MENU

Where the world comes to study the Bible

3.Orang yang Mengenal Tuhannya

Apa salah dengan kerohanianku? Kenapa aku tidak mempunyai damai dan kegembiraan yang dimiliki orang Kristen lainnya? saya tidak bisa lagi menghitung banyaknya orang-orang yang menanyakan pertanyaan seperti itu selama pelayanan saya. Mereka sudah membaca Alkitab yang seharusnya mempunyai kegembiraan yang tak dapat dilukiskan dan penuh dengan kemuliaan ( 1 Petrus 1:8), tetapi mereka tidak bisa membayangkan apa itu pengalaman Kristen. Jika mereka menulis suatu acuan hidup Kristen itu akan lebih seperti kemuraman yang tidak tertahan dan penuh dengan keraguan.

Tidak Ada Formula Ajaib

Saya tidak mempunyai formula apapun untuk memperindah hidup Kristenmu. Ada banyak faktor dalam Alkitab yang bisa mempengaruhi kesejahteraan rohani kita, tetapi satu hal yang pasti – pengenalan Tuhan secara pribadi, adalah satu faktor utama. Keuntungan pengenalan Tuhan pengetahuan sangat luar biasa. Kita akan bicara lebih banyak tentang itu bersama dengan masing-masing atributnya, tetapi mari kita pertimbangkan beberapa keuntungan umum sebelum kita mulai, agar supaya kita mempertajam selera rohani kita dan membangunkan dahaga kita untuk Tuhan. Di sini ada sebagian hal baik yang akan kita nikmati saat pengetahuan kita akan bertumbuh.

Kuasa

Alkitab menyatakan bahwa “umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak” (Daniel 11:32). Itu adalah suatu janji besar. Tetapi dalam rangka memahaminya kita harus mengetahui sedikit sejarah Yahudi. Orang Yahudi sudah mengalami beberapa penyiksaan sengit sampai berabad-abad, tetapi tidak ada lebih buruk dibanding di bawah Antiochus Epiphanes, Raja Suriah yang menjadi raja dari 175 sampai 164 B.C. Ia mengasumsikan nama Theos Epiphanes yang berarti jelmaan Tuhan, tetapi bangsa Yahudi mengubah satu huruf dalam namanya ( dalam bahasa mereka) dan memanggil dia Epimanes, yang berarti manusia gila. Dan ia memang gila! Kebenciannya terhadap bangsa Yahudi secara harafiah sangat gila.

Daniel mengantisipasi pemerintahannya secara nubuat dalam pasal kesebelas kitab ini. Dan ia lakukan persis seperti Daniel ramalkan. Ia perintahkan untuk memberhentikan pemberian korban orang Yahudi dan mengotori Bait Tuhan dengan mengorbankan babi diatas altar. Sebagai tambahan, ia melarang pelaksanaan hari sabat dan sunat anak-anak, memerintahkan semua salinan Kitab-kitab dibinasakan, menyediakan altar pemujaan, memerintahkan bangsa Yahudi untuk mengorbankan korban yang kotor, dan meminta dengan tegas agar mereka makan daging babi. Orang yang menentang perintahnya dihukum mati. Itu adalah bencana masa lampau. Ketika Daniel mengantisipasi kekejaman ini ia bertanya pada dirinya bagaimana orang-orang ini akan mampu bertahan. Jawaban tidaklah lama: “ umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak” ( 11:32).

Dan itu persis apa yang mereka lakukan. Suatu kelompok orang berani disebut Maccabees memimpin suatu pemberontakan gagah berani melawan Antiochus. Eksploitasi mereka, melawan rintangan tak dapat diatasi, adalah benar-benar luar biasa. Mereka mengenal Tuhan mereka, memegang Kuasa Kedaulatannya, bertindak, dan menghancurkan genggaman Antiochus atas Israel. Cerita mereka adalah suatu hikayat kekuatan, keperkasaan dari orang yang mengenal Tuhan. Orang-Orang hari ini yang sungguh-sungguh mengetahui Tuhan mempunyai derajat tingkat kekuatan dan keberanian yang sama. Mereka membela kebajikan, menentang kejahatan, bertahan dalam penyiksaan saat perlu, kemenangan melalui menderita, dan memenuhi berbagai hal besar untuk kemuliaan Tuhan. Tidak ada jalan lain untuk mempunyai kuasa rohani kecuali melalui pengenalan akan Tuhan.

