepat, saya curiga, saat raja Ahasuerus dibunuh dalam umurnya yang ke 20 tahun.

54 Jewish Literacy, The Most Important Things to Know about the Jewish Religion, Its People, and Its History, Rabbi Joseph Telushkin (New York: William Morrow and Company, Inc.), 1991, pp. 578-580.

55 Satu-satunya rujukan terhadap semua yang ada dalam kitab Ester adalah penyebutan Ahasuerus satu kali dalam Ezra 4:6.

56 Disamping, tentu saja, dari penghukuman kekal hasil dari dosa manusia.

Session One: Transformed Relationships Are the Seedbed Where Love Is Planted by the Power of Intention

Related Media

This material is designed to be used as part of the Experience The Life journey which includes both a Guide Book and a DVD video.

Get the Study Guide

Buy the DVD set

In this module, you will learn to Believe As Jesus Believed focusing on transformed relationships.

In each daily session, you begin with a prayer focused on the issues to be presented in the daily reading. The daily reading gives a core thought that will be explored in the day’s exercises. Questions are designed to help your understanding of the core thoughts and key ideas. You are then directed to reflect on the application of these core thoughts and key ideas to your own spiritual growth. Journaling space is provided for answering questions and recording thoughts, questions, applications, and insights stemming from your reflection.

Once weekly (the sixth session), you are encouraged to meet with others who comprise your community. At the community meeting you pray together, discuss the core thoughts and key ideas introduced in the week’s readings, and share from your own experience of practicing the week’s spiritual discipline. You also view and discuss the video introduction for the following week’s study and pray and encourage one another in your journey of spiritual transformation.

Related Topics: Discipleship, Spiritual Formation

Session Two: Transformed Relationships Thrive in Communities Where Love Is Grown in an Environment of Grace and in Relationships of Trust

Related Media

This material is designed to be used as part of the Experience The Life journey which includes both a Guide Book and a DVD video.

Get the Study Guide

Buy the DVD set

In this module, you will learn to Believe As Jesus Believed focusing on transformed relationships.

In each daily session, you begin with a prayer focused on the issues to be presented in the daily reading. The daily reading gives a core thought that will be explored in the day’s exercises. Questions are designed to help your understanding of the core thoughts and key ideas. You are then directed to reflect on the application of these core thoughts and key ideas to your own spiritual growth. Journaling space is provided for answering questions and recording thoughts, questions, applications, and insights stemming from your reflection.

Once weekly (the sixth session), you are encouraged to meet with others who comprise your community. At the community meeting you pray together, discuss the core thoughts and key ideas introduced in the week’s readings, and share from your own experience of practicing the week’s spiritual discipline. You also view and discuss the video introduction for the following week’s study and pray and encourage one another in your journey of spiritual transformation.

Related Topics: Discipleship, Spiritual Formation

Session Three: Transformed Relationships Remain Vital Only Where Truth Is Exercised within the Context of Love and Integrity of Character Nurtures Trust

Related Media

This material is designed to be used as part of the Experience The Life journey which includes both a Guide Book and a DVD video.

Get the Study Guide

Buy the DVD set

In this module, you will learn to Believe As Jesus Believed focusing on transformed relationships.

In each daily session, you begin with a prayer focused on the issues to be presented in the daily reading. The daily reading gives a core thought that will be explored in the day’s exercises. Questions are designed to help your understanding of the core thoughts and key ideas. You are then directed to reflect on the application of these core thoughts and key ideas to your own spiritual growth. Journaling space is provided for answering questions and recording thoughts, questions, applications, and insights stemming from your reflection.

Once weekly (the sixth session), you are encouraged to meet with others who comprise your community. At the community meeting you pray together, discuss the core thoughts and key ideas introduced in the week’s readings, and share from your own experience of practicing the week’s spiritual discipline. You also view and discuss the video introduction for the following week’s study and pray and encourage one another in your journey of spiritual transformation.

Related Topics: Discipleship, Spiritual Formation

Session Four: Transformed Relationships Await Us along the Journey of Brokenness

Related Media

This material is designed to be used as part of the Experience The Life journey which includes both a Guide Book and a DVD video.

