MENU

Where the world comes to study the Bible

13. Indahnya KasihMu!

Banyak orang Kristen yang terkejut, seks adalah ide Tuhan! “laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka… Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.… Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.”1 Tuhan menciptakan pria dan wanita dengan perbedaan fisik yang saling melengkapi, dan dia menyatakan itu baik. Dia menyatakan bahwa suami dan istri menjadi “satu daging,” menunjuk pada persatuan seks.2 Seks bagian dari rencana Tuhan dalam ras manusia.

Tuhan membuat seks suami dan istri murni dan menyenangkan; kudus dan memuaskan. Penulis Ibrani menyatakan kekudusannya dengan menyatakan tempat tidur pernikahan tidak kotor.3 Bagian lain, seperti dalam Amsal, menyatakan sukacita: “Diberkatilah kiranya sendangmu, bersukacitalah dengan isteri masa mudamu: rusa yang manis, kijang yang jelita; biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau, dan engkau senantiasa berahi karena cintanya.”4 Walau banyak aplikasi rohani bisa dibuat dari Kidung Agung, sangat sulit disangkal bahwa kitab itu merujuk pada pengalaman seksual suami dan istri. Dalam kesenangan dan penghargaan, kasih penganting dinyatakan kepada pasangannya, “Betapa indah kasihmu!”5

Sayangnya, kehidupan seks banyak pasangan Kristen tidak indah. Sebaliknya sumber ketidakpuasan dan pertengkaran. Selama pertunangan pasangan sangat menantikan pernikahan, berpikir mereka akan melegakan frustrasi seksual mereka dan hasilnya didalam surga. Bulan madu menghancurkan ilusi itu. Minggu pertama krisis diikuti oleh lebih banyak lagi. Akhirnya mereka memutuskan bahwa penyesuaian seksual yang baik tidak datang secara alami—itu perlu waktu dan usaha dan tidak egois.

Begitu banyaknya masalah penyesuaian seks dalam pernikahan sehingga konselor pernikahan mendudukannya sepagai sebab utama perselisihan perkawinan. Tuhan berkata seks itu baik. Banyak orang mengatakan itu masalah perkawinan. Kenapa ada perbedaan pendapat? Kenapa banyak pasangan Kristen memiliki masalah seperti itu dalam hubungan seks mereka?

Satu kejatuhan adalah praktek seks sebelum dan diluar pernikahan. Hampir semua hal yang baik bisa disalah gunakan. Makanan baik, tapi terlalu banyak atau salah makan bisa menyebabkan penyakit. Api itu berguna, tapi saat disalahgunakan akan membawa kehancuran dan kematian. Tuhan berkata bahwa seks dalam ikatan perkawinan itu indah dan diberkati, tapi diluar batasan ini adalah kotor, jijik, buruk, dan berdosa. Seks sebelum dan diluar nikah bisa menjadi penghalang besar bagi kepuasan kehidupan seks dalam pernikahan.

Kita hidup dalam masa yang longgar. Walau seks seperti binatang ditolak oleh sebagian besar orang Kristen, seks sebelum nikah menjadi sangat ditoleransi. Pemikirannya adalah jika 2 orang saling mencintai, maka mereka bisa menikmati ekspresi cinta sepenuhnya sekarang. Satu-satunya jawaban memuaskan yang bisa saya dapatkan ada dalam hubungan pribadi dengan Tuhan mereka. Jika mereka memikirkan Dia, maka mereka mendengar perkataanNya, dan Dia banyak membahas tentang hal ini baik dalam PL dan PB.

Rasul Paulus menulis, “Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan.”6 Kata “percabulan” menunjuk pada semua hubungan seks diluar ikatan pernikahan, baik sebelum atau diluar nikah. Tidak peduli betapa dalam pria dan wanita rasakan, Tuhan berkata kehendakNya bagi mereka agar menjauhi semua itu. Jika Dia memerintahkan mereka untuk menjauhinya, Ia akan memberi mereka anugrah untuk taat.

Paulus meneruskan dengan memberi keterangan lebih detil tentang konsep ini: “supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya.”7 Percabulan menipu orang lain; itu merampas kasih sayang mereka yang benar. Itu juga merampas keperawanan mereka, yang harusnya diberikan pada pasangannya nanti. Itu juga merampas harga diri—kesadaran yang jelas. Jikalau hal itu tidak menghalangi anda darinya, baca terus: “…Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini.” Dia bisa membalas ketidaktaatan anda dengan berbagai cara—penyakit, kehamilan yang tidak direncanakan, perasaan bersalah, atau kecurigaan. Sebagian berkata, “tapi ilmu kedokteran dan prilaku yang berkembang menghilangkan bahaya ini.” Tidak ada dari hal itu yang menghalangi pembalasan Tuhan; Dia lebih besar dari antibiotic, kontrasepsi, atau prilaku komunitas terkini. Jika anda sekarang berpacaran, Tuhan ingin anda merencanakan dengan baik sehingga bisa saling mengenal tanpa terlibat dalam aktifitas seks.

