MENU

Where the world comes to study the Bible

Menjadi Pelaku Firman (Yakobus 1)

Related Media

Ini adalah bagian ke-3 dalam seri yang terdiri atas 7 bagian mengenai kitab Yakobus. Di bawah ini adalah naskah pelajaran dalam bentuk audio yang sudah dimodifikasi.

Ada begitu banyak hal dalam kitab ini! Kita masih dalam Pasal 1 dalam bagian ketiga dari seri ini. Ini adalah suatu kitab yang sangat bagus tentang praktek hidup Kristiani. Saya akan mengulangnya sedikit. Kitab ini terutama berkaitan dengan kita sekarang ini karena ini berbicara tentang hidup sesuai kepercayaan Anda. Minggu ini penekanan dalam berita-berita adalah pahlawan-pahlawan kita, hari Kemerdekaan, pahlawan-pahlawan perang, presiden Reagan, dan saya berpikir kita memiliki warisan yang kaya karena pahlawan-pahlawan Amerika, pria dan wanita yang melakukan hal-hal yang berani dan hebat. Ini disebabkan karena mereka memiliki prinsip-prinsip dan percaya serta melakukannya. Inilah yang menghasilkan pahlawan sejati. Inilah yang kita sedang bicarakan dalam kitab ini. Kita sedang melakukan perjalanan bersama Yakobus, berdarmawisata dan berhenti di sepanjang perjalanan. Tujuan kita adalah untuk mengerti dimana hidup benar yang sejati dan kebenaran sejati ditemukan. Ini ditemukan dalam firman Allah ketika ini ditanam dalam hati kita dan kita lakukan yang mempengaruhi kehidupan dan keputusan-keputusan kita setiap hari.

Kembali pada tahun 1970 –an, saya tidak dapat mengingat tahunnya, ada sebuah buku yang sangat populer yang terbit, judulnya, Bagaimana Menjadi Seorang Kristen Tanpa Menjadi Saleh. Mulanya ini adalah buku saku yang membedakan antara gagasan bahwa Anda seorang Kristen melalui ritual-ritual atau orang yang disebut bergaya hidup Kristen sebagaimana dipertentangkan menjadi Kristen yang sungguh-sungguh dilahirkan kembali dan mengenal Kristus sebagai juruselamat Anda. Saya pikir ini adalah salah satu judul terbaik yang pernah saya baca. Bagaimana Menjadi Seorang Kristen Tanpa Menjadi Saleh – ada begitu banyak kebenaran dalam judul tersebut. Seringkali orang-orang saleh, tapi tidak Kristen. Apa yang saya mau lakukan sedikit banyak adalah , ketika kita membaca pasal ini dalam Yakobus 1, adalah untuk mendefinisikan kembali definisi saleh. Buku kecil ini menyatakan secara tidak langsung bahwa Anda bisa saleh dan memiliki suatu bentuk kesalehan, bisa dikatakan, seperti pergi ke gereja dan melakukan semua hal dan meskipun demikian tidak sungguh-sungguh menjadi orang Kristen.

Untuk tujuan kita hari ini, ketika Yakobus memakai kata agama, ia sedang memakainya dalam pengertian tentang seseorang yang sungguh-sungguh mengikuti Kristus. Mereka telah memberikan hati mereka dan hidup mereka kepada Kristus dan sedang melakukan setiap hal yang mereka bisa untuk mengikuti-Nya dengan taat. Ini kaum Injili sejati dari setiap denominasi yang percaya bahwa suatu hubungan pribadi dengan Kristus yang membuat Anda menjadi seorang pengikut Dia. Ini bukan hanya sekedar beragama atau mengikuti ritual-ritual yang kosong. Yakobus sedang berbicara menjadi seorang pelaku Firman.

