MENU

Where the world comes to study the Bible

Mengapa Pria Diam

Related Media

Pelajaran 1

Bulan yang lalu saya membaca dua buku yang benar-benar mengubah pandanganku tentang banyak hal dan membantuku lebih memahami diri sendiri. Judulnya adalah Adam Diam ditulis oleh Larry Crabb. Isinya sangat bagus, sehingga aku membacanya dua kali. Disebut Adam Diam karena Larry memulainya dengan bertanya dimanakah Adam saat Hawa berbicara dengan ular.

Tradisi selalu mengajarkan sesuatu, dan saya selalu beranggapan bahwa Hawa sendirian saat itu, dan sesudah dia ditipu ular dan memakan buah itu, dia mencari Adam dan memberikan buah itu kepada Adam untuk dimakan. Tetapi Crabb mengatakan bahwa Adam bersama Hawa saat dia berbicara dengan ular. Ketika saya membaca ayat Kejadian, dan membuka alkitab untuk membaca ayat berikut ini:

Kejadian 3:6 mengatakan,

Ketika perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan, dan dapat membuka mata dan pohon itu menjadikannya berhikmat, dia mengambil buahnya dan memakannya; dan dia memberikan buah itu kepada suaminya yang disisinya, (sela) dan Adam memakannya.

Wow! Adam bersama Hawa saat itu! Saya tidak tahu bagaimana pendapat anda,. tetapi hal ini mengubah pandanganku. Kita selalu membicarakan bagaimana Hawa ditipu, (faktanya kita membaca hal itu tiga minggu yang lalu dalam 1 Tim 2:14 di kelas.) Dan setelah saya pikirkan secara mendalam, Hawalah pertama kali yang selalu disalahkan untuk semua kekacauan yang kita alami walaupun kita tahu bahwa Adam juga bertanggung jawab.

Tapi bagaimana dengan fakta bahwa Adam berdiri di sana sepanjang waktu saat Hawa berbicara dengan ular? Saya pikir hal ini memberikan perspektif baru tentang tanggung jawab Adam atas kejadian itu. Apa yang diungkapkan hal ini kepada kita tentang tidak melakukan apapun karena kita tidak yakin apa yang seharusnya kita lakukan ataupun katakan? Menurutku hal ini memastikan bahwa tidak melakukan apapun terlihat lebih berdosa.

Jika Adam ada di sana, lalu kenapa dia tidak mengatakan sesuatu? Kenapa dia tidak memberitahu ular bahwa dia sesat? Kenapa dia tidak menegur Hawa bahwa ia salah paham mengenai perintah untuk tidak memakan buah pohon itu? Kenapa dia tidak menyarankan agar mereka pergi ke tempat lain untuk membicarakan situasi tersebut? Kenapa dia tidak menghentikan Hawa ketika ia memetik buah terlarang?

Mengapa Adam diam? Saya tidak akan menjawabnya sekarang. Jawabannya akan jelas setelah kita mempelajari beberapa konsep.

Kita akan membagi pelajaran ini ke dalam topik berikut:

·         Pencarian Pria Sejati

·         Manusia adalah model--Tuhan berperan dalam penciptaan, karena manusia diciptakan menurut gambar Allah dan kita perlu mempelajari apa yang diperlukan untuk hal itu.

·         Tanggung jawab manusia- hidup seturut dengan gambar Allah.

·         Kecenderungan alamiah manusia - diam.

--------------------------------------

·         Pembicaraan yang tidak perlu.

·         Alasan untuk diam

·         Solusi

·         Tanggung jawab wanita

Pencarian "Pria Sejati"

Saya ingat pertama kalinya mendengar pembicaraan tentang "pria sejati" semasa kuliah ketika seseorang berkata, "Pria sejati tidak makan puding kering." Ada banyak lelucon tentang "pria sejati" sesudahnya, tapi hanya lelucon itu satu-satunya yang masih saya ingat.

Pandangan tradisional tentang pria sejati adalah pria berdada bidang, percaya diri, tangguh, tanpa emosi dan sukses. Jika Anda pernah membaca buku Louis L'Amour, tokoh utama selalu tinggi, gelap dan tak dapat dikalahkan dan juga tidak banyak bicara. John Wayne dan Clint Eastwood selalu memainkan peran seperti itu dalam film.

Namun selama sepuluh tahun terakhir ini pria diharapkan lebih sensitif, lebih rentan, berbagi perasaan mereka, dan sering menangis. Pria seharusnya lebih peduli tentang hubungannya dengan orang lain dibandingkan berusaha untuk berprestasi dan menaklukkan dunia. Saya ingat komentar ayah saya sepertinya tidak akan ada aktor yang dapat menggantikan John Wayne dan Clint Eastwood. Mungkin inilah alasannya. Tipe karakter mereka sudah ketinggalan jaman. John Wayne telah digantikan oleh Billy Crystal.

Saya pikir gambaran tentang John Wayne sebagai pria tangguh adalah model menyesatkan tentang bagaimana pria seharusnya. Tapi saya juga berpikir bahwa lembut, rentan, hampir-hampir seperti homo-seksual yang dibombardir oleh media sekuler merupakan ayunan pendulum yang terlalu jauh bergerak ke arah lain.

Jelas ada masalah, tapi apa solusinya? Sebenarnya seperti apakah pria sejati itu?

Di dunia Kekristenan, kita sudah berusaha mencari jawabannya. Kita mengadakan Seminar Kehidupan Keluarga, Promise Keepers Conventions, ratusan buku self-help mengenai bagaimana menjadi ayah yang baik, bagaimana menjadi suami yang baik, bagaimana menjadi apapun yang baik. Daftar buku self-help tidak ada habisnya.

Menurut saya frase "self-help" signifikan. Saya tidak bermaksud  mendiskreditkan salah satu hal yang saya sebutkan di atas, karena semua hal itu memiliki peranan. Kenyataannya, self help muncul karena orang-orang merasakan bahwa gereja tidak dapat menyelesaikan masalah mereka. Ada kecenderungan, ketika menyadari ada masalah, kita mencari sebuah buku yang ditulis oleh beberapa ahli dengan jawaban atau pergi ke "konselor profesional" atau pergi ke seminar untuk mempelajari beberapa tips untuk dilakukan atau untuk menerapkan prinsip-prinsip, sehingga lebih termotivasi untuk bekerja keras, dan lalu kita pulang ke rumah dan berusaha keras untuk mengikuti langkah-langkah yang dianjurkan. Kita melakukannya selama beberapa minggu atau beberapa bulan ke depan. Tapi akhirnya, kita kembali pada kebiasaan lama dan menunggu seminar berikutnya. Mungkin itu sebabnya Promise Keepers harus diadakan setiap tahun. Kita tidak menepati janji. Masalahnya adalah bahwa kita melakukan semua hal ini dengan mengandalkan usaha kita, bukan mengandalkan Tuhan.