Mungkin beberapa orang berkata, “Kita sudah menikah sekarang, tapi luka masa lalu dan benih kecurigaan masa lalu mensabotase kehidupan seks kami. Apa yang bisa kami lakukan?” Setiap pihak bisa mengakui kesalahannya, minta maaf atas kesalahannya. Semua mengakui dosannya dihadapan Tuhan. Dia Bapa yang berbelas kasih, siap mengampuni. Kepastian pengampunan dari kedua pasangan dan Tuhan menolong anda memulai awal yang baru dalam wilayah penting hidup anda ini.

Halangan kedua bagi kehidupan seks yang memuaskan adalah prilaku yang tidak tepat terhadap seks. Sebagian orang Kristen berpikir seks itu kotor dan berdosa, tindakan yang dibutuhkan tapi tidak layak dinikmati. Mereka tidak mau menyebut hal ini dan menjadi malu walaupun membaca literature yang kudus tentang hal ini. Mereka lupa bahwa Buku terbesar dari semuanya, Firman Tuhan, banyak bicara tentang seks! Jika Tuhan berpikir seks penting untuk dibahas, kita harus menyelidiki perkataanNya. Paulus, diinspirasi oleh Roh Kudus, menasihati orang Kristen di Korintus tentang seks, dan Tuhan melihat itu sesuai untuk ada dalam FirmanNya. Dia tahu kalau kita membutuhkan nasihat yang sama.

“tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri.”8 Tujuan seks tidak hanya untuk membuat anak, tapi juga memuaskan kebutuhan biologis yang akan berdosa jika dilakukan tanpa nikah. Paulus mengetahui bahwa dorongan ini ada baik pada pria dan wanita. Seorang wanita harus memiliki suami untuk menolongnya menghindari percabulan, seperti juga pria harus punya istri untuk menolong dia dari percabulan. Walau beberapa orang berpikir sebaliknya, normal jika seorang istri memiliki keinginan seksual, seperti suaminya. Walau hasrat wanita biasanya kurang dari pria, menarik untuk diperhatikan bahwa Tuhan menempatkan organ dalam tubuh wanita, clitoris, yang hanya berfungsi untuk menyediakan rasa nikmat. Tuhan pasti ingin wanita menikmati hubungan fisik yang baik dengan suaminya!

Satu tujuan bagi seks, adalah memenuhi hasrat fisik yang benar. Keinginan ini kadang dibelokan dan dilepaskan dengan cara lain, seperti dalam kasus orang yang tidak menikah atau pasangan yang sakit. Tidak seperti makanan, kebutuhan seks bisa diubah melalui aktifitas yang tepat. Melalui anugrah Tuhan yang lajang bisa hidup seimbang tanpa terlibat dalam dosa. Bagaimanapun,rencana normal Tuhan adalah menikah dan menikmati kepuasan kebutuhan seks masing-masing.

Bagian ini meneruskan, “Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.”9 Disini kita dengan jelas dikatakan bahwa suami dan istri bertanggung jawab memenuhi kebutuhan seksual pasangannya. Tapi lebih dari tanggung jawab yang memberatkan; bagi pria dan wanita yang saling mengasihi ini suatu keistimewaan yang dinikmati. Tuhan telah membentuk tubuh mereka sehingga mereka bisa saling memenuhi kebutuhan seks menjadi ungkapan kasih, mendatangkan kenikmatan baik bagi suami maupun istri.

Seks seperti rencana Tuhan tidak hanya ekspresi kebutuhan. Itu merupakan pemberian tubuh kita untuk menyatakan perasaan terdalam kasih yang ada didalam kita, dan itu dihasilkan dalam orang yang kita kasihi. Tuhan berkata bahwa tubuh saya milik istri untuk kesenangannya, dan tubuhnya milik saya untuk kesenangan saya. Walau kesopanan merupakan aturan umum, kenikmatan masing-masing menyehatkan dan hak istimewa dari Tuhan dibelakang pintu tempat tidur.

Paulu mengajar dalam 1 Corinthians 7:3 dan 4 bahwa suami dan istri berbagi hak yang sama dalam pemilikan tubuh masing-masing. Bagi suami tidak berdosa menginginkan tubuh istrinya. Suami yang dikuasai Roh mengasihi istrinya akan mengagumi, mencium, memeluk dan membelai tubuh istrinya sebagai ekspresi kasih baginya, dan memenuhi kebutuhan istrinya dan dirinya. Istri yang dipenuhi Roh mengasihi suaminya akan menunjukan suaminya bahwa dia menginginkannya dan menikmatinya. Bahkan pembacaan biasa dari Kidung Agung menunjukan bahwa tubuh istri menyukakan suaminya10 dan tubuh suami menyenangkan istrinya.11 Alkitab tidak membatasi cara suami dan istri menyenangkan pasangannya, berasumsi bahwa masing-masing menikmati dan tidak menolak. Satu-satunya batasan adalah kasih, yang menempatkan perasaan pasangan kita diatas hasrat kita.