Ada suatu debat yang menarik yang berlangsung dalam musim politik karena konsep menjadi seorang pelaku Firman. Sikap-sikap dan tindakan-tindakan Anda seharusnya memancarkan fakta bahwa Firman Tuhan hidup dalam diri Anda. Kembali pada kata-kata Santo Fransiskus dari Assisi yang mengatakan, “Khotbahkan Injil pada setiap kesempatan dan pakailah kata-kata jika Anda harus menggunakannya”. Hidup Anda, sikap-sikap, keputusan-keputusan dan hal-hal yang terlibat seharusnya merupakan khotbah tanpa kata-kata karena perbuatan dan tindakan lebih berarti daripada kata-kata. Ada beberapa calonyang secara pribadi mendukung seseorang namun di muka umum melakukan pilihan lain dan merupakan orang-orang Katolik terkenal . Anda mungkin pernah membaca bahwa ada beberapa pastor Katolik yang menolak memberikan kepada mereka sakramen Perjamuan Tuhan. Yang diperdebatkan adalah jika Anda seorang Katolik, dalam kasus istimewa, jika Anda tidak setuju dengan ajaran gereja maka Anda ditolak sakramen. Dengan perkataan lain Anda sedang menjadi seorang pelaku Firman. Jika Anda mengatakan Anda percaya dan mendukung seseorang secara pribadi Anda harus mendukung itu juga di muka umum. Ini adalah debat yang masih berlangsung untuk kita semua. Sesudah saya membaca artikel terakhir dalam World Magazine, saya pikir kita semua sudah pasti tidak konsisten, bukankah begitu? Kita mengatakan kita percaya satu hal dan melakukan hal lainnya.

Yakobus sedang menulis dalam budaya zamannya. Ia sedang menulis pada orang-orang Kristen yang dianiaya dengan hebat di seluruh Kekaisaran Romawi dan telah menyebar ke mana-mana. Mereka meninggalkan Yerusalem dan tersebar ke utara terutama ke Antiokhia dan terus ke Asia Kecil. Ia juga berbicara tentang kemunafikan agama pada zamannya. Yesus berbicara begitu banyak tentang itu, terutama kepada orang-orang Farisi. Ada banyak tema-tema dari ajaran Yesus yang sama dengan kitab Yakobus.

Kita mulai dengan pasal 1 ayat 19 tentang mendengarkan dan menjadi seorang pelaku Firman. Kita akan berbicara tentang tiga poin istimewa ini dan penerapannya secara praktis yang menolong kita untuk mengerti apa yang dimaksudkan.

“Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. Sebab jika seorang hanya hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya. Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya. Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya. (Yakobus 1:19-26).

Saya tahu Anda menyesal datang hari ini! Saya sudah katakan! Nah, bagaimana seandainya Anda harus mengajarkannya?

Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia. (Yakobus 1:27).

Jadi ini suatu ayat yang lebih baik!

Ada banyak hal dalam ayat terakhir ini. Terjemahan KJV mengatakan, “tetap tidak dicemarkan oleh dunia”. Ini suatu pernyataan yang berani. Bagaimana kita akan melakukannya?

Ada tiga hal yang akan kita bicarakan; kata-kata kita, mengendalikan lidah kita, ketaatan, melayani orang miskin, dan apa artinya tetap tidak dicemarkan oleh dosa. Keempat komponen untuk melakukan dan menjadi kita jumpai dalam kitab ini.

Pertama-tama Yakobus 1:19 adalah sebuah ayat yang klasik dan jika Anda belum menghafalkannya, Anda perlu menghafalkannya. Cepat untuk mendengar, lambat untuk berkata-kata dan lambat untuk marah.

Beberapa tahun yang lalu putri sulung kami, Wendi, sedang duduk di sekolah menengah. Apakah di antara Anda punya anak yang memukul kancing Anda sedemikian rupa untuk membuat Anda marah? Oh yah! Ia selalu anak yang sangat baik, tetapi dia bisa membuat saya gila! Saya ingat suatu pagi ia mau berangkat kesekolah dan menyulitkan.

Bukan saya tentu saja! Kami agak bertengkar dan pertengkaran semakin memuncak. Ketika itu berakhir saya bicara kasar dan ia pergi dan membanting pintu ketika mobil jemputannya sudah datang. Dan saya, seperti orang paling munafik di muka bumi, Anda tahu, seperti segala sesuatu baik-baik saja, saya bersandar di pintu dan melambai dan berkata, “Tuhan memberkatimu, sayang. Nikmatilah hari ini!” Saya menutup pintu dan benar-benar, benar-benar depresi. Saya tidak bisa menjangkau anak ini dan dengan apa yang saya lakukan dan katakan saya tahu saya sudah memberi reaksi yang salah. Saya benar-benar terpukul karena itu sementara saya bersaat teduh dan membaca kitab Yakobus. Seharusnya saya tahu bahwa saya dalam kesulitan! Saya membuka Alkitab saya sementara saya duduk di dipan saya dengan secangkir besar kopi dan mulai sakit kepala.

