MENU

Where the world comes to study the Bible

12. BAGIAN KEEMPAT: PRINSIP PRAKTIS LAINNYA

Bab 12:
Tanya Tuhan

Tempat peperangan semua pengambilan keputusan kita ada dipikiran. Itulah tempat kita bergumul dengan untung dan rugi, dampak keputusan yang kita ambil. Pertimbangan paling berat dan lama ada dalam pikiran biasanya itulah yang menentukan jalur tindakan yang akan kita ambil. Apa yang terjadi didalam pikiran sangat penting!

Itulah kenapa kita harus yakin kalau pikiran kita dikontrol oleh Roh Tuhan. Ingat nasehat Paulus pada jemaat di Efesus? “jangan bodoh,” atau “gunakanlah pikiranmu.” Dan pada ayat berikutnya dia menyuruh, “tapi dipenuhilah dengan Roh.”262 Kita tidak bisa mempercayai perasaan kita jika keinginan kita tidak terlalu berserah pada Roh Kudus sehingga dia bisa mendominasi pikiran kita. Tapi saat dia yang mengontrol, pikiran kita menjadi sama dengan pikiranNya.

Karena pikiran tempat pusat perintah dimana semua keputusan dibuat, itu harus dikontrol oleh Roh, tapi juga deprogram dengan Firman. Kita sudah membahas prinsip itu secara luas. Seperti kata Paulus, “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar.”263

Tapi ada hal ketiga yang sangat penting mempengaruhi pikiran saat memutuskan sesuatu. Itu harus terhubung dengan Tuhan. Jika kita ingin dia meletakan kepercayaannya dalam pikiran kita, maka kita harus menjadi gelombangnya, dan garis komunikasi harus terus terbuka. Jika kita ingin memastikan bahwa perasaan pikiran kita dari dia dan bukan dari yang lain, maka kita perlu berbicara dengannya tentang hal itu. Pembahasan kita adalah doa.

    Tanya saja

Rasul Yakobus mengatakannya dengan indah: “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.”264 Hikmat—itulah yang kita butuhkan saat kita berada dipersimpangan hidup dan ingin memutuskan kemana kita akan melangkah. Hikmat dari atas—kita mendapatkannya dengan meminta pada Tuhan.

Tema utama dalam konteks ayat ini adalah penderitaan dalam hidup orang percaya.265 Yakobus menulis kitab ini kepada orang Kristen Yahudi yang dikeluarkan dari rumah mereka dan tersebar diantara bangsa-bangsa. Pada saat itu mereka ditindas karena iman mereka, dan itu berarti ada keputusan yang harus dibuat. Pencobaan selalu menghadapkan kita dengan masalah. Kemana kita harus pergi? Apa yang harus kita lakukan? Dengan siapa saya harus bicara tentang masalah ini? Bagaimana kita mencari pertolongan? Bersama dengan pertanyaan diatas muncul pertanyaan kenapa Tuhan mengijinkan pencobaan itu ada. Kenapa dia mengijinkan orang yang tidak bertuhan tidak menderita sedangkan umatnya sangat menderita?

Dimana kita bisa menemukan hikmat untuk mengatasi kebingungan seperti ini? Minta pada Tuhan. Tanya Tuhan untuk hal itu!

Bagaimana kita bisa mengetahui apa yang harus dilakukan saat Tuhan mengambil seorang yang kita kasihi, atau saat kita menghadapi penyakit yang lama dalam keluarga, atau saat kita kehilangan pekerjaan, atau saat kecelakaan mobil, atau saat bayi jadi sakit, atau tetangga menjadi lekas marah, atau uang kita tidak datang tepat waktu? Kita minta pada hikmat pada Tuhan. Jika kita ingin tahu kehendaknya, kita perlu menanyakannya.

Walau ayat ini konteksnya menunjuk pada pencobaan, ini menyatakan prinsip yang mendasar dan luas yang berhubungan dengan setiap pengambilan keputusan dalam hidup—prinsip yang bisa ditemukan dibagian Alkitab manapun. Yesus berkata, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”266 Baik itu suatu keputusan besar dalam hidupmu seperti pemilihan pekerjaan atau pasangan hidup atau hal yang lebih kecil seperti dimana kita pergi makan siang atau harus masak apa malam ini, kita mengundang Tuhan untuk minta hikmatNya.

Yesus melakukan itu. Melihat Dia saat menghadapi keputusan paling penting dalam hidupnya. Ada sekelompok orang diantara banyak murid, tapi dia hanya perlu 12 diantaranya untuk bersama dia terus menerus dan untuk menerima pelatihan intensif untuk melanjutkan pelayanannya saat dia sudah naik. Siapa yang dipilih? Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul.”267 Jika Yesus membutuhkan waktu sebanyak itu dihadapan BapaNya saat dia menghadapi keputusan penting, betapa kita juga harus seperti itu.

Baca Mazmur dan dengar tangisan Raja Daud meminta pimpina Tuhan. “TUHAN, tuntunlah aku dalam keadilan-Mu karena seteruku; ratakanlah jalan-Mu di depanku.”268 “Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, tunjukkanlah itu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.”269 “Tunjukkanlah jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, dan tuntunlah aku di jalan yang rata oleh sebab seteruku.”270

Daud pasti mengetahui bahaya melaksanakan rencananya tanpa berkonsultasi dengan Tuhan. Dan itu tidak mengherankan. Ada pelajaran yang sangat jelas akan bahaya itu dalam sejarah awal Israel, dan Daud mungkin sudah biasa dengan sejarah itu. Saat Yosua memimpin Israel dalam menaklukan tanah perjanjian, penghuni Gibeon menipu mereka dengan membuat perjanjian. Perjanjian itu akan membawa kepedihan ditahun-tahun mendatang, dan Alkitab menceritakan apa yang terjadi: “Lalu orang-orang Israel mengambil bekal orang-orang itu, tetapi tidak meminta keputusan TUHAN.”271 Kita tidak boleh melakukan kesalahan seperti itu lagi jika kita ingin hidup kita berarti bagi Kristus.

Paul Little mengatakan suatu cerita tentang hari kelulusannya saat dia mencari kehendak Tuhan dalam hidupnya. Dia bertemu, bicara dengan orang-orang, membaca buku, dan mencoba mencari formula ajaib yang bisa memunculkan kehendak Tuhan. Kemudian saat di pertemuan Urbana seorang pembicara bertanya, “Berapa banyak dari anda yang ingin mencari kehendak Tuhan menyisihkan waktu 5 menit untuk bertanya dalam doa tentang hal itu?” Kebenaran itu menghantam dia dan dia langsung berdoa.272

Anda juga harus bertanya seperti itu. Apakah anda mencari kehendak Tuhan untuk suatu hal ? apakah anda mau memberikan setidaknya 5 menit setiap hari untuk berbicara denganNya? Itu mungkin hal yang sangat diinginkanNya.

Mungkin anda menghadapi keputusan yang penting dalam hidup anda sekarang. Anda mungkin sibuk mencari bimbingan. Anda merasa diri anda semakin khawatir dan bimbang tentang hal itu. Kekhawatiran anda tidak hanya menghalangi komunikasi anda dengan Tuhan, tapi juga mengurangi kemampuan anda untuk berpikir jernih tentang pilihan anda. Kenapa tidak mendengarkan nasihat Paulus? “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”273 Bicarakan dengan Tuhan mengenai keputusan itu. Bagikan perasaan dan pikiran anda dengannya. Berterima kasih padanya untuk janji pimpinannya, dan nikmati kedamaian pikiran yang hanya dia yang bisa ber.

Karena doa merupakan elemen penting dalam mengetahui kehendak Tuhan, kita juga harus berdoa dengan iman untuk sesama saat kita menghadapi keputusan hidup. Doa seperti itu diilustrasikan Paulus dalam hubungannya dengan jemaat di Kolose. Saat dia mendengar betapa mereka telah bertumbuh dalam Kristus, dia menulis, “Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna.”274 Dan dia meyakinkan mereka bahwa temannya Efapras telah bergabung dengannya atas permintaanya. “yang selalu bergumul dalam doanya untuk kamu, supaya kamu berdiri teguh, sebagai orang-orang yang dewasa dan yang berkeyakinan penuh dengan segala hal yang dikehendaki Allah.”275

Bimbingan merupakan suatu yang berarti untuk saling memohon. Kita harus mengikuti teladan Paulus dan Efapras yang saling mendoakan saat kita mencari kehendaknya. Doa yang mendukung teman anda. Saat anda berdoa, ingat keputusan yang harus kita ambil.

    Tapi Kenapa?

Mungkin sebagian orang bertanya kenapa doa sangat penting, saat Tuhan berjanji memimpin kita. Satu-satunya jawaban yang kita tawarkan adalah Dia menyuruh kita berdoa. Dan umat Tuhan taat. Tapi mungkin ada banyak alasan kenapa dia mensyaratkan itu. Salah satunya, doa merupakan suatu pengakuan kebutuhan. Tuhan ingin memastikan kita mengerti betapa tidak berdayanya kita dengan hikmat kita. Selama kita tidak meminta bimbingannya kita menunjukan kalau kita tahu yang terbaik untuk hidup kita dan bahwa kita bisa menghadapi keputusan kita tanpa pertolongannya. Tapi pengertian manusia saja jauh dari cukup untuk menghadapi besarnya keputusan yang kita hadapi disepanjang hidup.

Salomo menjelsakannya saat dia dia menetapkan dasar bimbingan ilahi: “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.276 Dengan kata lain, saat kita meminta Tuhan untuk memimpin kita, kita mengakui bahwa kita tidak mampu mengarahkan masa depan kita dan kita butuh pertolongan. Itulah yang diinginkannya—sadar bahwa jauh dari dia kita tidak bisa lakukan apapun.277

Tuhan mungkin memiliki alasan lain dalam meminta kita berdoa. Doa merupakan tempat bertemunya hati kita dengan dia, saat pikiran kita terpusat padanya. Waktu mana lagi dimana dia bisa meletakan pemikirannya kepikiran kita dari saat perenungan kita dihadapannya? Sebagian orang Kristen sulit mendengar suara Tuhan saat Tuhan ingin bicara pada mereka. Mereka bergerak kearah berlawanan. Mereka jarang memberikan waktu bicara dengan dia. Mereka tidak mempedulikannya berhari-hari. Mereka hidup jauh dari persekutuan dengannya. Tapi saat kita membangun kesadaran akan kehadirannya, kita menjadi lebih peka akan suaranya dalam roh kita.

Tuhan mungkin menyatakan kehendaknya saat kita berdoa. Keyakinan mulai terbentuk, masalah mulai terselesaikan, dan kabut mulai terangkat saat kehendak Tuhan menjadi jelas. Jika kita telah mendaftar keuntungan dan kerugian pilihan tertentu, atau alasan kenapa kita ingin pergi kesuatu arah, Tuhan mungkin mengatur kembali prioritas kita atau mentransformasi keinginan kita saat kita berdoa. Walau bimbingan ilhi pada Petrus untuk ke rumah Kornelius datang dalam bentuk penglihatan daripada kesan dalam hati, tapi itu datang saat dia sedang berdoa.278 Dan tidak diragukan lagi itu datangnya dari Tuhan.

Perasaan yang Tuhan letakan dalam pikiran kita melalui doa bukan perasaan yang membawa kita berlari kesuatu tujuan hari ini dan besoknya kearah lain. Mereka merupakan suatu rasa keyakinan kuat yang terbentuk dalam jiwa kita saat kita berkomunikasi dengan Tuhan. Dan jika itu benar-benar dari Tuhan, itu akan menjadi lebih dalam dan lebih kuat saat kita terus menanti dalam doa.

    Cara yang Benar Melakukannya

Tuhan memang menetapkan satu kondisi penting dalam mendoakan kehendaknya, dan kita perlu membahasnya. Setelah nasihat untuk meminta hikmat pada Tuhan, Yakobus menambahkan: “Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.”279 Kondisi yang diperlukan adalah iman. Itu juga merupakan kondisi utama Salomo dalam menikmati bimbingan ilahi—“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu.”280

Satu hal yang perlu kita percaya adalah Tuhan pasti menjawab doa kita dan memimpin langkah kita. Cobaan untuk meragukannya ada jika Tuhan menunda, tapi menarik untuk memperhatikan kata yang digunakan Yakobus dalam nasihatnya untuk berdoa. Dia berkata secara literal, “tetaplah meminta.”281 Tuhan tahu waktu terbaik untuk menyatakan kehendaknya, tapi dia ingin kita tetap meminta sampai saat itu datang. Desakan Kristus sama : “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”282 Kita tidak boleh menyerah karena kita tidak menerima jawaban secepat sangkaan kita. Iman membutuhkan kegigihan.

Maka kita harus percaya bahwa Tuhan bekerja dalam kita, mengubah keinginan kita dan membentuknya sesuai dengan kehendaknya. Itu mungkin sulit untuk dipercaya. Sebagian besar dari kita telah belajar melihat keinginan kita yang egois dan berdosa. Dan dengan alasan yang baik. Kita mengenal hati kita. Kita menyelidiki berapa banyak waktu yang kita habiskan dalam melakukan keegoisan itu. Dan kita mengingat peringatan Tuhan melalui Yesaya bahwa rancangan kita bukan rancangan Tuhan.283 Tapi itu tidak perlu terus menerus terjadi, “karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.”284 Kita perlu percaya bahwa Tuhan menggunakan kuasanya dalam hidup kita, menolong kita mengingkan hal yang sama dengan dia.