Jaman sekarang, terlalu banyak pria yang tekun mencari kejantanan mereka, dibandingkan mencari kehendak Tuhan. Jika anda membaca biografi orang Kristen yang hebat di masa lalu, seperti Dwight L. Moody, Hudson Taylor, dsb., sangat jelas kalau mereka mencari Tuhan terlebih dahulu. Mereka pria-pria yang sangat saleh. Dan lihatlah apa yang Tuhan kerjakan melalui mereka. Mereka dikenal sebagai orang hebat. Karenanya, saya pikir sangatlah wajar jika dikatakan,” jalan satu-satunya menjadi jantan adalah dengan kesalehan.” (Crabb, hal 32)

Bagaimana caranya menjadi orang saleh? Dengan memancarkan pribadi Tuhan. Kita tidak dapat melakukan hal itu jika kita tidak tahu seperti apakah Tuhan. Jadi kita perlu mempelajari pribadi Tuhan yang dikenal dengan nama teologi. Saya hampir ragu untuk mengatakan bahwa karena hal itulah maka orang-orang pada umumnya berpikir kalau teologi sangat membosankan, tetapi anda akan melihat bahwa teologi sangatlah relevan. Relevan karena jika ingin hidup saleh, kita haruslah mengetahui seperti apakah Tuhan.

Model: Peranan Tuhan dalam Penciptaan

Kejadian 1:2 mengatakan bahwa bumi belum berbentuk dan kosong dan kegelapan menutupi permukaannya. Dengan kata lain, semuanya kacau. Kemudian, ketika semuanya gelap dan kacau, Tuhan berbicara kepada kegelapan dan Dia menciptakan kehidupan dan keindahan.

Selama bartahun-tahun, orang-orang berdebat tentang “Gap Theory” atau “Restitution Theory” yang menyatakan bahwa ada dua penciptaan. Setelah penciptaan pertama, setan mengacaukan bumi sehingga Tuhan membangun kembali. Semuanya ini dianggap terjadi di suatu tempat antara Kej. 1:1 dan Kej 1:3.

Saya pikir alasan kenapa teori ini menjadi terkenal karena mencoba untuk menjelaskan bahwa ada kekacauan. Pertanyaan orang-orang terjawab, “Kenapa Tuhan menciptakan kekacauan di bumi di awal dan kemudian kembali dan membereskan kekacauan itu kemudian?” “Restitution Theory” juga populer karena ilmu pengetahuan mengatakan bahwa bumi berumur ribuan tahun. Sebuah “Kesenjangan” antara penciptaan pertama dan kedua meninggalkan sebuah ruang untuk itu. Fakta bahwa bumi kelihatannya sudah berumur ribuan tahun dapat dijelaskan tanpa sebuah teori kesenjangan. Jika Tuhan yang menciptakan sebuah pohon, dan kita memotongnya besoknya, berapa banyak lingkaran pohon itu? 50?100? Tuhan menciptakan pohon, manusia, termasuk bumi,dengan umur yang jelas. Jadi kita tidak membutuhkan teori kesenjangan sebagai jawaban evolusi.

Dan juga, sebuah pemahaman yang baik dari Ibrani yang menunjukkan bahwa tidak ada referensi untuk sebuah kesenjangan dalam waktu yang terdapat dalam Kej. 1:3.

Jadi, mengapa sebagian bumi tidak berbentuk dan kosong dalam ayat.2? menurutku alasan lainnya adalah teologis.

Ketika Musa menulis kitab Kejadian, ia meringkas banyak hal. Dia menggambarkan 6000 tahun hanya dalam beberapa halaman, dan kemudian fokus pada Abraham, Ishak, Yakub, dan Yusuf. Saya pikir Musa sangat selektif tentang catatan peristiwa. Dia hanya mencatat apa yang dia tulis karena mereka membuat titik teologis. Oleh karena Kej 1:2 adalah pernyataan teologis dan juga sebagai pernyataan sejarah. Hal tersebut tidak hanya menunjukkan urutan kronologis peristiwa.

Ketika saya mengatakan hal itu adalah pernyataan teologis, maksud saya, bagian tentang bumi yang belum berbentuk dan kosong adalah untuk membuat pernyataan tentang Allah-untuk memberitahu seperti apakah Tuhan itu. Apa yang dinyatakan tentang Allah adalah Allah yang bergerak dalam kegelapan dan kekacauan dan menciptakan ketertiban dan kehidupan. Pernyataan itu ada sehingga manusia, yang diciptakan untuk hidup sesuai dengan citra Allah, akan mengetahui perannya. Yaitu bergerak ke dalam kekacauan dan menciptakan ketertiban dan kehidupan.

Hal itulah yang membawa kita ke titik berikutnya.

Tanggung Jawab Manusia: Hidup sesuai citra Allah

Kejadian 1:26 mengatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar Allah dan salah satu tujuannya adalah menguasai ciptaan lainnya. Manusia diperintahkan untuk membantu menjaga ketertiban tersebut. Hal pertama yang dilakukan Adam adalah menamai hewan-heawan. Sehingga ada tiga hal yang harus diperhatikan:

·         Ini menunjukkan keunggulannya atas para hewan, dan memenuhi perintah untuk menguasai ciptaan.

·         Ini memenuhi perannya yang diciptakan sesuai dengan citra Allah dan mengambil bagian dalam menciptakan ketertiban sehingga tidak terjadi kekacauan.

Lori dan saya mendiskusikan hal ini pada suatu hari. Jika hewan tidak memiliki nama, Anda akan mengatakan hal-hal seperti ... Saya melihat seekor hewan, berbulu kuning ada di sungai hari ini. Orang lain akan mengatakan, "Lehernya panjang?" Kemudian Anda akan berkata, "Tidak, lehernya pendek .." Lalu orang lain akan mengatakan, "bercorak garis-garis?" "Tidak, yang berbintik-bintik ... "Dan seterusnya dan seterusnya. Pastilah akan terjadi kekacauan.

·         Adam juga bertindak "seperti" Tuhan karena penamaan hewan melibatkan berbicara ke dalam situasi dimana tidak ada aturan.

Dalam bayangan saya pastilah menamai semua hewan itu tidak mudah. Bayangkan jika seseorang membawa beratus-ratus spesies hewan kepada Anda supaya dinamai. Apakah Anda kewalahan? Tentu saja. Mungkin saja sama seperti ketika memilih sebuah nama untuk bayi Anda. Dan jika Anda seperti kami, Anda tidak akan menentukan sebuah nama sampai ibu dan bayi keluar dari rumah sakit.