Saya berkata, “Tuhan, tolonglah saya. Saya harus menangani ini. Saya orang dewasa. Ia anak-anak. Adalah tanggungjawab saya untuk menangani pertengkaran kami dan belajar bagaimana menangani situasi-situasi ini karena saya benar-benar tidak percaya ini yang terakhir kalinya.”

Ayat yang mulai saya baca dari Yakobus 1:19. Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah. Nah, hanya satu ayat itu yang saya baca karena saya menyadari saya telah melanggar ketiga prinsip tersebut. Saya tidak cepat untuk mendengar. Apa artinya cepat untuk mendengar? Secara harfiah kata itu berarti segera setelah suatu suara berbunyi Anda mengambilnya. Belajar untuk mendengar dan benar-benar mendengar adalah suatu ketrampilan yang Anda kembangkan. Ada suatu ungkapan yang kita gunakan, saya mendengarkan Anda, apa artinya?

Artinya saya tidak hanya mendengar apa yang Anda sedang katakan, tetapi saya mengerti apa yang Anda maksudkan. Saya tidak hanya mendengar kata-kata, namun juga maksud dibalik kata-kata yang Anda sampaikan pada saya. Inilah apa yang sedang saya bicarakan ketika saya mengatakan cepat untuk mendengar. Pernahkah Anda mengalami kesulitan karena sesuatu yang berasal dari diri sendiri dan Anda melihat seorang teman dan mereka bertanya bagaimana kabar Anda? Tentu saja Anda katakan apa yang setiap orang katakan dan Anda menjawab, “Baik-baik saja”. Dan mereka mempercayai Anda! Apa yang salah? Mereka seharusnya tahu bahwa ada yang tidak beres dari cara saya menjawab baik-baik saja atau mungkin seharusnya saya terus terang dan memberitahukan mereka yang sebenarnya!

Kadang-kadang hanya Roh Kudus yang bisa memberikan Anda kepekaan. Cepat untuk mendengar dan benar-benar mendengarkan. Saya mempelajari ini dengan putri saya, Wendi. Saya perlu belajar bukan hanya mendengarkan hal-hal yang di permukaan tapi bercakap-cakap lebih dalam dengan dia malam itu dan mencari tahu apa yang benar-benar sedang terjadi dalam hidupnya. Saya melakukannya. Saya tidak mengatakan ini memecahkan masalah kami, namun ini serius meningkatkan komunikasi kami dan pengertian kami satu sama lain.

Ini mengingatkan saya pada kisah dalam Lukas tentang Maria dari Betania yang sedang duduk di kaki Yesus. Sekarang salah satu yang mengesalkan saya adalah orang-orang yang berusaha menafsirkan firman Tuhan yang bukan begitu maksudnya. Anda tidak perlu melakukan itu. Ada demikian banyak yang bahkan kita tidak bisa mengerti seluruhnya. Jadi dengan mengatakan itu, itulah yang saya akan lakukan sekarang! Ketika saya membaca pasal ini berulang kali saya memikirkan gambaran tentang Maria di rumah Marta. Marta sibuk dan disampingnya ada pria-pria yang baru singgah untuk makan malam atau makan siang. Marta mengatakan kepada Yesus, mengapa Engkau tidak menyuruh dia untuk membantuku?

Yesus dengan lembut menegurnya sedikit banyak seperti Ia katakan, Maria telah memilih bagian yang terbaik dan ia duduk di kaki-Ku. Anda tahu ini tidak lama setelah dalam Injil dikatakan bahwa Maria mengurapi kaki Yesus. Yesus mengatakan bahwa ia sedang mengurapi-Ku untuk hari penguburan-Ku. Ini terjadi segera setelah Paskah dan Ia akan menghadapi kematian di salib. Saya heran membaca dalam konteks seluruh cerita apakah Maria satu-satunya yang sungguh-sungguh mendengarkan Yesus. Murid-murid bahkan sampai perjamuan malam berdebat tentang siapakah yang terbesar. Saya heran apakah Yesus sedang memberitahu Maria tentang bagaimana Ia akan mati dan ia sungguh-sungguh mendengarkan. Saya tidak tahu itu sebagai suatu fakta tetapi saya tahu ini. Saya perlu menunjukkan tentang mendengarkan semacam itu dan kepekaan terhadap orang-orang lain. Terutama saya perlu mendengarkan Allah seperti itu. Saya perlu cepat mendengar apa yang Ia sedang katakan kepada saya seperti kita semua lakukan.

