Translated by Stevy from English.
Saya bersama keluarga datang ke Dallas dalam bulan Juni tahun 1967 untuk mengunjungi Dallas Seminary. Kami dipimpin oleh Tuhan pergi ke persekutuan di Believers Chapel. Gereja ini memiliki dampak bagi hidup dan pelayanan saya. Selama di seminari saya mengajar disitu dalam berbagai kegiatan, dan setelah lulus saya terlibat sepenuh waktu dalam pelayanan gereja ini, bersama dengan yang lain. Atas dorongan tetua gereja ini saya dan pria lain dari gereja ini keluar untuk menanam suatu gereja. Sebelum kami meninggalkan gereja ini, para tetua mendorong saya untuk mengajar suatu seri tentang Gereja Perjanjian Baru yang menggaris bawahi beberapa perbedaan apa yang kita sebut sebagai “pekerjaan baru” Tulisan ini memuat seri yang saya ajarkan di tahun 1976 saat masih di Believers Chapel, dan tetap menggambarkan (dengan perubahan kecil selama bertahun-tahun) prinsip yang membimbing Komunitas Bible Chapel (“the new work”) 22 tahun kemudian.
1 Timothy 3:15 Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.
Ephesians 1:22-23 Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. 23 Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Ephesians 2:10, 20-21 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya … 20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. 21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan
Jika anda pergi kegereja Protestan terdekat, Gereja Injili ini akan mengklaim sebagai gereja PB apakah bentuknya congregational, Presbyterian, atau apakah itu diatur oleh seseorang dengan tangan besi. Mereka akan berkata begitu karena mereka melihat diri mereka mengajarkan dan mempraktekan pengajaran PB. Kebanyakan akan percaya bahwa mereka merupakan gereja PB karena mereka diatur dan dijalankan dengan cara yang diijinkan dalam PB. Tapi hanya sebagian kecil, yang benar-benar mencoba menjalankan kembali praktek dan prinsip PB..
Saat kita mengatakan, kita adalah gereja PB maka, sangat penting melihat detil kenapa kita adalah gereja PB, atau dalam hal apa gereja itu adalah gereja PB. Saya harus menambahkan bahwa tidak ada dasar untuk sombong, karena jika kita benar dalam pengertian akan gereja, itu karena Roh Tuhan yang menyatakannya didalam kita. Benar bahwa “kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut” (Luke 12:48). Pengertian kita yang lebih besar akan Alkitab, membuat kita lebih siap dihadapan Tuhan untuk mengaplikasikan apa yang kita tahu itu kebenaran.
Lebih jauh, kita harus menyadari bahwa kita bisa memiliki bentuk yang benar tanpa kuasa Tuhan. Kita bisa mendapat bentuk kesalehan, tapi mengabaikan kuasanya (cf. 2 Tim. 3:5). Israel kadang ditegur atas kesalahan bentuk ibadahnya, tapi dia sering ditegur karena menjalankan ritual tanpa hati pada Tuhan (cf. Isa. 1:11; Micah 6:6-8; Psa. 40:6-8; 51:16-17). Untuk mengetahui dan mengerti prinsip gereja PB tidaklah cukup. Kita harus menjalankannya dengan hati yang benar dihadapan Tuhan.
Kami berusaha untuk tidak bicara tentang perbedaan dan memamerkannya terus menerus, mungkin kadang karena kesalahan. Jika terus membicarakan perbedaan pandangan, akan membawa kepada penekanan yang tidak seimbang atas beberapa kebenaran dan mendorong kesombongan, dan kritik..
Karena itu, setelah beberapa tahun, ada beberapa pengajaran sistematik bagi platform hari minggu mengenai hal ini. Karena ada banyak wajah baru sejak hal ini diajarkan, sangat penting untuk anda ketahui bahwa kita berbicara dalam wilayah ecclesiology, atau apa yang sering disebut dengan doktrin gereja. Saya juga ingin menambahkan kalau pengertian saya mengenai doktrin gereja PB bukan merupakan refleksi sempurna dari pengertian seluruh tua-tua, tapi setidaknya saya menyadari ada perbedaan besar dalam prinsip yang harus diperhatikan.
Nama-nama gereja tidak memberi petunjuk akan ecclesiology mereka. Banyak yang menanyakan, “Diamana gereja anda?” Saat anda mengatakannya, mereka berkata, “Gereja apa itu?” Istri saya ditanyakan pertanyaan ini oleh salah satu guru anak kami. Apa jawaban anda?
Ada alasan lain kenapa penting bagi kita untuk menyelidiki doktrin gereja PB, karena ada beberapa orang, termasuk saya berdoa dan belajar dibawah bimbingan tua-tua untuk memulai gereja baru didaerah Dallas. Karena hal ini, sangat penting bagi mereka yang ingin terlibat dalam pekerjaan ini untuk mengerti apa yang kita harapkan dan apa yang akan kita lakukan sebagai gereja baru. Dalam beberapa minggu ini sangat penting bagi mereka yang ingin bergabung dengan kita, dan mungkin menolong anda membuat keputusan tentan pekerjaan baru.
Penting agar kita tidak salah mengerti akan maksud dan tujuan kita dalam memulai pelayanan baru. Karena itu saya meraka sangat penting bagi semua kita untuk mengerti prinsip PB mengenai gereja, dan mengetahui prinsip yang harus didirikan atas gereja yang akan dimulai dan juga pelayanannya. Karena itu. Tentu saja, ada beberapa variasi dalam mengaplikasikan prinsip ini dan penting bagi anda untuk mengetahui bahwa para tetua kami mengerti hal itu, dan mereka mendorong kami untuk membuat perbedaannya jelas, karena mungkin perbedaan itu yang menentukan apakan anda akan terus atau pergi. Saya ingin mengatakan bahwa saya sangat senang atas kemurahan hati para tetua terhadap pelayanan baru ini. Kemurahan dan keterbukaan mereka sangat besar.
Kita akan keluar untuk membangun gereja PB, dan pola gereja ini tidak bisa berasal dari gereja lain, karena gereja yang lain juga mencoba mengimplimentasikan apa yang PB ajarkan. Pola kami harus selalu dari Firman Tuhan sendiri, dan bukan atas usaha manusia, tidak peduli berapa hebatnya itu. Pekerjaan ini akan berusaha melakukan prinsip PB dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan dan kepribadian tertentu dari kita.
Untuk enam minggu berikut, kita akan menjadikan PB sebagai teks kita, dan penyelidikan kita merupakan “Gereja Perjanjian Baru, Apakah itu?”
Ada satu pertanyaan yang harus dijawab disetiap seri ini, yaitu: Mengapa rebut mengenai gereja seperti ini? Apakah doktrin gereja PB sedemikian penting sehingga membutuhkan penyelidikan beberapa minggu? Dunia melihat gereja sudah tidak relevan lagi dan membuang waktu, sekelompok fanatic yang ‘melakukan hal rohani mereka.’ Bahkan dalam kalangan Kristen ada yang berkata, “Saya bagian dari kekristenan, tapi saya bukan bagian dari gereja!”
Saya ingin membahas tantangan gereja ini dengan lebih detil, tapi mari saya mulai dengan memberikan 2 respon yang dimainkan oleh gereja local sekarang ini. Pertama, saya menyatakan bahwa tidak bisa dipercaya bahwa seorang Kristen bisa menjadi bagian dari tubuh Kristus, gereja universal, tanpa ada hubungan dengan gereja local, yang merupakan manifestasi local dari tubuh Kristus.1 Persekutuan denganNya menunjukan dan memerlukan persekutuan dengan orang kudus lainnya.2
Kedua, ada banyak kegagalan dalam gereja local yang membenarkan kritik. Banyak penginjil yang muncul belakangan ini tidak berasal dari gereja manapun. Lebih buruk lagi, banyak follow-up dan persekutuan dimana mereka jadi Kristen merupakan hasil dari organisasi daripada gereja lokal.
Tapi kegagalan ini tidak membenarkan suatu pengabaian gereja local; pandangan mereka perlu disegarkan kembali, melihat Alkitab yang mengajarkan kita bagaimana gereja harus berubah untuk melaksanakan Alkitab, dan sekali lagi menjalankan tugasnya dalam dunia. Seperti perkawinan tidak bisa diabaikan karena banyak penyiksaan dan kegagalan, demikian juga, gereja tidak bisa dilupakan untuk alternative lain.
Pernyataan ini menurut saya benar, “Gereja tidak lagi membalikan dunia, tapi dunia telah membalikan gereja.” Biarlah Tuhan memampukan kita, saat kita menyelidiki Alkitab, kembali ke Alkitab mengenai hal ini.
