MENU

Where the world comes to study the Bible

1. Miss Persia (Esther 1:1-2:18)

Pendahuluan

Sebagian dari anda mungkin ingat program televise beberapa tahun lalu yang disebut “Queen for a Day.” Beberapa wanita dipilih sebagai peserta dan diberikan pertanyaan, yang memberikan setiap wanita kesempatan menunjukan kenapa di harus menjadi “ratu.” Diakhir setiap program, satu wanita dipilih sebagai “Queen for a Day.” Diantara beberapa hadiah, rambutnya ditata oleh piñata rias artis Hollywood yang terkenal, dan dia makan direstoran yang terkenal didunia.

Sekarang kita melihat “queen for a year,” pemilihan Miss America. Peserta dipilih untuk mewakili Negara bagiannya, dan setiap wanita muda ini mendapat kesempatan menunjukan talenta, kepintaran, dan kecantikannya. Peserta disempitkan terus sampai seorang wanita beruntung dipilih oleh juri sebagai Miss America tahun ini. Dia memulai pemerintahannya, setelah MC Bert Parks menyanyikan “Miss America” saat dia dipertunjukan kepada orang banyak.

Saat saya membaca 2 pasal pertama kitab Ester, saya bertanya, “Dimana Bert Parks?” Dia satu-satunya orang yang hilang dalam pasal ini. Bagian pertama Kitab Ester dibuka dengan serangkaian pesta besar dan diakhiri dengan sebuah pesta besar. Itu dimulai dengan seorang Ratu Persia bernama Vasti dan diakhiri dengan seorang Yahudi yang menjadi ratu. Kelihatannya peristiwa yang membahagiakan. Itu kelihatannya seluruh kitab berjalan sebaik pembukaannya, akan menjadi bacaan yang menyenangkan. Tidak heran kitab ini merupakan favorit dari seluruh kitab PL diantara orang Yahudi.1 Tapi apakah ini masalahnya? Pembacaan yang seksama akan sangat menolong.

Vasti Disingkirkan
(1:1-22)

1 Pada zaman Ahasyweros--dialah Ahasyweros yang merajai seratus dua puluh tujuh daerah mulai dari India sampai ke Etiopia--, 2 pada zaman itu, ketika raja Ahasyweros bersemayam di atas takhta kerajaannya di dalam benteng Susan, 3 pada tahun yang ketiga dalam pemerintahannya, diadakanlah oleh baginda perjamuan bagi semua pembesar dan pegawainya; tentara Persia dan Media, kaum bangsawan dan pembesar daerah hadir di hadapan baginda. 4 Di samping itu baginda memamerkan kekayaan kemuliaan kerajaannya dan keindahan kebesarannya yang bersemarak, berhari-hari lamanya, sampai seratus delapan puluh hari. 5 Setelah genap hari-hari itu, maka raja mengadakan perjamuan lagi tujuh hari lamanya bagi seluruh rakyatnya yang terdapat di dalam benteng Susan, dari pada orang besar sampai kepada orang kecil, bertempat di pelataran yang ada di taman istana kerajaan. 6 Di situ tirai-mirai dari pada kain lenan, mori halus dan kain ungu tua, yang terikat dengan tali lenan halus dan ungu muda bergantung pada tombol-tombol perak di tiang-tiang marmar putih, sedang katil emas dan perak ditempatkan di atas lantai pualam, marmar putih, gewang dan pelinggam. 7 Minuman dihidangkan dalam piala emas yang beraneka warna, dan anggurnya ialah anggur minuman raja yang berlimpah-limpah, sebagaimana layak bagi raja. 8 Adapun aturan minum ialah: tiada dengan paksa; karena beginilah disyaratkan raja kepada semua bentara dalam, supaya mereka berbuat menurut keinginan tiap-tiap orang. 9 Juga Wasti, sang ratu, mengadakan perjamuan bagi semua perempuan di dalam istana raja Ahasyweros.

10 Pada hari yang ketujuh, ketika raja riang gembira hatinya karena minum anggur, bertitahlah baginda kepada Mehuman, Bizta, Harbona, Bigta, Abagta, Zetar dan Karkas, yakni ketujuh sida-sida yang bertugas di hadapan raja Ahasyweros, 11 supaya mereka membawa Wasti, sang ratu, dengan memakai mahkota kerajaan, menghadap raja untuk memperlihatkan kecantikannya kepada sekalian rakyat dan pembesar-pembesar, karena sang ratu sangat elok rupanya. 12 Tetapi ratu Wasti menolak untuk menghadap menurut titah raja yang disampaikan oleh sida-sida itu, sehingga sangat geramlah raja dan berapi-apilah murkanya. 13 Maka bertanyalah raja kepada orang-orang arif bijaksana, orang-orang yang mengetahui kebiasaan zaman--karena demikianlah biasanya masalah-masalah raja dikemukakan kepada para ahli undang-undang dan hukum; 14 adapun yang terdekat kepada baginda ialah Karsena, Setar, Admata, Tarsis, Meres, Marsena dan Memukan, ketujuh pembesar Persia dan Media, yang boleh memandang wajah raja dan yang mempunyai kedudukan yang tinggi di dalam kerajaan--,tanya raja: 15 Apakah yang harus diperbuat atas ratu Wasti menurut undang-undang, karena tidak dilakukannya titah raja Ahasyweros yang disampaikan oleh sida-sida? 16 Maka sembah Memukan di hadapan raja dan para pembesar itu: Wasti, sang ratu, bukan bersalah kepada raja saja, melainkan juga kepada semua pembesar dan segala bangsa yang di dalam segala daerah raja Ahasyweros. 17 Karena kelakuan sang ratu itu akan merata kepada semua perempuan, sehingga mereka tidak menghiraukan suaminya, apabila diceritakan orang: Raja Ahasyweros menitahkan, supaya Wasti, sang ratu, dibawa menghadap kepadanya, tetapi ia tidak mau datang. 18 Pada hari ini juga isteri para pembesar raja di Persia dan Media yang mendengar tentang kelakuan sang ratu akan berbicara tentang hal itu kepada suaminya, sehingga berlarut-larutlah penghinaan dan kegusaran. 19 Jikalau baik pada pemandangan raja, hendaklah dikeluarkan suatu titah kerajaan dari hadapan baginda dan dituliskan di dalam undang-undang Persia dan Media, sehingga tidak dapat dicabut kembali, bahwa Wasti dilarang menghadap raja Ahasyweros, dan bahwa raja akan mengaruniakan kedudukannya sebagai ratu kepada orang lain yang lebih baik dari padanya. 20 Bila keputusan yang diambil raja kedengaran di seluruh kerajaannya--alangkah besarnya kerajaan itu! --,maka semua perempuan akan memberi hormat kepada suami mereka, dari pada orang besar sampai kepada orang kecil. 21 Usul itu dipandang baik oleh raja serta para pembesar, jadi bertindaklah raja sesuai dengan usul Memukan itu. 22 Dikirimkanlah oleh baginda surat-surat ke segenap daerah kerajaan, tiap-tiap daerah menurut tulisannya dan tiap-tiap bangsa menurut bahasanya, bunyinya: Setiap laki-laki harus menjadi kepala dalam rumah tangganya dan berbicara menurut bahasa bangsanya.