Bertahun-tahun yang lalu saya membuat kliping ungkapan-ungkapan yang ringkas dan tajam dalam majalah Reader’s Digest. Mereka selalu mempunyai ungkapan-ungkapan yang hebat dan yang ini saya gunting dan masukkan di belakang Alkitab saya. Dikatakan begini, “Pikiran-pikirannya lambat. Kata-katanya sedikit dan tak pernah dibuat supaya bagus. Tapi ia merupakan sukacita bagi semua temannya dan Anda seharusnya mendengar dia mendengarkan”.

Ada sebuah elemen kedisiplinan dalam mendengarkan dan bukan berbicara. Kebanyakan kita ingin memberitahu orang-orang apa yang mereka perlu lakukan. Inilah apa yang ingin saya lakukan dengan Wendi. Saya melakukannya dan ia tidak mau mendengarkan. Ia tidak cepat untuk mendengar! Anda tidak bisa benar-benar mendengarkan seseorang termasuk Allah jika Anda terus berbicara. Dalam kitab Amsal ada beberapa ayat mengenai mendengarkan.

Amsal 18:13; Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya. Jika Anda menjawab sebelum Anda mendengar apa yang seseorang katakan, ini goblok, ini bodoh, ini mungkin tidak ada gunanya bagi mereka. Amsal 1:5; Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu. Jika Anda ingin menjadi bijak dan menambah ilmu maka dengarkanlah. Amsal 12:15; Siapa mendengarkan nasihat, ia bijak. Yohanes 10:27; Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku; Aku dengar, mereka mendengarkan suara-Ku. Itulah sebabnya sangat penting untuk mengendalikan lidah. Domba-domba-Ku mendengarkan. Mereka mendengarkan suara-Ku. Kita tidak bisa melakukannya jika kita terus berbicara.

Bagian kedua ayat ini mengatakan lambat untuk berkata-kata. Apa artinya? Secara sederhana ini berarti jangan mengatakan hal pertama yang muncul di pikiran Anda. Saya telah melakukannya pada banyak peristiwa dan percayalah saya. Ini tidak berhasil! Kita semua terbiasa dengan ayat dalam Amsal 15:1 yang mengatakan Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman. Tidakkah Anda perhatikan ini dalam orang-orang sebelumnya? Mereka bisa marah dan bingung dan Anda memberikan jawaban yang lemah lembut dan meredakan kemarahan mereka. Sementara saya duduk di sana saya bisa membayangkan kembali seluruh skenario dengan Wendi dalam pikiran saya. Saya tahu kapan seharusnya saya memberikan jawaban yang lembut. Ini akan mengurangi tekanan, kemarahan dan segala sesuatu yang lain. Ini adalah kepercayaan saya pribadi. Ini menjelaskan tanggung jawab orang untuk melakukannya. Anda tidak bisa mengatakan, nah, seharusnya mereka tahu lebih baik dan seharusnya mereka memberikan jawaban yang lembut. Ada suatu metode kuno untuk mengendalikan lidah Anda dan mengendalikan kemarahan Anda. Saya pikir ini baik dan sama sederhananya seperti menghitung sampai sepuluh!

Bagian berikut dari ayat kita mengatakan lambat untuk marah. Amsal 29:11; Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya. Amsal 22:24-25; Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, jangan bergaul dengan seorang pemarah, supaya engkau jangan menjadi biasa dengan tingkah lakunya dan memasang jerat bagi dirimu sendiri. Amsal 29:22; Si pemarah menimbulkan pertengkaran, dan orang yang lekas gusar, banyak pelanggarannya. Lekas naik darah, marah dan kata-kata kasar bisa menyebabkan kerusakan dan menyebabkan perselisihan.

Minggu lalu saya mengambil kursus di Southwestern Seminary on Feminist Theology. Saya merasa seperti diciutkan! Bahan ini tidak bisa dipercaya! Ini hanya satu dari hal-hal terbaik yang saya pernah ambil. Saya memikirkan ayat tersebut karena tahukah Anda bagaimana Anda menciptakan ketidakpuasan dalam diri orang-orang? Anda mulai bicara tentang bagaimana hidup yang rusak, bagaimana orang-orang jahat merusaknya dan dalam contoh ini bagaimana kaum pria kadang-kadang memperlakukan wanita di masa lampau. Gerakan feminis telah memakai metode ini untuk kadang-kadang berusaha membangkitkan kesadaran wanita. Saya sedang beritahu Saudara, sepuluh menit mendengarkan bahan tersebut dan saya siap bergerak! Saya siap pergi. Tidak sulit bagi seorang yang marah untuk berada di pihak lawan dimana mereka sungguh-sungguh ingin menjadi. Seorang yang marah bisa memancing perselisihan. Itulah sebabnya mengapa kita diperingatkan untuk melawannya.