Untuk mengingat pelajaran ini, saya ingin menggaris bawahi pentingnya penyelidikan tentang gereja PB dengan berfokus pada 3 fase gereja:
Kata Yunani dimana istilah ‘gereja’ didapat adalah ekklesia.3 Itu kata majemuk yang terdiri dari kata depan ek, ‘keluar,’ dan kata kerja kaleo, ‘memanggil.’ Sebagian orang menyimpulkan hal ini memiliki arti pemisahan, tapi ini dipertanyakan.4 Dalam Yunani sekuler masa lalu istilah ini digunakan untuk perhimpunan yang berkumpul untuk suatu tujuan, seperti kumpulan legislative. Hal yang sama jarang ditemukan dalam PB, dimana dalam Acts 19:32 itu digunakan untuk kerusuhan masa yang berkumpul dibangkitkan oleh Demetrius, seorang tukang perak, dengan yang lainnya, telah mengancam pelayanan Paulus.
Dalam Septuagint (terjemahan Yunani PL) kata Yunani ini digunakan “untuk hampir semua tipe kumpulan orang.”5 Penekanan kata ini terletak pada suatu kumpulan, daripada siapa yang ditemui atau dimana mereka bertemu, atau apa tujuannya.
Dalam PB kita melihat istilah ini menjadi orang berkumpul untuk tujuan pengajaran dan ibadah. Ini secara luas digunakan untuk gereja universal, bahwa tubuh semua orang percaya dalam Kristus dari Pentakosta sampai pengangkatan. Sebagai contoh, Tuhan kita berkata, “Aku akan mendirikan jemaat-Ku” (Matt. 16:18b).
Sekali lagi, itu digunakan untuk mereka yang percaya dalam suatu kota tertentu, seperti dalam Wahyu, chapters 1-3, dimana itu dialamatkan ketujuh gereja. Kita sekarang bicara tentang gereja di Dallas. Akhirnya, itu digunakan bagi orang percaya yang berkumpul dalam satu lokasi, seperti gereja yang bertemu dirumah Priscilla (Prisca) dan Aquila (Rom. 16:3-5a).
Kata ‘gereja’ ini tidak pernah ditemukan dalam PB untuk menunjukan:
Fokus pelajaran kita ada pada gereja dalam manifestasi lokalnya, gereja local, prinsip dan prakteknya.
Kita juga diberitahu mengenai pentingnya doktrin gereja saat melihat berbagai macam gambaran gereja dalam PB. Gambaran ini hampir selalu dalam bentuk analogi. Jika Minear benar, maka ada sekitar 100 analogi.6 Kita tidak akan membahas seluruhnya, tapi beberapa gambaran secara khusus menyatakan pentingnya gereja.
(1) Tubuh Kristus. Mungkin gambaran paling popular mengenai gereja adalah tubuh Kristus, dimana Tuhan kita sebagai Kepala (Rom. 12:5; 1 Cor. 12:12; Eph. 1:22-23; Col. 1:24).
Dengan analogi ini Paulus menekankan baik kesatuan tubuh dan individuality setiap anggota. Bahwa Kristus sebagai Kepala tubuh menyatakan bahwa Tuhan kita yang mengarahkan dan membimbing tubuh, dan kesatuan datang dari Kepala tubuh, yang mengkoordinasi dan mengarahkan setiap bagian.
(2) Bait Allah. Sekali lagi, gereja dinyatakan Alkitab sebagai Bait Allah. Setiap orang Kristen adalah batunya, yang tersusun jadi bait, masih dalam pembangunan, dan Tuhan Yesus Kristus adalah Batu Penjurunya (1 Cor. 3:16; Eph. 2:19; 1 Pet. 2:5f). Bait adalah tempat dimana Tuhan berdiam, sehingga gereja merupakan tempat Tuhan berdiam. Tuhan tidak hanya berdiam dalam setiap orang Kristen, tapi dalam kekristenan secara keseluruhan. Sebagai Batu Penjuru, Tuhan kita adalah yang mengikat semua jadi satu, sehingga bait dimana kedua tembok dari Yahudi dan non-Yahudi, selamanya bersatu dalam Yesus Kristus (Eph. 2:14f). Bait tidak hanya tempat Tuhan berdiam, tapi juga tempat ibadah, dimana pujian dinaikan pada Tuhan.
(3) Pengantin Kristus. Gambaran lain akan gereja adalah pengantin Kristus (2 Cor. 11:2; Eph. 5:22f; Rev. 19:7; 22:17). Disini kita menekankan kasih Kristus pada gerejaNya, dan pemeliharaan penuhNya bagi pengantinNya. Tambahan, kita melihat tanggung jawab pengantin untuk menjaga diri agar tetap murni dan tidak bercela bagi pengantin prianya, Tuhan Yesus Kristus.
(4) Kawanan Domba Allah. Gereja juga digambarkan sebagai kawanan domba Allah (John 10:22f; Acts 20:28; 1 Pet. 5:2). Tuhan Yesus Kristus adalah Gembalanya. Disini kita diingatkan akan kasih dan pemeliharaanNya bagi gerejaNya, dalam memberi makan, memimpin, dan melindungi dari bahaya. Kita juga diingatkan terhadap ketergantungan kita akan Dia, dan ketidakberdayaan kita diluar pemeliharaanNya.
(5) Pokok Anggur dan Rantingnya. Analogi terakhir dari pesan ini adalah Anggur dan rantingnya (John 15:1f). Disini Tuhan Yesus digambarkan sebagai sumber hidup dan kekuatan dan buah bagi orang Kristen. Orang Kristen harus berdiam dalam Kristus seperti pada pokok anggur agar berbuah.
Semua analogi ini menunjukan hubungan yang intim antara Tuhan Yesus Kristus dan tubuhNya, gereja. Kita tidak hanya diperintahkan melalui analogi ini akan kebutuhan mutlak akan Dia, tapi perhatianNya yang besar dan pemeliharaannya bagi kita. Singkatnya, gereja sangat penting bagi kita karena penting bagi Tuhan. Ini lebih jelas lagi ssat kita melihat pernyataan tujuan Tuhan bagi gereja.
Akhirnya, mari kita melihat tujuan Tuhan bagi gereja. Secara teknis lebih tepat disebut maksud, karena beberapa hal yang akan kita lihat berikut.
(1) Continuation. Tujuan pertama bagi gereja adalah yang disebut dengan continuation, Tuhan ingin gereja terus menjalankan pekerjaan yang sudah dimulai Tuhan Yesus Kristus dibumi. Ini ditunjukan dengan jelas oleh Lukas dalam pembukaan pekerjaan keduanya: “dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus” (Acts 1:1).
Kata, “dimulai” yang paling saya renungkan. Pekerjaan sebelumnya yang dimaksud Lukas adalah injil Lukas. Didalamnya digambarkan beberapa hal yang Yesus lakukan dan ajarkan. Tapi disini, dalam pembukaan kitab Kisah Para Rasul, Lukas berkata bahwa Yesus yang memulai tindakan dan pengajaran itu. Jika Dia memulai sesuatu, maka itu pasti belum selesai. Siapa yang akan menyelesaikan apa yang Tuhan Yesus mulai? Jawaban Lukas merupakan isi Kitab Kisah Para Rasul. Bukankah ini luar biasa? Tuhan menempatkan harta karun dibumi, karena Dia memutuskan apa yang sudah dimulai, kita yang akan menyelesaikannya. Apa yang sudah mulai dilakukan dan diajarkan Tuhan dalam tubuh fisikNya, dilanjutkanNya dalam tubuh rohaniNya, gereja. Betapa ini suatu tugas bagi kita! Betapa penting bagi kita untuk melaksanakan perintahNya sebagai tubuhNya, gereja, untuk bisa berfungsi.
(2) Proclamation. Hal yang berkaitan erat dengan ‘continuation’ adalah fungsi proclamation. Hal ini dituliskan Paulus dalam surat pertamanya kepada Timotius: “Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran” (1 Tim. 3:15).
Gambaran mental yang Paulus gambarkan bagi kita dalam bagian ini adalah suatu struktur Yunani yang indah. Ini didasarkan atas tiang penopang yang teguh yang berhubungan dengan dasar yang kuat. Gambaran ini menunjukan pada kita bahwa diatas struktur ini kebenaran Tuhan diletakan, dinyatakan bagi semua yang lewat. Gereja merupakan alat yang dipilih Tuhan untuk mempertahankan dan menyatakan kebenaran Tuhan kepada dunia. Sangat menyedihkan saat keindahan kebenaran Tuhan dirusak oleh dasar yang retak dan tiang penopang yang rapuh. Inilah yang kelihatannya dilihat dunia dari gereja. Saat gereja gagal menjadi seperti panggilannya, pesan injil dilecehkan.