Jadi, Kejadian 1:3 mengatakan Tuhan berbicara dan kemudian dalam Kej 2:19-20 manusia berbicara. Ada hubungan logis antara keduanya. Manusia mencerminkan gambar Allah dengan berbicara kepada kekacauan dan menciptakan ketertiban.

Hal itulah dasar teologis untuk pelajaran ini. Tuhan berbicara kepada kekacauan dan menciptakan kehidupan dan ketertiban. Manusia diciptakan menurut gambar Allah dan salah satu tanggung jawab manusia adalah berbicara pada kekacauan dan menciptakan kehidupan dan ketertiban.

Bagaimana hal ini berlaku untuk kita saat ini? Kita tidak perlu menamai hewan.

Bagi saya, itu berarti bahwa bila hidup ini kacau, saya perlu bicara. Saya harus mengatakan sesuatu dan perlu melakukan sesuatu. Saya harus terlibat. Saya tidak boleh tinggal diam. Jika saya tetap diam, saya seperti Adam di taman. Saya berdosa.

Kecenderungan Alamiah Manusia: Diam

Jika Adam adalah satu-satunya orang dalam Alkitab yang diam, maka mungkin kita dapat mengatakan bahwa kesimpulan ini diragukan. Namun, ada beberapa contoh dalam Alkitab tentang orang-orang yang diam. Mari kita pelajari mereka dan lihat apa yang mereka peroleh

Pelajaran dari Adam

Kita sudah membahas hal ini, tapi saya ingin membuatnya sebagai bagian dari daftar sehingga saya bisa menanyakan apa akibat dari sikap diam Adam? Hasilnya adalah bahwa jutaan orang telah menjalani kehidupan yang sengsara dan kemudian meninggal dan sebagian besar telah pergi ke neraka.

Pelajaran dari Abraham

Semua orang kemungkinan besar tahu tentang janji Allah kepada Abraham (Kej 15)-bahwa ia akan memiliki anak laki-laki dan menjadi bapa banyak bangsa, melalui Abraham Allah akan memberkati dunia. Setelah sepuluh tahun, dan tidak juga ada anak, Sarah datang kepada Abraham dan mengatakan, supaya mengambil hambanya, Hagar, dan punya anak dengan dia, sehingga janji Allah bisa menjadi kenyataan. Apa yang Abraham katakan tentang hal itu? Tidak ada. Kej 16:02 berkata bahwa dia mengikuti saran Sarah.

Lalu setelah Hagar melahirkan Ismail, Sarah cemburu dan mengatakan pada Abraham apa yang dia ingin lakukan pada budaknya. Dan Sarah memperlakukan Hagar dengan kasar.

Dan, Abraham diam dan melakukan apa yang dikatakan Sarah. Apa hasilnya? Konflik Arab/Israel yang masih mengamuk sampai saat ini.

Pelajaran dari Lot

Kita mengetahui dari 2 Petrus 2:07 f bahwa Lot adalah orang yang benar, tetapi hal itu tidak disebutkan dalam Kejadian. Dia tinggal di Sodom dan Gomora dan diam tentang kejahatan di sekelilingnya. Ketika ia menawarkan kedua putrinya kepada kerumunan orang untuk melindungi utusan Allah, itu bukanlah tindakan seorang pria yang kuat. Pada akhir cerita, ketika mereka melarikan diri dari kota, dan istri Lot melihat ke belakang, ke Sodom dan berubah menjadi tiang garam, menjadi jelas siapa yang ingin tinggal di Sodom dan Gomora dan siapa yang benar-benar ingin menyelamatkan keluarga. Jika jiwa Lot tersiksa karena kejahatan di sekelilingnya (2 Pet 2:8), mengapa dia tidak pergi? Karena istrinya tidak mau. Lot diam dan pasif.

Beberapa saat kemudian, putri Lot melakukan incest dengan Lot saat ia mabuk dan mereka hamil. Jadi, kita melihat kerusakan lebih parah karena kepasifan Lot.

Pelajaran dari Betuel

Apakah Anda ingat kisah tentang bagaimana Ishak mendapatkan istrinya? Ayahnya, Abraham, mengirimkan hambanya ke kampung halamannya untuk mencari seorang istri bagi putranya, Ishak. Menurut Kej 24, hambanya pergi ke sumur, bertemu dengan Ribka, pergi ke rumahnya, dan melakukan tawar-menawar dengan kakaknya, Laban tentang pernikahan Ribka dengan Ishak. Pada akhirnya, (Kej 24:50) menyatakan bahwa Betuel setuju untuk tawaran itu. Menurutku hanya Laban yang berperan, dan peran Betuel hanyalah tentang pengaturan pengiring di perjalanan. Saya tidak bisa memastikan hal itu, tetapi tidak ada yang diceritakan tentang peranannya, dan Betuel tidak berbicara sampai akhir cerita.

Apa hasilnya? Dia memiliki dua anak yang sangat dominan. Laban dan Ribka. Kita tahu bahwa Ribka sangat berperan dalam penipuan terhadap Ishak ketika Yakub menipu ayahnya agar mendapat berkat keluarga. Dan kita tahu bahwa Laban membuat hidup Yakub sengsara ketika ia berusaha menikahi Rahel dan ia mendapatkan Lea sebagai ganti Rahel. Jadi, dengan menjadi seorang ayah yang diam dan tidak terlibat, Betuel berperan menciptakan dua anak yang manipulatif dan sangat dominan.

Pelajaran dari Ishak

Kita tidak perlu membaca Kejadian lebih jauh sebelum kita membahas pria pasif berikutnya - Ishak. Dia adalah orang yang sangat pasif. Jika Anda membaca Kejadian, Anda melihat bahwa ia tidak melakukan sesuatu dengan benar kecuali membiarkan ayahnya hampir mengorbankan dirinya.

Ishak mengetahui nubuat Allah bahwa anaknya yang lebih tua, Esau, akan melayani anak bungsu, Yakub, tetapi dia lebih suka Esau menjadi seorang pria yang kuat dan jantan yang selalu pergi berburu. Dan di akhir hidupnya, ia akan terus maju dan memberkati Esau meskipun dia harus mengabaikan nubuat. Kenapa? Saya pikir lebih mudah untuk mengikuti tradisi dengan memberkati anak tertua daripada mempercayai Tuhan dan memberkati Yakub. Mengapa? Mungkin ia takut reaksi Esau? Selain itu, Esau adalah pemburu. Mungkin dia takut tentang anggapan orang lain jika mengetahui hal tersebut. Karena dia takut untuk bertindak, istrinya mencoba mengambil alih dan menangani masalah itu. Ini menjadi bumerang dan keluarga terpecah dan Ishak dan Ribka tidak pernah melihat Yakub lagi.