Apakah anda menyerahkan keinginan anda kepadanya? Apakah anda dengan tulus menginginkan kehendaknya diatas yang lain? Maka, apa yang ingin anda lakukan? Secara mental dimana anda? Apa yang sedang anda pikirkan? Itu mungkin hal yang diinginkan Tuhan dari anda. Percayalah saat anda berdoa meminta hikmatnya.

Tentu saja kita tetap ragu akan ketulusan penyerahan diri kita. Apakah kita benar-benar ingin kehendak Tuhan lebih dari kehendak kita? Apakah kita sungguh-sungguh saat kita menyerahkan diri kita padanya ? buatlah hal itu dalam doa. Akui pada Tuhan bahwa anda memiliki keinginan dan hal yang tidak disukai; katakana padanya tentang keinginan anda dan kehendak anda. Kemudian berdoa lagi seperti doa Yesus di taman, dan buat itu jadi doa anda: “tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”285 Kemudian percayalah bahwa dia akan meletakan kehendaknya dalam hatimu. Dan saat keyakinan akan kehendak Tuhan ada, jangan biarkan setan menghancurkannya dengan keraguan. Tuhan berjanji akan memimpin. Percayalah itu, dan dengan sukacita melakukan kehendaknya.

    Doa dan Puasa

Dalam Alkitab Puasa sering dihubungkan dengan doa. Apakah puasa berkaitan dengan doa untuk mencari kehendak Tuhan? Itu benar saat Roh Tuhan mengatakan pada para nabi dan pengajar di Antiokia untuk mengkuduskan Paulus dan Barnabas untuk tugas khusus. Arahan itu diberikan, “Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa.”286

Puasa juga berperan dalam pernyataan kehendak Tuhan pada Daniel. Dia sedang mempelajari nubuat Yeremia, mencari rencana Tuhan bagi bangsa Israel, tapi dia tidak bisa mengerti sepenuhnya. Jadi dia mencari Tuhan “dengan doa dan permohonan serta berpuasa.”287 Sementara berdoa, Tuhan mengirim Gabriel yang berkata, “Daniel, sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti.”288 Hasil doa dan puasa Daniel merupakan nubuat tentang 70 minggu Israel, garis besar masa depan bangsa itu untuk tahun-tahun kedepan.

Orang percaya sekarang tidak diperintahkan berpuasa, karena itu tidak membuat kita layak dihadapan Tuhan. Tapi saat ingin mengenal kehendak Tuhan sangat penting bagi kita berserah penuh pada Firman dan berdoa tanpa makan, itu menunjukan bahwa kita sangat serius. Dan Tuhan menghargai hal itu.

Puasa juga menolong menjaga pikiran kita tetap pada tujuan. Itu tidak dengan menghilangkan semua makanan. Saya bisa meyakinkan hal itu dari pengalaman saya. Saat saya berpuasa, rasa perut saya membuat saya berpikir untuk makan. Tapi setiap itu terjadi mengingatkan saya kenapa saya berpuasa—untuk memastikan arah yang ditentukan Tuhan bagi saya. Hal itu menolong saya tetap mengingat tujuannya.

Tapi yang paling penting, puasa menjernihkan pikiran kita untuk bisa bebas merenungkan hal tentang Kristus. Darah yang umumnya dibutuhkan untuk mengunyah makanan kita tersedia untuk menajamkan pikiran kita dan meningkatkan keefektifan proses berpikir. Jika anda ingin sepenuhnya bersekutu denganNya saat menghadapi keputusan penting, berdoa dan berpuasa. Itu bukan sihir yang menyediakan jawaban yang cepat dan mudah. Itu bukan pengganti dalam persiapan hati atau pengetahuan Firman. Tapi Roh Tuhan bisa menggunakannya untuk bisa mengerti kehendakNya.

Bab 13:
Cahaya Lampu dan Bunyi Lonceng

Hadiah bagi metode terpopuler dalam mencoba mengerti bimbingan ilahi diantara orang Kristen sekarang ini mungkin melalui penggunaan situasi. Saya mengenal banyak orang Kristen yang mencoba mencari tahu apa yang dikatakan Tuhan melalui peristiwa disekitar mereka atau melalui situasi hidup mereka. Penyelidikan akan kehendak Tuhan tidak lengkap tanpa membahas mengenai perkataan Alkitab tentang situasi.

    Tangan yang Mengatur Dunia

Alkitab mengajar bahwa Tuhan itu berdaulat. Itu berarti dia berada pada kedudukan yang tinggi, berkuasa, dan tidak terbatas. Dia melakukan apa yang dikehendakinya. Yesaya mengatakan bahwa tujuannya tetap dan dia melakukan apa yang dikehendakinya.289 Daud berkata bahwa dia mengatur segala sesuatu.290 Paulus berkata bahwa mengerjakan sesuatu sesuai dengan keputusan kehendaknya.291 Itulah kedaulatan.

Tuhan yang berdaulat jelas berdampak pada keadaan kita jika dia ingin begitu, dan Alkitab menegaskan hal itu. Dia mungkin secara aktif menyebabkan hal yang terjadi untuk mengarahkan hidup kita. Kelihatannya hal-hal yang terjadi merupakan suatu kebetulan, atau orang lain telah menyebabkan suatu situasi terjadi, tapi disetiap saat Tuhan bekerja mengarahkan langkah kita.

Sebagai contoh, kecemburuan saudara Yusuf dan menjual dia menjadi budak dimesir. Mungkin awalnya dia berpikir telah menjadi korban tindakan jahat mereka, tapi bertahun-tahun kemudian dia mengerti kenapa itu terjadi. Dia berkata pada saudaranya, “Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.”292 Tuhanlah yang mengatur keadaan itu.

Satu hari seorang suku Benyamin bernama Kish menyadari bahwa keledainya hilang, jadi dia mengirim anaknya Saul untuk menemukannya. Saul mungkin mengira itu hanya peristiwa tidak menyenangkan didalam keseharian dia saat dia mencarinya tanpa disadari dia mengarah ketempat dimana Samuel sedang melayani. Tapi sehari sebelumnya, Tuhan berkata pada Samuel, “Besok kira-kira waktu ini Aku akan menyuruh kepadamu seorang laki-laki dari tanah Benyamin; engkau akan mengurapi dia menjadi raja atas umat-Ku Israel dan ia akan menyelamatkan umat-Ku dari tangan orang Filistin. Sebab Aku telah memperhatikan sengsara umat-Ku itu, karena teriakannya telah sampai kepada-Ku.”293 Tuhan yang mengatur peristiwa itu.

Dimasa gereja awal, penindasan sangat kuat terhadap orang percaya di Yerusalem, memaksa mereka keluar dari rumah mereka dan menyebarkan mereka keseluruh Yudea dan Samaria.294 Tapi dimanapun mereka pergi mereka mengabarkan kabar baik keselamatan dalam Kristus,295 dan demikiannya perintah Yesus dipenuhi sesaat sebelum kenaikannya kesurga.296 Kita harus mengartikan kalau Tuhan yang mengatur keadaan itu untuk mencapai tujuannya.

Dan dia bisa melakukan hal yang sama kepada kita. Keadaan hidup kita mungkin terlihat kebetulan. Sebagai contoh, seorang pria yang memiliki pekerjaan baik dikota lain merasa tidak enak dengan perpindahannya. Maka, tidak diharapkan, dia bertemu seorang percaya dari kota itu yang mengatakan padanya tentang suatu gereja yang membutuhkan sesuatu yang bisa dia penuhi. Kejadian itu merupakan cara Tuhan membuka pikirannya tentang kemungkinan perpindahan.

Sebaliknya, misalkan bosnya mengatakan padanya kalau mereka harus menutup cabangnya dan itu mengharuskan dia pindah kekota lain. Dia menyerahkan dirinya pada berita itu tanpa pikir panjang. Tapi besoknya seorang teman menelepon dia, memberitahunya tentang lowongan pekerjaan yang sesuai dengan dia dikotanya yang sekarang. Itu bisa jadi merupakan cara Tuhan membuka pikiran kita tentang kemungkinan perpindahan perusahaan daripada pindah tempat. Tuhan kadang melakukan hal seperti itu bagi kita.

Kita sering melihat pimpinan Tuhan melalui keadaan seperti pintu yang terbuka dan tertutup. Itu konsep Alkitab. Yohanes melihat Yesus sebagai seorang yang memegang kunci setiap pintu kesempatan dan pelayanan. “apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.”297 Paulus bicara tentang pintu yang terbuka untuk pelayanan keduanya dalam surat.298 Satu kali dia meminta jemaat Kolose untuk berdoa agar Tuhan membuka pintu untuk pesan yang dibawanya.299

Cukup beralasan untuk menduga bahwa Tuhan akan membuka pintu bagi kita untuk terus dalam arah yang telah ditentukan. Dan itu jelas dia bisa menutup pintunya jika dia mau. Dia menutup beberapa pintu bagi Paulus dan rekannya. Seperti yang kita lihat, mereka mencoba masuk ke Asia, tapi Roh Kudus melarang mereka. Kemudian mereka mencoba masuk keBitinia, dan Roh Kudus juga tidak mengijinkannya.300 Alasannya akhirnya terbukti. Tuhan membuka pintu pelayanan yang lebih luas, dan injil masuk kedaratan Eropa untuk pertama kali.

Tuhan bisa melakukan hal yang sama bagi anda. Dengan penolakan aplikasi yang anda kirim kesuatu sekolah untuk tidak lagi jadi pertimbangan. Penolakan atau diterimanya visa, menunjukan pada anda Negara mana yang Dia ingin anda masuki untuk pelayanan misi. Saat istri saya masih remaja dia pikir Tuhan ingin dia jadi misionaris ke Cina, tapi komunis mengambil alih Negara itu sehingga jadi jelas dia tidak bisa melakukannya. Keadaan itu merupakan salah satu factor yang membantu dia memilih untuk menikah dengan saya. Tuhan kita yang berdaulat bekerja dengan cara yang misterius untuk melakukan pekerjaannya yang ajaib. Dan keadaan atau situasi sering memainkan peranan yang penting.

    Tapi Apa Maksud Mereka?

Setelah semua diatas, saya ingin mengatakan bahwa situasi atau keadaan merupakan petunjuk yang tidak pasti. Walau Tuhan mengatur setiap peristiwa dalam hidup kita, sebagian besar peristiwa bisa diartikan macam-macam.

Anda mungkin telah mendengar cerita tentang 2 misionaris baru diatas kapal dengan semua milik mereka, siap berlayar ketempat pelayanan. Sebelum kapal meninggalkan pelabuhan, terjadi kebakaran dan semua milik mereka hancur. Misionaris yang satu mengartikan itu sebagai tanda dari Tuhan kalau mereka harus tetap dirumah dan mengajar disekolah Alkitab—suatu pilihan yang dipilihnya sebelum memutuskan menjadi misionaris. Misionaris yang satunya lagi mengartikan itu sebagai gangguan dari setan, dan kemudian mencari uang untuk peralatan baru dan kembali berlayar ketempat pelayanan beberapa bulan kemudian.

Yang mana yang benar? Keduanya dipakai Tuhan dengan luar biasa ditahun-tahun kemudian. Mungkin keduanya benar. Tapi harus ada factor lain yang terlibat dalam keputusan itu. Keadaan itu sendiri tidak menentukan, karena sangat subjektif oleh berbagai tafsiran.

Berbagai maslaah bisa berdampak pada cara kita melihat keadaan kita. Tekanan dunia, keinginan harta yang menurut kita diperlukan, keegoisan dalam memilih cuaca atau tempat, paksaan dari dalam, belaskasihan yang salah, atau berbagai hal lain yang membuat kita rentan dalam mengartikan keadaan yang cocok dengan kita, dan mencoba menggunakannya untuk membuktikan kalau kita mengikuti pimpinan Tuhan.

Kita harus menganggap kemungkinan bahwa setan bisa memanipulasi keadaan. Tuhan mengijinkan setan melakukan hal itu. Sebagai contoh, Paulus percaya Tuhan ingin dia mengunjungi Tesalonikan, tapi melalui Roh Kudus ditunjukan kalau setan menghalangi dia.301 Setan bisa menghalangi kita melakukan kehendak Tuhan. Dia mungkin bertanggung jawab untuk beberapa hambatan dalam langkah kita, dan kita tidak tahu apakah pintu tertutup itu oleh Tuhan atau halangan setan.

Jika Tuhan yang memimpin, dia pasti membuka semua pintu dan menghilangkan semua halangan. Setiap keadaan pasti mengikuti rencananya. Kita tidak perlu mendobrak pintu atau meminta orang lain melakukan tawarannya. Saat kita bergumul menghancurkan halangan dengan kekuatan kita, kita bisa yakin kalau kita melakukan jalan kita daripada mengikuti jalan Tuhan. Dia ingin mengingatkan kita supaya sabar sampai dia membersihkan jalan dihadapan kita sesuai waktu Tuhan jika kita berjalan dijalurnya. Jika pintu tetap tertutup, Tuhan mungkin ingin kita mengubah jalur kita, atau pergi sejauh mungkin dan tetap mengetuk serta bersabar menantinya. Situasi itu sendiri tidak menyatakan hal itu secara jelas pada kita.