(3) Demonstration. Ada suatu tujuan menyatakan diri. Tentang hal ini Paulus bicara dalam suratnya ke Efesus: “supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga” (Eph. 3:10).
Dalam konteks pernyataan ini, kita diberitahu bahwa Tuhan menggunakan gereja untuk memberitahukan kepada pemerintah dan penguasa-penguasa disorga, hikmatNya. Seperti Tuhan menggunakan Ayub dalam PL untuk memperlihatkan pada setan, demikian juga Dia menggunakan gereja saat ini. Dalam 1 Corinthians 11:10 wanita diperintahkan agar kepalanya ditutup ‘karena para malaikat’, yang menurut Petrus (1 Pet. 1:12) melihat dengan tertarik, apa yang Tuhan lakukan didunia.
(4) Glorification. Dalam Efesus Paulus menulis: “…bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin” (Eph. 3:21).
Kita tahu bahwa tujuan Tuhan Yesus Kristus adalah untuk memuliakan Bapa (John 12:28), tapi Paulus mengatakan ini juga merupakan tujuan tubuh Kristus, “bagi Dia kemuliaan …” Suatu kenyataan yang hebat! Tujuan Tuhan bagi gereja adalah untuk “menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya” (Eph. 1:12b). Gereja ada untuk memuliakan Tuhan. Kita hanya bisa melakukannya saat kita mempraktekan prinsip gereja PB.
Sudah jelas dari semua diatas bahwa kita mempelajari hal yang penting karena ini suatu hal yang merupakan perhatian Tuhan.
Mungkin, seseorang akan membantah, “Apa yang anda katakan itu benar, merujuk pada gereja universal, tapi apa kaitannya dengan gereja local?” Kesalahan disini adalah gagal melihat hubungan antara gereja local dan universal. Asumsi PB adalah gereja local adalah replica atau miniature gereja universal. Kenyataan ini telah ditulis oleh berbagai sarjana seperti dalam 1 Corinthians 1:1-2a: “Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Sostenes, saudara kita, kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus…”
Kita melihat kalimat, “kepada jemaat Allah di Korintus” seperti ini: “gereja yang ada diKorintus.”7 Tujuan Tuhan bagi keseluruhan juga merupakan tujuanNya bagi setiap bagian. Apa yang seharusnya gereja universal lakukan, demikian juga dengan gereja lokal.
Apakah anda melihat pentingnya kebenaran ini? Biarlah Tuhan memampukan kita untuk mengerti prinsip gereja dalam PB.
Temanku yang belum selamat, ijinkan saya bertanya, “Apakah anda anggota suatu gereja?” Saya tidak bertanya apakah anda anggota suatu gereja. Saya bertanya apakah anda anggota gereja Tuhan Yesus Kristus. Anda tidak bisa bergabung dengan gerejaNya melalui tanda tangan kartu, atau datang kedepan untuk bergabung dengan gereja local. Anda tidak bisa menjadi anggota gereja universal melalui baptisan air, hanya melalui karya Roh Kudus, dengan percaya dalam pekerjaan Kristus atas diri anda, dengan menyadari anda berdosa dan tidak layak dihadapan Tuhan, hanya melalui percaya dalam kematianNya bagi anda dan hidupNya bagi anda, maka anda bisa bergabung melalui Roh Allah kepada gereja, suatu keanggotaan yang tidak bisa ditarik kembali. Biarlah anda melakukannya sekarang.
1 Hebrews 10:25; cf. Also Earl Radmacher, The Nature of the Church (Portland: Western Baptist Press, 1972), pp. 11-12.
2 Cf. 1 John 1:6-7.
3 For an excellent and scholarly study of the term ‘ekklesia,’ cf. Robert L. Saucy, The Church in God’s Program (Chicago: Moody Press, 1972), pp. 11-18.
4 Cf. Saucy, p. 12, fn. 1.
5 Ibid., p. 13.
6 Paul S. Minear, Images of the Church in the New Testament, p. 28 as cited by Saucy, p. 19, fn. 1.
7 Saucy, p. 18.
Ephesians 4:11-12 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, 12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus
1 Corinthians 12:4-7 Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. 5 Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. 6 Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. 7 Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
1 Peter 2:4-9 Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. 5 Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. 6 Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan. 7 Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan. 8 Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan. 9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Terkadang salah pengertian bisa menghibur. Wanita yang dihentikan seorang polisi karena mengemudi dijalur yang salah memprotes, “tapi petugas, saya hanya pergi satu arah.” Atau satu hari saya melihat Alan Fundt dalam Candid Camera menginterview seorang pria muda mengenai sepak bola. Sangat sulit dipercaya bahwa pengertiannya akan sepak bola bisa jauh dari kenyataan. Diantara beberapa hal yang dikatakan anak itu adalah alasan kenapa para pemain mengenakan alas bahu agar kelihatan lebih kuat dari yang sebenarnya sehingga pemain lain takut menghadapi mereka dilapangan.
Satu kali seseorang mengatakan pada saya tentang seorang pemimpin Kristen yang menonjol dikelas minggunya. Seorang muda bertanya apa artinya menjadi seorang Kristen, dan dijawab dengan memiliki Kristus dalam hatinya. Saat anak itu meyakinkan gurunya bahwa Yesus sudah ada didalam hatinya, sang guru bertanya bagaimana Yesus bisa ada disana. Saat itu anak muda itu terdiam sebentar dan berpikir keras, setelah itu menjawab dengan tergesa-gesa, “Saya kira Dia disana melalui lobang dikaus kaki saya.”
Walau beberapa kesalah pengertian bisa menjadi hal yang lucu, beberapa lainnya bisa menjadi tragedy mendalam. Seperti kasus pengertian akan pelayanan dalam gereja. Ini telah menyebabkan banyak pastor frustrasi dan meninggalkan pelayanan. Ini mengecewakan banyak orang dalam gereja yang tidak memiliki pelatihan atau status professional dalam pelayanan, karena mereak berasumsi kalau kontribusi pelayanan terutama dalam hal fisik atau keuangan.
Dalam terang kebingungan orang Kristen dan hubungannya dengan pelayanan, Saya ingin menfokuskan perhatian anda pada PB. Subjek pelajaran ini merupakan “Gereja Perjanjian Baru—Pelayanannya.” Kita akan mulai dengan menentukan siapa yang ada dalam pelayanan, dan kemudian melanjutkannya dengan mendefinisikan kata ‘pelayanan’ dari Alkitab. Ini akan membawa kita kepada pembahasan prinsip Firman Tuhan mengenai kenapa ‘pelayanan’ merupakan pekerjaan semua orang Kristen. Akhirnya kita akan membuat beberapa usulan praktis sebagai aplikasi pengajaran ini.
Kesalahan utama yang pertama dalam pemikiran injili sekarang ini yang harus diatasi adalah siapa yang bertanggung jawab atas “pelayanan.” Pada umumnya sekarang ini kita bicara tentang kelompok khusus individu yang ‘melayani” Inti para elite ini adalah yang bertanggung jawab bagi keseluruhan pelayanan, dan yang pasti paling penting dalam pelayanan gereja local. Tapi jika ini merupakan pemikiran Kekristenan modern, maka itu bukan pengajaran Perjanjian Baru, karena Paulus menulis:
“Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus” (Eph. 4:11-12, Berkeley).
Dalam insitlah pengajaran Alkitabiah, setiap orang Kristen ada dalam pelayanan. Tidak ada kelompok terpisah yang melayani sementara yang lain berdiri disamping dan mengawasi. Sebagian menyerahkan waktunya untuk pelayanan lebih dari yang lain; sebagian dibayar lebih karena pelayanan mereka; tapi semua orang Kristen ada dalam pelayanan.
Disatu sisi mereka yang adalah penginjil dan pastor kurang terlibat dalam pelayanan dibanding orang kudus lainnya. Siapa, sebagai contoh, yang lebih terlibat dalam bermain sepakbola, , Tom Landry atau Roger Staubach? Tom Landry adalah pelatih Dallas Cowboys, tapi apakah anda pernah melihat dia melempar, atau berlari dalam pertandingan? Pemainlah yang secara langsung terlibat dalam permainan sepakbola. Demikian juga, pelayanan dalam gereja. Paulus telah menulis bahwa penginjil dan pengajar memperlengkapi orang kudus untuk pelayanan. Bukan penginjil dan pengajar yang melakukan pelayanan itu; mereka memperlengkapi orang kudus untuk melakukan pekerjaan pelayanan.