Daniel sendiri adalah manusia yang mengenal Tuhan. Ketika presiden dan para pangeran Medo Kerajaan Persia mendorong Raja Darius untuk mengeluarkan suatu keputusan yang melarang siapapun menyembah dewa manapun atau manusia kecuali raja, atau dilempar ke dalam kandang singa, Daniel tetap berdoa kepada Tuhan di Surga ( Daniel 6:4-15). Tidak saja ancaman kematian tidak bisa menghalangi dia melakukannya. Ia mengenal Tuhannya, dan orang-orang yang mengenal Tuhan mempunyai keberanian dan kekuatan untuk lakukan Kehendaknya walaupun keseluruhan dunia melawan mereka dan semua orang di sekitar mereka menyerah dalam dosa. Kita juga dapat memiliki kuasa rohani untuk melakukan kehendak Tuhan dan membuat dampak penting atas dunia yang tidak berTuhan di mana kita tinggal. Ketika pengenalan kita akan Dia meningkat dan persahabatan kita denganNya tumbuh lebih akrab, Ia membuat Kuasanya lebih siap tersedia untuk kita.

Damai

Petrus menceritakan kepada kita tentang orang-orang yang mengenal Tuhan. Ia berkata, “ Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita” ( 2 Petrus 1:2). Statemennya mengungkapkan baik rahmat dan damai menngkat dalam hidup orang percaya melalui pengenalan Tuhan yang saksama dan penuh. Anugrah adalah keinginan Tuhan, Kepedulian yang sangat, bantuan yang setia, dan pertolongan. Kita menikmati pertolongan Tuhan setingkat dengan pengenalan kita. Itu seharusnya mudah dipahami. Jika kita tidak mengenalNya dengan baik, kita tidak akan mengetahui bantuan apa Ia sediakan, atau bahkan saat Ia sedang menawarkan kita bantuan. Kita harus mengenalNya untuk mampu menerima manfaat yang diberikanNya pada kita.

Tetapi damai yang saya ingin bahas disini — ketengan didalam diri, suatu kepercayaan diri, suatu stabilitas dan kendali menghadapi keadaan sulit. Itu bertambah dalam kita melalui pengenalan kita akan Tuhan yang mengendalikan keadaan kita. Betapa kita memerlukan damai dalam dunia yang gelisah ini! Ketika kita mempunyai damai, kita menyadari bahwa tidak ada alasan untuk khawatir atas setiap masalah baru. Tuhan yang Maha Kuasa yang mencintai kita dan memperhatikan tiap-tiap detil hidup kita akan mengusahakan yang terbaik. Makin baik kita berusaha memahamiNya, semakin kita bersandar dalam rencanaNya yang bijaksana untuk masa depan kita.

Ada suatu ilustrasi besar dalam buku Daniel tentang damai yang datang dari pengenalan akan Tuhan. Raja Nebuchadnezzar yang telah mendirikan patung dirinya sendiri dimana semua orang diperintahkan untuk membungkuk. Menolak bararti kematian dimasukan dalam tungku perapian yang menyala-nyala. Tetapi Shadrach, Meshach, dan Abednego adalah orang-orang yang mengenal Tuhan. Mereka tidak bisa membungkuk didepan patung emas itu. Ketika menjadi jelas bahwa mereka telah menolak, mereka dibawa kedepan raja dan diberi kesempatan yang terakhir. Nebuchadnezzar dengan bangga berkata, “ Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam yang perapian menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?” ( Daniel 3:15)

Jawaban ketiga para pelayan Tuhan merupakan salah satu ungkapan iman dalam Alkitab. Mereka mulai dengan mengatakan, “ Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini” (ayat 16). Tidak rasa tidak hormat didalam kata-kata mereka. Mereka mengakui bahwa tuduhan itu benar dan mereka tidak membela diri. Mereka melakukan apa yang harus dilakukan. Tetapi mereka melanjutkan, “ Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya pemimpin; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya pemimpin, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu” (ayat 17,18).

Mereka mengenal Tuhan yang Maha Kuasa mampu menyelamatkan mereka. Ia yang menciptakan api dan yang membuat badan mereka pasti bisa menjaga mereka dari hal ini. Dan mereka percaya Ia mau. Tetapi sekalipun mereka tidak secara penuh memahami rencana Tuhan pada waktu itu dan Ia tidak menyelamatkan mereka, tidak apa-apa! Mereka akan ada dalam keadaan yang lebih baik dihadiratNya. Di dalam kasus manapun , mereka tidak akan menentangNya dengan membungkuk didepan patung. Mereka mempunyai damai yang sempurna dan kepercayaan dihadapan kematian sebab mereka mengenal Tuhan.