Kadang kebingungan datang dari banyaknya pintu yang terbuka. Jika anda telah diterima di 3 sekolah berbeda, atau anda memiliki tawaran 3 pekerjaan, anda pasti tidak bisa mengambil semunya. Dan tidak ada kepastian yang mana kehendak Tuhan. Setiap pintu yang terbuka mungkin bukan kehendak Tuhan dalam hidup kita.

Hal yang sama dengan kebutuhan kita—situasi yang lain. Sebagian orang berkata bahwa kebutuhan terdiri dari panggilan akan pelayanan tertentu. Tapi ada banyak kebutuhan lain yang kita temui, kebutuhan sangat berbeda-beda disetiap belahan dunia. Jika setiap kebutuhan merupakan pernyataan kehendak Tuhan, kita perlu mengubah arah setiap kebutuhan baru muncul, dan itu akan menghasilkan keputusasaan. Kita tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan pelayanan yang ada, dan Tuhan juga tidak minta itu. Dia mungkin memimpin anda dengan membebani hatimu akan suatu kebutuhan tertentu, tapi dia tidak ingin anda menghabiskan seluruh tenagamu dengan mengikuti setiap situasi yang ada. Rencananya untuk setiap kita termasuk penggunaan waktu yang tepat, dan tugas kita adalah menggunakan waktu kita sesuai perintahnya, menyelesaikan keinginannya, bukan keinginan orang lain. Untuk mengetahui prioritasnya bagi kita sebagai individu, kita perlu sendiri bersama dia, jauh dari tekanan orang dan situasi.

Sebagian orang Kristen merasa bahwa ada berkat Tuhan atau kekurangan berkata merupakan elemen penting adanya pimpinan Tuhan. Tapi untuk digunakan Tuhan tidak selalu berarti dia ingin kita terus melakukannya terus menerus. Tidak untuk Filipus. Dia telah melakukan penginjilan yang berhasil di Samaria302 saat Tuhan menyuruh dia pergi kepadang dan bertemu dengan seorang sida-sida Etiopia.303 Walau Tuhan telah memanggil kita kesuatu pekerjaan atau tempat pelayanan, dia mungkin tidak menginginkan hal itu selamanya. Di Alkitab serign Dia memindahkan orang dari satu tempat ketempat lain, dan dia melakukan hal yang sama saat ini.

Sebaliknya, kekurangan berkat atau tidak enaknya tugas tidak berarti Tuhan ingin kita pindah. Pastor sering merasa Tuhan memimpin mereka pergi ketempat lain saat sebagian orang mulai tidak setuju dengan dia. Tapi bahkan penindasan tidak memindahkan para rasul dimasa gereja awal.304 Walau yang lain lari dari Yerusalem, para rasul tinggal.305 Dan beberapa pelayan Tuhan yang setia melarikan diri karena selama bertahun-tahun berusaha keras tanpa hasil. Janji Tuhan inilah yang membuat mereka tetap tinggal: “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.”306 Dan Tuhan setia pada janjinya.

Pimpinan Tuhan kepada suatu situasi tidak berarti dia ingin kita melakukan hal yang sama disituasi yang sama. Musa mengira karena Tuhan pernah memerintahkan dia memukul batu satu kali untuk mendapatkan air, maka untuk peristiwa yang sama berikutnya dia bisa memukulnya 2 kali. Tapi dia gagal masuk ketanah perjanjian karena asumsinya yang salah.307 Kita perlu mencari pikiran Tuhan dalam setiap keadaan hidup dan jangan percaya begitu saja.

Situasi itu sendiri bisa berarti apa yang Tuhan ingin kita lakukan. Itu mungkin membuka pikiran kita akan kemungkinan yang belum kita pertimbangkan. Itu mungkin membuat arahan umum untuk dicapai. Itu mungkin menegaskan suatu keputusan baik atau salah. Tapi setiap situasi harus sesuai dengan Firman Tuhan, dengan doa, dengan kepekaan kesaksian Roh Tuhan, dan dalam komitmen penuh mengikuti rencanaNya..

Tuhan tidak meminta kita mengerti arti setiap situasi. “Langkah orang ditentukan oleh TUHAN, tetapi bagaimanakah manusia dapat mengerti jalan hidupnya?”308 sebagian jalan Tuhan tidak dimengerti309 Walau kita diminta untuk tetap waspada, kita tidak perlu terus bertanya, “kenapa ini terjadi?” atau “apa yang Tuhan ingin katakan dengan itu?” Kita hanya perlu percaya.

    Tunjukan Pada Saya

Hal percaya membawa kita ketingkatan lain dari pembahasan ini—mencari tanda dari Tuhan. Sebagian orang Kristen mencari Tuhan melalui fenomena supernatural—dari kilat dan guntur, suara dari surga, kejadian ajaib, atau penglihatan. Tuhan memang melakukan hal luar biasa dalam Alkitab. Umat Israel mengikuti awan disiang hari dan api dimalam hari.310 Imam besar mendapat jawaban dari Tuhan dengan menggunakan Urim danThummim.311 Samuel muda mendengar suara yang memberi dia perintah.312 Yusuf mendapat mimpi untuk menikahi Maria.313 Tuhan membimbing pemimpin gereja mula-mula melalui pengundian.314 Saulus dari Tarsus melihat sinar yang besar.315 Petru mendapat penglihatan.316 Apakah Tuhan masih melakukan hal seperti ini dimasa sekarang?

Mungkin tanda yang kita cari tidak terlalu luar biasa. Kita hanya meminta Tuhan sedikit bukti pimpinannya. Pelayan Abraham melakukan itu saat dia mencari pasangan buat Isak. Dia berdiri dekat sumur di Nahor dan berdoa. “Kiranya terjadilah begini: anak gadis, kepada siapa aku berkata: Tolong miringkan buyungmu itu, supaya aku minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum--dialah kiranya yang Kautentukan bagi hamba-Mu, Ishak; maka dengan begitu akan kuketahui, bahwa Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu kepada tuanku itu.317

Yonatan juga melakukan itu saat dia bingung apakah menyerang Filistin atau tidak dengan senjata ditangannya. “Apabila kata mereka kepada kita begini: Berhentilah, sampai kami datang padamu, maka kita tinggal berdiri di tempat kita dan tidak naik mendapatkan mereka, tetapi apabila kata mereka begini: Naiklah ke mari, maka kita akan naik, sebab kalau demikian TUHAN telah menyerahkan mereka ke dalam tangan kita. Itulah tandanya bagi kita.”318 Haruskah kita mencari kepastian kehendak Tuhan seperti itu?

Cerita bulu Gideon sering digunakan untuk membenarkan pencarian tanda. Tuhan mengatakan pada Gideon bahwa Israel akan diselamatkan dari penindasan Midian melalui kepemimpinannya, tapi dia tidak percaya. “Kemudian berkatalah Gideon kepada Allah: Jika Engkau mau menyelamatkan orang Israel dengan perantaraanku, seperti yang Kaufirmankan itu, maka aku membentangkan guntingan bulu domba di tempat pengirikan; apabila hanya di atas guntingan bulu itu ada embun, tetapi seluruh tanah di situ tinggal kering, maka tahulah aku, bahwa Engkau mau menyelamatkan orang Israel dengan perantaraanku, seperti yang Kaufirmankan.”319 Tuhan mau memenuhi permintaan Gideon, tapi dia tetap tidak percaya. Hal yang diminta berikutnya adalah bulu tetap kering sementara tanah basah.

Dan dengan cerita diatas, orang Kristen meminta bermacam tanda dari Tuhan. “Tuhan, jika engkau ingin aku bicara kepada orang itu tentang Kristus, bawalah mereka kerumahku malam ini.” “Tuhan, jika engkau mau saya memberikan uang kegereja, berikanlah saya minggu yang baik dalam bisnis saya.” “Tuhan, jika engkau ingin saya memberikan waktu dihadapanmu, bangunkan aku besok pagi.” Tuhan bisa menggunakan peristiwa seperti ini untuk membuat kita mengerti kehendaknya, tapi cerita Gideon tidak membenarkan kita untuk menuntuk itu.

Biar saya mengingatkan anda bahwa bulu Gideon tidak ada hubungannya dengan kepastian kehendak Tuhan. Dia sudah mengetahui apa yang diinginkan Tuhan untuk dilakukan, dan dia mengakuinya sendiri, “jika engkau ingin menggunakan aku menyelamatkan Israel seperti janjimu . . . ”320 Permintaan untuk suatu tanda merupakan bukti ketidakpercayaannya pada Firman Tuhan. Yesus berkata, “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda.”321 Orang Kristen harus berjalan dalam iman bukan karena melihat,322 dan mencari tanda merupakan berjalan karena melihat.

Alkitab tidak menunjukan ada orang percaya yang mencari kehendak Tuhan melalui tanda setelah hari Pentakosta. Sekarang kita memiliki Roh Kudus dan Firman yang komplit. Kita tidak butuh tanda. Meminta tanda dan menuntunya pada Tuhan adalah mengurangi pembentukan Tuhan, keserupaan dengan Dia. Biarlah Tuhan jadi Tuhan! Dia harus bebas memperlakukan kita sesukanya.

Saya taku sebagian orang Kristen mencari tanda untuk membebaskan diri mereka dari tanggungg jawab tindakan mereka. “Tuhan tidak melakukan apa yang saya minta, jadi pasti dia tidak ingin saya melakukan . . .” Tapi Tuhan tidak selalu menyetujui, pengertian rohani kita yang kurang, atau ketidakpercayaan kita, atau tuntutan kedagingan kita. Dia tidak mengijinkan hubungan pribadi kita dengan dia menjadi seperti mesin dimana kita menekan tombol, jawaban kehendaknya muncul. Dia ingin kita berjalan dalam hubungan dengandia, mengenalnya dengan dekat, dan kemudian percaya pada pimpinannya apapun cara yang digunakannya.

Dia mungkin melakukan suatu yang tidak biasa untuk menegaskan kehendaknya. Itu kelihatannya terjadi pada orang yang baru percaya yang batinnya masih berkembang, yang pengetahuan akan Firman masih kurang, dan yang imannya masih perlu dikuatkan. Tapi umumnya kita tidak perlu meminta tanda atau menunggunya. Kita harus percaya pada Tuhan dan taat pada Firmannya.

    Anda sedang Bermimpi

Mimpi merupakan suatu jenis tanda yang sering ditanyakan orang Kristen. Walau kita tidak menginginkanya atau memintanya. Itu terjadi begitu saja. Bisakah itu dari Tuhan? Dalam Alkitab, Roh Tuhan menyatakan sering menyatakan kehendaknya melalui mimpi dalam tidur, dan melalui penglihatan saat sadar. Bisakah Tuhan menggunakan itu dimasa sekarang?

Dia pasti bisa. Hanya sedikit yang menolak pendapat itu. Dan dia sudah melakukannya. Sebagian telah dibawa keinjil melalui mimpi. Tapi mimpi sangat sulit menjadi petunjuk yang pasti. Para ahli mengatakan bahwa mimpi merupakan ekspresi pikiran kita yang tertanam dibawah sadar, umumnya hasil dari penglihatan atau yang kita pelajari dari prose salami. Dr. James Dobson menulis, “dari cara pandang psikologi, mimpi memiliki 2 tujuan: mencerminkan pemenuhan keinginan, memberikan cermin hal yang sudah lama kita inginkan, dan kedua, mengeluarkan kekhawatiran dan stress yang kita alami selama sadar. Dari cara pandang psikologi, mimpi juga membuat kita tetap tertidur saat kita dibawa kearah kesadaran.”323 Jika mimpin mencerminkan keinginan kita atau kekhawatiran kita, kita pasti tidak ingin menerima itu mentah-mentah sebagai bimbingan Tuhan.

Bahkan jika hal dalam mimpi kita terjadi, itu tidak berarti itu dari Tuhan. Ada banyak yang harus dipelajari tentang mekanisme itu. Bahkan sebelum Roh Tuhan mulai pelayanan dalam diri kita dan sebelum Firman Tuhan komplit, Tuhan sudah memperingatkan tentang mempercayai mimpi. “Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman TUHAN!”324 Letakan kepercayaanmu dalam Firman Tuhan, bukan pada mimpi.

Bab 14:
Gunakan Kepala Anda

Firman Tuhan sangat penting dalam bimbingan Ilahi. Dan kesaksian Roh, dinyatakan melalui doa dan diteguhkan dalam situasi, tanpa kecuali berkontribusi terhadap pengertian kita akan rencana Tuhan. Tapi beberapa factor juga mempengeruhi keputusan kita. Sebagian masuk kedalam kategori “jelas terlihat”. Menurut anda apa yang inginkan anda perbuat? Tanyakan pada diri anda pertanyaan itu.

    Apakah Ini Masuk Akal?

Saya tahu bahwa sebagian besar bagian Alkitab yang terkenal tentang perintah Tuhan yang melarang kita untuk bersandar pada pengertian kita sendiri.325 Tapi Salomo tidak menyuruh kita menetralkan sel otak kita kenetral sebelum membuat keputusan. Itu akan sangat bertentangan dengan kebenaran Alkitab. Dibeberapa peristiwa, penulis PB menggunakan kata kerja sophroneo, yang berarti “terdengar masuk akal.” Petrus menggunakannya saat dia berkata, “Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.”326 Dengan kata lain, gunakan akal sehat.