Apakah anda bisa melihat berapa jauh kita telah melenceng dari Alkitab? Kita berpikir “pelayanan” adalah pekerjaan beberapa professional yang secara formal telah dilatih teologinya dan yang memberikan seluruh waktunya untuk berkotbah dan mengajar serta konseling. Paulus berkata bahwa pengajar tidak melakukan pelayanan, tapi melatih orang kudus agar mereka bisa menjalankan pelayanan. Mereka yang disebut orang awam mencari pastor untuk melakukan pelayanan; Paulus mencari orang awam. Dunia membagi orang Kristen kedalam kelompok berbeda: pendeta dan orang awam. Alkitab tidak mengajarkan perbedaan itu.
Setiap orang Kristen, ada dalam pelayanan. Jika anda seorang Kristen, maka anda ada dalam pelayanan. Karena setiap anda, berasumsi kalau anda telah memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Kristus, ada dalam pelayanan, seharusnya masalah mengetahui pelayanan terdiri dari apa saja merupakan hal yang menarik. Apa itu pelayanan? Apa yang dipercayakan Tuhan untuk dipertanggung jawabkan oleh anda?
Walau banyak yang bisa dikatakan mengenai kata “pelayanan” ada 2 karakteristik umum dalam PB yang penting bagi setiap kita untuk mengerti. Pertama, pemikiran pelayanan mungkin paling baik didefinisikan dalam istilah service. Ini dinyatakan oleh terjemahan Ephesians 4:12 dari New American Standard Version: “… for the equipping of the saints for the work of service, to the building up of the body of Christ …”
Ada 3 kata Yunani yang digunakan dalam PB yang menyatakan konsep service. Kata pertama (douleo) menunjukan apa yang disebut ‘Slave service,’ karena ini kata yang biasa digunakan untuk menggambarkan service seorang budak pada tuannya (cf. Rom. 1:1; 1 Pet. 2:16). Paulus menggunakan kata ini untuk menggambarkan sikap service-nya pada manusia saat dia menulis: “Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang” (1 Corinthians 9:19).
Kata kedua (leitourgos), penggunaannya dalam PB, memiliki lebih banyak konotasi agama. Dalam terjemahan Yunani di PL ini digunakan dalam menerjemahkan suatu istilah teknis bagi pelayanan pendeta kepada Tuhan.8 Lukas menggunakan istilah ini untuk menggambarkan pelayanan Paulus dan Barnabas digereja Antiokia (Acts 13:2). Ini juga digunakan dalam pelayanan orang Kristen di Makedonia dan Akaia yang memberikan kepada orang miskin di Jerusalem (Rom. 15:27). Paulus sekali lagi menggunakan kata ini dalam Philippians 2:30 untuk pelayanan orang Filipi padanya melalui Epaphroditus.
Tapi kata ‘service’ atau ‘ministry’ dalam Ephesians 4:12 tidak digunakan, tapi kata (diakonos) dari sini kata ‘deacon’ berasal. Beyer menyatakan bahwa walau douleo menekankan service seperti seorang budak, dan leitourgos menunjukan pelayanan dalan gereja, “… diakoneo memiliki kualitas khusus dalam menunjukan secara khusus pelayanan. … dalam diakonio ada perkiraan yang lebih kuat akan konsep pelayanan kasih.”9 Ini merupakan kata yang menunjukan pelayanan kasih orang percaya dalam Yesus Kristus kepada orang lain. Ini diaplikasikan bagi kerasulan (Acts 1:17, 25), bagi pelayanan Firman (Acts 6:4), juga pelayanan meja (Acts 6:1).
Saya ingin menggaris bawahi konsep pelayanan ini, karena jelas ini tidak menjadi bagian dari roh zaman ini. Sayangnya, ini secara mentalitas tidak ditunjukan orang Kristen. Kita jelas tidak bisa menyangkal fakta bahwa itu merupakan sikap Tuhan Yesus, karena Dia berkata: “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mark 10:45).
Paulus juga menulis, “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” (Phil. 2:5).
Karakteristik umum yang kedua dari pelayanan PB adalah pelayanan yang menguntungkan. Ini merupakan pelayanan yang memiliki banyak fase dan manifestasi tapi ada satu elemen umum dalam kerangaman itu, dan itu adalah pelayanan yang secara rohani menguntungkan individu dan membangun tubuh Kristus saat itu menguatkan dan membangun setiap anggota tubuh. Paulus tidak mengatakan secara spesifik kepada kita berbagai pelayanan apa yang ada dalam Ephesians 4:12, tapi dia mengatakan pada kita hasil pelayanan ini: “untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus.”
Pelayanan rohani, pelayanan seorang Kristen sejati, merupakan pelayanan yang menguntungkan. Itu membangun orang Kristen dan kemudian membangun tubuh Kristus.
Hal menyedihkan adalah banyak orang Kristen berpikir kalau pelayanan yang menguntungkan adalah pelayanan yang hanya dilakukan oleh professional. Mereka merasa bahwa jika mereka membentuk pelayanan yang bukan berkotbah atau mengajar atau konseling maka itu sedikit bernilai. Betapa menyedihkan dan tidak alkitabiah pemikiran ini. Memenuhi kebutuhan fisik orang miskin dinyatakan dalam Alkitab sebagai pelayanan (e.g. Rom. 15:27). Seperti kata Yakobus pada kita (2:15-16) orang yang kurang pakaian dan makan tidak diuntungkan oleh perkataan semata, juga oleh kotbah yang luar biasa; mereka diuntungkan oleh disediakan makanan dan pakaian. Pelayanan dalam PB adalah memenuhi keseluruhan kebutuhan orang kudus untuk bisa menguatkan mereka dalam iman. Orang sakit lebih membutuhkan penghiburan, dikuatkan dan doa daripada kotbah. Orang yang baru saja dioperasi dan sudah dirumah untuk penyembuhan lebih membutuhkan praktek teologi daripada diajarkan teologi—seperti dibawakan makanan, ditolong pekerjaan rumahnya, anaknya dibawa kesekolah, dan yang lain. Seringkali orang mengevaluasi nilai pelayanan mereka melalui jenis pelayanan daripada hasil keseluruhannya.
Mari kita simpulkan apa yang sudah kita bahas sampai saat ini. Saya telah mengatakan bahwa pekerjaan pelayaan merupakan pekerjaan semua orang kudus, yaitu meliputi lebih dari kotbah, mengajar, dan konseling (walau ini merupakan bagian penting), tapi juga termasuk setiap bentuk pelayanan yang menguntungkan orang Kristen lain.
Apa yang telah saya katakan sampai say ini bukan suatu pilihan, tapi suatu keharusan. Perlunya suatu pelayanan yang beragam dan universal diperintahkan oleh prinsip Alkitab. Dua prinsip utama yang menggaris bawahi konsep pelayanan dalam PB adalah (1) doktrin karunia rohani, dan (2) dontrin kependetaan setiap orang percaya.
Mengenai karunia rohani Paulus menulis: “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama” (1 Cor. 12:4-7).
Dalam pasal ke 12 dari 1 Corinthians Paulus menggambarkan gereja sebagai tubuh. Setiap orang Kristen merupakan anggota tubuh (v. 13) dengan karunia dan fungsi individu (vss. 7-11). Dalam tubuh ada kesatuan dan keragaman. Tidak ada satu anggota tubuh bisa melihat dirinya lebih tinggi dari tubuh karena dia tergantung padanya, juga lebih rendah dan tidak penting bagi tubuh, karena dia memiliki kontribusi unik bagi fungsi tubuh. Dalam ayat 29 dan 30 Paulus juga menginstruksikan kita bahwa tidak ada individu yang memiliki seluruh karunia, juga tidak ada yang tidak memiliki karunia sama sekali. Walau dibumi Tuhan menyatakan DiriNya melalui tubuh, tapi sekarang Dia memilih melanjutkan apa yang dimulainya melalui tubuh rohani, gereja (Acts 1:1ff).
Seperti fungsi tertentu bagi tubuh rohani Kristus, untuk beberapa hal setia orang Kristen bertanggung jawab menjalankan setiap fungsi ini. Tapi setiap anggota tubuh, Tuhan sudah memberikan kemampuan tertentu untuk menjalankan beberapa fungsi lebih baik dari yang lain. Kemampuan ini kita sebut karunia rohani. Walau semua memberi untuk mendukung kebutuhan rohani tubuh (cf. pelajaran 7, Gereja Perjanjian Baru—Keuangannya), sebagian diberikan karunia supernatural (Rom. 12:8). Semua diperintahkan untuk menjadi saksi (Acts 1:8; Col. 4:5-6; 1 Pet. 3:15, etc.), tapi sebagian dikaruniai sebagai penginjil (Eph. 4:11).