Kesimpulan

Disini ada lima contoh pria yang diam. Pada setiap kejadian, hasilnya mengakibatkan luka terhadap yang lain. Katakanlah hasilnya adalah kekacauan.

Ketika Allah berbicara, Dia menertibkan kekacauan. Ketika manusia gagal untuk bertindak sesuai dengan citra Allah, dan berbicara, hasilnya adalah kekacauan yang lebih banyak. Sangatlah penting untuk memahami: kegagalan itu merusak hubungan. Dan semuanya adalah tentang – hubungan. Bagaimana sikap pasif saya akan mempengaruhi hubungan saya dengan orang lain. Alkitab mengatakan bahwa hal itu akan menghancurkan.

·         Adam diam menghancurkan hubungannya dengan Allah dan isrtinya.

·         Abraham diam menghasilkan konflik Arab/Israel.

·         Hubungan Lot dengan putri dan istrinya tidak baik.

·         Ishak tidak memiliki hubungan yang baik dengan istrinya ataupun anaknya, Yakub. Hal ini jelas ketika Anda membaca cerita tentang penipuan terhadap Ishak mengenai berkat. Ishak tidak pernah berbicara dengan Ribka. Dia tidak pernah berbicara dengan Yakub (kecuali saat dia pikir Yakub adalah Esau). Ribka tidak pernah berbicara dengan Esau. Dan Yakub tidak pernah berbicara dengan Esau. Anda lihat sebuah keluarga dibangun dari atas ke bawah.

Perhatikan bahwa dalam setiap kondisi tersebut, saat pria diam, perempuan melangkah maju dan mengambil alih kendali. Allah mengatakan bahwa itulah kecenderungan alamiah wanita dalam Kej. 3:16

Jadi, kecenderungan alamiah manusia adalah diam. Tapi dari apa yang kita pelajari sejauh ini dengan gambaran manusia sebagai “Tipe pendiam yang kuat.” Ketika Anda memahami prinsip-prinsip tersebut, hal itu membuat Anda ingin mengubahnya menjadi "Tipe pendiam yang lemah."

Ringkasan

·         Apa yang kita pelajari adalah Allah berbicara ke dalam kekacauan dan menciptakan ketertiban dan kehidupan.

·         Manusia diciptakan menurut gambar Allah dan juga harus berbicara ke dalam kekacauan dan menciptakan ketertiban dan kehidupan.

·         Tapi kecenderungan alamiah manusia adalah menghindari kekacauan dan diam.

·         Ketika dia melakukan hal itu dia menciptakan kekacauan lebih banyak dan menghancurkan hubungan.

Pekerjaan rumah

Apa yang saya ingin Anda lakukan sebagai pekerjaan rumah minggu ini adalah menyadari tindakan yang sudah dan yang belum Anda lakukan. Saat kehidupan terlihat membingungkan atau kacau, apa yang Anda lakukan? Apakah Anda menghilangkan kekacauan itu secara emosional? Apakah Anda mengambilnya dan melakukan sesuatu? Apakah Anda menindasnya dan mencoba mengendalikan situasi? Pikirkan bagaimana Anda bereaksi terhadap gangguan dalam hidup Anda, dan ketika kita membahas alasan kenapa diam minggu depan, hal itu akan mengenai tujuan.

Pelajaran 2

Minggu lalu kita memulai pelajaran tentang mengapa para pria diam.

·         Hal pertama yang kita lihat adalah bahwa hasrat kebanyakan pria menjadi “pria sejati.” Tetapi yang biasanya kita lakukan ialah mencari tahu hal-hal yang akan dilakukan ataupun strategi untuk diikuti yang akan membantu kita menjadi pria sejati. Kita sering melakukan hal ini dengan mengandalkan diri sendiri dan biasanya gagal. Kesimpulannya adalah untuk menjadi pria sejati, kita tidak perlu khawatir mengenai caranya, namun berjuang menjadi pria saleh.

·         Hidup saleh berarti hidup seperti Allah, jadi kita perlu mempelajari seperti apakah Allah. Di Kej 1:2 kita melihat bahwa Allah bergerak ke dalam kegelapan dan kekacauan dan menciptakan kehidupan dan keteraturan dengan berbicara.

·         Jika manusia diciptakan sesuai dengan citra Allah jadi manusia perlu melakukan hal yang sama. Pria perlu bergerak ke dalam kekacauan dan kegelapan dan menciptakan keteraturan dan kehidupan. Kita melakukan hal itu dengan berbicara dan melakukan sesuatu – dengan terlibat secara emosional.

·         Namun kecenderungan alamiah manusia adalah menghindari kegelapan. Kecenderungan alamiah kita adalah menghindari siatuasi yang kacau—Adam, Abraham, Lot, Betuel, dan Ishak. Dari semua contoh tersebut, pria berada dalam kondisi yang kacau ataupun semrawut. Itulah kenyataan hidup. Tetapi mereka tidak melakukan apapun, dan sehingga istri mereka menyodorkan saran, atau penipuan atau mengambil alih. Pada semua contoh itu, hasilnya adalah kekacauan yang lebih banyak dan hancurnya hubungan.

·         Jadi, kesimpulan pelajaran minggu yang lalu: ketika Allah berbicara, dia mengubah kekacauan menjadi keteraturan. Ketika manusia gagal bertindak sesuai dengan citra Allah, dan berbicara, hasilnya adalah kekacauan yang lebih banyak. Sangatlah penting untuk menyadari: hal itu melukai hubungan.

Minggu ini kita akan mendiskusikan mengapa para pria diam.

Realita Misteri

Ada banyak hal dalam kehidupan yang menyenangkan, seperti kekuasaan, pengaruh, uang, status, hubungan, prestasi, kesuksesan, harta, makanan, seks, rekreasi, dll. Semua hal ini membawa kebaikan pada tempatnya, tetapi kita cenderung berpikir kalau hal-hal itulah sumber kebahagiaan. Semua hal itu membuat kita merasa senang, tetapi mereka tidak memberikan kebahagiaan sejati. Semua hal tersebut tidak memberikan kepuasan hati.

·         Jika anda mencari kebahagiaan dengan uang, uang tidak akan pernah cukup. Saya tahu anda telah mendengar ilustrasi tentang Jhon D. Rockefeller saat ditanya seberapa banyakkah uang supaya cukup, dan dia menjawab, “hanya sedikit.” Kita tidak dapat percaya kalau kita yang jadi milyuner, kita akan menginginkan lebih banyak tetapi itu jika yang kita cari supaya bahagia, ataupun keamanan yang kita inginkan.