Paulus menggunakan bentuk kata sifat saat dia mengatakan kalau tua-tua harus “menguasai diri”327 atau secara literal, “memakai otak.” Dia juga menggunakan bentuk itu saat dia mengungkapkan kalau kasih karunia Tuhan mengajar kita untuk “hidup bijaksana.”328 Kita bisa mengharapkan hidup bijaksana karena “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.”329 Pikiran yang tertib merupakan pikiran manusia yang telah diterangi dan dikuduskan oleh Roh Kudus. Kita tidak boleh bergantung pada hikmat manusia, dan itulah dampak perkataan Salomo. Tapi saat kita bersandar pada Roh Tuhan, dia menolong kita berpikir dengan jelas dan masuk akal, dan itulah yang seharusnya kita lakukan.

Tuhan memberikan kita otak, suatu yang kita perlukan untuk membuat penilaian yang adil, dan dia tidak ingin itu tidak digunakan. Dia mengharapkan kita menggunakan hal itu. Keputusan tertentu benar karena terdengar masuk akal. Sebagai contoh, jika anda mencoba memutuskan apakah mau pergi kepiknik atau tidak, akan masuk akal kalau melihat ramalan cuaca dan tetap dirumah kalau hujan. Jika anda harus bangun pagi untuk bekerja besok, akan bijaksana kalau pergi tidur lebih awal, dan tidak menonton TV terlalu malam.

Misalkan anak anda mendapat penyakit yang aneh dan hanya ada satu tempat didunia ini untuk mengobatinya. Akan bijaksana untuk pergi kesana agar mendapat perawatan yang dibutuhkan. Jika keuangan menghalangi anda, bicara pada Tuhan tentangitu dan minta dukungan dari orang Kristen yang lain.

Tuhan akan menyingkirkan semua halangan yang menghalangi kita untuk melakukan kehendakNya. Dia melakukan hal-hal yang kita tidak bisa lakukan, tapi dia mengharapkan kita untuk bijaksana terhadap hal yang sudah diberikan. Saat Tuhan menyelamatkan Petrus dari penjara, malaikan secara supernatural memutuskan rantai dan membimbing dia melewati 2 penjaga, kemudian secara ajaib membuka pintu besi dihadapannya. Tapi saat mereka sudah diluar, malaikan pergi dan meninggalkan Petrus sendiri untuk menggunakan otaknya.330 Tuhan tidak akan melakukan hal yang seharusnya bisa kita lakukan sendiri.

Dia mungkin ingin kita mengumpulkan fakta sehingga kita bisa membuat keputusan yang bijak, atau daftarkan berbagai alternative. Singkatnya, jika anda mencoba memutuskan untuk masuk universitas yang mana, anda perlu mengumpulkan beberapa data. Berapa banyak uang yang tersedia? Universitas mana yang sesuai budget anda? Anda tertarik dibidang apa? Sekolah apa yang terbaik dalam bidang itu? Kita harus percaya Tuhan membimbing kita, tapi kita harus bertanggung jawab membuat pilihan yang pintar atas dasar informasi yang kita kumpulkan. Nyatakan dengan jelas alasan anda memutuskan hal itu.

Saat kita pindah ke California, anak tertua saya telah diSMA, ditawarkan masuk kecollege yang berada di Tennessee. Baik nilai SMU dan ujian masuk college menunjukan kemampuannya mengatasi pekerjaan itu dimasa mudanya. Itu merupakan tawaran paling menarik bagi dia sejak dia diijinkan tinggal dekat kami saat dia tumbuh dan untuk menghindari ketidaknyamanan masuk sekolah baru. Tapi saya enggan membiarkan dia pergi. Saya ingin dia bersama keluarga kami selama tahun pertama di tempat pelayanan kami yang baru..

Saya minta padanya untuk bersama dengan Tuhan berdoa membuat daftar alasan kenapa Tuhan ingin dia menerima tawaran itu. Sekitar satu jam kemudian dia datang dengan suatu daftar. Itu termasuk beberapa alasan manusiawi yang sudah saya perkiraan, tapi diantaranya ada beberapa yang bijaksana, merupakan pikiran yang rohani. Pikiran itu, juga janji pertolongan keuangan yang datang dengan tidak terduga hari itu juga, meyakinkan saya bahwa dia telah dibimbing Tuhan untuk masuk college, dan kita mengijinkannya. Peristiwa yang terjadi menyatakan keputusannya benar, tapi itu keputusan yang didasarkan semata atas rasa masuk akal..

Ingat, pikiran manusia bisa salah. Kita tidak bisa yakin bahwa kita sudah mendapat semua fakta, juga sudah mengartikannya dengan benar. Selain itu, Tuhan mungkin menghendaki kita melakukan suatu yang sama sekali berlawanan dengan pikiran manusia. Dia menyuruh Abraham untuk meninggalkan rumahnya, bisnisnya, dan teman-temannya tanpa tahu kemana dia pergi. Itu tidak masuk akal, secara manusia; tapi itu adalah kehendak Tuhan.331

Itu tidak masuk akal bagi orangtua yang belum percaya bahwa anak mereka harus meletakan bisnis keluarga untuk masuk kepelayanan Kristen yang bergaji rendah. Tapi itu mungkin kehendak Tuhan. Itu tidak masuk akal bagi beberapa orang ahli bahasa untuk menghabiskan hidup bekerja di hutan suku Indian primitive. Itu mungkin kehendak Tuhan. Jika keputusan dibuat dengan prinsip Firman Tuhan, itu melebihi hikmat manusia. Semua akal sehat harus tunduk pada pemeriksaan teliti Firman Tuhan.

    Apakah Ini yang Harus Saya Lakukan?

Alkitab mengajarkan nilai dasar moral ada dalam jiwa setiap manusia. Nilai itu bisa berbeda dari orang ke orang atau dari budaya ke budaya, tapi dalam setiap pribadi ada yang disebut kesadaran, yang mengevaluasi prilakunya yang menuduh dia serta membela dia.332 Tuhan bisa menggunakan itu untuk memimpin kita.

Benar bahwa suatu kesadaran bisa hancur karena dosa.333 Itu terjadi saat kita terus menerus tidak memperhatikan peringatannya. Suatu kesadaran bisa menjadi sangat sensitive dan membatasi, melarang hal yang Tuhan ijinkan.334 Itu biasanya hasil dari terlalu terkekang saat masa kecil. Ada juga bahaya dari tercemarnya kesadaran.335 Kurangnya disiplin dimasa kecil bisa mengacaukan kesadarannya sehingga membiarkan hal yang Tuhan larang. Setiap kesadaran seseorang dikondisikan oleh pengetahuan, pengalaman, dan pelatihan jadi itu harus selalu diukur dengan Firman Tuhan.

Tapi didalamnya ada pengekangan. “Saya harus menolong orang buta itu menyebrang jalan.” “Saya tidak boleh makan terlalu banyak saat makan malam. Tubuh saya tidak membutuhkannya.” “Saya harus meluangkan lebih banyak waktu dengan anak saya.” Dengan berdoa perhatikan suara hati. Itu mungkin menyatakan kehendak Tuhan.

Sangat dekat dengan kesadaran adalah rasa tanggung jawab. Untuk hal tertentu itu jelas merupakan kehendak Tuhan karena itu memang benar. Seperti kata Yakobus, “Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.”336 Jika anda ada ujian besok dan anda tidak belajar, anda tidak perlu bergumul dengan apakah anda pergi dengan teman atau belajar. Anda memiliki tanggung jawab moral pada orang yang menyekolahkan anda sehingga anda harus belajar sebaik mungkin. Anda bahkan tidak perlu berdoa untuk itu. Langsung saja belajar.

Menurut sebuah buku oleh J. Sidlow Baxter, berdoa minta “bimbingan” saat tugasnya jelas bisa membawa pada dosa yang menyedihkan, delusi, dan penyesalan yang menyedihkan.337 Balak merupakan contoh klasik tentang hal itu. Tuhan sudah menyuruh dia untuk tidak pergi untuk mengutuhk Israel, tapi dia tidak bisa menolak uang. Jadi kita melihat dia kembali bertanya pada Tuhan bertanya apa yang harus dilakukan.338 Tuhan akhirnya membiarkan dia pergi walau itu bertentangan dengan kehendaknya, tapi Balak akibatnya kehilangan uang dan hidupnya. Jika anda sudah tahu keinginan Tuhan, lakukan! Minta maaf pada orang yang anda sudah bersalah. Bagikan injil dengan teman yang hatinya sudah terbuka, perbaiki keran air yang bocor yang sudah disuruh istri anda. Kembalikan uang yang anda pinjam. Anda tidak perlu berdoa bertanya hal itu. Itu sudah tugas anda.

Melakukan tugas kita juga ada aplikasi lain yang didapat. Saat anda menghadapi pilihan sulit dan dengan jujur tidak bisa memutuskan, lakukanlah hal berikut yang harus anda lakukan yang jadi bagian dari tanggung jawab anda. Bimbingan bisa datang dan kesempatan yang lebih besar mungkin terbuka saat anda melakukan tanggung jawab anda itu.

Dalam perumpamaannya, Yesus mengingatkan kita bahwa kesetiaan pada hal-hal kecil akan membuka pelayanan yang lebih besar. Mereka yang dengan setia menginvestasikan 5 talenta dan 2 talenta, dikatakan tuannya, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu”339 Cara untuk digunakan Tuhan sesuai kapasitas kita, dan menikmati kepastian dia akan menjaga kita dalam pusat kehendaknya adalah dengan tegar dan bergantung pada hal yang sudah dia berikan pada kita untuk dilakukan. Tetap lakukan tugas anda, dan lakukan itu dengan bauk sampai petunjuk baru datang.

    Apakah Saya Layak Untuk Ini?

Tuhan tidak pernah memanggil kita untuk melakukan suatu pekerjaan dimana kita tidak diperlengkapi untuk itu. Sangat meragukan, kalau dia memanggil engkau untuk pelayanan musik jika anda tidak bisa mencari nada yang tepat. Dia mungkin memanggil anda kepekerjaan sudah melalui penilaian yang cermat tentang ketertarikan anda, karunia, kemampuan, pendidikan, atau pelatihan. Setiap kita memiliki kombinasi keahlian yang unik dan karakteristik pribadi, total keseluruhan pengalaman masa lalu kita, cocok dengan peran yang Tuhan ingin kita isi. Setiap kita memiliki potensi tertentu dari Tuhan, dan kita perlu menemukan apa itu.

Kita mungkin ingin menemui seorang konselor yang bisa melayani bimbingan pekerjaan untuk mengetahui keuntungan apa yang bisa didapat. Kemudian kita ingin mencoba hal berbeda saat kesempatan baru datang. Saya tidak menyarankan seorang berganti-ganti pekerjaan dengan tidak bertanggung jawab untuk mencari pekerjaan yang “sempurna”. Tuhan tidak dimuliakan saat kita menghindari tanggung jawab rutin kita karena itu terlalu monoton. Saya bicara tentang pekerjaan sebagai pelayanan.

Dengan mencoba berbagai hal berbeda, kita mungkin menemukan dimana talenta kita dan dimana kita bisa paling efektif digunakan Tuhan. Tapi tolong lakukan sesuatu! Panggilan Tuhan diberikan untuk dilakukan, bukan diam. Seperti dinyatakan oleh sebagian besar orang, lebih mudah mengemudikan kendaraan yang bergerak daripada yang diam. Selidiki sejarah hubungan Tuhan dengan manusia dalam Firmannya dan anda akan menemukan kalau dia hampir selalu meletakan tanganNya keatas orang yang sudah terlibat dalam kegiatan yang berarti.

Tapi menarik untuk diperhatikan bahwa dia tidak selalu memanggil mereka untuk pelayanan yang sama seperti yang mereka sudah kerjakan sekarang. Sebagian dipanggil untuk tugas yang baru dimana mereka merasa layak. Musa berargumentasi dengan Tuhan tentang memimpin Israel keluar dari perbudakan Mesir. “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah.”340 Dengar jawaban dari Tuhan: “Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN? Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan.”341 Dia bisa menolong kita melakukan apa yang kita tidak mampu lakukan.

Analisa terakhir, tidak terlalu penting apakah kita bisa atau tidak. Hal yang paling penting adalah apakah yang Tuhan kita lakukan dengan hidup kita dan bagaimana dia ingin kita melayani yang lain. Dia bisa menyediakan pelatihan tambahan jika kita memerlukan itu, dan dia bisa memberikan karunia dan kemapuan baru jika dia pikir kita memerlukan itu. Dia bisa mentransformasi kita menjadi apapun yang dia mau. Kita tidak bisa mencapai apapun yang menguntungkan dikekekalan melalui kamampuan kita sendiri. Itu semua harud digerakan dan dilakukan melalui kuasanya. “Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.”342

Tuhan mungkin menggunakan pelatihan kita yang lalu jika dia inginkan. Tapi dia mungkin juga memimpin kita kearah yang sama sekali berbeda dengan pelatihan kita yang lalu. Selidiki kelas-kelas diseminari dan lihat keragaman latar belakang orang yang dipersiapkan untuk pelayanan. Disana ada akuntan, ahli kimia, atlit, dokter, sales, dan berbagai perwakilan profesi. Tuhan lebih tertarik dengan penyerahan diri kita kepadanya daripada pendidikan atau pengalaman kita yang lalu.

    Apa yang Dipikirkan Orang Lain?

Seseorang menyarankan bahwa jika anda hanya seorang diri yang berpikir suatu jalur tindakan yang benar, lebih baik anda berhenti dan lebih banyak berdoa tentang hal itu. Itu tidak berarti orang itu salah kalau kebanyakan tidak setuju dengan dia. Tapi itu menunjukan kebenaran komunitas Kristen, bahwa Tuhan telah menjadikan kita satu tubuh sehingga kita bisa melayani satu sama lain.