Semua ini menunjukan kepada kita bahwa pekerjaan pelayanan meliputi semua fungsi yang dinyatakan oleh keseluruhan karunia rohani yang diberikan pada tubuh. Karunia rohani diberikan untuk menopang dan membangun tubuh (1 Cor. 12:12-27). Pekerjaan pelayanan merupakan pekerjaan yang menopang dan membangun tubuh (Eph. 4:11-13). Karunia rohani diberikan untuk memampukan orang Kristen untuk menjalankan pelayanan, yaitu membangun tubuh Kristus. Pekerjaan pelayanan tergantung atas dijalankannya setiap karunia rohani (yaitu karunia permanen).
Sekarang kita kembali kebagian dalam 1 Corinthians 12:4-7, karena itu sangat penting bagi pengertian kita akan pekerjaan pelayanan. Dalam ayat 4 Paulus menyatakan bahwa ada keragaman karunia. Ini kita tahu dengan baik. Tapi dalam ayat 5 dia berkata, “ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.” Disini Paulus bicara tentang keragaman pelayanan yang bisa dilakukan karunia yang sama. Seseorang mungkin memiliki karunia mengajar dan mengajar di South Africa, orang lain mungkin mengajar di sekolah minggu di Dallas atau Hong Kong, orang lain bisa saja mengajar ribuan orang melalui radio atau televise atau kaset. Semua memiliki karunia mengajar, tapi Tuhan telah memberikan setiap kita pelayanan yang perlu dan penting.
Dalam ayat 6 kita diberitahu, “Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.” Tuhan tidak hanya membarikan karunia berbeda bagi setiap orang Kristen, dan pelayanan beragam bagi mereka yang sama karunianya, tapi Dia juga memberikan perbedaan tingkatan efektifitas. Seseorang mungkin memiliki karunia penginjilan dan memenangkan 5 orang bagi Kristus dalam setahun, sementara orang lain bisa memenangkan 50,000. Setiap orang bisa mengajar kelas berisi 4 orang, sedangkan yang lain bisa mengajar satu kelas berisi 4,000 orang. Ini karena Tuhan dalam kedaulatannya menentukan adanya perbedaan efektifitas.
Sekarang disamping semua perbedaan dalam karunia, dan keragaman pelayanan dan keefektifannya, Paulus berkata dalam ayat 7, “Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.” Temanku, tidak soal apa karuniamu, itu untuk kepentingan bersama; tidak soal bagaimana karuniamu dikerjakan, itu untuk keuntungan keseluruhan tubuh; disamping seberapa banyak atau sedikit efek karuniamu, itu untuk kepentingan semua.
Itulah kenapa pekerjaan pelayanan merupakan pelayanan yang dijalankan oleh semua orang percaya bagi keuntungan seluruh orang percaya. Pekerjaan pelayanan, pekerjaan membangun tubuh tidak akan komplit tanpa anda menjalankan karunia rohani anda sendiri. Karunia rohani merupakan hadiah supernatural untuk menjalankan pekerjaan pelayanan. Karena tidak ada orang yang memiliki semua karunia, karena setiap orang diberikan karunia untuk penggunaan tertentu, setiap orang Kristen harus melakukan pekerjaan pelayanan.
Prinsip Alkitab kedua yang menggaris bawahi konsep pelayanan dalam PB adalah keimaman setiap orang percaya. Walau doktrin ini diajarkan dibagian lain (cf. Rev. 1:6; 5:9), Petruslah yang memberikan kita pernyataan yang terjelas dalam hal ini:
Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. … Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (1 Peter 2:5, 9).
Dalam PL ada kelompok imam yang menjadi perantara antara manusia dan Tuhan. Dalam PB, kita tahu bahwa hanya ada satu pengantara antara Tuhan dan manusia: “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus” (1 Tim. 2:5). Karena Dia Imam Besar maka kita semua diberi jalan seperti imam Tuhan, melalui pelayanan seperti imam:
Hebrews 10:19-25 Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, 20 karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, 21 dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. 22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. 23 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. 24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. 25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Keimaman Tuhan Yesus Kristus berarti dua hal: memotivasi kita lebih dekat padaNya dengan kepercayaan penuh, dan memerintahkan kita untuk melayani yang lain. Karena perhatian kita adalah melayani orang lain, mari kita melihat lagi keimaman kita berkaitan dengan orang lain. Bagaimana kemimaman kita berkaitan dengan pelayanan kita kepada orang lain? Intinya fungsi imam orang Kristen digambarkan dalam istilah korban rohani:10 “Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah” (1 Peter 2:5). Persembahan rohani ini dinyatakan dalam PB:
(1) Korban diri, sebagai korban yang hidup dalam pelayanan kepada Tuhan. Dalam Roma, Paulus berkata: “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” (Rom. 12:1).
Korban diri sebagai korban yang hidup. Bagaimana seseorang bisa menjadi korban yang hidup? Dalam konteks Romans pasal 12 perlu diperhatikan bahwa subjek pertama yang dinyatakan Paulus setelah seruannya adalah memberi diri sebagai korban yang hidup adalah mengenai karunia rohani (vss. 3-8). Pengertian saya adalah kita korban yang hidup bagi Tuhan saat kita memberi diri bagi pelayanan untuk orang lain melalui karunia rohani kita.
(2) Korban pujian dan ucapan syukur. Dalam Ibrani pasal 13 kita diberi bentuk lain dari korban rohani: “Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya” (Hebrews 13:15).
Salah satu persembahan dalam PL adalah korban syukur. Demikian juga, aada korban syukur dalam PB. Saat kita secara umum atau pribadi mengucap syukur dan memuji Tuhan, kita melaksanakan keimaman kita.
(3) Korban Pelayanan. Sekali lagi dalam Ibrani 13 kita menemukan bentuk korban rohani lain: “Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah” (Heb. 13:16).
Sekarang ada aktifitas keimaman yang luar biasa. Kita memberikan korban pelayanan pada Tuhan saat kita berbuat baik, saat kita bermurah hati, saat kita melayani melalui keuangan. Kata “berbagi” adalah koinonia, yang secara umum dimengerti sebagai ‘persekutuan.’ Satu manifestasi kebersamaan, kebersamaan hidup, berbagi kebutuhan dan uang dengan mereka yang membutuhkan uang. Ini merupakan fungsi keimaman.
(4) Korban Proklamasi. Satu lagi persembahan rohani yang harus diberikan setiap orang percaya adalah proklamasi. Kita harus memproklamasikan kebaikan dan kebesaran Tuhan: “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib” (1 Pet. 2:9).
Kita harus memproklamasikan injil Tuhan. Paulus menggambarkan proklamasi injil kepada orang non Yahudi dan keselamatan mereka dalam istilah korban: “Namun, karena kasih karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadaku, aku di sana sini dengan agak berani telah menulis kepadamu untuk mengingatkan kamu, yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus” (Rom. 15:15-16).
Memikirkan itu, keselamatan jiwa melalui proklamasi injil dilihat sebagai korban pada Tuhan yang merupakan tindakan keimaman. Tidak hanya proklamasi injil dan keselamatan jiwa merupakan korban yang menyenangkan, tapi juga pemberian kita pada mereka yang memproklamasikan injil: “Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah” (Phil. 4:18).
Apakah anda melihat aplikasi keimaman setiap orang percaya dalam hal pelayanan? Wilayah pelayanan keimaman yang kita pelajari tumpang tindih dengan fungsi yang dicakup oleh karunia rohani, juga pekerjaan pelayanan yang digambarkan dalam PB. Pekerjaan pelayanan merupakan setiap pelayanan yang diperlukan untuk menjaga tubuh dan membangunnya. Kemampuan melaksanakan fungsi ini disediakan bagi orang Kristen melalui karunia rohani. Tanggung jawab setiap orang Kristen untuk aktif dalam pelayanan diajarkan oleh doktrin keimaman bagi setiap orang percaya.
Jika anda seorang percaya dalam Yesus Kristus, anda seorang imam, dan fungsi keimaman anda adalah pekerjaan pelayanan. Jika anda seorang Kristen, setidaknya anda memiliki satu karunia roh, dan karunia ini memampukan anda menjalankan fungsi tertentu dalam pelayanan bagi anda. Jika anda seorang percaya dalam Yesus Kristus anda ada dalam “pelayanan” dan merupakan tanggung jawab pastor untuk memperlengkapi anda untuk melaksanakan pelayanan itu.
Ada beberapa aplikasi praktis bagi saya sebagai pengajar.