Raja Ahasuerus, dikenal oleh sejarawan sekuler sebagai Xerxes,2 memerintah selama 3 tahun. Kelihatannya selama itu dibutuhkan untuk mengkonsolidasi kerajaannya dari pemberontakan dibagian Mesir dan Babilon.3 Dia tinggal di Susa,4 pusat Elam kuno, tempat musim dingin yang ayahnya, Darius I, bangun kembali sebagai ibukota musim dingin. Ahaswerus adalah raja besar Persia, yang dinubuatkan Daniel:

2 “Oleh sebab itu, aku akan memberitahukan kepadamu hal yang benar. Sesungguhnya, tiga raja lagi akan muncul di negeri Persia, dan yang keempat akan mendapat kekayaan yang lebih besar dari mereka semua, dan apabila ia telah menjadi kuat karena kekayaannya, ia akan berusaha sekuat-kuatnya untuk melawan kerajaan Yunani ” (Daniel 11:2).

Kerajaan ini dikenal dengan nama Media dan Persia (Daniel 5:28; 6:8, 12, 15); sekarang kerjaan Persia dan Media (Esther 1:3, 14, 18-19), karena sekarang Persia menjadi bangsa yang dominan.

Dalam tahun ketiga pemerintahannya (1:3), raja mengadakan pesta besar selama 6 bulan. Teks ini tidak secara spesifik mengatakan pada kita kenapa raja mengadakan penyelenggaraan seperti itu, tapi maksudnya jelas ingin menunjukan kuasa dan kemuliaan kerajaannya (1:4). Sejarah secular menekankan pemborosan ini. Tahun berikutnya Ahasuerus harus membayar perang melawan Yunani. Perayaan mungkin merupakan suatu kekuatan pendorong. Bangsawan dari berbagai privinsi (127) kerajaan ini hadir untuk melihat kuasa raja dan untuk melihat apakah dia mampu melakukan tugas besar ini (mengadakan perayaan selama 6 bulan). Ada pendapat bahwa perayaan 6 bulan ini diadakan untuk merencanakan operasi militer melawan Yunani. Raja ingin meyakinkan tamunya bahwa mereka akan tunduk dan mendukung kepemimpinannya saat dia masuk kedalam peperangan.5

Saat 6 bulan hampir berakhir, ada pseta besar lagi yang digambarkan. Pesta besar ini lebih singkat—hanya 7 hari—dan untuk semua orang yang berdiam di Susa, baik kaya maupun miskin (1:5). Pesta yang lebih lama untuk kaum bangsawan (1:3-4). Kemakmuran merupakan bukti dari perayaan singkat dengan berlimpahnya makanan dan anggur. Walau raja menyediakan anggur dengan berlimpah, dia memberi kebebasan mereka meminum apapun yang diinginkan (1:8).

Para wanita terutama sangat terkesan dengan istana dan taman.6 Saya bahkan tidak yakin apa yang dimaksud penulis dengan semua istilah gambaran itu, tapi kita yakin bahwa “kekayaan kemuliaan kerajaannya” (1:4) sedang ditunjukan. Ini termasuk tirai mahal, terikat dengan tali lenan halus dan ungu muda bergantung pada tombol-tombol perak di tiang-tiang marmar putih (1:6). Dalam pandangan saya, itu seperti tenda yang sangat mahal, menyediakan hiburan diluar dimana makanan dihidangkan dan tamu dihibur. Bantal disediakan bagi tamu yang ingin berbaring saat makan—bukan tempat istirahat dari toko furniture—ini terbuat dari emas dan perak. Dibawahnya ada trotoar yang diukir yang membuat pembaca Better Homes and Garden menangis. Diatas semuanya, anggur dihidangkan dari wadah yang merupakan karya seni yang tinggi sekali nilainya. Saya tahu kalau istri saya akan memperhatikan hal ini. Inilah maksud pesta besar ini; raja membiarkan setiap orang tahu dia lebih kaya dan lebih berkuasa dari yang lainnya.

Sementara pria dihibur oleh raja, para wanita memiliki pestanya sendiri dengan ratu Vasti sebagai tuan mereka (1:9). Akhir dari 7 hati, pesta hampir berakhir. Banyak minuman diberikan diminggu sebelumnya, dan teks ini menyatakan pada kita bahwa raja juga ikut serta (1:10). Kita tidak diberitakan bahwa raja “mabuk” tapi hatinya “riang gembira. Alkitab tidak melarang pria untuk riang gembira, tapi tidak karena mabuk (lihat Deuteronomy 14:24-26). Kita harus waspada untuk membaca terlalu banyak dari teks ini. Tapi, saat hati raja sedang “riang gembira” dia memerintahkan Vasti untuk muncul dihadapan pria yang bersama dengan dia (1:10-11). Hal yang bisa saya katakan, dia telah merencanakan ini sebagai puncaknya. Dari apa yang dikatakan pada kita, dia harus memakai pakaian kebesarannya. Dia diperintahkan untuk menunjukan kecantikannya, bukan menghibur dengan suatu pertunjukan. Ingat, tujuan perayaan ini bagi raja adalah untuk “memamerkan kekayaan kemuliaan kerajaannya dan keindahan kebesarannya yang bersemarak” (1:4). Raja tidak meminta, dia memerintahkan ratunya. Ratu tidak diminta untuk merendahkan martabatnya. Dia harus muncul dalam kebesaran kemuliaan untuk membawa kebesaran raja.

Banyak penafsir dan sebagian besar orang Kristen kelihatannya membaca terlalu banyak hal ini. Mereka mengartikan raja memerintahkan ratu untuk merendahkan dirinya dengan tindakan yang tidak baik dihadapan kerumunan yang mabuk (I wonder how much more sober the women were). Sebagai contoh, , J. Sidlow Baxter menulis,

Raja memerintahkan agar Vasti (Vashti artinya ‘wanita cantik’) harus datang dan menunjukan dirinya dengan cara yang tidak sopan dihadapan banyak tamu, merupakan pelanggaran dan penghinaan hidup seseorang yang seharusnya dilindungi raja. Penolakan Vashti suatu keberanian dan bisa dibenarkan : walau kita bisa mengerti penolakan terhadap monarki seperti itu sangat memalukan.7

Posisi yang sama diambil oleh Jamieson, Fausset, dan Brown:

“Penolakan Vasti terhadap perintah untuk menunjukan dirinya dengan tidak terhormat dihadapan undangan yang mabuk berdampak pada kesopanan seks dan kedudukannya sebagai ratu; menurut kebiasaan Persia, ratu, lebih dari istri seorang pria, diasingkan dari pandangan umum: dan jika bukan karena raja sudah dikuasai oleh anggur dan kesombongannya, dia akan melihat hal ini dan merundingkan oleh tindakannya yang mulia.”8

John C. Whitcomb cenderung pada arah yang sama tapi lebih memperhatikan kesimpulan yang tidak jelas dinyatakan oleh penulis:

Pada hari terakhir pesta, raja yang sudah mabuk mengirim 7 kasim, . . . yang menjalankan maksudnya untuk menjemput Vasti. Ratu Persia biasanya makan dimeja raja, tapi tidak pada pesta besar. Mungkin takut kehormatannya ditengah kelompok pemabuk (cf. Herodotus 5. 18), dia menolak mentaati perintah itu.9

Kita tidak tahu apa yang menyebabkan ratu berespon seperti itu. Menurut pandangan saya wanita ini mungkin dari darah bangsawan. Sejarah sekuler tidak banyak bicara tentang wanita ini.10 Hampir semua berasumsi bahwa sementara para pria mabuk, wanita dalam keadaan sadar dan terkontrol. Saya kerja dikatering selama masa kuliah, dan pengalaman saya wanita lebih bisa menguasai diri dari pria.