·         Jika seks adalah sesuatu yang kita perlukan untuk menemukan kebahagiaan, pasanganmu tidak akan pernah memuaskanmu.

·         Jika kekuasaaan adalah tempat dimana mencari kebahagiaan, maka anda tidak akan pernah merasa cukup.

·         Jika harta benda adalah tempat yang anda coba untuk menemukan kebahagian, maka rumahmu tidak akan pernah cukup besar dan mobilmu tidak akan pernah cukup baru.

·         Jika hal ini yang Anda cari supaya bahagia, saat benda ini diambil, anda akan merasa hancur.

Allah ingin kita menikmati hal-hal tersebut, tetapi menikmatinya bukanlah alasan Allah menempatkan kita disini. Allah menciptakan kita dengan sebuah tujuan. Seluruh isi Alkitab diringkas dengan dua perintah – kasihilah Tuhan Allahmu dan kasihilah sesamamu. Dan Paulus meringkas seluruh hukum itu dengan pernyataan – kasihilah sesamamu, sehingga tujuan Allah bagi kita agar mencintai sesama – membangun hubungan, terlibat dalam kehidupan orang lain dan menolong mereka untuk datang kepada Allah. Kita akan menemukan kebahagiaan yang lebih banyak dalam hidup ini saat kita melakukan hal itu. Tetapi hubungan kacau. Kita mendiskusikan tentang kekacauan minggu lalu. Semrawut=kacau. Hubungan=kacau. Hubungan melibatkan misteri.

Kita membenci kekacauan dan misteri. Apa yang benar-benar kita inginkan adalah kepastian dalam hidup.

·         Kepastian dengan agama kita. Kita menginginkan kepastian dalam kepercayaan kita. Kita menginginkan semuanya hitam dan putih. Kita ingin berpikir bahwa ada jawaban yang dapat dipastikan benar dan kita berdebat tentang pokok-pokok doktrin dan gereja terpecah sehingga kita dapat bersantai dengan semua orang yang percaya dengan cara-cara yang kita lakukan dan yang akan memperkuat opini kita sehingga membuat kita merasa yakin. Sangat sulit untuk kebanyakan orang untuk menyadari bahwa Allah Maha Besar dan kita terbatas dan karenanya ada beberapa hal yang tidak kita pahami. Ada beberapa hal dalam Alkitab yang tidak jelas.

·         Kepastian dalam proses pengambilan keputusan. Kita ingin tahu apakah keputusan yang kita buat sudah benar. Kita ingin Allah menunjukkan dengan jelas apa yang seharusnya kita lakukan. Tetapi keputusan penuh dengan misteri. Ada misteri pada saat menentukan siapa yang akan kita nikahi, pekerjaan yang akan kita ambil, apakah harus merenovasi rumah, mobil yang akan dibeli, investasi saham yang mana, dsb. Kebanyakan kita lumpuh karena proses pengambilan keputusan dan membuat kesalahan. Kita tidak dapat menentukan apa yang akan kita lakukan, jadi kita tidak melakukan apapun.

·         Kepastian tentang hubungan kita. Tidak ada kepastian dalam hubungan. Yang ada hanya misteri dan kekacauan dalam hubungan. Orang-orang kecewa. Mereka menjatuhkan kita, mereka menyakiti kita ... bagaimana reaksi orang-orang jika saya melakukan ini atau itu? Apakah istri saya tetap mencintai saya saat dia mengetahui saya takut akan ...? kenapa istriku depresi? Mengapa anakku jadi pengacau di sekolah?

Jadi apa yang coba kita lakukan adalah menemukan cara untuk melenyapkan misteri. Bagaimana kita menghilangkan atau menghalau misteri?

Mencari hal-hal yang pasti

Teologi Resep

Banyak orang memiliki teologi resep. Teologi resep menjanjikan kepastian yang palsu. Dengan teologi resep, maksud saya, keyakinan bahwa jika kita menemukan formula ataupun prinsip-prinsip yang tepat, dan kemudian mengikutinya, maka kehidupan kita lancar. Kita benar-benar menyukai tips untuk dilakukan. Itulah salah satu alasan mengapa buku self-help, the promise keepers conventions dan seminar kehidupan keluarga sangat populer. Kita biasanya pulang dari seminar dengan daftar hal-hal yang harus dilakukan. Beberapa orang membaca buku, pergi ke seminar dan pulang dengan keyakinan akan dihukum karena dosa mereka dan mengambil sebuah keputusan baru untuk lebih mempercayai Tuhan ketika mereka melangkah maju dalam kehidupan. Tetapi yang lainnya pulang dari seminar dengan sejumlah cara-cara baru yang akan diikuti. Teologi resep mengatakan, "Jika saya mengambil kaus kaki saya, membersihkan dapur untuk menyenangkan istri dan tidak menonton sepak bola di Senin malam, maka pernikahan saya akan menakjubkan." Ketika cara itu tidak berhasil, maka kesimpulannya adalah bahwa cara itu salah dan kita akan mencari cara lain. Kita tidak pernah menyadari yang benar-benar perlu kita lakukan adalah belajar bagaimana menjalin hubungan dengan istri.

Menurutku salah satu bagian terbaik dan yang paling sering disalahgunakan adalah Efesus 5:25. Dikatakan bahwa suami harus mengasihi istrinya seperti Kristus mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya. Saya pernah mendengar orang berkhotbat mengenai ayat ini dan apa yang mereka pahami adalah bahwa kita perlu mengorbankan diri untuk istri. Kemudian mereka memberikan daftar yang dapat mereka lakukan untuk mengorbankan diri. Tapi, konsep ayat ini adalah Kristus datang ke dunia untuk membangun hubungan dengan pria. Kita menolak Dia dan membunuh-Nya. Apa artinya bagi para suami adalah bahwa suami harus bergerak maju untuk membangun hubungan dengan istrinya. Dalam prosesnya, istri akan menolaknya, berdebat dengan dia, mengecewakannya, tidak menanggapinya, menyakitinya, dll. Itulah bentuk pengorbanan dirinya dimana dia rela terluka dalam proses membangun hubungan dengan istrinya. Pengorbanan untuk bersedia memasuki kekacauan dan misteri sebuah hubungan.