Pertama, Alkitab memanggil saya untuk keluar dari aktivitas berlebihan diwilayah pelayanan yang tidak sejalan dengan karunia rohani saya. Ini sangat penting dengan dua alasan. Pertama saya pasti memberi waktu untuk mencoba sesuatu yang tidak akan bisa saya lakukan dengan baik. Ini merupakan frustrasi yang sama dengan seseorang yang tidak memiliki latar belakang mekanik mencoba memperbaiki mobilnya. Dan lagi, jika saya melayani diwilayah yang saya sendiri tidak ada karunia disitu, saya secara efektif menghalangi orang lain melakukan karunia mereka. Ini tidak berarti saya tidak pernah mencoba bersaksi karena karunia saya bukan penginjilan, karena jika saya mengerti 2 Timothy 4:5 dengan benar, Paulus menasihati Timotius untuk melakukan pekerjaan sebagai penginjil, walau ini kelihatannya bukan karunia rohaninya. Saya bicara tentang memberikan tenaga dan waktu yang besar untuk wilayah pelayanan dimana orang lain bisa melakukannya lebih baik dari kita.
Dalam praktek ini berarti ada beberapa hal yang orang Kristen harapkan dilakukan oleh pendeta, saya tidak akan melakukannya untuk kepuasan mereka. Terlalu sering kita menyewakan tanggung jawab kita—membayar pendeta untuk melakukan apa yang kita sendiri tidak mau lakukan. Perkunjungan ke rumah sakit, konseling, administrasi, dan banyak wilayah pelayanan lain yang mestinya jatuh pada mereka yang dikaruniai dalam pelayanan itu.
Kedua, Alkitab mengindikasikan bahwa konsep pelayanan saya harus melayani melalui orang, daripada hanya melayani pada orang. Seperti yang kita lihat dalam Efesus pasal 4, pekerjaan saya adalah memperlengkapi orang bagi pelayanan. Tanggung jawab saya, yang saya mengerti dari Firman Tuha, adalah memberikan waktu lebih dalam menolong mereka yang ingin melakukan pekerjaan pelayanan. Penekanan pelayanan saya, adalah mendorong dan menolong memperlengkapi pengajar, konselor dan pemimpin. Saya diharapkan menolong melatih konselor yang akan menjalankan bagian yang lebih besar dari konseling sebelum dan sesudah nikah. Keinginan saya adalah melihat wanita diperlengkapi untuk melayani wanita lain. Saya ingin memberi diri bagi pengajar sekolah minggu, dibawah arahan pengawas kita, dan berbagi dengan mereka apa yang akan saya ajarkan dalam bagian yang sama yang akan diajarkan mereka minggu berikut.
Mungkin lebih penting saya berkomitmen bekerja dengan para ayah yang ditunjuk sebagai pemimpin rohani dalam rumah. Kita bermaksud menyiapkan pelajaran keluarga setiap minggu, yang menolong para ayah atau kepala keluarga untuk mempelajarinya sebelum minggu berikut, membahas teksnya dengan istri dan anak. Kita berkomitmen memberikan setiap pertolongan yang bisa disediakan dan dukukang bagi mereka yang ingin menjadi pemimpin dalam keluarga dan dalam gereja.
Tapi adan implikasi bagi anda dalam bagian ini berkenaan dengan pelayanan. Seharusnya jelas bahwa pekerjaan pelayanan adalah melayani. Ketakutan saya adlaah banyak yang mendengar pelayanan Firman hanya untuk pendeta. Satu penghiburan besar adalah banyak dari mereka yang ingin terlibat dalam pelayanan. Mereka sangat menghargai pengajaran yang mereka terima tapi juga sangat ingin membagikan apa yang mereka terima pada orang lain. Inilah orang yang ingin kita lihat, banyak yang ingin menjadi pelayan, daripada dilayani.
Dimasa mendatang kami berharap anda menemukan gereja baru kami berfungsi dengan baik, tapi akan ada banyak penyesuaian yang harus dibuat. Setiap hal pasti ada rintangan. Tidak mudah duduk dan berharap tidak diperhatikan. Hanya mereka yang memiliki hati pelayan yang selamat diminggu-minggu awal, tapi pekerjaan pelayanan adalah pekerjaan setiap orang kudus.
Temanku, dalam istilah Firman Tuhan anda ada dalam pelayanan. Biarlah Tuhan membuat pelayanan anda begitu jelas, dan anda menemukan sukacita melayaniNya sebagai imam Tuhan, melalui kuasa dan anugrahNya.
8 Cf. Robert L. Saucy, The Church in God’s Program (Chicago: Moody Press, 1972), p. 131.
9 Hermann W. Beyer, “DiaKoneo…, DiaKonia, DiaKonos,” Theological Dictionary of the New Testament, Edited by Gerhard Kittel and Gerhard Friedrich, Trans. by Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids: Eerdmans, 1964), Vol. 2, p. 81.
10 Since priestly activity is also indicated by the word leitourgeo, the ministry of priests can be seen in verses which employ this term (e.g. Acts 13:2-3; Romans 15:27; 2 Corinthians 9:12; Romans 15:16). Cf. Robert Saucy, p. 167.
Acts 2:42, 46 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. … 46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,
Acts 20:7 Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam.
1 Corinthians 11:18 Sebab pertama-tama aku mendengar, bahwa apabila kamu berkumpul sebagai Jemaat, ada perpecahan di antara kamu, dan hal itu sedikit banyak aku percaya.
1 Corinthians 14:26-40 Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun. 27 Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya. 28 Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah. 29 Tentang nabi-nabi--baiklah dua atau tiga orang di antaranya berkata-kata dan yang lain menanggapi apa yang mereka katakan. 30 Tetapi jika seorang lain yang duduk di situ mendapat penyataan, maka yang pertama itu harus berdiam diri. 31 Sebab kamu semua boleh bernubuat seorang demi seorang, sehingga kamu semua dapat belajar dan beroleh kekuatan. 32 Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi. 33 Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera. 34 Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus, perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat. 35 Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan Jemaat. 36 Atau adakah firman Allah mulai dari kamu? Atau hanya kepada kamu sajakah firman itu telah datang? 37 Jika seorang menganggap dirinya nabi atau orang yang mendapat karunia rohani, ia harus sadar, bahwa apa yang kukatakan kepadamu adalah perintah Tuhan. 38 Tetapi jika ia tidak mengindahkannya, janganlah kamu mengindahkan dia. 39 Karena itu, saudara-saudaraku, usahakanlah dirimu untuk memperoleh karunia untuk bernubuat dan janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh. 40 Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur
Saat kita memulai seri mengenai gereja Perjanjian Baru, kita menekankan pentingnya gereja dalam program Tuhan. Jika saya bisa menyatakan prinsip ini secara visual, saya pikira itu bisa menolong menekankan fakta bahwa gereja Perjanjian Baru merupakan titik pusat dari program Tuhan, karena dalam gerejalah maksud Tuhan bertemu. Kita bisa menggambarkan hal ini dengan ilustrasi demikian:
Jika kita mengerti gereja seperti ini, maka seharusnya jelas bahwa doktrin gereja sangat penting, karena tujuan Tuhan dalam dunia sekarang ini tidak bisa dipisahkan dengan prinsip dan praktek gereja. Ini dasar yang sudah dibahas tapi baik untuk ditekankan kembali, karena gereja masa sekarang dianggap tidak relevan dan tidak berdaya oleh sebagian besar orang Kristen.
Dalam cara yang mirip, bagi saya kelihatan bahwa kita mengatakan kalau pertemuan digereja sepenting dan tidak terpisahkan dari prinsip Tuhan terhadap gereja dengan program Tuhan bagi dunia. Biarlah saya menyatakannya dengan grafik seperti ini:
Disini kita melihat bahwa titik temu prinsip gereja PB sangat penting, yaitu pertemuan gereja. Karena ini merupakan pembahasan kita, “Gereja Perjanjian Baru—Pertemuannya.”
Saat kita memulai, kita harus hati-hati membedakan antara apa yang akan saya sebut sebagai ‘pertemuan gereja’ dan ‘pertemuan-pertemuan gereja’. Ekspresi ‘pertemuan gereja’ menunjuk pada pertemuan mingguan gereja untuk mengajar, bersekutu, memecahkan roti (atau mungkin anda biasa menyebutnya ‘perjamuan kudus’) dan doa. Setelah kelahiran gereja pada hari Pentakosta dalam Kisah Para Rasul pasal 2, Lukas menggambarkan aktifitas yang dilakukan gereja baru itu: “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.” (Acts 2:42).