Dalam teks kita, Vasti jelas tidak dipandang baik. Dia dengan dingin menolak perintah suaminya dan rajanya untuk muncul dalam kebesarannya. Penasihat raja semuanya menganggap dia bersalah dan merekomendasikan agar dia diganti dengan yang “lebih baik.” (1:19) daripadanya. Tindakannya bisa menjadi contoh buruk yang bisa merusak prilaku dan tindakan wanita dikerajaan (1:17-18). Tidak ada yang tahu kenapa ratu bertindak seperti itu dan itu tidak penting. Hasilnya ratu disingkirkan dari kekuasaan, dan suatu cara dipersiapkan untuk yahudi muda bertahta disamping raja yang paling berkuasa dibumi.

Raja mungkin “riang gembira” karena anggur, tapi sekarang dia jelas marah. Bayangkan betapa memalukan hal ini bagi Ahasuerus. Tujuannya menyelenggarakan pesta ini untuk mengesankan tamunya dengan kemakmuran dan kuasa. Dia menginginkan pendukung setia saat dia mulai perang dengan Yunani. Dan sekarang, selama pesta berakhir, istrinya sendiri menolaknya, menolak untuk menghormati dan mentaati dia dan mempermalukan dia dihadapan semua tamunya.

Raja marah terhadap Vasti, tapi tidak kehilangan kendali. Dia tidak menuntut ratu dihukum mati atau memutuskan nasibnya saat itu. Dia memanggil penasihatnya, apa yang harus dilakukan. Saat saran diberikan, raja menerima, dan melaksanakannya.

Penasihat raja adalah orang bijak, orang yang dihormati dan yang mau didengarnya. Ketujuh orang bijak ditanyakan apa yang harus dilakukan raja, karena mereka orang yang mengetahui kebiasaan zaman dan juga mengerti “undang-undang dan hukum” (1:13). Mereka tidak hanya mengerti kesalahan Vasti, mereka juga punya rasa adil dan mengerti hukuman yang tepat bagi pemberontakannya. Mereka juga mengetahui berbagai bahasa, dan budaya dikerajaan Ahasuerus dan bagaimana dampak keputusan raja bagi orang-orang.

Selain apa yang dilakukan raja diwaku-waktu lainnya,11 kita tidak mau mengaburkan penilaian kita dan melihat tindakan raja sebagai ocehan pemabuk. Penulis kitab bermaksud agar kita menilai Ahasuerus atas dasar data yang ada. Mari kita hati-hati dalam menilainya atas data sejarawan sekuler, yang tidak menghargai Alkitab atau pesan kitab ini. Teks kita berkata Ahasuerus memerintahkan istrinya, Ratu Vasti, untuk muncul dalam kemegahannya sebagai bagian dari pernyataan kuasanya. Ratu menolak untuk alasan yang tidak dikemukakan. Raja marah tapi memanggil penasihatnya yang bijak dan paling dipercayanya. Mereka mempertimbangkan hal ini menurut hukum dan dampak keputusan raja atas seluruh kerajaan. Dari apa yang dinyatakan, siapa bisa menangani hal ini lebih baik?

Salah satu penasihat, Memucan, memberikan pendapatnya; setuju dengan yang lainnya dan dijalankan oleh raja. Memucan menyimpulkan ratu telah melakukan kesalahan, tidak hanya kepada raja tetapi terhadap kerajaan. Dia merupakan wanita yang paling penting dan dipandang dalam kerajaan Persia, maka dari itu, tindakannya menjadi contoh yang berdampak pada setiap wanita dalam kerajaan. Vasti telah memandang rendah otoritas suaminya. Dia tidak hanya suaminya; dia juga rajanya! Jika raja tidak memperlakukan hal ini dengan tegas, akan ada pemberontakan didalam setiap keluarga. Istri memiliki keberanian melawan suami seperti Vasti lakukan terhadap Ahasuerus. Dan sampai sekarang kita mengira women’s liberation movement merupakan hal baru!

Kita harus melihat bahwa raja dan penasihatnya tidak mengatasi masalah secara Alkitabiah. Mereka mendekati situasi ini dari sudut pandang ketimuran mereka, budaya chauvinistic, tidak dari prinsip Firman Tuhan. Tidak diragukan mereka melihat wanita lebih rendah dari pria dan bisa digunakan pria untuk kesenangan mereka. Sebagai hasilnya, saran penasehat raja diarahkan untuk menjaga status quo itu, dan bukan dalam ketaatan pada perintah ilahi.

Nasihat yang diberikan Memucan kepada raja sederhana. Ratu harus disingkirkan dari kedudukannya dan kemuliaannya. Dia harus dilarang untuk tampil bersama raja sebagai ratu dan digantikan oleh ratu baru yang dipilih raja, seorang wanita yang “lebih baik” (1:19) dari Vasti. Keputusan raja harus tidak bisa ditarik kembali, dan harus menjadi hukum Persia dan Media yang tidak bisa dicabut. Keputusan raja harus disampaikan keseluruh kerajaan,12 suatu tanda bagi para suami untuk tetap berkuasa dan para istri untuk tetap tunduk.13

Ester Naik Mendapat Kedudukan dan Kuasa
(2:1-18)

1 Sesudah peristiwa-peristiwa ini, setelah kepanasan murka raja Ahasyweros surut, terkenanglah baginda kepada Wasti dan yang dilakukannya, dan kepada apa yang diputuskan atasnya. 2 Maka sembah para biduanda raja yang bertugas pada baginda: Hendaklah orang mencari bagi raja gadis-gadis, yaitu anak-anak dara yang elok rupanya; 3 hendaklah raja menempatkan kuasa-kuasa di segenap daerah kerajaannya, supaya mereka mengumpulkan semua gadis, anak-anak dara yang elok rupanya, di dalam benteng Susan, di balai perempuan, di bawah pengawasan Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan; hendaklah diberikan wangi-wangian kepada mereka. 4 Dan gadis yang terbaik pada pemandangan raja, baiklah dia menjadi ratu ganti Wasti. Hal itu dipandang baik oleh raja, dan dilakukanlah demikian.