Melanjutkan hidup

Cara lain kita yang dapat kita coba untuk menghilangkan misteri dengan mencoba mengabaikan kebutuhan akan hubungan dan menyimpulkan bahwa kita juga mungkin "melanjutkan hidup." Jadi kita menjauhkan diri dari orang-orang dan mencurahkan energi kita terhadap hal-hal yang dapat dikelola, dalam bidang yang kita kuasai. Seringkali kemampuan seperti bakat atletik, prestasi akademik, atau bakat mekanik yang memberikan kita perasaan berkuasa, kompeten, penghargaan, dll. Bila hubungan terlalu membingungkan, terlalu mengecewakan, kita beralih ke hal-hal yang membawa kesenangan yang kita bicarakan sebelumnya. Tapi hal-hal itu hanya sekilas, jadi kita menghabiskan lebih banyak waktu dan lebih banyak di tempat kerja atau tenggelam dalam hobi kita, atau dalam hal memperbaiki semua hal, mencoba untuk memenuhi kerinduan hati kita.

Misalnya, jika Anda seorang programmer komputer, saya pikir sangat tepat mengatakan bahwa pekerjaan Anda tidak pernah dilakukan, dan jika terjadi hal-hal yang buruk di rumah, akan lebih mudah untuk sering bekerja lembur. Anda dapat berkata jujur pada istri bahwa Anda sibuk, karena pekerjaan itu, Anda selalu sibuk. Dan untuk membuatnya lebih menarik, pemrograman komputer adalah tempat yang aman untuk bersembunyi dari orang-orang. Sebuah komputer hanya sebuah kotak bodoh yang melakukan persis apa yang Anda katakan. Jadi Anda yang memegang kendali. Dan ketika Anda melakukan pemrograman atau desain grafis atau apa pun, Anda menjadi kreatif. Ini menarik dan memenuhi kehendak Allah dengan cara yang salah.

Atau mungkin solusinya adalah pergi bermain golf atau pergi memancing. Kegiatan yang menyenangkan, menantang dan paling penting, tidak membutuhkan usaha sebanyak yang diperlukan sebuah hubungan.

Jadilah seorang Tiran

Cara lain untuk mencoba untuk menghilangkan misteri adalah menjadi seorang tiran. Jika Anda sombong dan dogmatis, Anda dapat bisa mengalahkan orang lain sesering mungkin supaya tunduk sehingga mereka tidak akan mempertanyakan Anda atau setidaknya menjaga jarak yang aman dengan mereka sehingga Anda tidak harus berurusan dengan masalah.

Menumpulkan rasa sakit

Cara lainnya yang dapat dicoba untuk menghilangkan misteri adalah dengan menumpulkan rasa sakit melalui alkohol, pornografi, dll. Dari empat cara yang sudah disebutkan, cara inilah yang paling sedikit diterima secara sosial, tetapi metode lain sama jahatnya dan berdosa.

Dapatkah Anda memikirkan cara lain yang dapat kita coba untuk menghilangkan misteri?

Tiga Tipe Hubungan

Kita harus memahami prinsip bahwa setiap orang bertindak. Tindakan mendefinisikan keberadaan seorang pria. Jika kita tidak bergerak ke arah yang baik, maka kita akan bergerak ke arah yang buruk. Tindakan yang baik, berarti bertindak karena merasa tidak bahagia lalu datang kepada Allah. Tindakan yang salah adalah yang ditujukan tidak lain hanya untuk menghilangkan ketidakbahagiaan diri sendiri. Hal-hal yang baru saja kita bicarakan, menumpulkan rasa sakit, menjadi tiran, melanjutkan kehidupan, dan teologi resep merupakan contoh tindakan yang buruk – sebagai upaya untuk mengurangi rasa sakit.

Karena pria adalah makhluk fundamental relasional, semua gerakan akan terlihat paling jelas dalam cara seorang pria berhubungan.

Pria Malang

Pria malang tahu bahwa dia membutuhkan hubungan supaya bahagia, tapi yang dia mempunyai pandangan yang salah mengenai hubungan. Apa yang diinginkannya adalah orang lain yang datang kepadanya dan memenuhi kebutuhannya, tanpa adanya usaha darinya. Dia mencari kebahagiaan pada orang dan bukan pada Allah. Dia mengharapkan orang memberikan kesenangan seperti yang kita bicarakan sebelumnya.

Ini adalah jenis orang yang pulang setiap malam dan mungkin menghela napas dengan berat ketika ia pulang ke rumah sehingga keluarganya akan tahu betapa kerasnya dia telah bekerja sepanjang hari untuk mereka (Itu bohong, Dia bekerja untuk dirinya sendiri..). Dia ingin mereka perduli padanya, tapi dia mengirimkan sinyal yang seolah-olah mengatakan supaya mereka tidak mengharapkan apapun dari dia.

Ini adalah jenis orang yang merasa seperti martir karena dia menikah dengan seorang wanita yang tidak berminat pada seks. Kenyataannya adalah istrinya tidak menanggapinya, karena dia tidak bergerak ke arahnya dan karenanya tidak ada tanggapan. Ketika istrinya tidak memenuhi kebutuhannya, ia merasa seperti martir dan merasa dibenarkan untuk bergairah kepada wanita lain ataupun berselingkuh, karena haknya akan kebutuhan seksualnya harus dipenuhi dan istrinya tidak memenuhi kebutuhannya.

Yang perlu dilakukan pria ini adalah melihat tindakan buruknya-menyadari kejahatannya dan bertobat. Tetapi pria malang miskin tidak menyadarinya.

Contohnya Raja Saul. Dia memiliki kebutuhan akan penghormatan. Ketika ia gagal membunuh semua orang Amalek dan hewan mereka seperti yang diperintahkan Allah (ia membiarkan raja dan sapi dan domba hidup) dan hal itu diketahui Samuel, dia mulai bertarung dan mengatakan bahwa mereka dibiarkan hidup untuk dikorbankan kepada Allah. Ketika Samuel mengatakan lebih baik taat daripada memberi korban, Saul mengatakan, dia telah berdosa, tapi kemudian segera meminta Samuel untuk kembali bersamanya ke ibu kota dan berdiri di sampingnya dalam ibadah umum. Ketika Samuel ternyata meninggalkannya, Saul meraih jubah Samuel dan jubah itu robek. Kemudian Samuel mengatakan, bahwa jubah yang robek adalah sebuah ilustrasi bahwa Allah akan merobek kerajaan dari Saul. Saul mengatakan, "Aku telah berdosa," tapi dengan cepat menambahkan, "tapi tolong tunjukkan rasa hormatmu sekarang sebelum para tua-tua dan orang-orang Israel ..." Dia lebih peduli dengan penampilan dan menjaga rasa hormat dari orang-orang dibandingkan dengan dosanya. 1Sam 15:13-30.