Sekarang kita tahu bahwa dimasa permulaan gereja, hal itu dilakukan setiap hari (Acts 2:46), tapi kita juga menyadari bahwa ini tidak praktis untuk dilakukan seterusnya, seperti kita sekarang. Akibatnya, praktek permanent dari gereja adalah bertemu dihari pertama dalam satu minggu untuk meneruskan fungsi pengajaran, persekutuan, memcahkan roti dan berdoa. Hal seperti itu kesimpulan dari (baca Acts 20:1) Acts 20:7-12, 1 Corinthians 11:17ff., dan 14:26ff. Kita berasumsi, bahwa ‘pertemuan gereja’ merupakan pertemuan dihari pertama setiap minggu, dimana semua orang Kristen yang menjadi bagian dari gereja datang untuk diajar, mengingat Tuhan dalam perjamuan, untuk persekutuan dan doa.
Secara umum telah saya katakan bahwa pertemuan gereja bertujuan untuk pengajaran, persekutuan, memecahkan roti, dan berdoa. Saat kita melihat berbagai bagian Alkitab yang menggambarkan pertemuan gereja dalam detil yang lebih besar (cf. 1 Cor. 11:17ff; 14:26ff), kita menemukan bahwa ada variasi partisipasi dan aktifitas dimana orang kudus terlibat dalam pertemuan gereja. Kita mengetahui kalau mereka menyanyi (Eph. 5:19; Col. 3:16), berdoa (Acts 2:42; 1 Tim. 2:1-2, 8), mengajar (Acts 2:42; 20:7), discipline (Matt. 18:17), pembacaan Alkitab (1 Cor. 14:26; 1 Tim. 4:13), dan mungkin mengumpulkan persembahan (cf. Acts 2:42, 45; 1 Cor. 16:1-4). Di masa permulaan gereja ada juga pelaksanaan karunia lidah, interpretasi, dan nubuat (1 Cor. 14:26-28, 29).
Disamping pertemuan teratur ada beberapa pertemuan tambahan yang diadakan gereja. Sebagai contoh, dalam Acts 12:5, 12ff., gereja bertemu untuk berdoa bagi Petrus yang ditangkap oleh Herodes. Kita tahu bahwa Paulus mengajar setiap hari disekolah Tyrannus di Ephesus hampir 2 tahun (Acts 19:9-10). Pertemuan semacam ini jelas diadakan oleh gereja, tapi berbeda waktu, tempat dan keadaan, dan tidak secara regular, secara konsisten atau seragam dijalankan oleh semua gereja.
Anda akan mengerti jika saya bicara ‘pertemuan-pertemuan gereja’ saya tidak menunjuk hal ini sebagai satu-satunya pertemuan yang bisa dijalankan secara legitimate oleh gereja. Pertemuan doa khusus, penyelidikan Alkitab dirumah, pertemuan misionaris, dan pertemuan khusus lainnya ada didalam prinsip Alkitab. Pertemuan ini bisa dilakukan secara teratur dan tidak melanggar prinsip Alkitab. Tapi pertemuan ini bukan merupakan keharusan, itu semua tidak sepenting ‘pertemuan gereja.’
Sekarang saya yakin bahwa saya telah membuat suatu pertanyaan dalam pikiran anda. Itu bisa dinyatakan seperti ini: “Jika semua aktifitas berlangsung digereja, apa salahnya mengadakan beberapa pertemuan yang memasukan fungsi yang sama seperti ini?” Beberapa gereja memiliki pertemuan gereja, pertemuan pengajaran, bernyanyi, Alkitab, dll. Dan gereja mana yang tidak ada persembahannya? Kenapa semua ini harus dilakukan dipertemuan yang sama? Ini merupakan pertanyaan yang penting dan bernilai untuk diusahakan jawabannya.
Untuk memulainya, biarlah saya mengutip beberapa alasan Alkitab kenapa keragaman pertemuan gereja merupakan suatu kesalahan.
(1) Alkitab mengajar bahwa setiap manusia memiliki hak untuk ikut serta dalam pertemuan gereja dengan berbagai cara. Saat elemen pertemuan gereja dibagi kedalam berbagai pertemuan, hampir tidak ada kesempatan bagi setiap orang untuk partisipasi. Sebagai contoh, walau ada pelayanan kotbah dan pengajaran, apakah setiap orang bebas mengajar dan berkotbah disana? Jika tidak, maka dimana dia bisa menyampaikannya kepada seluruh tubuh untuk keuntungan mereka? Sekarang saya menyadari bahwa dipertemuan doa tradisional semua bisa berdoa, tapi tidak demikian dengan sharing lagu, sebagian Alkitab, atau kesaksian pribadi. Setiap orang seharusnya bebas disuatu waktu, dan saya ingin menuntut satu waktu, untuk menjalankan keimamannya dan karunia rohaninya secara verbal dan umum.
(2) Saat berbagai elemen dari pertemuan gereja dibagi kedalam beberapa pertemuan berbeda, ini penekanan yang tidak pada tempatnya atau nilai diletakan atas satu orang dibanding yang lain. Saya menemukan, bahwa ada beberapa orang yang merasa kalau eksposisi Alkitab dihari minggu merupakan sesuatu yang mereka inginkan, jadi mereka tidak merasa perlu datang ke perjamuan kudus minggu malam. Penekanan PB adalah keseimbangan, sejauh ini saya melihat, dalam hal pengajaran, persekutuan, dan doa. Pembagian fungsi ini hampir selalu menyebabkan ketidakseimbangan.
(3) Masalah serius lain yang diciptakan melalui pembagian dalam pertemuan gereja adalah menciptakan kebingungan terhadap kapan prinsip PB secara spesifik dihubungkan dengan pertemuan gereja yang harus diaplikasikan. Sebagai contoh, kita diberitahu dalam 1 Corinthians 14:34-35 bahwa wanita harus diam dipertemuan gereja, dan tidak boleh bertanya. Jika elemen pertemuan gereja dibagi kedalam beberapa pertemuan, apakah ini artinya wanita tidak bisa bertanya disetiap pertemuan ini? Jika bisa, dipertemuan mana dia bisa bertanya dan mana yang tidak? Apa dasar kesalahannya? Pertanyaan ini muncul dari keragaman pertemuan daripada satu pertemuan.
Selain Alkitabiah, praktek dan pengajaran PB adalah praktis. Ada beberapa alasan praktis untuk mengadakan satu pertemuan gereja.
(1) Terlalu banyak pertemuan dan tidak cukup waktu. Bagi banyak gereja hal ini terlalu banyak pertemuan dan tidak memiliki cukup waktu. Seringkali agar dilihar rohani oleh orang gereja, kita harus memberikan perhatian yang cukup bagi keluarga kita. Lingkungan kita terlalu kompleks, tuntutan waktu terlalu besar, memiliki beberapa pertemuan disetiap minggu. Minggu tidak ada waktu istirahat; itu jadi hari pergulatan dan sibuk dengan anak ked an dari gereja. Kita memberi terlalu banyak pertemuan dengan orang percaya, kita tidak memiliki waktu untuk yang terhilang.
(2) Terlalu banyak perjalanan dan sediki bahan bakar. Untuk lebih jelasnya, terlalu banyak inefisiensi dari pertemuan terus menerus dalam gereja. Tidak hanya terlalu banyaknya waktu yang dihabiskan dalam perjalanan, tapi juga bahan bakar—dan seharusnya sudah jelas bagi kita kalau sumber itu suatu saat akan habis. Dan belum lagi tenaga yang dihabiskan dalam penghangant, pendingin, dan penerangan bangunan gereja.
(3) Sebagai hasil bentroknya waktu dan jadwal, setiap keluarga harus membuat pilihan dimana harus membuang beberapa aspek penting dari kegiatan gereja. Karena tidak mungkin bagi setiap keluarga mengikuti semua pertemuan gereja dalam seminggu, mereka harus memilih beberapa dan menghilangkan yang lain. Walau mereka tahu bahwa pertemuan yang tidak diikuti itu penting, apakah itu pertemuan doa, pelayanan perjamuan, atau sesi pengajaran, mereka tidak bisa mengikuti semuanya. Jadi apapun alasan tidak mengikuti setiap kegiatan itu, mereka kekurangan.