Kitab Amsal memberikan pernyataan yang keras untuk menasihati yang lain. “Jikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada.”343 “Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak.”344 “Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak.”345 “Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan.”346

Penulis PB setuju dengan itu. Paulus menasihati kita untuk saling menegur satu sama lain.347 Kata itu secara literal berarti “saling mengingatkan,” maka, “menegur satu sama lain.” Penulis Ibrani berkata supaya kita saling menasihati satu sama lain. Kata itu berarti “meneguhkan, mendorong atau menghibur.”348

Orang lain yang tidak terlibat dalam situasi kita bisa melihat itu lebih objektif dari kita. Mereka mungkin memiliki pengalaman yang lebih luas dari kita, atau mereka mungkin bisa melihat hal yang terlewat oleh kita. Mereka mungkin memiliki pengertian Alkitab yang lebih dalam atau pengertian tentang nature manusia yang lebih dalam. Jadi carilah nasihat dari teman Kristen yang lebih dewasa—pastors, tua-tua, guru, dan dalam hal orang muda, sponsor muda, ibu, dan ayah. Tuhan menempatkan orang tertentu untuk bertanggung jawab menolong anda, dan suatu kebodohan menolak saran mereka.

Dan hati-hati, jangan membuat kesalahan seperti Ahab, mencari nasihat dari orang yang mengatakan hal yang ingin anda dengar. Saat ingin memutuskan untuk pergi perang atau tidak dengan orang Siria, Yosafat bertanya pada Ahab apakah ada nabi yang benar dari Tuhan dimana mereka bisa minta nasehat selain dari 400 orang Ahab yang selalu berkata “ya” Saat itu dia mengakui, “Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka. Orang itu ialah Mikha bin Yimla.”349 Kita cenderung menolak nasihat orang yang tidak setuju dengan kita, tapi jika mereka orang yang mengenal Firman, kita baik mendengar mereka.

Sebagian orang menolak mencari nasihat karena mereka pikir itu suatu kelemahan atau ketidakdewasaan, atau kurangnya kerohanian atau kepintaran. Mereka ingin membuktikan bahwa mereka bisa mengatasi masalah mereka sendiri tanpa bantuan orang lain. Tapi itu pada dasarnya adalah kesombongan. Untuk mengakui bahwa kita memiliki masalah yang tidak bisa kita selesaikan, dan mencari pertolongan, jauh lebih pintar dan dewasa.

Dengan membicarakannya dengan orang lain bisa menolong kita menyelesaikan masalah dalam pikiran kita. Tapi selain itu, Tuhan mungkin menggunakan penasihat untuk membawa pandangan baru atas situasi atau menunjukan beberapa kebenaran Alkitab yang berkaitan dengan keputusan kita. Tuhan juga bisa menasihati kita melalui tulisan orang suci dari masa lalu. Membaca bagaimana Tuhan berhubungan dengan mereka. Itu mungkin bisa menolong anda mengerti bagaimana dia behubungan dengan anda.

Itu tidak berarti bahwa nasihat dari orang lain tidak bisa salah. Tidak ada orang yang tahu segalanya, dan setiap orang rentan terhadap kesalahan dan subjektifitas. Timbang semua nasihat yang anda terima dengan cermat dengan Firman Tuhan. Jangan terlalu tergantung pada nasihat orang lain. Kita terutama bertanggung jawab akan pilihan kita, dan kita harus mempertanggung jawabkan apa yang sudah kita putuskan.

Dalam beberapa hal kita wajib minta nasihat orang lain. Orang yang saya maksud adalah orang yang punya otoritas atas kita. Tuhan telah membangun tingkatan otoritas dalam hidup. Terhadap gereja dia berkata, “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka.”350 PB mengidentifikasikan pemimpin gereja sebagai tua-tua.351 Tuhan tidak memimpin kita untuk melayani dalam kerangka bergereja dengan cara yang berlawanan dengan kehendak tua-tua. Kita harus tunduk pada mereka. Mereka ada dikedudukan untuk mengevaluasi kita dan mereka bisa melihat keterbatasan kita lebih dari kita. Sebaliknya, jika tua-tua ingin kita mempraktekan karuni rohani kita dalam pelayanan tertentu, kita harus mempertimbangkan itu secara serius dengan berdoa.

Prinsip yang sama berlaku untuk misionaris yang tunduk pada dewan misi. Selama dia menjadi bagian dari organisasi, dia bertanggung jawab melakukan apa yang dikatakan pimpinannya. Dia bisa berdebat secara baik dengan mereka jika dia merasa mereka melakukan kesalahan. Dan jika mereka meminta dia melakukan sesuatu yang berlawanan dengan keyakinan Alkitabnya, dia bisa mengundurkan diri dan mencari organisasi misi baru yang sejalan dengan pandangan Alkitabnya. Selama dia dibawa otoritas mereka, dia memiliki kewajiban untuk tunduk pada mereka..

Tuhan telah menempatkan istri dibawah otoritas suami.352 Kehendak Tuhan bagi istri adalah sebagai penolong suami. Seorang suami yang baik akan minta nasihat istri, mempertimbangkan pendapatnya, dan bertindak tidak egois untuk kepentingan istri. Tapi istri menemukan sukacita terbesar dengan tunduk pada suami.

Saat Tuhan memimpin saya untuk menerima pelayanan di California, sangat sulit bagi istri saya untuk menyesuaikan diri dengan hal itu. Dia merasa kita seharusnya tidak pindah, dan saat saya membagikan alasan yang saya percaya pimpinan Tuhan bagi kita untuk pindah, dia diam dan tidak berjanji. Hari berikut, saat dia melakukan kegiatan sehari-hari, dia terus berdoa dalam hatinya, “Tuhan, tunjukan kehendakmu.”

Tiba-tiba dia menyadari kalau doanya berbeda dari yang sebelumnya. Selama seminggu mendoakan lain dari sebelumnya, “Tuhan, tunjukan Richard kehendakmu.” Saat itu dia sadar Tuhan telah menyatakan kehendaknya, dan kehendaknya adalah dia pergi bersama saya. Sejak itu kami berdua mendapat kedamaian tentang hal itu, dan roh kesatuan menyatukan kita.

Saat seorang suami meminta istri melakukan suatu yang berlawanan dengan Firman Tuhan, istri memiliki hak untuk menolak dengan hormat.353 Sebaliknya, Tuhan ingin istri percaya bahwa Tuhan akan bekerja melalui suaminya melakuka apa yang terbaik bagi istri. Sangat masuk akal hidup sesuai perintah Tuhan.

Bab 15:
Damai seperti Sungai

Umat Tuhan dimasa Yesaya menjadi makmur, sombong, egois, dan memuaskan diri sendiri. Mereka mengaku memuji Tuhan, tapi mereka melakukan itu “bukan dengan sungguh-sungguh dan dengan tulus hati.”354 Hidup mereka bergelimang dosa dan hati mereka keras dan memberontak.

Yesaya dengan setia memanggil mereka untuk bertobat dan mengingatkan mereka akan pembuangan yang sedang mendekat diBabilon. Dengar seruannya: “Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh. Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti.”355

Dalam pesan nabi berusia 2,700 tahun ini terdapat kebenaran yang berkaitan dengan kehendak Tuhan bagi orang percaya masa kini. Pelajarannya sederhana, Tuhan ingin memimpin kita, dia menunjukan jalannya pada kita, dan saat kita mengikuti arahannya kita menikmati kedamaian dan kepastian dalam seluruh kepenuhannya, dan kemantapan aliran sungai yang dalam.

Dengan kata lain, konfirmasi bahwa kita berjalan dalam kehendak Tuhan adalah kedamaian. Kita tidak pernah bisa tahu kedamaian sejati kalau kita mengikuti jalan kita. Seperti kata nabi, “Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik.”356 Tapi kalau kita mengikuti jalan Tuhan, ada kedamaian didalamnya.

    Strike One!

Rasul Paulus mengajarkan kebenaran yang sama kepada jemaat Kolose beratus tahun kemudian. Dia mengatakan kepada mereka bagaimana mereka harus hidup, menyebutkan hal-hal yang harus mereka buang dari kehidupan mereka dan hal-hal yang harus mereka ambil kedalam hidup mereka. Tapi ada beberapa kali mereka tidak tahu apa keinginan Tuhan terhadap mereka. Bagaimana mereka memutuskan hal itu? “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu.357 Kata memerintah sebenarnya berarti “bertindak seperti wasit, mendamaikan, memutuskan.” Disini Paulus menggunakan istilah teknis dari arena olahraga untuk menolong kita menentukan mana kehendak Tuhan. Dia berkata bahwa seorang wasit yang membawa damai akan membuat keputusan akhir.

Bisakah anda bayangkan liga baseball dunia tanpa seorang wasit? 50 ribu penggemar menontong, pemain dilapangan, dan pukulan pertama berhasil. Penangkap mengatakan itu sah. Penangkap dan pemain lain setuju. Pemain lain mengatakan itu tidak sah. Semua yang ada disamping lapangan mendukung itu tidak sah. Penggemar terbagi dan stadium menjadi berantakan. Sebuah pertandingan tidak bisa berjalan dengan kebingungan seperti itu. Tapi saat wasit memutuskan itu sah ketidakpastian hilang dan kekacauan terhindari. Tidak setiap orang bisa memutuskan, dan mungkin ada sedikit perbedaan pendapat tentang hal itu, tapi itu tidak lama, karena pemain ingin tetap bermain sampai akhir.

Demikian juga, Tuhan telah menyediakan wasit untuk mengakhiri ketidakpastian, menyelesaikan pertengkaran, dan menghindari kebingungan hidup. Saat kita mengejar jalur yang kita pilih, kedamaian dalam diri akan menunjukannya. Suatu keyakinan dari dalam akan bersama kita. Kita akan merasa damai dengan pilihan kita. Pikiran kita tenang. Seperti kata Yesaya damai seperti sungai.

Tapi jika, sebaliknya, gangguan dan ketidaktenangan pikiran menekan kita, itu mungkin tanda dari Tuhan untuk kembali dan memikirkan ulang keputusan kita, kembali kepada Firman, dan kembali berlutut berdoa. Kita mungkin kembali menyelidiki hati dan memeriksa ketulusan penyerahan diri kita.

Misalkan, anda mempertimbangkan suatu perkawinan, tapi ada pertengkaran besar terjadi belakangan ini diantara anda berdua. Pria yang rencananya akan jadi suami anda tidak memperlakukan anda secara baik dan kasih. Atau wanita yang sudah bertunangan dengan anda terus menerus mengganggu anda dengan hal-hal bodoh. Anda mulai merasa tidak nyaman dan tertekan dalam melangsungkan perkawinan ini. Tuhan mungkin menginginkan anda berdua mendapat beberapa nasihat, mengubah kebiasaan pribadi anda, dan menumbuhkan kasih karunianya sedikit sebelum menikah. Tapi perasaan tidak tenang itu juga bisa berarti anda sudah mengikuti jalan anda daripada jalan Tuhan, dan melakukan itu bisa menghasilkan tahun-tahun yang tidak bahagia.

Itu sangat menyakitkan dan memalukan untuk memutuskan pertunangan. Tapi sakit itu kecil dibanding penderitaan seumur hidup dengan orang yang tidak diperuntukan Tuhan bagi anda. Kebanyakan orang memiliki sedikit keraguan sebelum acara. Itu normal. Tapi suatu ketidakpastian yang mendalam tidak boleh dikesampingkan. Tuhan mungkin mencoba menyatakan sesuatu.

Tuhan menggunakan wasuk kedamaian untuk membimbing seorang teman saya menuju gereja baru. Dia sudah pernah berkotbah digereja itu saat dia ada urusan dikota itu. Walau dia tidak ada pikiran untuk mengubah pelayanan atau apa yang diinginkan orang, mereka memilih dia untuk menjadi pastor mereka. Dia dan istrinya berdoa sungguh-sungguh untuk keputusan itu dan mengikuti setiap prinsip bimbingan ilahi yang sudah mereka pelajari, tapi mereka tetap tidak yakin apa yang Tuhan inginkan mereka lakukan. Mereka digunakan Tuhan dengan baik disini, dan tidak ingin pindah. Satu pagi dia bangun dan berkata pada istrinya, “Tuhan tidak menghendaki kita melakukan apa yang tidak ingin kita lakukan bukan?” Istrinya setuju, dan mereka memutuskan untuk tetap melayani ditempat semula.

Dia berangkat kekantor, menulis surat penolakan dimejanya, dan pergi mengajar sebuah kelas digereja. Tapi pikirannya bergolak. Dia bergumul dalam pikiran saat dia melewati kelas-kelas itu, sehingga dia tidak bisa mengajar. “Tuhan,” dia berdoa, “Saya pikir akan mendapat kedamaian kalau saya mengerti kehendakmu. Dimana kedamaian itu?”

Akhirnya, dalam tekanan itu, dia tidak mengajar (muridnya sangat senang), kembali kekantor, merobek surat itu, dan menuliskan yang baru—surat pengunduran diri dari gerejanya. “Tiba-tiba kesadaran indah akan kedamaian Kristus melanda saya,” katanya pada saya. Dan Tuhan segera memberikan dia dan istrinya sukacita besar saat mereka menerima pelayanan baru mereka. Wasit kedamaian telah membuat keputusan akhir.