Ada pemikiran Paulu bagi jemaat Korintus mengenai seks. “Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak.”12 Sebagian orang Kristen kelihatannya memiliki pemikiran bahwa menjauhkan diri dari seks merupakan kerohanian yang tinggi, bahwa orang percaya yang dipenuhi Roh tidak tertarik dalam hal ini. Kadang istri menolak hak seks suaminya karena prilaku seks mereka yang tidak Alkitabiah mengenai seks, atau sebagai pembalasan atas ketidakadilan, atau mungkin menganggap diri terlalu rohani. Tapi Tuhan menganggap itu sebagai pencurian—menghalangi kenikmatan yang sah. Sebaliknya, bukanya rohani, penolakan menyediakan hubungan intim merupakan ketidak taatan pada Tuhan dalam hal ini.

Mungkin ada pantangan selama masa menstruasi istri. Mungkin ada periode waktu dengan kesadaran bersama, pasangan tidak melakukannya untuk mendoakan masalah tertentu. Mungkin ada saat dimana satu orang tidak ingin melakukannya. Pasangannya tidak memaksakan itu tapi mengusahakan yang terbaik bagi yang dikasihi. Tapi mereka akan kembali kepada hubungan normal dengan frekwensi yang sesuai dengan mereka, kalau tidak setan akan menggoda mereka dalam perzinahan.

Kita telah menyebutkan orang percaya yang dipenuhi Roh. Daripada menghindari kehidupan seks yang memuaskan, mereka akan melakukannya. Saat Tuhan Yesus Kristus mengontrol hidup kita sepenuhnya, kita tidak akan egois, dan tidak egois merupakan kunci kehidupan seks yang memuaskan. Tidak egois menyebabkan seseorang mengenali perbedaan antara pria dan wanita secara seks, kemudia memperlakukan pasangannya sesuai dengan itu. Sebagai contoh, sudah umum bahwa melihat tubuh wanita sudah bisa membangkitkan keinginan seks pria.

Wanita, sebaliknya, umumnya berespon lebih lambat, dan lama dengan belaian. Seorang istri janganlah terganggu dengan suaminya yang lebih cepat, dan juga suami jangan marah karena istrinya kelihatannya tidak tertarik. Istri akan berespon dengan baik; suami lebih sabar dalam memenuhi kebutuhan istri. Keduanya akan menyadari bahwa ada saat dimana hasrat istri yag membawa kepuasan suami.

Membiarkan Roh Kudus mengontrol hidup kita. Pengalaman seks yang paling berhasil berasal dari hubungan yang hangat dan bertumbuh dihari-hari dan waktu sebelum seks. Roh Kudus merupakan Pribadi yang bisa menolong kita mengembangkan keintiman ini. Kasih yang memberi diri yang dihasilkanNya dalam hidup pasangan akan mendekatkan mereka secara seksual, jadi mereka bisa menikmati hubungan yang baik selama hari itu, daripada hanya egois ditempat tidur. Seks yang bertumbuh alami dari kehangatan kasih hubungan ini merupakan seks terbaik. Kasih dari Roh bisa memenuhi dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan seks pasangan.

Bab ini jelas tidak bertujuan menyediakan detil gambaran teknik seks. Ini hanya bertujuan mendirikan prilaku yang benar terhadap seks dengan melihat apa yang dikatakan Tuhan tentang hal ini. Prilaku yang tepat sebelum kita mulai menggunakan teknik apapun dengan berhasil.

Jika kita telah belajar dari Alkitab, kita melihat seks bukan hal memalukan, tapi kudus. Alkitab bicara tentang itu dengan jelas dan jujur, dan demikian juga kita. Cara terbaik menyelesaikan masalah ini adalah tetap membuka jalur komunikasi. Suami dan istri perlu saling mengatakan dengan terus terang apa yang mereka sukai, dan bagaimana perasaan mereka agar kehidupan seks mereka bisa meningkat. Bicarakan hal ini dengan tenang dan saling mendoakan sehingga meluluhkan halangan dan membuat seks menjadi pengalaman indah seperti maksud Tuhan.


1 Genesis 1:27, 31; 2:24, KJV.

2 1 Corinthians 6:16.

3 Hebrews 13:4.

4 Proverbs 5:18,19, TLB.

5 Song of Solomon 4:10, KJV.

6 1 Thessalonians 4:3, KJV.

7 1 Thessalonians 4:6, KJV.

8 1 Corinthians 7:2, KJV.

9 1 Corinthians 7:3, TLB.

10 Song of Solomon 4:1-7; 6:4-9; 7:1-9.

11 Song of Solomon 5:10-16.

12 1 Corinthians 7:5, KJV.

Related Topics: Christian Home, Marriage, Love

Report Inappropriate Ad