Get the Study Guide

Buy the DVD set

In this module, you will learn to Believe As Jesus Believed focusing on transformed relationships.

In each daily session, you begin with a prayer focused on the issues to be presented in the daily reading. The daily reading gives a core thought that will be explored in the day’s exercises. Questions are designed to help your understanding of the core thoughts and key ideas. You are then directed to reflect on the application of these core thoughts and key ideas to your own spiritual growth. Journaling space is provided for answering questions and recording thoughts, questions, applications, and insights stemming from your reflection.

Once weekly (the sixth session), you are encouraged to meet with others who comprise your community. At the community meeting you pray together, discuss the core thoughts and key ideas introduced in the week’s readings, and share from your own experience of practicing the week’s spiritual discipline. You also view and discuss the video introduction for the following week’s study and pray and encourage one another in your journey of spiritual transformation.

Related Topics: Discipleship, Spiritual Formation

Session Five: Transformed Relationships Draw Their Strength to Sustain a Life of Living for Others from the Fertile Soil of Their Character Rich in Humility

Related Media

This material is designed to be used as part of the Experience The Life journey which includes both a Guide Book and a DVD video.

Get the Study Guide

Buy the DVD set

In this module, you will learn to Believe As Jesus Believed focusing on transformed relationships.

In each daily session, you begin with a prayer focused on the issues to be presented in the daily reading. The daily reading gives a core thought that will be explored in the day’s exercises. Questions are designed to help your understanding of the core thoughts and key ideas. You are then directed to reflect on the application of these core thoughts and key ideas to your own spiritual growth. Journaling space is provided for answering questions and recording thoughts, questions, applications, and insights stemming from your reflection.

Once weekly (the sixth session), you are encouraged to meet with others who comprise your community. At the community meeting you pray together, discuss the core thoughts and key ideas introduced in the week’s readings, and share from your own experience of practicing the week’s spiritual discipline. You also view and discuss the video introduction for the following week’s study and pray and encourage one another in your journey of spiritual transformation.

Related Topics: Discipleship, Spiritual Formation

Session Six: Transformed Relationships Marked by Acts of Submission Are the Evidence that One Fully Intends to Love as Jesus Loved

Related Media

This material is designed to be used as part of the Experience The Life journey which includes both a Guide Book and a DVD video.

Get the Study Guide

Buy the DVD set

In this module, you will learn to Believe As Jesus Believed focusing on transformed relationships.

In each daily session, you begin with a prayer focused on the issues to be presented in the daily reading. The daily reading gives a core thought that will be explored in the day’s exercises. Questions are designed to help your understanding of the core thoughts and key ideas. You are then directed to reflect on the application of these core thoughts and key ideas to your own spiritual growth. Journaling space is provided for answering questions and recording thoughts, questions, applications, and insights stemming from your reflection.

Once weekly (the sixth session), you are encouraged to meet with others who comprise your community. At the community meeting you pray together, discuss the core thoughts and key ideas introduced in the week’s readings, and share from your own experience of practicing the week’s spiritual discipline. You also view and discuss the video introduction for the following week’s study and pray and encourage one another in your journey of spiritual transformation.

Related Topics: Discipleship, Spiritual Formation

Session One: Call to Ministry

Related Media

This material is designed to be used as part of the Experience The Life journey which includes both a Guide Book and a DVD video.

Get the Study Guide

Buy the DVD set

In this module, you will learn to Believe As Jesus Believed focusing on transformed service.

In each daily session, you begin with a prayer focused on the issues to be presented in the daily reading. The daily reading gives a core thought that will be explored in the day’s exercises. Questions are designed to help your understanding of the core thoughts and key ideas. You are then directed to reflect on the application of these core thoughts and key ideas to your own spiritual growth. Journaling space is provided for answering questions and recording thoughts, questions, applications, and insights stemming from your reflection.

Once weekly (the sixth session), you are encouraged to meet with others who comprise your community. At the community meeting you pray together, discuss the core thoughts and key ideas introduced in the week’s readings, and share from your own experience of practicing the week’s spiritual discipline. You also view and discuss the video introduction for the following week’s study and pray and encourage one another in your journey of spiritual transformation.

Related Topics: Discipleship, Spiritual Formation

Pages