    Bisakah Kita Mempercayai Perasaan Kita?

Saat saya membagikan pemikiran ini dengan sekelompok murid, seorang muda protes, “bukankah itu terbawa oleh perasaan? Bagaimana kita bisa yakin perasaan itu dari Tuhan?” Itu pertanyaan yang benar dan perlu dijawab.

Jika perasaan damai hanya satu-satunya petunjuk, maka pencarian kehendak Tuhan hanyalah suatu subjektifitas. Tapi kita berasumsi kalau hal yang semestinya sudah dilakukan. Pertama kita sudah melakukan persiapan yang tepat—kita tahu Pembimbingnya; kita telah menyerahkan kehendak kita padanya; dan hidup kita sudah ditransformasi oleh kasih karunianya. Kedua, kita hidup dalam Firmannya, melakukan prinsip kekal terhadap semua masalah yang kita hadapi. Sebagian orang berkata mereka memiliki kedamaian saat mereka melanggar Firman Tuhan. Tapi Tuhan tidak pernah memberikan damainya untuk hal yang berlawanan dengan Firmannya. Perasaan damai harus selalu diuji oleh Firman.

Ketiga, kita membangun hubungan yang mendalam dengan Tuhan melalui doa, meminta pimpinannya. Keempat, dengan akal sehat yang sudah dikuduskan kita menghevaluasi keadaan kita, karunia dan kemampuan kita, dan nasihat dari orang lain. Jika kita telah setia dengan cara ini, kita bisa yakin kalau itu kedamaian dari Tuhan yang ada dalam jiwa anda daripada rasa puas diri. Dia menjanjikan hal itu pada kita!358

Tapi apakah tidak mungkin bagi seseorang atau hal lain, selain Tuhan bisa mengganggu kedamaian yang dia ingin kita rasakan, dan membelokan kita dari rencana hidup buat kita? Ya. Bahkan saat saya sudah yakin akan kehendak Tuhan, saya merasa tidak nyaman karena saya pikir saya akan mendapat pekerjaan yang rendah dan memalukan diri saya. Kesombongan saya menghancurkan kedamaian itu. Disaat lain, kemungkinan pengorbanan diri yang besar, kerja keras, takut akan bahaya fisik—semua hal itu bisa mengganggu kita, dan kita mungkin tidak sadar apa yang menyebabkan hilangnya kedamaian itu.

Bagaimana kita bisa bergantung pada kedamaian sebagai wasit yang baik dalam hal ini ? Seperti kita ketahui sebelumnya, jalan tidak selalu mulus dalam pusat kehendak Tuhan, dan hal yang mengancam kedamaian anda merupakan salah satu masalah yang kita hadapi. Jadi mari kita bahas masalah yang berkaitan dengan kehendak Tuhan.

    Laut yang Bergelora

Bagaimana kita bisa melupakan suatu siang dimana Yesus menyuruh muridnya kekapal menyebrang laut Galilea sementara dia naik kegunung berdoa?359 “Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.”360 Para murid ada disana oleh paksaan ilahi. Mereka ada dalam kehendak Tuhan, tapi hidup mereka dalam bahaya. Itu menunjukan bahwa angin rebut dan badai laut tidaklah membuktikan kalau kita ada diluar kehendak Tuhan. Mereka mungkin memaksa kita menyelidiki alasan dari jalan yang kita jalani, tapi itu tidak akan mengubanya.

Kita bisa mengharapkan cobaan, kesulitan, pengorbanan dalam kehendak Tuhan. Jangan tenggelam karena itu. Mereka bagian dari rencananya untuk membawa kita kepada kedewasaan. Kenyataannya, saat kita menerima mereka dengan semangat yang tepat, mereka bisa meningkatkan keinginan kita untuk melakukan kehendak Tuhan. Petrus berkata, “karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--,supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.”361 Pemazmur menyelidiki, “Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu.”362

Ilustrasi Alkitab sangat banyak. Sebagai contoh, Tuhan mengirim Yusuf ke Mesir untuk dipenjara sehingga dimasa itu dia bisa menyelamatkan bangsa Israel. Kemudian, Tuhan memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir kepadang gurun sehingga dia bisa membawa mereka ketanah perjanjian. Dia mengirim Paulus ke Filipi dimana dia dipukuli dan dipenjara, dan kemudian mengirimnya keYerusalem, mengingatkan dia kalau penderitaan sedang menunggu dia disana. Dan dia mengirim Anaknya kesalib untuk menderita agar dosa kita ditebus.

Kita juga akan menghadapi penderitaan saat kita mengikuti pimpinan Tuhan. Satu hari Yesus sedang berjalan, seorang pria berlari kepadanya dan berkata, “Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi. Yesus berkata kepadanya: Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”363 Dia memberikan kita peringatan yang adil. Untuk menjadi pengikutnya kita harus mau menyerahkan semua milik kita.364 Dan kita bisa melihat harga yang harus ditanggung sebelum dengan sukarela mengikuti kehendaknya.365

Tapi misalkan kita sudah memperhitungkan harganya, memberi dia semuanya, mencari pimpinannya, mendapat kehendaknya, dan sekarang kita dengan sukacita mengikutinya, tapi kemudian masalah datang dan mengganggu kedamaian kita. Bagaimana kita mengatasi itu? Kita harus kembali pada prinsip Salomo tentang bimbingan ilahi: “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu.”366 Jika pimpinan Tuhan jelas saat matahari bersinar, jangan ragukan dia saat badai datang. Percaya bahwa masalah itu sendiri bagian dari rencananya. Tujukan matamu pada Pembimbing daripada halangan, dan melangkahlah dengan iman. Kemudian itu akan mengenyahkan ketidaknyamanan dan mengembalikan kedamaian.

Sebanyak apapun kepercayaan tidak bisa mengembalikan kedamaian dalam hati orang Kristen jika dia dengan sengaja melanggar jalan yang Tuhan pilih. Ketidaknyamanan merupakan cara Tuhan menyatakan padanya kalau dia sudah mengambil jalan yang salah. Itu juga bagian dari cara Tuhan memanggil dia kembali kejalan yang benar. Tapi saat kita berjalan dalam kehendak Tuhan, akan meneguhkan kepercayaannya atas kedaulatan dan pemeliharaannya, kedamaian akan memenuhi hati kita walau seluruh dunia hancur disekeliling kita. Dan maju terus dengan keyakinan dan ketekunan dalam penderitaan sehingga membawa upah yang besar. “Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.”367

    Tidak ada Jawaban

Masalah lain yang sering mengganggu kedamaian orang percaya yang mencari pimpinan Tuhan adalah penundaan dalam mendapat jawaban. Mereka ingin melakukan kehendak Tuhan; mereka telah menyiapkan hati mereka, menyelidiki Firman, an mencari Tuhan, tapi tidak ada yang terjadi. Itu seperti menelepon telepon darurat, hanya mendengar bunyi saja tanpa jawaban. Kita menjadi khawatir dan gelisah melihat apa yang terjadi. Dan kita sering seperti itu saat Tuhan tidak menjawab permintaan kita untuk pimpinannya. Itu sering terjadi terhadap mahasiswa tingkat akhir yang belum mengetahui apa yang harus mereka lakukan setelah lulus. Daripada berdiam dengan tenang dalam janji pimpinan Tuhan dan dengan cermat melihat kesempatan yang terbuka bagi mereka, mereka jadi panic dan mulai menerima apapun.

Sebagian besar dari kita tidak suka menunggu. Kita ingin jawabannya sekarang. Kita ingin melakukannya sekarang juga. Jika ada yang menghibur anda, Pemazmur juga tidak suka menunggu. “Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan?”368 “Kepada-Mu, ya TUHAN, gunung batuku, aku berseru, janganlah berdiam diri terhadap aku, sebab, jika Engkau tetap membisu terhadap aku, aku menjadi seperti orang yang turun ke dalam liang kubur.”369 Ayub juga punya masalah dengan menunggu. “Ah, semoga aku tahu mendapatkan Dia, dan boleh datang ke tempat Ia bersemayam. Sesungguhnya, kalau aku berjalan ke timur, Ia tidak di sana; atau ke barat, tidak kudapati Dia.”370

Kesalahan kita yang terbesar dalam hidup umumnya disebabkan oleh ketidaksabaran kita menunggu waktu Tuhan. Itulah yang terjadi pada bangsa Israel di Kadesh-Barnea. Saat Tuhan menyatakan pada mereka kalau mereka tidak diijinkan masuk ketanah perjanjian karena ketidakpercayaan mereka, sebagian dari mereka marah karena hal itu. Penundaan lebih dari yang bisa kita hadapi. Mereka pikir karena mereka sudah mengakui dosa mereka mereka bisa langsung melakukannya, disamping peringatan Tuhan. Tapi mereka kehilangan nyawa mereka dalam percobaan itu.371

Penolakan Raja Saul untuk menunggu juga menghancurkan dia. Tuhan ingin menunggu waktunya sampai Samuel datang mengorbankan korban untuk persiapan perang dengan Filistin. Tapi Saul tidak bisa menunggu. Dia melakukan tugas imam, mengorbankan korban sendiri, dan akibatnya kehilangan kerajaannya.372

Kita juga melakukan hal itu. Kita melakukan pilihan yang bodoh dan terburu-buru yang akan kita sesali kemudian karena kita tidak sabar menunggu Tuhan menunjukan kehendakNya. Mungkin tidak ada keputusan lebih penting daripada keputusan untuk menikah. Sebagian orang berpikir mereka tidak akan mendapat kesempatan lagi jika mereka melewatkan yang satu ini. Jadi mereka melakukannya dalam hubungan yang tidak bijak sehingga membawa sakit hati dan kepedihan seumur hidup. Orang lain berhenti bekerja karena alasan yang rapuh, menghabiskan uang dengan tidak bijak, menjual rumah dan pindah kota tanpa pimpinan yang jelas, atau bercerai tanpa pikir panjang akibat atau perkataan Tuhan tentang hal itu dalam Firmannya. Alkitab berkata, “orang yang tergesa-gesa akan salah langkah.”373 Saat kita terburu-buru, kita sering melakukan kesalahan.

Kenapa Tuhan menunda saat kita sangat menginginkannya? Yesaya berpendapat. “Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia.”374 Makin lama dia menunggu dan makin kita membutuhkannya, makin kuat dan berkuasa keselamatannya dan semakin kemuliaannya ditinggikan. Dia menunggu supaya kita bisa menyatakan belas kasihannya lebih dramatis untuk memuliakan dirinya. Penundaan yang lama sering diikuti oleh jawaban yang luar biasa.

Masa penantian bisa menjadi saat pertumbuhan rohani, saat iman kita diperkuat, saat kita semakin mengenal Tuhan. Baxter berpendapat bahwa melalui penundaan Tuhan mencoba mengajarkan kita suatu yang lebih baik daripada jawaban itu sendiri.375 Penundaannya selalu memiliki tujuan. Walau kita tidak tahu tujuan itu, dia meminta kita untuk percaya dan menunggu.

Ketidaksabaran kita biasanya berasal dari ketidakpercayaan kita, dan kita kembali lagi kemasa Yesaya untuk melihat hal itu diilistrasikan. Yehuda sedang terancam oleh Asiria. Orang mencari tempat berlindung, atau sekutu seperti Mesir untuk melawan mereka. “Jangan hanya berdiam dan dihancurkan; mari lakukan sesuatu,” itulah mereka. Inilah perkataan Yesaya dari Tuhan: “Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah.”376

Itulah nubuat kedatangan Mesias, tapi itu juga mengingatkan orang-orang itu kalau Tuhan yang mereka sembah di Zion adalah dasar mereka. Jika mereka mau percaya, jika mereka mau meletakan iman mereka padanya, mereka tidak perlu takut dan frustrasi dan membuat perjanjian yang bodoh atau mencari sekutu. Kepercayaan merupakan benteng satu-satunya daripada keputusan yang terburu-buru. Masa kini, satu-satunya cara kita mampu sabar dan tenang menanti pimpinan Tuhan adalah percaya padanya, percaya bahwa jawabannya akan datang saat dibutuhkan.

Kita tidak boleh menentukan waktu bagi Tuhan. Dia tidak selalu bekerja dengan jadwal kita. Kita tidak bisa membuatnya terburu-buru. Orang mungkin berteriak pada kita untuk melakukan sesuatu. Setang mungkin mendesak kita melakukan hal yang bodoh sehingga menghancurkan hidup kita. Kedagingan ingin mengambil alih secepatnya dan melakukan sesuatu yang hebat dan berani sehingga bisa membuktikan kemampuannya mengatasi setiap situasi. Tapi Tuhan berkata, “Percaya saja, dan tunggu.”

Daud mengatakan hal itu seperti ini: “Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!.”377 Dan sepertinya dia melakukan nasihatnya sendiri; karena dia bisa bersaksi: “Aku sangat menanti-nantikan TUHAN; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia mengangkat aku dari lobang kebinasaan, dari lumpur rawa; Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu, menetapkan langkahku, Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada TUHAN.”378

Apakah beberapa keputusan menyebabkan anda menjadi tidak sabar? Percayakan itu pada Tuhan. Katakan padanya anda percaya kalau dia memimpin anda sesuai waktunya. Tanya Tuhan untuk menolong anda bersabar. Dan nikmati kedamaian dari Tuhan.