Pria tangguh

Dangkal namun stabil adalah gambaran pria ini. Dia mempunyai sikap "melanjutkan hidup" yang kita bahas sebelumnya. Pria ini adalah "tipe pendiam yang kuat" yang kita bicarakan minggu lalu. Dia jarang berbicara tentang perjuangan pribadi dan cenderung cepat "menyelesaikan" semua ketegangan dalam hubungan yang tidak bisa dia hindarkan atau abaikan. Dia memusatkan energinya pada hal-hal yang dikuasainya dengan baik dan tidak bersedia, bahkan hanya untuk sesaat, untuk menghibur diri dengan melibatkan diri pada sesuatu yang tidak dikuasainya dengan baik misalnya hubungan. Dia ingin tinggal di mana dia merasa nyaman. Dia ingin menghilangkan misteri.

Menjadi tangguh tidak berarti kasar atau kejam. Dia tidak harus kasar. Dia bisa menjadi ramah sepanjang waktu - dan biasanya begitu. Dia baik, sempurna, hanya saja tidak terlibat secara emosional. Ia memiliki banyak kenalan, tetapi tidak punya teman dekat.

Dia tidak membiarkan dirinya merasakan apapun. Pria malang merasakan luka, dan sibuk dengan itu. Pria tangguh mengabaikannya.

Pria saleh

Orang saleh peka, tetapi tidak asyik pada diri sendiri ataupun mengeluh. Dia terluka oleh hubungan yang retak, tapi bukannya menuntut orang lain untuk datang kepadanya atau melarikan diri, dia memutuskan memakai lukanya dan mendorongnya untuk bergerak maju memperbaiki hubungan. Dia bersedia mengorbankan kesenangan (logis atau tidak logis) sehingga dia dapat membantu orang lain. Dia melepaskan orang lain dari kendalinya dan mendorong mereka sehingga mereka bebas berjuang dengan kesepian dan keegoisan dan rasa sakit. Dia menjadi seperti itu melalui perjuangan dan telah berhasil melewati sisi lain – ke arah Allah. Dia juga ingin membantu orang lain menemukan Tuhan.

Jadi, ada tiga gaya dalam menjalin hubungan - Anda dapat menjadi pria malang, selalu mendorong orang lain agar memenuhi kebutuhan Anda. Atau Anda bisa menjadi pria tangguh dan mengabaikan perasaan Anda dan perasaan orang lain dan memusatkan energi Anda pada hal-hal yang Anda kuasai. Atau Anda bisa menjadi orang yang saleh dan dapat merasakan rasa sakit dan penderitaan orang lain, namun menggunakannya untuk pertumbuhan pribadi, dan kemudian menggunakan pertumbuhan Anda untuk membantu orang lain bertumbuh.

Pembicaraan yang tidak perlu

Kita membahas mengenai Adam yang diam mulai minggu yang lalu. Sekarang Anda sudah tahu bahwa diam itu tidak baik. Melarikan diri dari hubungan tidak baik.

Anda juga mungkin membuat kesimpulan sebagai konsekuensinya berarti kita perlu berbicara.

Seperti biasanya, ketika kita belajar apa yang seharusnya tidak dilakukan, kita melompat jauh dan memutuskan bahwa kita akan memperbaiki masalah. Tetapi biasanya kita melakukan hal ekstrim yang berlawanan. Jadi, kita perlu memahami hal yang harus diperhatikan. Kita perlu memahami pembicaraan yang tidak perlu.

Berbicara bukanlah sekedar berbicara

Anda dapat berbicara banyak dan tapi tidak pernah menyentuh akar masalah yang sesungguhnya. Mungkin Anda berbicara tentang olahraga atau tentang komputer sepanjang waktu dan tidak pernah memiliki percakapan yang berarti. Saya menyebutkan komputer karena itulah kelemahan saya. Ketika kita melakukan hal ini, kita masih diam tentang hal-hal penting, meskipun mulut kita terbuka lebar.

Paulus mengatakan dalam 1Kor 13:1 bahwa ketika kita berbicara tanpa kasih, maka kita adalah gong berisik dan drum yang gemerincing. Tujuan utama dari pelajaran kita minggu lalu dan hari ini adalah bagaimana memiliki hubungan yang lebih baik. Bagaimana mengasihi. Jadi pernyataan Paulus dalam 1Kor 13 sangat tepat. Ef 04:15 f juga terkait tentang Paulus menyatakan tentang berbicara kebenaran dalam kasih.

Berbicara tidak hanya sekedar berbicara.

Saya katakan lagi, karena saat ini, saya ingin menjelaskan tujuan pelajaran kita, berbicara juga melibatkan tindakan. Melibatkan baik kata maupun perbuatan. Jika Anda hanya mengatakan Anda akan melakukan sesuatu dan tidak pernah melakukannya, maka itu tidak ada artinya. Yakobus berbicara tentang hal itu dalam Yakobus 2. Berbicara berarti terlibat. Dan saya pikir saya harus menekankan bahwa itu berarti terlibat secara emosional.

Berbicara bukan berarti mendominasi

Berbicara bukanlah mengendalikan situasi dengan berteriak keras atau mempermalukan orang lain supaya patuh atau taat. Hal itu hanya merubah seseorang di dalam dan menjauh dari Allah. Anda juga akan mematikan orang lain supaya mengikuti instruksi Anda atau mendorong mereka untuk memberontak. Anda dapat melihat hal ini pada anak-anak Anda. Jika ini cara Anda menjalin hubungan, seorang anak mungkin puas dan selalu patuh dan yang lainnya selalu kesulitan di sekolah.

Apa yang ingin saya jelaskan adalah  saya tidak mengatakan bahwa pria harus mendominasi dalam setiap situasi dan hubungan. Saya tidak mengatakan bahwa kita harus dogmatis dan memberitahu istri kita supaya tutup mulut saat mereka tidak setuju.

Ketika Anda melakukan itu, Anda bukanlah orang yang kuat. Anda hanya benar-benar mencoba mengambil kendali (karena kedagingan Anda) dan memaksakan ketertiban dalam sebuah situasi dan membuat orang lain mundur sehingga Anda tidak harus berurusan dengan masalah ini. Anda bersembunyi seperti yang Adam lakukan di taman Eden.

Kesimpulan

Semua hal di atas adalah contoh karena tidak bicara. Jadi apa yang harus dibicarakan?

Berbicara adalah mengatakan atau melakukan apa pun yang diperlukan kepada orang lain dan mengarahkan diri sendiri dan orang lain agar mempercayai Allah di tengah-tengah kehidupan, di tengah-tengah kekacauan.