Apakah anda ingin memiliki damai seperti itu? Apakah anda ingin menghadapi pencobaan, masalah apapun, bahaya apapun, atau ancaman apapun, serta bisa berkata dengan penuh percaya diri, “ Tidak penting apa yang terjadi kepada saya. aku mengetahui bahwa Tuhan akan bekerja bersama-sama untuk kebaikan. aku hanya ingin melakukan Kehendaknya dan memuliakanNya.” Kedamaian seperti itu tergantung pada tingkat pengenalan Tuhan. Ketika kita belajar untuk mengenalNya lebih baik dan mulai untuk merasakan Kuasanya dengan Cinta abadinya, kita akan belajar untuk tenang didalam Dia — seperti anak kecil tenang dan damai didalam lengan ayahnya selagi badai mengamuk diluar.

Kebijaksanaan

Paulus adalah manusia yang menikmati keuntungan dari pengenalan akan Tuhan, dan ia rindu membagikan pengalaman pertobatannya dengan orang lain. Ia sering berdoa untuk itu , dan dalam doa itu kita belajar lebih banyak tentang keuntungan pengenalan akan Tuhan. Bagi jemaat diEphesians ia berdoa, “ meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.” ( Ephesians 1:17). Kata Roh bukanlah suatu acuan kepada Roh Kudus. Jemaat Ephesians telah memilikiNya tinggal dalam hidup mereka. Paulus sedang mengacu pada suatu sikap mental atau disposisi dari pemahaman rohani yang benar dimana Roh Kudus sendiri bisa hasilkan dalam diri mereka, itu adalah, kemampuan untuk memahami kebenaran Tuhan dan menjalankannya. Ia ingin mereka mampu menyerap kenyataan rohani dan aplikasi kebenaran itu dalam hidup mereka.

Sebagian dari kita memiliki kekurangan dalam pemahaman rohani. Kita membaca Firman Tuhan tanpa mengerti apa yang dikatakan, dan kita secara total kehilangan implikasinya bagi kita. Kita ingin mendapatkan apa yang Paulus doakan untuk, suatu roh kebijaksanaan dan pernyataan, kemampuan untuk melihat kebenaran ilahi, tetapi kita tidak pernah mencapainya. Di mana itu bisa ditemukan? Bagaimana mungkin kita mendapatkannya? Apakah itu memerlukan suatu ijazah teologi? Paulus memberitahu dimana letaknya — dalam pengenalan akan Dia. Orang-Orang yang dengan intim mengenal Tuhan mereka mempunyai pemahaman rohani yang jauh melebihi pendidikan formal mereka. Waktu yang mereka habiskan bersamaNya telah memberi mereka pengertian yang lebih dalam tentang tujuan hidup dibanding yang bisa diberikan universitas manapun didunia.

Petrus dan Yohanes adalah orang seperti itu. Mereka sedang mengkhotbahkan Kristus di halaman bait dan para pemimpin Yahudi sangat marah. Mereka menyeret keduanya kedalam tahanan dan menanyakan mereka sekitar aktivitas mereka, meminta dengan tegas agar mereka memberitahu dengan kuasa apa mereka melakukan mujizat. Kemudian Petrus, dipenuhi dengan Roh Kudus, membawakan kesaksian yang kuat tentang Kristus yang memnunjukkan tidak hanya keakrabannya dengan peristiwa sebelumnya di Jerusalem, tetapi juga pengertiannya tentang PL ( Kis 4:812). Itu adalah suatu ungkapan iman yang luar biasa dari seorang nelayan yang tak berpendidikan. Di mana ia mendapatkan kebijaksanaan itu? Tulisan ini terus menceritakan kepada kita: bangsa Yahudi “ mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus” ( Kis 4:13). Mereka telah masuk ke dalam suatu pengenalan pribadi dengan Tuhan yang hidup melalui Yesus Kristus Putra Nya. Mereka telah berjalan denganNya dan berbicara denganNya selama tiga setengah tahun. Sebagai hasilnya mereka mempunyai suatu pemahaman ttg kebenaran rohani yang tidak bisa ditandingi oleh pendidikan keagamaan pemimpin agama. Orang-Orang yang mengenal Tuhan mempunyai kebijaksanaan.

