Previous PageTable Of ContentsNext Page

Pelajaran 4: Keadaan Paulus:
Cara Pandang, Sukacita, dan Tujuan Hidup—Bagian I
(1:12-18a)

I. Terjemahan

12 Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil, 13 sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus.14 Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut.

15 Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik. 16 Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil, 17 tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara. 18 Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,

II. Garis Besar
(Garis besar ini saling berkaitan antara pelajaran sekarang dan berikutnya agar anda bisa melihat konteksnya).

III. Keadaan Paulus: Cara Pandang, Sukacita, dan Tujuan Hidup
(1:12-18a)

Setelah berterima kasih pada Tuhan untuk dukungan jemaat Filipi dan partisipasi mereka dalam injil untuk dia (1:3-8)—juga berdoa untuk kasih dan berbuah dalam kehidupan kekristenan mereka (1:9-11)—Paulus sekarang menghubungkan, dampak dari pemenjaraannya (1:12-26). Berlawanan dengan yang dipikir oleh orang Filipi atau harapkan, “rantainya” telah menyebabkan perkembangan injil. Selalu Paulus melihat memandang hidup dihubungkan dengan perkembangan injil dan berkat yang dirasakan oleh mereka yang menerimanya. Maka dari itu apakah dia harus dilepaskan—ini memang diharapkan terjadi—dia akan terus bekerja dengan jemaat Filipi untuk perkembangan mereka dan sukacita dalam iman (1:25). Dia tidak memikirkan jalan lain dalam hidupnya. Perilaku Paulus bisa disingkat dalam 8 kata: “Untuk mengenal Kristus (3:10-11) dan untuk membuat Dia dikenal (1:22)!

Lebih jauh, kita tidak meragukan tentang alasan Paulus mengungkapkan pengalamannya dalam 1:12-26, bahkan jika jemaat Filipi menunjukan ketertarikan terhadap hal itu saat mereka mengirimkannya pemberian, tidak langsung membuat mereka mengetahui situasinya, tapi juga memberikan mereka “teladan” hidup dengan (cf. 1:26-30; 3:17; 4:9). Mengetahui bahwa baik dia dan mereka berbagi dalam pergumulan yang sama (1:30), Paulus tidak pernah kehilangan kesempatan untuk “menunjukan jalan” kearah hidup Kristen yang benar dalam dunia yang sudah jatuh ini.43

Ada beberapa hubungan dalam 1:12-26 dengan apa yang Paulus katakana dalam 1:3-11. Pertama, ada pengulangan tema doa. In 1:3-4 Paulus berdoa untuk jemaat Filipi dan dalam 1:19 dia mengharapkan doa mereka untuk dia. Kedua, injil dan perluasannya menjadi tema utama dalam 1:3-8 seperti dalam 1:12-26 (cf. too 1:27ff). Ketiga, dengan cara yang sama Paulus yakin bahwa Tuhan akan menyempurnakan pekerjaan baiknya dalam mereka sampai hari Kristus, menurut saya dia juga dalam konteks 1:20, merasa bahwa Tuhan akan meneruskan pekerjaan baik dalam dia. Keempat, masalah mempertahankan dan konfirmasi injil disuarakan dalam 1:7 merupakan konteks umum dalam 1:12-26 dan diangkat kembali secara spesifik dan mengejutkan bagi orang Kristen lain dalam 1:16. Kelima, perilaku seperti Kristus dan sukacita Paulsu dalam pemenjaraannya merupakan contoh “dipenuhi dengan kebenaran,” dan mengingat kembali isi doanya bagi jemaat Filipi dalam 1:11. Perilaku seperti itu juga mengantisipasi penderitaan Kristus dalam 2:5-11. Keenam, Keinginan Paulus untuk tetap dalam tubuh bagi jemaat Filipi (1:24-25) merupakan contoh keputusan apa yang terbaik (1:10).

Transisi Paulus, dari pembukaan surat (1:1-11) ketubuh surat (1:12ff) melalui penggunaan cara umum: “Aku menghendaki saudara-saudari…..” Formula “Aku menghendaki anda tahu” (gino„skein de humas boulomai) merupakan suatu yang umum dalam budaya Paulus, walau dia tidak pernah menggunakan bentuk secara spesifik, yaitu, memperkenalkan tubuh surat dengan gambaran situasi yang dipikirnya (tapi cf. Col. 2:1; lihat juga Rom 1:13; 11:25; 1 Cor 10:1; 11:3; 12:1; 2 Cor 1:8; 1 Thess 4:13 untuk bentuk yang mirip). Ada beberapa papyri memiliki formula yang sama, yaitu, “Aku menghendaki kamu tahu,” dan kemudian melanjutkannya dengan kenyatan apa yang dilakukan penulis, keadaannya, perasaannya, dan aktifitasnya.44 Suatu kutipan abad kedua seperti berikut:

Apollinarius kepada Taesis, ibunya dan wanita, salam. Sebelumnya saya mendoakan kesehatanmu. Saya sendiri baik dan memohon pada tuhan tempat ini untuk kamu.

Aku menghendaki kamu tahu, ibu, bahwa saya tiba diRoma dalam keadaan sehat tanggal 25th bulan Pachon dan dikirim ke Misenum….45

Paulus mungkin menggunakan gaya yang mirip dengan saat itu, tapi keunikannya adalah focus pada Kristus dan Injil. Maka dari itu bukan sekedar main-main seperti pembukaan, tapi dengan tulus ingin mereka mengetahui apa yang terjadi dalam hidupnya. Kita akan melanjutkan melihat detil bagian ini dimana Paulus memberitahu pembacanya tentang apa yang terjadi disekitar doa dan perasaannya tentang itu.