Bab 16:
Ditempat Anda Berada

Mungkin anda berpikir, “jika saja saya tahu tentang hal ini dimasa lalu, hidup saya akan berbeda. Tapi itu sudah terlambat, dan sudah terlambat mengubah arah.” Saya sudah mendengat hal itu dari orang yang percaya kalau mereka sudah menikahi orang yang salah, atau yang gagal kecollege saat ada kesempatan, atau yang sekarang berpikir mereka mengejar karir yang salah selama ini, atau yang sudah lama telah menutup telinga rohani mereka saat Tuhan memanggil mereka untuk pelayanan. Apa yang terjadi saat mereka melewati kehendak Tuhan?

Kita bisa melewatkan itu. Tuhan menciptakan kita dengan kehendak, dan kita mampu menggunakan kehendak itu berlawanan dengan kehendakNya. Kita bisa membuang rencananya bagi hidup kita. Kita bisa mengikuti jalan kita.

    Keluar Jalur

Alkitab jelas mengatakan pada kita tetnang orang yang menolak kehendak Tuhan. Nyatanya, orang pertama yang kita temukan melakukan hal yang sama. Tuhan menciptakan Adam dan Hawa untuk memuliakan dirinya melalui pujian, persekutuan, dan ketaatan. Tapi mereka memutuskan mengikuti jalan mereka, jadi mereka mempraktekan kehendak mereka yang berlawanan dengan kehendak Tuhan. Keturunan mereka mengikuti jalan mereka sejak saat itu.

Manusia menyatakan kehendak mereka dengan berbagai cara. Abraham mengambil budak istrinya dan mendapat anak dan dia pikir itu baik. Dia ingin seorang anak, dan Tuhan menjanjikan untuk memberikannya, jadi dia pikir Tuhan menjanjikannya melalui Hagar. Tapi dia tidak berpikir untuk menyakannya pada Tuhan.379 Itulah hikmat manusia, alasan kedagingan. Dan kita juga bisa salah jalan karena mendengar hikmat dunia daripada suara Tuhan. Seperti yang diakui seseorang, “Saya pikir Tuhan membutuhkan uang saya lebih dari dia membutuhkan saya. Jadi saya memilih bisnis saat dia memanggil saya kedalam pelayanan, dan sekarang bisnis saya gagal, Tuhan tidak mendapatkan keduanya baik saya maupun uang saya.”

Daud melakukan perzinahan dan membunuh suami perempuan itu. Kedua dosa itu menempatkan dia jauh dari persekutuannya dengan Tuhan. Dan itu semua bermula saat dia gagal memenuhi tanggung jawabnya. Dia seharusnya pergi dengan tentaranya, menyediakan dukungan dan kepemimpinan bagi mereka. Tapi sebaliknya dia berdiri diatas istana.380 Kita juga bisa tergelincir saat kita melalaikan kewajiban yang diberikan Tuhan pada kita. Saya berpikir seperti seorang pria yang gagal menunjukan kasih sayang pada istrinya dimana Tuhan menghendari semua suami Kristen harus melakukannya. Respon negative dari istri membuat dia membenarkan diri untuk bersama dengan wanita lain dan pengalaman berdosanya membawa dia kepada ketidabergunaan.

Yunus melarikan diri dari Tuhan dan merupakan kasus kekerasan hati. Dia tidak ingin melakukan perintah Tuhan. Tuhan telah memerintahkan dia pergi keNiniwe dan berseru melawan kejahatan. Yunus berkata, “Tidak Tuhan, saya ingin keTarsis.” Dan sebagaian dari kita pernah lari dari Tuhan karena kita tidak ingin melakukan apa yang diperintahkan Tuhan.

Petrus menyangkal Tuhannya 3 kali, tapi karena doa permohonan Kristus dia selamat. Itu hasil dari kelemahan manusia—kesombongannya, kebergantungan terhadap diri sendiri. Dia dengan menyedihkan berkeras, “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.”381 Tapi dia menyangkalnya. Kelemahan kita mungkin berbeda dengan Petrus, tapi selain kita mengakuinya dan percaya pada kemenangan Kristus, itu semua bisa membawa kita keluar jalur kehendakNya.

Dua pria lainnya yang bersama dengan Yesus melewatkan rencanaNya bagi hidup mereka karena kelengahan mereka. Yesus ingin mereka mengikutinya dan menjadi muridnya. Satu orang ingin menunggu sampai bapaknya meninggal. Pria satunya lagi ingin pulang dan mengatur semuanya dan kembali kalau sudah selesai.382 Sebagian dari kita sudah meletakan kehendak Tuhan sangat lama sehingga kita yakin itu semua sudah terlambat untuk mengikuti pimpinannya.

Apakah itu berkaitan dengan alasan manusiawi, atau tidak dipenuhinya tanggung jawab kita, atau kekerasan hati, atau kelengahan, atau hal lainnya, ada akibat tertentu dari melalaikan kehendak Tuhan.

    Kesenangan—Untuk Sementara

Cukup mengejutkan, kita awalnya senang dengan hal itu. Abraham mendapat anaknya dengan cara ini, yang kemudian diberi nama Ismail. Daud melakukan itu dengan wanita cantik. Yunus melarikan diri dari pekerjaan yang tidak disetujuinya. Petrus pergi melihat apa yang mereka lakukan terhadap Yesus tanpa membuka identitasnya. Dan 2 orang yang pulang sesuai keinginan mereka.

Kita mungkin sudah mendapatkan semua hal yang kita cari—saat kita mempertimbangkan jalan Tuhan tapi melakukan jalan kita. Kita mungkin memiliki uang, harta benda, status, keamanan, kesenangan fisik, menikah dengan orang yang kita inginkan, atau hal lain yang kita pikir penting. Penulis Ibrani mengakui bahwa ada kesenangan dalam dosa sesaat, dan secara spesifik bicara tentang hal indah yang dilepaskan Musa untuk melakukan kehendak Tuhan—menjadi penting karena ada dalam keluarga istana, dan kekayaan Mesir.383

Anda mungkin memiliki itu. Semua hal yang mendukung keinginan anda. Dan anda senang dengan hal itu. “aku melakukan keinginanku dan berjalan dengan baik. Kenapa saya harus berserah pada kehendak Tuhan?” Biarlah saya mengingatkan anda bahwa permainan belum selesai. Prinsip Alkitab lain berlaku disini, dan itu bisa dimulai kapan saja. Itu adalah prinsip menabur dan menuai. “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.”384

Untuk satu hal kita akan menuai rasa bersalah, dan rasa malu, seperti Petrus saat dia keluar dan menangis dengan sangat. Kemudian kita akan menuai akibat dari dosa kita. Dalam kasus Abraham, Sarah dan budaknya menjadi iri hati; pergolakan masuk kadalam rumah Abraham yang sebelumnya bahagia. Kemudian, Isak lahir dari Sarah, perselisihan mencuat diantara kedua anak—perseteruan yang berlangsung sampai saat ini dalam konflik Arab-Israel. Itu suatu dampak yang berlangsung lama dari tindakan kedagingan seseorang. Beberapa dari anak Daud mengikuti contoh menyedihkan ayahnya dan membawa sakit hati dan penderitaan dalam keluarganya.

Berkeras melakukan kehendak kita sering menghasilkan dampak merusak dalam hidup kita. Tuhan membangun prinsip dasar hidup berhasil. Setelah kita melanggar hal itu kita menyesalinya. Ibu dan bapak, sebagai contoh, yang mengabaikan anak mereka dalam mengejar karir mereka, akhirnya menderita penderitaan batin atas anak mereka. Suami atau istri yang meninggalkan pasangan mereka untuk orang lain sering terperangkap dalam kekusutan jaring yang mereka tinggalkan. Inilah beberapa dampak dari dosa, dan tidak ada cara yang bisa menghapus tanda yang ditinggalkan mereka dalam hidup ini.

Kadang Tuhan secara langsung turut campur dengan mendisiplin mereka seperti yang dia lakukan terhadap Yunus saat dia mengirim badai besar, menetapkan undian para pelaut, menunjuk Yunus sebagai penyebab bencana ini dan menyiapkan ikan besar untuk menelan dia.

Tuhan bisa mengatur suatu tragedy seperti itu untuk menghentikan kita dari jalur dan mengembalikan kita kearah yang benar. Dan dia melakukan itu karena kasihnya pada kita.385 Dia tahu kalau kita bisa bahagia hanya dalam melakukan kehendakNya, dan dia ingin kita mendapat kepenuhan sukacita itu. Tapi disiplin itu sendiri bukan pengalaman yang menyenangkan. “Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita, penulis Ibrani mengingatkan kita.386 Berkeras pada cara kita membawa kehancuran.

    Suatu yang Indah

Mungkin anda berkata, “itu benar – saya diluar kehendak Tuhan, dibawa tangan disiplinnya, dan merasa sengsara karena itu. Saya tidak tahan lagi. Apa yang bisa aku lakukan?” Untuk itu anda perlu yakin bahwa kesalahan anda tidak mengejutkan Tuhan. Dia mahatahu! Dan dia tahu dari kekekalan bahwa anda akan melanggarnya dan mengikuti jalan anda, jadi dia sudah siap untuk itu. Dia tahu Adam dan Hawa akan berdosa sebelum dia menciptakan mereka, dan sebelum dia menciptakan dunia tempat mereka hidup dimana dia sudah punya rencana untuk menyelamatkan mereka dan keturunan mereka.387 Itu cara terbaik menyatakan kemuliaan kasih karunianya.

Dia Tuhan seperti itu. Dia tahu tentang keberdosaan kita sebelum dia membuat kita hidup. Dan dia mampu mengampuni dosa kita yang lalu dan kesalahan masa depan kita sehingga akan memuliakan dirinya. Seperti kata pemazmur, “Sesungguhnya panas hati manusia akan menjadi syukur bagi-Mu.”388 Semua yang terjadi diijinkan oleh Tuhan. Dan dia menjanjikan untuk menggunakan semuanya agar tujuannya tercapai. Itulah maksud Paulus saat dia berkata bahwa semua bekerja menurut keputusan kehendakNya.389 “semua hal” termasuk dosa kita dan segalanya. Tuhan bisa membuat dosa kita untuk memuji dia.

Apakah anda pernah bermain suatu permainan dimana seorang mencoret-coret beberapa garis dikertas, kemudian orang lain menggambar disekitarnya, menggunakan coret-coretan itu sebagai bagian dari gambar? Tuhan merupakan pemilik semua itu! Dia penyadur yang agung. Sebelum kita dilahirkan, dia sudah mengantisipasi semua kekacauan yang akan kita buat dalam hidup kita, dan merencanakan rencana alternative sehingga ketidaktaatan kita akhirnya menghasilkan tujuannya.

Kristus bisa menggunakan hidup yang berantakan dan memperbaharuinya kebentuk yang indah. Kenyataannya, kesalahan dan kegagalan kita bisa membuat kita melihat betapa lemah dan berdosanya kita, dan hanya saat kita mengakui kelemahan kita, kita bisa mengenal kuasa Kristus.390

Jadi tidak ada perbedaannya darimana anda berasal atau dimana anda sekarang. Tuhan memiliki rencana bagi anda dari saat ini, dan itu rencana terbaik yang bisa anda dapat. Itu juga meliputi apa yang Tuhan inginkan anda perbuat pada awalnya, seperti yang dia lakukan pada Yunus, yang akhirnya pergi keNiniwe, dimana Tuhan memberkati pelayanannya.

Tapi jika tidak mungkin lagi bagi anda untuk kembali dan mulai dari awal, Tuhan memiliki alternative lain bagi anda. Saya tidak ingin mengatakan itu “terbaik kedua” seperti yang dilakukan beberapa orang, karena saat ini hal terbaiklah yang bisa anda lakukan. Anda mungkin telah kehilangan kesempatan dan sukacita yang tidak pernah datang kembali. Tapi Tuhan memiliki rencana bagi anda sejak saat ini dan itu sempurna. Itu harus begitu, karena rencananya sempurna.

Jadi jangan lihat kebelakang dengan penyesalan. Memenuhi pikiran dengan kesalahan masa lalu hanya akan membawa kegagalan dimasa depan. Jangan biarkan masa lalu menghancurkan anda dari berkata saat ini. Ikuti teladan Paulus: “aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”391

Tapi bagaimana kita bisa melupakan masa lalu yang sudah terbuang? Bagaimana kita bisa melupakan perselisihan dan sakit hati yang ditinggalkan? Hanya ada satu jalan, yaitu mengakui dosa kita pada Tuhan, sungguh-sungguh melupakannya, dan menerima anugrah pengampunan yang ditawarkan. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”392 Dia mengatakan bahwa dia akan membuang dosa kita sejauh timur dari barat.393 Dia berkata kalau dia tidak akan mengingat dosa kita lagi.394 Dia bekata kalau dia akan membuangnya kekedalaman laut.395 Jika Tuhan ingin mengampuni dan melupakan, setidaknya yang bisa kita lakukan adalah menerimanya dan mulai dari baru lagi.

Itulah yang dilakukan Daud. Dosanya dengan Betsyeba membuat dia sengsara, “sampai” katanya “Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku, dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.”396 Dan Tuhan senang menyelamatkan hidupnya dan memberkati dia. Dia melakukan hal yang sama kepada Yunus dan Petrus, dan dia ingin melakukan itu pada anda. Jika anda mau mengakui dosa anda, anda bisa menikmati kepastian pengampunannya. Jika anda mau menyerahkan diri anda, dia akan membawa anda ditempat seharusnya, membuat hal indah bagi anda, dan mulai menggunakan anda untuk kemuliaannya. Tidak ada kata terlambat dalam melakukan kehendak Tuhan.