5 Pada waktu itu ada di dalam benteng Susan seorang Yahudi, yang bernama Mordekhai bin Yair bin Simei bin Kish, seorang Benyamin 6 yang diangkut dari Yerusalem sebagai salah seorang buangan yang turut dengan Yekhonya, raja Yehuda, ketika ia diangkut ke dalam pembuangan oleh raja Nebukadnezar, raja Babel. 7 Mordekhai itu pengasuh Hadasa, yakni Ester, anak saudara ayahnya, sebab anak itu tidak beribu bapa lagi; gadis itu elok perawakannya dan cantik parasnya. Ketika ibu bapanya mati, ia diangkat sebagai anak oleh Mordekhai.

8 Setelah titah dan undang-undang raja tersiar dan banyak gadis dikumpulkan di dalam benteng Susan, di bawah pengawasan Hegai, maka Esterpun dibawa masuk ke dalam istana raja, di bawah pengawasan Hegai, penjaga para perempuan. 9 Maka gadis itu sangat baik pada pemandangannya dan menimbulkan kasih sayangnya, sehingga Hegai segera memberikan wangi-wangian dan pelabur kepadanya, dan juga tujuh orang dayang-dayang yang terpilih dari isi istana raja, kemudian memindahkan dia dengan dayang-dayangnya ke bagian yang terbaik di dalam balai perempuan. 10 Ester tidak memberitahukan kebangsaan dan asal usulnya, karena dilarang oleh Mordekhai. 11 Tiap-tiap hari berjalan-jalanlah Mordekhai di depan pelataran balai perempuan itu untuk mengetahui bagaimana keadaan Ester dan apa yang akan berlaku atasnya.

12 Tiap-tiap kali seorang gadis mendapat giliran untuk masuk menghadap raja Ahasyweros, dan sebelumnya ia dirawat menurut peraturan bagi para perempuan selama dua belas bulan, sebab seluruh waktu itu digunakan untuk pemakaian wangi-wangian: enam bulan untuk memakai minyak mur dan enam bulan lagi untuk memakai minyak kasai serta lain-lain wangi-wangian perempuan. 13 Lalu gadis itu masuk menghadap raja, dan segala apa yang dimintanya harus diberikan kepadanya untuk dibawa masuk dari balai perempuan ke dalam istana raja. 14 Pada waktu petang ia masuk dan pada waktu pagi ia kembali, tetapi sekali ini ke dalam balai perempuan yang kedua, di bawah pengawasan Saasgas, sida-sida raja, penjaga para gundik. Ia tidak diperkenankan masuk lagi menghadap raja, kecuali jikalau raja berkenan kepadanya dan ia dipanggil dengan disebutkan namanya. 15 Ketika Ester--anak Abihail, yakni saudara ayah Mordekhai yang mengangkat Ester sebagai anak--mendapat giliran untuk masuk menghadap raja, maka ia tidak menghendaki sesuatu apapun selain dari pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan. Maka Ester dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat dia.

16 Demikianlah Ester dibawa masuk menghadap raja Ahasyweros ke dalam istananya pada bulan yang kesepuluh--yakni bulan Tebet--pada tahun yang ketujuh dalam pemerintahan baginda. 17 Maka Ester dikasihi oleh baginda lebih dari pada semua perempuan lain, dan ia beroleh sayang dan kasih baginda lebih dari pada semua anak dara lain, sehingga baginda mengenakan mahkota kerajaan ke atas kepalanya dan mengangkat dia menjadi ratu ganti Wasti. 18 Kemudian diadakanlah oleh baginda suatu perjamuan bagi semua pembesar dan pegawainya, yakni perjamuan karena Ester, dan baginda menitahkan kebebasan pajak bagi daerah-daerah serta mengaruniakan anugerah, sebagaimana layak bagi raja.

Kelihatannya beberapa tahun telah lewat sejak peristiwa pasal 1.14 Kita tahu ini karena pesta diadakan raja dalam tahun ketiga pemerintahannya (1:3), dan Ester belum dibawa kehadapan raja sampai tahun ketujuh pemerintahannya (2:16). Kemarahan raja sudah surut terhadap Vasti, dan perasaannya sudah pulih. Ratu ada dalam pikirannya, dan sepertinya dia memikirkan kembali tindakan yang telah diambilnya terhadapnya. Tidak heran penasihat raja menasihati agar hal itu dibuat tidak bisa ditarik kembali. Kalau tidak, tidak ada yang bisa menghalanginya menarik keputusan itu.

Orang yang mengunjungi raja mengetahui apa yang terjadi dan mengusulkan agar raja melakukan pemilihan ratu baru. Dorongan ini sangat dibutuhkan, karena Ahazuerus seorang yang gila perempuan. Dia butuh sedikit dorongan untuk melaksanakan kontes kecantikan, terutama dia sendiri penilainya. Perawan tercantik diseluruh kerajaan menjadi peserta, dan rencananya dia akan mencoba mereka semua. Siapa yang tidak terpilih tetap menjadi selirnya. Malam yang diberikan para perawan dengan raja tidak hanya satu kali makan malam dan dansa. Para wanita dibawa keistana selir dan dibawah pengawasan Hegai (2:3, 8). Mereka menjalani masa persiapa yang lama (2:12). Setelah semalam dengan raja, wanita itu ditempatkan diruang berbeda dalam istana selir dibawah pengawasan Shaashgaz, sida-sida yang bertanggung jawab atas selir raja (2:14). Menurut saya aman untuk berasumsi bahwa setelah semalam dengan raja, wanita itu tidak lagi perawan.

Diantara peserta ada seorang wanita yahudi muda yang cantik, yang nama Yahudinya adalah Hadassah dan nama Persianya Esther.15 Satu-satunya kualitas Ester yang dinyatakan dalam Alkitab hanyalah kualitas fisik. Dia cantik, perawakan dan wajahnya. Perkataan Proverbs 31:30 seharusnya menjadi rujukan dan peringatan. Ester juga seorang yatim piatu. Saat kedua orangtuanya meninggal, pamannya Mordekai mengambil dan membesarkannya sebagai anaknya (2:5-7). Naik Ester dan Mordekai dari keturunan Benyamin, keturunan Kish (diasingkan dari Yerusalemn dengan Jeconiah dalam tahun 597) dan anaknya Shimei (2:5-6).

“Saat perintah raja” dinyatakan, banyak perempuan muda dipilih sebagai peserta dan dibawa ke Susa, dimana mereka ditempatkan dibawah pengawasan Hegai. Diantara mereka ada Ester. Wanita muda ini mendapat tempat khusus dihati Hegai, yang menjadikannya sebagai favorit. Beberapa orang berpendapat bahwa dia diistimewakan karena karakternya yang saleh. Pasti, jika ini benar penulis akan menyatakannya dengan cara yang mirip dengan cerita Yusuf dan Daniel. Shirley Temple juga menarik banyak orang, tapi bukan karena kesalehannya. Kita harus hati-hati agar tidak membaca teks sesuai keinginan kita.