Tujuanmu Sebenarnya

Bukankah itu yang benar-benar kamu inginkan? Bukan kamu dapat mengagumkan para temanmu dengan pengetahuan Alkitab atau pengertian teologimu. Tetapi sedemikian sehingga kamu dapat mengetahui apa itu hidup, dan membuat dampak atas hidup mereka untuk kemuliaan Tuhan yang hidup ketika mereka mengamati kenyataan Kristus didalam kamu. Itu akan terjadi ketika kamu berusaha mengenalNya dengan intim.

Pertumbuhan

Doa Paulus untuk jemaat Kolose menggambarkan keuntungan mengenal Tuhan yang lainnya: “ Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa kamu untuk. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan yang pengertian benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah” ( Colossians 1:910). Ada beberapa perbedaan pendapat seperti bagaimana ini harus diterjemahkan. Sedang kebanyakan dari terjemahan populer memandangnya sebagai doa untuk jemaat Colossians agar meningkatkan pengenalan akan Tuhan, kebanyakan komentator memahaminya bahwa pengenalan akan Tuhan ditunjukan dengan berbuah dan meningkat dalam tiap-tiap pekerjaan baik. Mereka akan menterjemahkannya seperti ini: “ berbuah dan meningkatkan tiap-tiap pekerjaan baik oleh pengenalan akan Tuhan.”

Itu merupakan suatu pemikiran yang harus dipikirkan orang percaya. Beberapa orang bertanya, “ Mengapa aku tidak memiliki kasih dan sukacita serta kedamaian yang aku cari?” Di sini ada satu alasan. Kesuksesan berbuah dan pertumbuhan kita tergantung pada pengenalan akan Tuhan kita. Kita hendaknya bisa memahami bahwa itu bekerja dengan cara yang sama dalam keberadaan manusia. Ketika saya berkembang dalam pengenalanku ttg para temanku, saya menikmati bersama dengan mereka dan lebih ingin menyenangkan mereka. Itulah apa yang terjadi dengan hubungan kita dengan Tuhan. Semakin kita mengenal kasihNya untuk kita semakin kita mencintaiNya sebagai balasan ( 1 Yohanes 4:19). Dan semakin kita mencintai Nya semakin kita ingin menyenangkanNya ( 1 Yohanes 5:3; Yohanes 14:15).

Ada analogi manusia lain yang akan membantu kita memahami kebenaran ini. Psikolog menunjukkan bahwa kita memperoleh persamaan dengan orang-orang yang kita kenal dengan baik dan dengan orang yang sering bersama kita. Ketika kita meluangkan waktu dengan Tuhan dan bertumbuh dalam pengenalan akan Dia, kita mulai berkembang menjadi seperti Kristus, inilah yang dimaksud Perjanjian Baru dengan buah. Dengan kata lain, kita akan berbuah dan meningkatkan tiap-tiap pekerjaan baik oleh karena pengenalan akan Tuhan. Usaha untuk mengenali Nya lebih baik. Anda akan menikmati itu.

Penulis Mazmur bernama Asaph melakukannya. Ia sedang dalam keadaan rohani yang buruk. Ia berkata kalau dia hampir tersandung; langkah-langkahnya hampir tergelincir ( Mazmur 73:2). Ia hampir-hampir mengalami suatu kekalahan rohani yang serius, marah kepada Tuhan sebab orang-orang tak beriman sedang melakukan hal yang lebih baik daripada ia. Ia pasti tidaklah bertumbuh sampai, ia berkata,

Sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka

(ayat 17).

Sedang berada dalam tempat kudus Tuhan adalah suatu Cara Perjanjian Lama menyatakan persahabatan denganNya. Asaph dibawa mengetahui Tuhan — kasihNya, KepedulianNya, BimbinganNya, dan pemenuhanNya. Kemudian ia berkata,

    Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku. Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan. Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya (ayat 23,26).

Pengenalannya akan Tuhannya mengubah hidupnya dan memberi dia suatu sukacita yang bertumbuh didalam berjalan denganNya. Ia bisa katakan, “ Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah” (ayat 28). Semakin dekat ia ke Tuhan semakin ia tumbuh dan makin baik ia menikmati pengalaman rohaninya. Itu baik untuk kita juga. Kita akan mengalami kesuksesan dan pertumbuhan baru ketika kita berusaha mengenalNya.