(4) Seperti anda tidak bisa membedah suatu mahluk hidup tanpa menghancurkan hidupnya, demikian juga anda tidak bisa membedah pertemuan gereja tanpa kehilangan vitalitasnya. Ada sesuatu mengenai kombinasi elemen dalam pertemuan gereja yang hilang saat setiap elemen diisolasi dalam beberapa pertemuan berbeda. Saat semua elemen pertemuan gereja dikombinasikan ada suatu keragaman, rasa expectasi, suatu vitalitas yang membuat seseorang ingin datang lagi. Seorang penulis mengungkapkan kekurangan kita dalam pertemuan yang beragam,
Seseorang tidak bisa tidak merasa ada sesuatu yang hilang dalam gereja sekarang ini dan untuk tingkatan tertentu Cullman patut diperhatikan saat dia berkata “pelayanan ibadah dalam gereja protestan di masa kita sangat miskin, tidak hanya dalam hal karya Roh Kudus, tapi juga dalam hal liturgy dan terutama dalam hal apa yang dituju dalam pertemuan komunitas.”11
Saya melihat sebuah artikel majalah yang berjudul, “Saat cetakan jadi berjamur” dan saya tertawa saat penulis meratapi kenyataan bahwa kita selalu bisa menetapkan jam kita melalui urutan pelayanan. Hal seperti itu bukan pertemuan yang mengobarkan orang percaya mula-mula dan membalikan dunia. Berbagai elemen gereja itu saling berhubungan dan tidak bisa dipisahkan. Ibadah tidak bisa terjadi dalam suatu ruang hampa, atau atas perintah. Itu suatu respon pada Tuhan, atributNya, kesetiaanNya, kebaikanNya, karyaNya dalam hidup kita. Sat kita mengajar Alkitab dan memuji diwaktu yang berbeda, kita melakukan aborsi Firman Tuhan, karena saat kita kagum dan diinspirasi oleh pengajaran Firman Tuhan, saat itulah kita diingatkan akan karakter, dan kebaikannya, maka kita disuruh berdiri untuk doa berkat. Inilah waktu untuk doa pujian, hymne pujian, mengambil bagian secara sukacita dalam elemen perjamuan yang melambangkan karyaNya dalam tindakan kita. Anda tidak bisa memisahkan elemen ini dalam pertemuan gereja.
Anda akan mengingat kembali pesan yang mulai saya katakan pada anda bahwa seperti gereja adalah pusat karya Tuhan bagi manusia, demikian juga pertemuan gereja merupakan pusat prinsip PB mengenai gereja. Mari saya ulangi pentingnya pertemuan gereja jika kita ingin menjalankan prinsip PB yang seharusnya.
(1) Prinsip Karunia Rohani. Prinsip bahwa setiap orang Kristen telah diberikan karunia rohani untuk keuntungan seluruh tubuh (1 Cor. 7). Pertemuan gereja memberikan suatu kesempatan bagi manusia untuk menemukan dan mengembangkan apa yang disebut karunia utama. Pasti ada jalan menemukan dan mengembangkan karunia rohani, tapi pertemuan gereja adalah yang terpenting. Jelas, sebagian besar gereja PB, itu mungkin satu-satunya cara untuk ekspresi secara umum, karena mungkin tidak ada lagi pertemuan gereja yang lain.
(2) Yesus Kristus sebagai Kepala. Kedua, mengambil prinsip Kristus sebagai Kepal atas gereja. Bagaimana itu secara praktek nyata melalui gereja? Cara apa yang lebih baik dan jelas daripada datang bersama sebagai gereja dan melihat Dia memimpin orang untuk mengajar, menasihati, membagikan pujian atau bagian Alkitab saat dipimpin ilahi. Ini tidak berarti bahwa mereka tidak mempersiapkan diri sepanjang minggu, tapi, tidak ada koordinasi yang detil dari berbagai peserta pertemuan. Karena tidak ada satu pemimpin yang mengarahkan detil pertemuan, menjadi nyata bahwa Tuhan sendiri memimpin pertemuan melalui RohNya.
Kepemimpinan Yesus Kristus atas gerejaNya nyata oleh fakta bahwa manusia memimpin dalam pertemuan gereja (1 Corinthians 11:3). Inilah alasan Paulus memberitahu seseorang untuk memimpin doa dan pengajaran saat gereja berkumpul beribadah, dan alasan wanita berdiam diri belajar (1 Timothy 2:8-15). Ini juga alasan pria yang melayani sebagai elder bukan wanita.12
(3) Kependetaan setiap orang percaya. Sekarang kesempatan apa yang lebih besar untuk menunjukan kependetaan pada setiap orang percaya daripada dalam pertemuan gereja. Manusia bisa menjalankan kependetaannya dengan secara verbal memuji Tuhan dan menyerukan FirmanNya, dan dalam permohonan bagi yang lain. Wanita, walau tidak dengan jelas, memberikan pujian, memohon bagi yang lain, dan berpartisipasi dalam mengingat akan kematian Tuhan. Disini, memang, menjalankan kependetaan setiap orang percaya secara umum.
Kependetaan setiap orang percaya ditunjukan dalam menyampaikan elemen selama komuni, dan dalam doa bagi persembahan. Karena kependetaan setiap orang percaya menghilangkan perbedaan PL antara orang awam dan pendeta, memimpin komuni dan persembahan adalah hak istimewa dan kewajiban setiap orang.
(4) Gereja sebagai tubuh Kristus. Pada pertemuan gereja, orang kudus berkumpul sebagai tubuh Kristus. Setiap anggota saling bergantung dengan anggota tubuh lainnya. Setiap anggota saling menguatkan dan menasihati. Setiap anggota diingatkan mengenai kesatuan tubuh saat mengambil bagian dalam perjamuan (1 Cor. 10:17). Setiap anggota diingatkan akan kebergantungannya dalam tubuh Kristus saat berkontribusi dalam pelayanan.
Demikian kamu melihat bahwa prinsip dari gereja PB secara indah meliputi dan mencapai puncaknya dalam pertemuan gereja. Didalam pertemuan mingguan dari gereja local ini orang kudus berkumpul untuk pengajaran, persekutuan, memecahkan roti dan berdoa. Dengan kata lain, mereka bertemu untuk beribadah; didalamnya, mereka bertemu untuk peneguhan iman; diluarnya, mereka berkumpul untuk menyatakan kemuliaan anugrahNya. Suatu hak istimewa telah diberikan pada kita untuk berkumpul dengan cara ini setiap minggu.
Biar saya sekali lagi menegaskan kebutuhan untuk keseimbangan dalam berbagai elemen dari pertemuan gereja. Ada beberapa gereja yang lebih baik disebut, “Apostles Doctrine Church,” yang lainnya, “Fellowship Church,” dan yang lain “Communion Church.” Setiap elemen ini harus ditemukan secara seimbang dalam setiap gereja. Itulah keinginan kita untuk gereja kita.
Sekarang, setelah mengatakan semua itu, dan anda tahu ada banyak hal yang bisa dikatakan disini, biarlah secara singkat digambarkan apa yang kita inginkan dalam pertemuan gereja. Pertama, kita bermaksud menyediakan suatu pengajaran, persekutuan dan pengingat akan Tuhan , serta doa yang seimbang. Kita mempertimbangkan setiap hal ini sebagai hal yang penting. Kita berusaha menyediakan keseimbangan semua hal ini dalam setiap pertemuan gereja setiap minggu dari jam 9 a.m. sampai kira-kita11:30 or 11:45. Karena pengajaran sistematik penting bagi pertumbuhan dan kedewasaan gereja, porsi pertama dari pertemuan diberikan pada pengajaran. Saya akan mulai suatu seri dari Kitab Kisah Para Rasul. Walau saya (atau saudara yang lain) mengajar orang dewasa, anak-anak akan mempelajari dari teks yang sama (dalam kebanyakan kasus) pada tingkatan kemampuan dan ketertarikan mereka. Setelah sesi pengajaran akan ada saat untuk pertanyaan (oleh pria—1 Cor. 14:35) dam jawaban. Setelah ini saya menduga kita akan memperkenalkan pengunjung dan istirahat untuk kopi dan ngobrol sekitar 20 atau 25 minutes. Kemudian kita akan memulai segmen pujian dan sekolah minggu akan bergabung dengan kita saat bernyanyi (dimasukan beberapa lagu anak-anak). Kita akan memiliki waktu untuk setiap pria yang ingin berbagi Firman. Kita juga memberi waktu untuk pujian dan mengingat Tuhan kita dalam komuni. Terakhir kita memberi waktu untuk doa dan pujian. Selama pertemuan, lagu dan hymn yang tepat dibutuhkan. Keinginan kita dalam menjalankan pertemuan gereja adalah agar Tuhan dipuji, orang kudus diteguhkan imannya, dan yang belum bertobat disadarkan dan bertobat.
11 Robert L. Saucy, The Church in God’s Program (Chicago: Moody Press, 1972), p. 190, quoting Oscar Cullmann, Early Christian Worship, p. 26.
12 Hal ini sering diperdebatkan. Sebagian berpendapat bahwa hanya pria yang bisa melayani sebagai tetua, tapi wania bisa melayani sebagai deacons (or deaconesses). Pengertia pribadi saya bahwa hanya pria saja yang bisa memegang kedua jabatan diatas. Maksudnya disini, melalui pria memimpin gereja, mereka mencerminkan Kristus sebagai kepada atas gereja.