Disini juga tidak ada pujian bagi Mordekai. Kita tahu Ester tidak menyatakan kebangsaannya karena dia disuruh oleh Mordekai untuk melakukannya (2:10). Seseorang pasti bingung apakah dia bisa menjadi peserta jika mereka mengetahui kalau dia seorang Yahudi. Kenapa Mordekai mau menyatakan diri sebagai Yahudi tapi tidak Ester? Mordekai tidak mencoba untuk jadi ratu berikutnya, tapi Ester.16

Apapun alasannya Ester disukai Hegai (dan kita harus memperhatikan bahwa penulis kitab tidak memberikan alasannya), disukai oleh orang ini memberikan Ester kesempatan besar diatas peserta lainnya. Hegai bahkan memberikan Ester 7 pelayan, dan menyediakan Ester dan pelayannya tempat terbaik diistana selir (2:9). Dia juga disediakan kosmetik dan hal lainnya, yang memberikan awal yang baik bagi proses mempercantik diri. Akhirnya, setelah beberapa wanita menghabiskan malam dengan raja, Hegai memberikan informasi tentang apa yang disukai raja. Lebih baik jangan berlebihan dihadapan raja, demikian informasi Hegai bagi Ester (2:15).

Mordekai tidak tenang tentang nasib anak angkatnya, Ester. Saat dia dibawa keistana selir, dia tidak diperbolehkan untuk berhubungan dengan pria lain selain sida-sida raja yang bertanggung jawab disitu. Karena dia tidak jujur akan kebangsaan atau hubungannya dengan Mordekai, dia tidak bisa mengunjunginya. Dan dia menempatkan diri diluar istana selir sedekat mungkin dengan Ester berharap bisa mengetahui apa yang terjadi dengannya (2:11). Saya pikir dia khawatir dan beralasan. Dia seperti situasi Abraham dimana Sarah ada diistana selir Firaun (lihat Genesis 12:10-20). Mengetahui reputasi raja dengan wanita, ketakutan Mordekai bisa dibenarkan.

Esther menghabiskan setahun persiapan, 6 bulan dengan minyak myrrh dan 6 lagi dengan rempah dan kosmetik (2:12).17 Akhirnya, hari Ester untuk “dicoba” tiba. Dia melakukan saran Hegai dan tidak minta macam-macam (2:15).18 Rutinitasnya adalah setiap perawan menghabiskan malam dengan raja dan paginya ditempatkan ditempat berbeda diistana selir (2:13-14). Jika wanita itu disenangi raja, dia akan memanggilnya lagi. Jika tidak, wanita itu akan mendapat hidup yang sepi (sepanjang pemikiran pria) dalam istana selir. Wanita yang terus disukai raja hampir pasti akan menjadi ratu yang baru.

Menurut ayat 15, Esther disukai semua yang melihatnya. Menurut saya ini tidak sama dengan pernyataan Ester disukai oleh semua yang mengenalnya. Saya takut Ester merupakan wanita yang sangat cantik, dan rasa suka yang didapatnya merupakan hasil dari penampilannya daripada karakternya. Ini kesimpulan saya, tapi saya harus mengatakan bahwa dalam kitab ini tidak ada satupun menyebut tentang karakter Ester. Ini tidak biasa bagi seorang Yahudi. Alkitab mengajar kita agar melihat seseorang dari karakternya, bukan dari penampilan:

7 Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” (1 Samuel 16:7).

10 Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. . . 30 Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.(Proverbs 31:10, 30).

15 Lalu Ia berkata kepada mereka: Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah” (Luke 16:15).

Esther memenangkan hati raja Ahazuerus. Raja menyukainya lebih daripada mereka semua (2:17). Demikianlah dia dipilih menjadi ratu yang baru menggantikan Vasti (2:17). Untuk menghormatinya, raja mengadakan pesta besar, yang keempat dari 2 pasal kitab Ester. Inilah masa Ester, saat keagungannya. Dia mengumumkan hari libur, dan hadiah diberikan raja kepada orang-orang dalam kerajaannya (2:18).

Kesimpulan

Betapa suatu cerita yang menghangatkan. Itu bisa dimulai dengan, “Pada suatu masa . . .” dan diakhiri “. . . bahagia selamanya.” Tapi sebelum kita merasa enak dengan apa yang kita baca, kita harus memberi beberapa pemikiran. Disini ada beberapa pertanyaan untuk memulainya:

(1) Kenapa nama Tuhan tidak pernah disebutkan dalam Kitab Ester?

(2) Kenapa doa tidak pernah secara spesifik dinyatakan dalam kitab ini?

(3) Kenapa PB tidak pernah menyebut atau menunjuk apapun mengenai kitab Ester?

(4) Kitab Ester memberi dasar sejarah bagi pesta Purim. Kenapa pesta ini tidak pernah disebutkan dalam PB?

(5) Kenapa baik Calvin atau Luther tidak ingin menulis tafsiran atas Kitab Ester, dan kenapa Luther ingin kitab ini tidak ada?19

(6) Kenapa Kitab Ester merupakan kitab PL yang paling digemari diantara Yahudi?

(7) Kenapa terjemahan Yunani menambahkan begitu banyak ayat (107) bagi teks Ibrani (157) dan sangat ingin mengubah pengertian kita terhadap teks asli?

(8) Karena kitab ini mengenai orang Yahudi yang hidup diluar tanah perjanjian, kenapa tidak pernah menyebutkan tentang hukum Tuhan, Tanah Suci, atau Yerusalem dan bait ?

(9) Kenapa sangat mudah cenderung melihat Raja Ahasuerus jahat dan Mordekai dan Ester saleh?

(10) Kenapa kita senang melihat Ester bertahta, walau dia berbohong atas kebangsaan dan saudaranya, tinggal diluar tanah perjanjian, dan menikah dengan raja kafir, pemenang lomba yang didalamnya tidur dengan raja?

Sesuatu yang sangat salah dengan umat Tuhan dalam Kitab Ester. Kita tidak boleh senang dengan “keberhasilan” Ester menjadi ratu; kita harus sedih. Lihatlah kitab Ester dalam terang penyelidikan ini, yang datang dari seluruh PL.

(1) Sejak permulaan Tuhan memperlakukan leluhur dan Israel, Tuhan berjanji diam diantara umatNya dalam tanah perjanjian Israel, dan terutama dibait dalam Yerusalem:

10 Maka Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran. 11 Ia sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu. 12 Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu. 13 Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. 14 Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. 15 Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu. 16 Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya. 17 Ia takut dan berkata: Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga. 18 Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya. 19 Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus (Genesis 28:10-19; see also Genesis 50:22-26).

17 Engkau membawa mereka dan Kaucangkokkan mereka di atas gunung milik-Mu sendiri; di tempat yang telah Kaubuat kediaman-Mu, ya TUHAN; di tempat kudus, yang didirikan tangan-Mu, ya TUHAN.” (Exodus 15:17).

34 Maka janganlah najiskan negeri tempat kedudukanmu, yang di tengah-tengahnya Aku diam, sebab Aku, TUHAN, diam di tengah-tengah orang Israel “ (Numbers 35:34).

5 Tetapi tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, dari segala sukumu sebagai kediaman-Nya untuk menegakkan nama-Nya di sana, tempat itulah harus kamu cari dan ke sanalah harus kamu pergi.” (Deuteronomy 12:5).