Yakobus 1:20; Amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. Inilah apa yang saya sadari mengenai Wendi. Saya bisa marah kepadanya sepanjang hari. Tak satu pun kemarahan saya akan menghasilkan apa yang saya sungguh-sungguh inginkan di dalamnya, kebenaran Allah. Amarah tidak menghasilkan itu. Amarah secara langsung melawan orang lain dan tidak menghasilkan kebenaran Allah. Ayat ini demikian menolong saya dalam situasi apa saja ketika saya menemukan kemarahan atau perselisihan. Ayat lainnya yang menambahkan adalah Yakobus 1:26; Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.

Sekarang Yakobus 1:21; Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. Nah, saya suka itu. Itu memberitahu kita firman Allah, ketika ditanam dalam roh kita, dalam jiwa kita, itu akan mengubah kita. Anda mungkin mengatakan saya ingin menjadi seorang pelaku Firman, tapi saya tidak tahu caranya. Inilah caranya. Anda tanamkan firman Tuhan di dalam Anda dan kemudian Anda menaatinya. Ini sungguh-sungguh sederhana. Ini ditanam dalam jiwa Anda. Ketika Anda datang kepada Kristus, Roh-Nya hidup di dalam diri Anda bersama firman Allah sementara Anda terus memberi makan kehidupan rohani Anda. Ini ditanam dalam jiwa Anda.

Dimulai dengan Yakobus 1:22; Dan ingatlah, inilah suatu pesan untuk ditaati bukan sekedar didengarkan saja. Jika Anda tidak taat, ini seperti melihat ke dalam cermin tapi tidak melakukan apa-apa untuk memperbaiki penampilan Anda. Ia sedang mengatakan jika Anda datang kepada firman Tuhan dan Anda membaca tentang hidup Anda perlu melakukan sesuatu dengan itu. Mari kita ambil contoh ayat yang kita baca tentang lambat untuk berkata-kata. Jika Anda membaca itu dan berpikir, hmm, itu ayat saya untuk hari ini dan Anda pergi begitu saja dan tidak memikirkan hal itu lagi atau mencoba berpikir bagaimana ini bisa Anda lakukan, maka itu seperti bangun pada pagi hari, melihat cermin, berpikir saya baik-baik saja dan kemudian pergi. Apakah ada di antara Saudara memikirkan itu pada pagi hari? Jika Anda seperti saya Anda pasti berpikir saya tidak bisa menjadi jauh lebih tua dalam semalam! Ini mestilah cerminnya! Ketika Anda melihat bagaimana penampilan Anda di cermin, kebanyakan orang ingin memperbaiki diri mereka sendiri. Mareka ingin melakukan sesuatu terhadap itu. Ketika kita memandang ke dalam cermin firman Tuhan itu seharusnya membuat kita ingin meningkatkan diri kita sesuai dengan itu dan melakukan sesuatu tentang itu. Hukum Allah menunjukkan kita bahwa kita ini sebenarnya apa. Ini tidak menunjukkan pada kita apa yang kita pikir tentang diri kita. Itulah sebabnya kita perlu melihat kepadanya.

Ada begitu banyak ayat yang memberitahu kita bagaimana Firman Tuhan bisa mengubah kita. Yesaya 55:10; Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku; ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.

Firman Allah ketika ditabur di hati yang siap menerima, akan menggenapi tujuannya. Ayat saya untuk tahun ini dari Kitab Kolose: Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu. Saya mau perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya dan mengalir dalam hati saya. Inilah apa yang Yakobus katakan. Anda masukkan firman Tuhan ke dalam diri Anda dan ini mengubah Anda. Ibrani 4:12; Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

Dr.David Allen adalah seorang profesor di Criswell College dan ia membuat disertasinya berdasarkan kitab Ibrani. Ia telah menulisnya secara luas. Ia mengatakan ia percaya bahwa Lukas adalah penulis kitab Ibrani. Lukas adalah seorang tabib. Gambarannya di sini bahwa kata pedang lebih baik diterjemahkan dengan sebuah pisau kecil, bukan sebuah pedang yang mengiris menjadi dua, tapi seorang ahli bedah yang mengambil sebuah pisau yang kecil dan menusukkannya di antara sumsum dan tulang dan otot. Ada sayatan kecil yang miemisahkan kedua bagian. Inilah tepatnya firman Tuhan. Bahkan contoh saya hari itu dengan Wendi, ini seperti sebuah pisau kecil yang Allah gunakan untuk menusuk hati saya dan menunjukkan saya ketika saya salah dan apa yang perlu saya lakukan. Ini adalah sebuah alat untuk mengubah ketika kita membiarkan itu terjadi.