Kenapa Pusing!

Mungkin beberapa orang berpikir, “yah, jika Tuhan bisa menyelamatkan hidup saya kapanpun dan menggunakan saya untuk kemuliaannya, biarlah saya terus melakukan cara saya lebih lama lagi. Dia bisa menyelesaikan masalah yang saya timbulkan dan anugrahnya lebih dinyatakan dari sebelumnya.” Rasul Paulus takut kita akan berpikir seperti itu, jadi dia mengatakan sesuatu dalam surat Roma. “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?”397

Orang percaya sejati berbagi dalam kematian Kristus, dan dia mati untuk menyelamatkan mereka dari dominasi manusia lama mereka. Sangat sulit dimengerti seorang yang sudah diselamatkan berkata, “saya akan melakukan dosa lagi agar anugrah Tuhan menjadi lebih nyata.” Prilaku seperti itu memberikan keraguan akan keselamatannya. Suatu keinginan melakukan kehendak Tuhan merupakan bukti utama keselamatan sejati. Saat keinginan itu nyata, itu membawa kepastian; waktu itu tidak ada, itu menyebabkan keraguan. Dan salah satu alasan orang Kristen memiliki banyak keraguan tentang keselamatan mereka adalah mereka melakukan kehendak mereka sendiri daripada kehendak Tuhan.

Yesus berkata, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.”398 Diwaktu lain dia menyatakan bahwa hanya mereka yang melakukan kehendak Tuhan berasal dari dia.399 Rasul Yohanes menambahkan, “Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”400 Ayat ini tidak mengatakan bahwa melakukan kehendak Tuhan bisa menyelamatkan kita, tapi itu menunjukan kalau kita sudah selamat memperoleh hidup kekal dengan bukti melakukan apa yang Tuhan inginkan. Salah satu keuntungan mengikuti rencana Tuhan, adalah berkat jaminan keselamatan kalau kita milik dia. “Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh.”401

    Pemenang dan Pecundang

Motivasi kuat lainnya yang dinyatakan oleh Paulus: “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.”402 Kata itu berarti “untuk dinyatakan” Suatu hari setiap orang Kristen akan berdiri dihadapan Kristus. Disana kualitas hidup akan dibuka. Apa yang dibuka saat itu akan menjadi dasar pemberian upah. Orang yang sudah melakukan kehendak Tuhan melalui kuasa Roh Kudus dan untuk kemuliaan Tuhan akan menerima upahnya.403 Orang yang hidup untuk diri sendiri dan masuk dalam hidup yang tidak bernilai kekal akan kehilangan,404 hadiah.

Seorang pernah berkata, “saya tidak peduli dengan hadiah. Jika saya sudah disana; itu yang penting bagi saya.” Apakah anda sadar artinya ini? Pikirkan sebentar. Apakah anda menikmati pujian dan penghargaan ? Bukankah sangat berarti bagi anda saat seorang berkata hal yang baik, atau hal yang menyenangkan ? Sama sekali tidak adanya pujian merupakan suatu penderitaan yang tidak terkira. Mereka ingin pujian. Hidup tanpa pujian bisa membawa depresi dan putus asa.

Bisakah anda bayangkan apa yang terjadi ditahta penghakiman Kristus, saat Tuhan Yesus, mengevaluasi hidup kita? “baik dan setia hambaku ini!” dia mengatakannya didepan orang disekitar kita. “Inilah upahmu.” Satu persatu pelayan Tuhan yang setia akan dipuji dan disalami. Dan kemudian giliran anda. Apa yang akan Tuhan katakana? Masalahnya bukan pada apakah anda sudah kegereja setiap minggu atau telah memberikan persepuluhan. Itu masalah apakah kehendak anda sudah diserahkan sepenuhnya pada Tuhan. Apakah anda bersedia melakukan perintahnya? Apakah hidup anda “melakukan kehendak Tuhan dari hati”?405

Yohanes menyatakan bahwa mungkin itu suatu yang memalukan bagi yang lain. “Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.”406 Malu! Suatu pikiran yang menakutkan—berdiri dihadapan Tuhan Yesus Kristus dengan malu, malu karena seluruh hidup disalah gunakan, salah arah, terbuang. Ketakutan itu harus menakutkan hati kita dan membuat kita melakuakan kehendak Tuhan. Itulah apa yang dikatakan Paulus saat berkata, “Kami tahu apa artinya takut akan Tuhan, karena itu kami berusaha meyakinkan orang.”407

Paulus membawa kita kestadium. “Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.”408

Dalam pertandingan Olimpiade, tidak semua pelari menang dan menerima medali. Hanya 3 pemenang setiap pertandingan. Tapi pertandingan orang Kristen berbeda. Setiap orang bisa menang jika dia mau. Kenyataannya, satu-satunya cara untuk kalah adalah dengan memutuskan untuk kalah dengan menolak kehendak Tuhan. Kenapa jadi pecundang kalau anda bisa jadi pemenang dan menerima hadiah? Hadiah itu sendiri janganlah jadi motivasi utama kita, tapi Alkitab mengatakan pada kita tentang itu dan mendorong kita untuk lari begitu rupa sehingga memperolehnya.

Itu merupakan hal yang indah jika datang akhir hidup kita dan kita bisa berkata seperti Paulus, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.”409

    Terbaik dari Semua

Tapi ada satu motivasi utama melakukan kehendak Tuhan. Dan sekali lagi Paulus yang menyatakannya: “Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.”410 Kasih Kristus! Diatas segalanya, kasihnyalah yang membungkus kita dan membuat kita hidup untuk dia.

Kasihnyalah yang membawa dia dari kemuliaannya disorga kedunia berdosa ini yang kemudian menghina dan mempermalukan dia. Kasihnyalah yang membawa dia ke Kalvari, dimana dia menanggung murka Tuhan yang menakutkan mengganti tempat kita. Kasihnyalah yang menyebabkan dia menawarkan pengampunan dan hidup saat kita patut dihukum. Dan saat kita menangkap luasnya kasih itu, kita tidak lagi hidup untuk diri kita sendiri, tapi untuk dia yang benar-benar mengasihi kita.

Melakukan kehendak Tuhan bukan masalah mengatakan: “jika saya harus melakukannya, saya harus melakukan itu!” Tapi memikirkan Dia yang memberikan segalanya untuk memastikan berkat kekekalan dan kemudian meresponnya dengan sukacita padanya. Dia mengasihi anda, sebagaimana anda ada, dengan semua keberdosaan dan kegagalan anda. Dia siap menerima anda saat anda memberikan tubuh anda sebagai persembahan yang hidup. Dia ingin mentransformasi anda, menggunakan anda, untuk mencapai tujuan kekekalannya. Serahkan diri anda padanya. Kemudian anda bisa berkata dengan keyakinan seperti pemazmur, “aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku.”411


262 Efesus 5:17,18

263 Colossians 3:16 (NIV)

264 James 1:5 (NIV)

265 Cf. v. 2

266 Matius 7:7 (NIV)

267 Luke 6:12, 13 (NASB)

268 Mazmur 5:8 (TLB)

269 Mazmur 25:4, 5 (TLB)

270 Mazmur 27:11 (TLB); cf. also Mazmur 31:3; 43:3; 139:24; 143:10

271 Joshua 9:14 (NASB); cf. 2 Samuel 21:1-9

272 Paul E. Little, Affirming the Will of God, InterVarsity Press, 1971, p. 17.

273 Philippians 4:6, 7 (NASB)

274 Colossians 1:9 (NIV)

275 Colossians 4:12 (NIV)

276 Amsal 3:5 (NASB)

277 Cf. Yohanes 15:5

278 Kisah 10:9

279 James 1:6, 7 (NIV)

280 Amsal 3:5

281 James 1:5

282 Matius 7:7

283 Isaiah 55:8, 9

284 Philippians 2:13 (NASB)

285 Luke 22:42 (KJV)

286 Kisah 13:2 (NASB)

287 Daniel 9:3

288 Daniel 9:22 (NASB)

289 Isaiah 46:10

290 Mazmur 103:19

291 Efesus 1:11

292 Kejadian 45:5 (NASB)

293 1 Samuel 9:16 (NASB)

294 Kisah 8:1

295 Kisah 8:4

296 Kisah 1:8

297 Wahyu 3:7 (NIV)

298 1 Corinthians 16:9; 2 Corinthians 2:12

299 Colossians 4:3

300 Kisah 16:6, 7

301 1 Thessalonians 2:18

302 Kisah 8:5-8

303 Kisah 8:26

304 Cf. Kisah 4:1-31; 5:17-42

305 Kisah 8:1

306 Galatians 6:9 (NIV)

307 Keluaran 17:6; Bilangan 20:7-12

308 Amsal 20:24 (KJV)

309 Romans 11:33 (NIV)

310 Keluaran 13:21

311 Keluaran 28:30; Bilangan 27:21

312 1 Samuel 3:1-10

313 Matius 1:20

314 Kisah 1:23-26; cf. Amsal 16:33

315 Kisah 9:3

316 Kisah 10:10, 11, 17

317 Kejadian 24:14 (NASB)

318 1 Samuel 14:9, 10 (NASB)

319 Judges 6:36, 37 (TLB)

320 Cf. Judges 6:12, 14, 16, 23

321 Matius 12:39 (NASB)

322 2 Corinthians 5:7

323 Dr. James Dobson Talks About God’s Will, G/L Publication, 1975, p. 11.

324 Jeremiah 23:28 (TLB)

325 Amsal 3:5, 6

326 1 Petrus 4:7 (NASB)

327 Titus 1:8 (NASB)

328 Titus 2:12 (NASB)

329 2 Timothy 1:7 (Amp.)

330 Kisah 12:5-19

331 Kejadian 12:1

332 Romans 2:14, 15

333 1 Timothy 4:1, 2

334 Romans 14:1, 2; 1 Corinthians 8:12

335 Titus 1:15

336 James 4:17 (NIV)

337 J. Sidlow Baxter, Does God Still Guide? Zondervan, 1968, p. 35.

338 Bilangan 22:19

339 Matius 25:21, 23 (NIV)

340 Keluaran 4:10 (NASB)

341 Keluaran 4:11, 12 (NASB)

342 2 Corinthians 3:5 (NASB)

343 Amsal 11:14 (KJV); cf. also Amsal 24:6

344 Amsal 12:15 (TLB)

345 Amsal 15:22 (NASB)

346 Amsal 19:20 (TLB)

347 Colossians 3:16

348 Ibrani 10:25

349 1 Kings 22:8 (TLB)

350 Ibrani 13:17 (NIV)

351 Cf. Kisah 20:17, 28; 1 Timothy 3:5; 5:17; 1 Petrus 5:1-3

352 Efesus 5:22, 24; Colossians 3:18; Titus 2:5; 1 Petrus 3:1, 5

353 Cf. Kisah 5:29

354 Isaiah 48:1 (Berk.)

355 Isaiah 48:17,18 (Berk.)

356 Isaiah 48:22 (Berk.)

357 Colossians 3:15 (NIV)

358 Cf. Philippians 4:6, 7

359 Matius 14:22, 23

360 Matius 14:23, 24 (NIV)

361 1 Petrus 4:1, 2 (NIV)

362 Mazmur 34:19 (KJV)

363 Luke 9:57, 58 (NIV)

364 Luke 14:33

365 Luke 14:28

366 Amsal 3:5 (NASB)

367 Ibrani 10:35, 36 (NIV)

368 Mazmur 10:1 (TLB)

369 Mazmur 28:1 (TLB)

370 Job 23:3, 8 (TLB)

371 Bilangan 14:39-45

372 1 Samuel 13:8-14

373 Amsal 19:2 (RSV)

374 Isaiah 30:18 (KJV)

375 J. Sidlow Baxter, Does God Still Guide? Zondervan, 1968, p. 134.

376 Isaiah 28:16 (Berk.)

377 Mazmur 27:14 (KJV)

378 Mazmur 40:1-3 (TLB)

379 Kejadian 16:14, 15

380 2 Samuel 11:1, 2

381 Markus 14:31 (NIV)

382 Luke 9:59-61

383 Ibrani 11:24-26

384 Galatians 6:7 (NIV)

385 Ibrani 12:6

386 Ibrani 12:11 (NIV)

387 1 Petrus 1:18-20

388 Mazmur 76:10 (KJV)

389 Efesus 1:11

390 2 Corinthians 12:10

391 Philippians 3:13, 14 (NIV)

392 1 Yohanes 1:9 (NIV)

393 Mazmur 103:12

394 Jeremiah 31:34

395 Micah 7:19

396 Mazmur 32:5 (TLB)

397 Romans 6:1, 2 (NIV)

398 Matius 7:21 (NIV)

399 Markus 3:35

400 1 Yohanes 2:17 (NIV)

401 2 Petrus 1:10 (NASB)

402 2 Corinthians 5:10 (NIV)

403 1 Corinthians 3:14

404 1 Corinthians 3:15

405 Efesus 6:6

406 1 Yohanes 2:28 (KJV)

407 2 Corinthians 5:11 (NASB)

408 1 Corinthians 9:24, 25 (NIV)

409 2 Timothy 4:7, 8 (NASB)

410 2 Corinthians 5:14, 15 (NIV)

411 Mazmur 40:8 (KJV)

Related Topics: Basics for Christians

Report Inappropriate Ad