11 maka ke tempat yang dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana, haruslah kamu bawa semuanya yang kuperintahkan kepadamu, yakni korban bakaran dan korban sembelihanmu, persembahan persepuluhanmu dan persembahan khususmu dan segala korban nazarmu yang terpilih, yang kamu nazarkan kepada TUHAN.” (Deuteronomy 12:11).

(2) Saat orang Israel berdosa dan dikeluarkan dari tanah mereka, mereka mendambakan Yerusalem dan baik serta berdoa pada Tuhan (lihat 1 Kings 8:33-53).

(3) Walau Tuhan menunjukan bahwa bangsa Israel akan berdosa dan dibuang dari tanah perjanjian ketanah asing, Dia berjanji akan membawa mereka kembali ketanah perjanjian:

1 Maka apabila segala hal ini berlaku atasmu, yakni berkat dan kutuk yang telah kuperhadapkan kepadamu itu, dan engkau menjadi sadar dalam hatimu di tengah-tengah segala bangsa, ke mana TUHAN, Allahmu, menghalau engkau, 2 dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, dan mendengarkan suara-Nya sesuai dengan segala yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, baik engkau maupun anak-anakmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, 3 maka TUHAN, Allahmu, akan memulihkan keadaanmu dan akan menyayangi engkau. Ia akan mengumpulkan engkau kembali dari segala bangsa, ke mana TUHAN, Allahmu, telah menyerakkan engkau. 4 Sekalipun orang-orang yang terhalau dari padamu ada di ujung langit, dari sanapun TUHAN, Allahmu, akan mengumpulkan engkau kembali dan dari sanapun Ia akan mengambil engkau. 5 TUHAN, Allahmu, akan membawa engkau masuk ke negeri yang sudah dimiliki nenek moyangmu, dan engkaupun akan memilikinya pula. Ia akan berbuat baik kepadamu dan membuat engkau banyak melebihi nenek moyangmu.” (Deuteronomy 30:1-5).

(4) Nabi Yesaya menyatakan Israel tinggal di Babilon selama 70 tahun, tapi kemudian akan kembali ketanah perjanjian.

3 Surat itu dikirim dengan perantaraan Elasa bin Safan dan Gemarya bin Hilkia yang diutus oleh Zedekia, raja Yehuda, ke Babel, kepada Nebukadnezar, raja Babel. Bunyinya: 4 Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel, kepada semua orang buangan yang diangkut ke dalam pembuangan dari Yerusalem ke Babel: 5 Dirikanlah rumah untuk kamu diami; buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya; 6 ambillah isteri untuk memperanakkan anak laki-laki dan perempuan; ambilkanlah isteri bagi anakmu laki-laki dan carikanlah suami bagi anakmu perempuan, supaya mereka melahirkan anak laki-laki dan perempuan, agar di sana kamu bertambah banyak dan jangan berkurang! 7 Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu . . . 10 Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini. 11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. 12 Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; 13 apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, 14 Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu.’ (Jeremiah 29:1-7, 10-14).

(5) Dalam pembuangan, orang benar tidak akan lupa akan tanah atau bait mereka melainkan mendambakannya:

1 Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion. 2 Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita. 3 Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita: Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion! 4 Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian TUHAN di negeri asing? 5 Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku! 6 Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak jadikan Yerusalem puncak sukacitaku! 7 Ingatlah, ya TUHAN, kepada bani Edom, yang pada hari pemusnahan Yerusalem mengatakan: Runtuhkan, runtuhkan sampai ke dasarnya! 8 Hai puteri Babel, yang suka melakukan kekerasan, berbahagialah orang yang membalas kepadamu perbuatan-perbuatan yang kaulakukan kepada kami! 9 Berbahagialah orang yang menangkap dan memecahkan anak-anakmu pada bukit batu! (Psalm 137:1-9).

(6) Walau dalam pembuangan, mereka yang saleh tidak ingin menajiskan diri tapi hidup sesuai dengan iman dan Firman Tuhan:

8 Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.(Daniel 1:8).

Pasal pertama (dan lebih) dari Daniel memberikan peristiwa Daniel tetap setia pada Tuhannya. Peristiwa Daniel 1 sangat berbeda dengan Esther 1 dan 2 dimana Ester berbohong akan identitas dan hidup seperti orang Persia.

(7) Akhir dari 70 tahun, Tuhan menggerakan hati Cyrus untuk memutuskan bahwa semua orang Yahudi bisa kembali ketanah mereka, seperti yang dinubuatkan Yeremia:

1 Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya: 2 Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tuliskanlah segala perkataan yang telah Kufirmankan kepadamu itu dalam suatu kitab. 3 Sebab, sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan memulihkan keadaan umat-Ku Israel dan Yehuda--firman TUHAN--dan Aku akan mengembalikan mereka ke negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyang mereka, dan mereka akan memilikinya. 4 Inilah perkataan-perkataan yang telah difirmankan TUHAN tentang Israel dan tentang Yehuda (Jeremiah 30:1-4).

22 Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini: 23 Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, TUHAN, Allahnya, menyertainya, dan biarlah ia berangkat pulang! (2 Chronicles 36:21-23).

(8) Ezra dan Nehemiah menunjukan pentingnya Yahudi yang saleh kembali ketanah perjanjian dan membangun Yerusalem serta baitnya ditengah kesulitan dan musuh yang besar. Ester, sebaliknya, diantara yang terlalu terikat dengan tanah pengasingan dan tidak mentaati Tuhan untuk kembali yang tidak hanya diijinkan tapi diperintahkan.

Dalam terang seluruh PL kita bisa melihat kitab Ester untuk menghargai pesan dan kontribusinya yang unik. Walau Ezra dan Nehemia berfokus pada kembalinya ketanah bersama orang saleh yang tersisa, Ester menggambarkan nasib mereka yang tetap dipembuangan. Kita seharusnya tidak mengharapkan Mordekai dan Ester adalah seorang Yahudi yang saleh, karena mereka hidup dalam ketidaktaatan. Tidak heran Tuhan tidak disebutkan, dan tidak heran nama Persia Ester merupakan nama dewa kafir, Ishtar.

Kenapa Tuhan mengilhami dan menyelamatkan kitab ini sebagai bagian dari kanon PL? Apa yang dikatakan kitab ini bagi kita? Pertama, ini peringatan bagi setiap kita yang hidup bukan sebagai “orang asing dan peziarah,” tapi sebagai warga duniawi, seperti dunia (lihat 1 Peter 1:1ff.). Kedua, ini memperingatkan kita agar tidak melupakan “rumah” kita dan hidup dengan cara yang membuat kita ingin pergi kerumah. Ini memperingatkan kita untuk tidak terperangkap dalam apa yang dilihat dunia sebagai keberhasilan, sehingga kita bisa senang dengan naiknya Ester menjadi berkuasa. Ketiga, ini mengajarkan kita bahwa walau kita tidak setia, Tuhan tetap setia pada FirmanNya dan perjanjianNya.