Seperti apakah yang disebut diam: Beberapa contoh di jaman modern:

Contoh 1

Memberi kesaksian adalah contoh yang baik dari kekacauan. Ketika Anda sedang bercakap-cakap dengan seseorang dan topik berganti dimana Anda dengan mudah bisa bertanya tentang keyakinan pribadi mereka, apa yang Anda lakukan? Apakah Anda berbicara? Apakah Anda bertanya kepada mereka? Atau apakah Anda mengabaikan dorongan Roh Kudus karena takut tanggapan mereka yang mungkin akan menolak Anda? Apa yang perlu Anda lakukan adalah terus maju dan bertanya kepada mereka dan mempercayakan hasilnya pada Allah. Anda perlu bergerak ke dalam kekacauan dan berbicara. Tapi terlalu sering, kita takut dan kita diam.

Contoh 2

Saya sedang membaca buku lain baru-baru ini tentang rasa malu yang mendasari hubungan dan saya menyadari bahwa apa yang saya baca dalam buku yang berkaitan dengan topik kita. Buku ini mengatakan bahwa jika Anda dibesarkan dalam keluarga di mana Anda mendengar hal-hal seperti, "Kamu tidak akan memakai yang kamu ..." atau "Saya tidak percaya kamu melakukan itu ...", dll. Lalu salah satu cara yang dilakukan orang tua Anda untuk mengendalikanmu adalah melalui rasa malu. Beberapa orang menyebutnya hubungan yang didasarkan rasa malu. Seseorang yang tumbuh di lingkungan seperti itu akan merendahkan ide dan kemampuan diri sendiri.

Dengan pemikiran seperti itu, pikirkan tentang situasi berikut ini: Seorang suami dan istri memiliki pendapat yang berbeda tentang sesuatu. Apa artinya? Ini hanya berarti mereka masing-masing memiliki pendapat yang berbeda. Ini tidak berarti salah satu dari mereka salah dan yang lainnya benar. Jika seorang pria menikah dengan seorang wanita yang memiliki pendapat dan kepercayaan diri yang kuat, maka dia mungkin bersikap seolah suami salah setiap kali mereka berbeda pendapat. Jika suami dibesarkan dalam suatu hubungan yang didasarkan pada rasa malu, maka ia akan merasa bahwa pendapatnya salah ketika berbeda dengan istrinya. Jika ia mengikuti kecenderungan alamiahnya sehingga dia diam, maka ia akan diam dan membiarkan istrinya mendikte kebijakan keluarga. Itu bukan kepemimpinan. Saya tidak mengatakan bahwa suami harus selalu melakukan pendapatnya karena dia pemimpin. Saya mengatakan bahwa ia perlu mengevaluasi dengan jujur ​​dan terbuka dan kemudian melakukan apa yang dia pikir yang terbaik untuk keluarganya.

Tapi apa yang akan terjadi jika suami berhadapan dengan istrinya dan katanya, "Sayang, saya tidak berpikir kita harus melakukan itu. Saya pikir kita harus melakukan ini sebagai gantinya." Dia mungkin mengikuti saran suaminya. Dia mungkin juga berdebat dengan suaminya atau marah, atau menyakiti dan menghindarinya. Bagaimana jika keputusannya ternyata buruk? Kemudian istrinya mungkin berkata, "aku sudah bilang kan." Bahkan jika istrinya tidak berkata seperti itu, sang istri pastilah berpikiran seperti itu.

Itulah kehidupan nyata dan itulah kekacauan. Hal yang mungkin menjelaskan mengapa Lot mengikuti keinginan istrinya untuk tinggal di Sodom dan Gomora.

Contoh 3

Apa yang Anda katakan atau lakukan ketika guru sekolah anak Anda atau guru sekolah Minggu menemui Anda dan mengatakan Johnny mengganggu anak lain atau curang saat ujian, dll? Apakah Anda memukul pantatnya ketika ia pulang ke rumah atau mengurungnya selama sebulan? Atau apakah Anda bertanya kepadanya untuk menentukan apa yang sedang terjadi dengan pikirannya yang belum matang sehingga dia ingin melakukan hal-hal itu? Mungkin dia sedang mencari perhatian karena dia tidak mendapatkannya di rumah. Dia mungkin membutuhkan disiplin, tetapi hanya melakukan disiplin seringkali hanyalah upaya untuk mengendalikan situasi dan anak selama dia serumah dengan Anda. Anda dapat mendisiplinkan dan tidak pernah benar-benar terlibat. Jika Anda tidak pernah berusaha pada hubungan dan mencari tahu mengapa dia berperilaku seperti itu, maka ketika dia meninggalkan rumah, dia akan melakukan apa yang diinginkan hatinya.
Itu kacau. Situasi seperti itu membuat banyak pria membeku, diam, dan melarikan diri ke beberapa hal yang mereka kuasai dengan baik, atau mereka menyerang dalam kemarahan dan mencoba untuk memaksa orang lain menuruti keinginan mereka.

Solusi

Saya tidak bisa memberikan cara untuk diikuti. Anda harus memahami kecenderungan Anda dan menyadari saat Anda tergelincir melakukan hal yang sama dan kemudian berbalik kepada Allah dan bergerak maju. Solusinya adalah mempercayai Tuhan dan bergerak ke arah lain ke dalam kekacauan tersebut.

Ada kebenaran yang terkandung dalam daftar dan cara. Tapi kami menempatkan kereta di depan kuda. Daftar dan cara yang sebenarnya merupakan deskripsi tentang seperti apakah hubungan yang baik lebih dari yang mereka maksudkan disana.

Inilah orang saleh, pria jantan, saat menghadapi situasi kacau mengatakan, "Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan Tuhan, tapi saya pikir ini yang terbaik untuk keluarga saya dan saya akan melakukannya dan hasilnya kupercayakan kepadaMu.

Tanggung Jawab Wanita

Memahami perjuangan pria dan dirimu sendiri.

·         Memahami kecenderungan alamiah untuk turun tangan dan mengambil kendali (Kejadian 3:16).

·         Jangan coba-coba, hal itu akan tampak bekerja untuk sementara waktu, tetapi pada akhirnya, kekacauan akan terjadi. (Hakim-Hakim).

·         Percayalah pada Tuhan dan tunggu.

·         Ini adalah kebalikan dari tanggung jawab pria yaitu:

·         Percayalah pada Tuhan dan maju. Tanggung jawab pria adalah mempercayai Tuhan dan berbicara.

·         Tanggung jawab Anda adalah untuk mempercayai Tuhan dan diam.

Hampton Keathley IV, Th.M. lulus pada tahun1995 dari Dallas Theological Seminary. Hampton melayani sebagai web master untuk Biblical Studies Foundation dan telah berkontribusi dengan memberikan banyak materi untuk digunakan pada situs web.

Related Topics: Fathers, Marriage, Leadership, Men's Articles, Failure

Report Inappropriate Ad