Seperti dinyatakan dalam 2 Timotius 3:16-17; Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.

Saya tidak punya waktu untuk membaca ini pagi ini namun jika Anda suka membaca web blog dan mengomentari hari ketika Al Mohler memiliki perspektif yang paling menarik dalam budaya kami. Ia adalah presiden dari Seminari Southern. Pesannya pada wisudawan tahun ini adalah yang pertama. Menjadi pelaku Firman. Ketika Anda bertindak berdasarkan firman Tuhan ini bahkan lebih tertanam dalam jiwa Anda. Ini dapat terjadi dalam roh Anda dan Anda tahu apa yang harus dilakukan sampai Anda bertindak berdasarkan itu, ini tidak benar-benar berakar. Ada sesuatu tenang ketaatan dan bertindak berdasarkan firman Tuhan yang membuat ini menjadi lebih nyata.

Kita sebagai wanita-wanita Kristen memiliki suatu warisan yang mengagumkan. Wanita telah melakukan hal-hal luar biasa karena mereka percaya firman Tuhan. Bukan karena mereka ingin aktif secara sosial atau memiliki beberapa rencana namun mereka telah berjalan secara mendalam dengan Kristus dan mengerjakan keselamatan mereka. Ada begitu banyak contoh yang bahkan saya tidak bisa memberitahu Anda berapa banyak. Mistikus-mistikus abad mula-mula seperti Teresa dari Avila atau Katherine dari Sienna masuk ke dalam perenungan. Mereka mengasihi firman Tuhan. Anda pikir mereka hanya duduk di gua-gua sepanjang hari .

Mereka menangani orang-orang dengan penyakit-penyakit yang mengerikan, mengganti perban luka-luka mereka, mengasihi mereka, berdoa dengan mereka dan berjaga sepanjang malam dengan mereka. Secara politik wanita tidak memiliki kuasa pada abad ke 14th, namun secara sosial mereka memiliki pengaruh yang sangat hebat. Merekalah pelaku-pelaku Firman.

Yesus mengatakan untuk memperhatikan orang miskin dan mereka katakan hmm lebih baik kita pergi. Sepanjang sejarah gereja ada wanita-wanita yang berakar dalam firman Tuhan dan percaya kepada Kristus dan sifat Injil yang ajaib. Mereka percaya Kristus bisa mengubah hati seseorang. Katherine Booth dari Bala Keselamatan di London adalah salah satu wanita ini. Ia akan memimpin wanita-wanita lain ke dalam lubang-lubang neraka dimana orang hidup dengan alkoholisme yang merajalela, pemukulan istri, penganiayaan anak dan kemiskinan yang sangat. Mereka akan membawa Injil dan memulai pemahaman Alkitab dan bersamaan dengan itu mereka akan memberikan pakaian, makanan dan mengasihi mereka. Tuhan sangat memberkati pekerjaan ini. Francis Willard adalah pemimpin dalam pergerakan anti minuman keras. Semua gerakan sosial yang dipimpin wanita pada abad ke 19 dan 20 dapat ditelusuri kembali pada iman mereka dalam Kristus. Itulah sebabnya mengapa demikian banyak wanita menjadi terlibat dalam gerakan hak pilih. Mereka merasa satu-satunya cara agar hukum mengenai alkohol diubah adalah jika wanita diizinkan memberikan suara. Seluruh gerakan Sekolah Minggu dimulai dengan dua wanita. Mereka berdoa dan merasa Allah menghendaki mereka pergi ke daerah–daerah paling kumuh di London dan memulai kelas-kelas Alkitab untuk anak-anak kecil. Ini bertumbuh dan terus bertumbuh. Ketika dua orang wanita dari Amerika datang dan melihatnya, mereka membawanya ke Negara mereka. Sekarang setiap denominasi mempunyai Sekolah Minggu atau beberapa bentuk pendidikan untuk anak-anak. Mereka mendapat semangat dari ajaran Yesus bahwa apa yang kamu lakukan untuk saudaramu yang paling hina, kamu melakukannya untuk Aku. Mereka adalah pelaku-pelaku Firman.

Related Topics: Spiritual Life

Report Inappropriate Ad