Kitab Ester mengenai keberdosaan orang Yahudi yang tidak kembali ketanah perjanjian dan tentang pemeliharaan Tuhan pada umatNya. Sayangnya, Tuhan tidak disebutkan dalam kitab Ester, karena Tuhan tidak dipikirkan dalam Ester. Mereka “umat Tuhan” hidup seperti tidak ada Tuhan. Mereka sebenarnya ateis, melakukan cara mereka yang licik, daripada hidup oleh Firman Tuhan dan percaya padaNya untuk menyelamatkan mereka dengan kuasaNya. Kitab ini tidak memuji orang Yahudi diPersia, memang seharusnya. Tapi itu sering menggambarkan kita dan kondisi hati kita. Perhatikan pelajaran dari Kitab Ester agar menolong kita melupakan dunia dan bergantung padaNya yang telah menyiapkan jalan selanjutnya.


1 “Pembalikan yang dramatis dari bahaya pembersihan seluruh ras Yahudi sangat mengesankan bagi penulis sehingga dia berusaha dengan seluruh kemampuan artistiknya untuk menyatakannya dalam tulisan, dan tulisannya sangat mengesankan bagi pembaca Yahudi sehingga kitab ini menjadi best seller dan diterjemahkan kedalam banyak bahasa dan berbagai editor. Ini terus menjadi buku favorit dalam komunitas Yahudi, dan dibacakan dikeluarga setiap tahun Purim, seperti sudah menjadi kebiasaan selama berabad-abad.” Joyce, G. Baldwin, Esther: An Introduction and Commentary (Downers Grove: Inter-Varsity Press, 1984, p. 13.)

2 J. Sidlow Baxter menulis,

“Diluar Alkitab dia dikenal sebagai Xerxes, merupakan nama Yunaninya. Xerxes memerintah kerajan Persia dari 485 sampai 465 B.C. . . . Nama anak Darius ditafsirkan sebagai Khshayarsha, yang diterjemahkan dalam Yunani sebagai Xerxes, dan dalam Ibrani dari huruf ke huruf, Akhashverosh, dan dalam Inggrisnya, Ahas-uerus. . . .” J. Sidlow Baxter, Explore the Book (Grand Rapids: Zondervan Publishing House [reprint], six volumes in one, 1960), Vol. 2, pp. 262.

3 “Anak Darius dan Ratu Atossa, merupakan prutri Cyrus dan saudara Cambyses, Xerxes dilahirkan, dan selamat 12 tahun pemerintahan ayahnya memerintah koloni Babilon. Setelah dia naik tahta, Mesir dan Babilon memberontak. Dia memadamkan pemberontakan dengan cepat dan menghukum keras pemberontak. . . . dengan latar belakang ini, dia diperlengkapi dengan baik untuk melaksanakan 2 tugas Darius yang belum terlaksana: penaklukan Yunani dan penyelesaian istana di Persepolis. Seperti diketahui, Xerxes gagal total terhadap tugas pertama. . . . Tapi jarang diketahui pembaca kalau, Xerxes sangat berhasil dalam tugas kedua: pembangunan Persepolis.” John C. Whitcomb, Esther: Triumph of God’s Sovereignty, p. 31, citing Carey A. Moore, Esther, The Anchor Bible (Garden City, N.Y.: Doubleday, 1971), p. xxxviii.

4 “Susa (nama Yunani), atau Shushan (nama Ibrani), merupakan ibukota Elam kuno yang dibangun kembali oleh Darius sebagai ibukota musim dingin dari kerajaan Persia. Itu sangat panas dimusim panas, jadi ibukota musim panas dibangun di Ecbatana (Hamadan modern) didalam pegunungan 200 mil keutara (cf. Ezra 6:1-2). . . . Sangat luar biasa melihat kota Susa, yang terjadi dikitab Ester, pernah dikunjungi oleh Daniel di tahun 551 B.C. dalam suatu visi (Dan. 8:1-8) yang dilihatnya sebagai kebangkitan dari kerajaan Medo-persian Empire (yang dimulai setahun setelah kemenangan besar Cyrus atas Astyages the Mede yang korup). Daniel juga melihat kemenangan Alexander Agung atas kerajaan Persian (332-323 B.C.). Satu lagi tambahan menarik adalah dalam tahun 446-445 B.C., satu generasi setelah peristiwa kitab Ester, kita melihat Nehemia melayani di Susa sebagai juru minum Artaxerxes selama bulan musim dingin dari December sampai March (cf. Neh. 1:1—2:1)” (Whitcomb, p. 33). Susa sekarang adalah Iran.

5 Whitcomb (p. 34) mengutip kata-kata ini dari sejarawan Yunani Kuno, Herodotus:

“Xerxes, ingin sekali melawan Atena, memanggil petinggi Persia, mempelajari pendapat mereka, dan membentangkan rencananya. Jadi saat mereka bertemu, raja bicara demikian: . . . Keinginanku adalah menaruh jembatan atas Hellespont dan berbaris melalui Europe melawan Yunani, dari situ saya bisa membalaskan dendam atas kesalahan Atena kepada Persia dan ayahku [7.8]. [dikutip dari George Rawlinson’s translation in Francis R. B. Godolphin, ed., The Greek Historians, 2 vols. (New York: Random House, 1942).]

6 “Penggalian awal di Susa oleh M. A. Dieulafoy kekurangan ketepatan ilmiah yang dicapai sekarang, dan harus dibingungkan dengan reruntuhan, telah dijarah oleh Alexander the Great dan penerusnya. Tapi bentuk utama istana telah diidentifikasi. Ini termasuk ruang tahta, tempat selir dan letak taman, diairi dekat sungai (cf. Est. 1:5; 7:7). Jika penulis Ester tidak tahu Susa maka dia memiliki informasi yang baik tentang istana, juga karakter raja.” Joyce C. Baldwin, Esther: An Introduction and Commentary (Downers Grove: Inter-Varsity Press, 1984), p. 20.

7 J. Sidlow Baxter, Explore the Book, Vol. 2, p. 269.

8 Jamieson, Fausset, and Brown, A Commentary, Critical, Experimental and Practical on the Old and New Testaments (Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing Co. [reprint], 1967), Vol. II, p. 635.

9 John C. Whitcomb, Esther: Triumph of God’s Sovereignty, p. 38.

10 John C. Whitcomb memberikan kita informasi tentang Vasti, yang ditujukan sebagai Amestris:

“diakhir musim gugur tahun 479 B.C., kembali ke Susa, Xerxes sekali lagi ‘mudah terjerat dalam perselingkuhan, kali ini dengan Masistes’ anak perempuan Artaynte daripada Masistes’ wife. menurut Herodotus, Xerxes lebih berhasil dengan wanita muda ini (yang telah menjadi daughter-in-lawnya saat itu) kemudian dia bersama dengan ibunya (Herodotus IX, 108-11). Persoalannya jadi nyata, saat dia menjanjikan keinginan Artaynte. Dia memilih mantel bebagai warna Xerxes’, yang dianyam dari tangannya sendiri (suatu kegiatan yang sangat tidak umum bagi seorang ratu—untuk menjilatnya sekali lagi?). Xerxes enggan memberikan mantel itu, tapi Amestris berhasil balas dendam saat merayakan ulang tahun raja. Saat itu dia meminta Xerxes, seperti Salome, untuk memberikannya Masistes’ wife, dan menurut kebiasaan saat itu dia harus memenuhi permintaannya. Amestris langsung memotong-motong perempuan itu. Akibatnya, Masistes berusaha kabut ke Bactria untuk memberontak melawan Xerxes, tapi orang raja menangkap dan membunuhnya sebelum tiba ditujuan.’” William H. Shea, “Esther and History,” Andrews University Seminary Studies 14, no. 1 (Spring 1976): 227-46, as cited by John C. Whitcomb, Esther: Triumph of God’s Sovereignty (Chicago: Moody Press, 1979), pp. 55-56.