Kebebasan

Ada satu lagi berkat pengenalan akan Tuhan yang umum yang ingin saya tunjukan. Itu ditemukan dalam surat Paulus kepada jemaat Galatians. Mereka, jemaat Galatians mempunyai suatu masalah dengan legalism. Hidup Kristen mereka adalah suatu pekerjaan berat: “ Aku telah melakukan ini, aku telah melakukan itu, aku tidak bisa pergi di sini, aku tidak bisa katakan itu.” Mereka terus hidup dalam ketakutan kalau mereka tidak pernah cukup berbuat untuk menyenangkan Tuhan dan itu menghasilkan rasa bersalah yang berlimpah. Satu-Satunya cara untuk mengganti kerugian rasa bersalah mereka adalah dengan mencoba lebih keras. Mereka mungkin berkata, “ aku harus bertabah hati dan memberinya semua yang aku punya. Tetapi aku benar-benar merasa seperti itu. aku ingin Tuhan akan berhenti menggangguku.” Bersama dengan ketakutan dan rasa bersalah ada kemarahan terhadap Tuhan untuk tekanan yang mereka sedang merasakan. Satu kata meringkas kehidupan Kristen semacam itu — perbudakan!

Tuhan tidak pernah berniat kita hidup seperti itu. MengenalNya sungguh-sungguh, secara pribadi, dan dengan intim mengeluarkan kita dari perbudakan. Paulus menulis kepada mereka, “ Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya?” ( Galatians 4:9) Mereka mengenali Tuhan dan pengenalan mereka telah membawa mereka keluar dari perbudakan. Tetapi sama menyedihkan seperti semula adalah, mereka telah dengan sengaja menaruh dipunggung mereka beban perbudakan yang dari situ mereka sudah dibebaskan. Mengapa? Apa masalah mereka?

Berusaha untuk menyenangkan Tuhan tanpa bertumbuh dalam pengenalan akan Dia bisa membuat kita diperbudak. Kita berpikir kita harus berusaha untuk diterima. Maka kita berjuang dan bekerja keras untuk menyenangkanNya, tidak pernah merasa yakin kita sudah berhasil, frustrasi atas tekanan yang kita berpikir dari Dia, namun takut untuk berhenti berusaha. Hidup semacam itu adalah kesengsaraan belaka.

Ketika kita memahami kasihNya, anugrahNya, pengampunanNya, dan penerimaan tanpa syaratNya didalam Kristus, ketaatan tidak lagi suatu perjuangan atau suatu pekerjaan berat. Itu bebas, alami, dan penuh kegembiraan. Sesungguhnya, itu benar-benar kesenangan. Kita mematuhiNya bukan karena kita berpikir kita harus melakukan itu dalam rangka memperoleh persetujuanNya, tetapi karena ingin seperti itu. Ingin mempertimbangkannya sebagai suatu perlakuan khusus yang menyenangkan. Kita mencintai Satu yang sudah menerima kita, walau kita tak pantas mendapatkannya, dan kita suka menyenangkanNya. Paulus memohon pada jemaat Galatians dan kepada kita, “ Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan” ( Galatians 5:1 KJV). Satu-Satunya cara kita dapat melakukan itu adalah denga berusaha memahamiNya lebih baik.

Tidak ada akhirnya berkat dari pengenalan akan Tuhan. Seperti kata Petrus, “ Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib” ( 2 Petrus 1:3). Segala yang diperlukan untuk meyakinkan kita tentang keabadian didalam hadirat Tuhan ditemukan dalam pengenalan kita akan Dia. Segala yang kita butuhkan untuk membantu kita hidup dalam Tuhan saat ini juga ditemukan dalam pengenalan kita akan dia. Segalanya! Itu berulang terus menunjukan kalau mengenali Tuhan merupakan aspek yang paling utama dari kehidupan kekristenan kita. Apa lagi yang kita tunggu? Marilah kita mulai untuk bertumbuh dalam pengenalan akan Dia.

Tindakan Untuk Dilakukan

Mulai untuk lebih sering memikirkan Tuhan disepanjang hari. Pada setiap situasi baru tanyakan diri anda, “ Apa perbedaan yang bisa aku buat jika aku mengenal cara pandang Tuhan atas hal ini? Bagaimana seharusnya aku berespon jika aku benar-benar mengenal Tuhan?”

Related Topics: Theology Proper (God), Spiritual Life

Report Inappropriate Ad