11 Kemudian bagaimana dengan Xerxes? Ini adalah seorang raja yang memerintahkan membangun jembatan atas Hellespont, dan yang kemudian belajar kalau jembatan itu telah dihancurkan oleh badai, tepat saat selesai, sehingga dia begitu marah dan mencambuk 300 kali dan memotong kepala para pekerja jembatan. Inilah raja yang ditawari sejumlah uang setara dengan 5 setengah sterling oleh Pythius, orang Lydian, untuk perjalanan militer, begitu terpesona dengan kesetiaannya dia mengembalikan uang itu bersama dengan hadiah yang besar; dan kemudian diminta oleh Phthius yang sama, langsung membebaskan salah satu anaknya—yang tertua—dari kemiliteran, tapi saat dukungannya menurun, dengan marah dia memerintahkan memotong anak itu menjadi dua, dan pasukan berbaris diantarannya. Inilah raja yang mempermalukan pahlawan Spartan yang masih ada, Leonidas. Inilah raja yang mengubur rasa malu atas kekalahannya dengan terlibat dalam seksualitas dengan menawarkan hadiah kepada umum untuk penemuan kesenangan baru. Inilah raja yang memotong kanal melalui Isthmus of Athos untuk armadanya—pengambil alihan yang luar biasa. Inilah raja yang kekayaan yang besar, dan pikirannya yang besar membuat nama Persia dikaguni didunia kuno. Herodotus menceritakan bahwa diantara jumlah tak terhitung melawan Yunani, Ahasuerus merupakan yang tercantik dan tergagah. Tapi secara moral sangat berlawanan. Dia menurunkan Vasti karena menolak menunjukan dirinya dihadapan para tamunya. Dialah yang memerintahkan Yahudi dibantai, dan kemudian melawan hal itu. J. Sidlow Baxter, Explore the Book (Grand Rapids: Zondervan Publishing House [reprint], six volumes in one, 1960), Vol. 2, pp. 262-263.

12 Kerajaan Persia memiliki apa yang disebut “pony express.” Gambaran sistem komunikasi yang sangat mirip dengan yang sedikit saya tahu tentang pony express. Ini dibuat untuk komunikasi cepat, setidaknya untuk masa itu.

13 Pernyataan terakhir dari ayat 22 sangat membingungkan. Apakah “berbicara menurut bahasa bangsanya” berkaitan dengan kepemimpinan? Kita tahu bahwa perbedaan bahasa dibabel menyulitkan pembangunan menara babel. Saya pikir kepemimpinan dan bahasa sangat berhubungan dalam pikiran penulis kita. Adakah pria yang ketinggalan dari istrinya dalam bahasa mereka? Apakah istri bicara bahasa bangsanya sementara suaminya tidak? Kemampuan bicara bahasa asli merupakan kuasa. Jika istri bicara bahasa asli dan suami tidak, istri punya kuasa; dia memiliki lebih banyak kontrol dari suaminya. Pernyataan ini jelas merangsang pemikiran yang penulis ingin kita mengerti.

14 Selama masa ini Ahasuerus (Xerxes) menderita kekalahan dari Yunani:

“Dalam perang besar melawan Yunani dari 481 sampai 479 B.C., dengan pasukan sekitar 200.000 orang dan angkatan laut ratusan kapal, Xerxes ingin sekali membalaskan dendam kekalahan ayahnya, Darius I (522-486 B.C.), dipeperangan Marathon (490 B.C.). Tapi disamping perencanaan dan strategi yang ahli, pasukannya hampir dihalangi oleh Spartans di Thermopylae dan dikalahkan diPlataea, sebelah utara Athens (479 B.C.), Setelah angkatan lautnya dihancurkan di Salamis, dibarat Athens (480 B.C.). John C. Whitcomb, Esther: Triumph of God’s Sovereignty, p. 30.

15 “nama asli Ester diperdebatkan. Ibraninya Hadassah (2:7), artinya ‘myrtle’, jelas berbunyi seperti nama Persia dari dewi Babilon, Ishtar, atau bentuk Persia dari sitar, ‘star’. Nama Persia membuat Ester bisa menyimpan rahasia identitasnya.” Baldwin, p. 21.

16 Terjemahan Ester dalam bahasa Yunani merupakan teks yang dimodifikasi. Selain 167 ayat dari teks Ibrani, 107 ayat lagi ditambahkan. Disalah satu tambahan, diceritakan kalau Mordekai mencoba menghalangi Ester menjadi peserta ratu kecantikan ini. Saya curiga kalau kebalikannya yang benar, inilah kenapa orang Yahudi mencoba memperbaiki image Mordekai.

17 Terlihat dari ayat 9 kalau Hegai telah memberikan hal ini lebih dulu dari yang lain. Penulis mengatakan dalam ayat 12 jadwal yang sebenarnya, tapi dikatakan kalau dia pengecualian dari aturan itu.

18 Sangat sedih melihat kenyataan bahwa Ester mengikuti nasihat Hegai sebagai tanda kerohanian:

“LUTHER: ‘Whatever heart is thus minded, will bear ornamentation without danger to itself; for it bears and yet does not bear, dances and yet dances not, lives well and yet not well. These are the heavenly souls, the sacred brides of Christ; but they are scarce. For it is difficult not to have a lust for great ornamentation and display.’”

“STOLBERG: ‘Undazzled by splendour and royalty, the tender virgin rejected all these things. With noble simplicity she took the ornaments, neither selecting nor demanding anything, which the chief chamberlain brought to her. Even after she became queen above all the wives of the king, her heart still clung not only with gratitude, but with childlike obedience, to her pious uncle and foster-father, as in the time when he trained her as a little girl.’” Fr. W. Schultz, “The Book of Esther,” Commentary on the Holy Scriptures, by John Peter Lange, Vol. 4, p. 46.

19 Walau begitu banyak yang ingin mengeluarkannya dari kanon. Orang yang paling terkenal adalah Martin Luter, yang dalam bukunya Table Talk berkata bahwa 2 Maccabees dan Esther, ‘Saya berharap keduanya tidak ada sama sekali; karena mereka terlalu keYahudian dan terlalu banyak kebusukan kafir.’ (Martin Luther, Table Talk, xxii., cited by Baldwin, pp. 51-52.).

Report Inappropriate Ad