Fokus dalam vv. 12-14 berkaitan dengan perkembangan injil melalui pemberitaan, walau Paulus dipenjara. Kenyataannya, injil bergerak terus karena pemenjaraannya. Hasilnya seluruh penjaga istana mengetahui kenapa Paulus dirantai dan saudara yang lain berbicara tentang firman dengan keberanian yang lebih besar.

Dalam verse 12 Paulus memberikan pernyataan umum tentang isi yang ada dalam paragraf (i.e., dalam vv. 13-26). Paulus ingin saudara-saudara tahu tentang perkembangan injil karena keadaannya.

Kata saudara-saudara digunakan Paulus sekitar 133 kali dalam suratnya untuk menunjukan kedekatan hubungannya dengan orang Kristen lain atas dasar hubungan keluarga yang baru dalam Kristus (e.g., Rom 1:13; 1 Cor 1:10; 2 Cor 1:8; Gal 3:15; Eph 6:23; Phil 1:12, 14; 2:25; 3:1, 13, 17; 4:1, 8, 21; Col 1:2; 1 Thess 1:4; 2 Thess 1:3; Philemon 1). Itu digunakan 9 kali dalam Filipi sendiri, dan bahkan—jika tidak digunakan secara sarkastik—termasuk mereka yang mencoba membuat masalah dengan Paulus sewaktu dia dipenjara (1:14-15). Maka dari itu setiap orang yang benar-benar Kristen merupakan saudara dalam keluarga walau banyak “saudara” tidak bertindak dengan semestinya. Kata itu sendiri mungkin muncul dari warisan Yahudi Paulus, walau hal itu baginya menunjukan hubungan yang jelas antara mereka yang dalam Kristus. Karena kita semua “anak Tuhan melalui iman” (Gal 3:26-28) kita, “saudara” melalui kelahiran baru kedalam keluarga baru. Lebih jauh, seharusnya ditunjukan bahwa kata “saudara” dalam v. 12 jelas memasukan wanita Kristen dan maka dari itu diterjemahkan “saudara-saudari” dalam NET bible Hal itu tidak sama dengan dalam 1:14. Disitu mungkin hanya menunjuk pada pria saja.

Paulus mengatakan pada saudara-saudari Kristennya apa yang terjadi padanya sebenarnya menjadi kemajuan bagi injil. Kata benda “kemajuan” (prokope„n) muncul pertama kali di masa periode Hellenistic (abad 5th sampai 3rd BCE). Bentuk kata kerjanya asalnya merupakan istilah teknis dari dunia kelautan yang berarti “untuk tetap maju walau ada halangan” menunjuk pada suatu kapal yang berjuang melawan angin. Baik kata kerja dan kata benda berarti “kemajuan” dan netral, tidak munjuk secara spesifik pada perkembangan suatu yang negative atau positif. Mereka juga digunakan dalam filosofi Stoic untuk membicarakan pergerakan dari tidak bijak kepada memiliki hikmat.46 Ada suatu contoh yang baik dalam penggunaan kata ini dalam 2 Maccabees 8:8.47 Dalam beberapa cara contoh ini parallel dengan penggunaannya dalam Phil 1:12. Kita akan melihat keseluruhan pesan dalam 2 Maccabees 8:1-11 untuk mendapatkan gambaran besar. Sebagai berikut:

8:1 Meanwhile Judas, who was also called Maccabeus, and his companions secretly entered the villages and summoned their kindred and enlisted those who had continued in the Jewish faith, and so they gathered about six thousand. 2They implored the Lord to look upon the people who were oppressed by all; and to have pity on the temple that had been profaned by the godless; 3to have mercy on the city that was being destroyed and about to be leveled to the ground; to hearken to the blood that cried out to him; 4 to remember also the lawless destruction of the innocent babies and the blasphemies committed against his name; and to show his hatred of evil.

5 As soon as Maccabeus got his army organized, the Gentiles could not withstand him, for the wrath of the Lord had turned to mercy. 6 Coming without warning, he would set fire to towns and villages. He captured strategic positions and put to flight not a few of the enemy. 7 He found the nights most advantageous for such attacks. And talk of his valor spread everywhere.

8 When Philip saw that the man was gaining ground (eis prokope„n) little by little, and that he was pushing ahead with more frequent successes, he wrote to Ptolemy, the governor of Coelesyria and Phoenicia, to come to the aid of the king’s government. 9 Then Ptolemy promptly appointed Nicanor son of Patroclus, one of the king’s chief Friends, and sent him, in command of no fewer than twenty thousand Gentiles of all nations, to wipe out the whole race of Judea. He associated with him Gorgias, a general and a man of experience in military service. 10 Nicanor determined to make up for the king the tribute due to the Romans, two thousand talents, by selling the captured Jews into slavery. 11 So he immediately sent to the towns on the seacoast, inviting them to buy Jewish slaves and promising to hand over ninety slaves for a talent, not expecting the judgment from the Almighty that was about to overtake him (NRSV, italics mine).

Dalam 2 Maccabees 8:8 menunjuk suatu pasukan yang maju terus dalam kemenangan kecil tapi penting—daripada kemenangan besar yang tidak mungkin.

Paulus menggunakan prokope„ untuk menunjukan perkembangannya dan pertumbuhannya dalam Yudaisme sebagai seorang muda (Gal 1:14). Dia juga menggunakan kata ini dalam rangka perkembangan yang ia inginkan dialami Timotius seperti dirinya dalam pelayanan pastoral (1 Tim 4:15). Paulus juga menggunakan prokope„ dalam arti yang negative untuk menunjukan perkembangan kejahatan pengajar sesat yang sudah masuk kedalam (2 Tim 3:9, 13). Dalam Phil 1:12 menunjuk pada perkembangan injil dimana banyak muncul halangan (cf. Thess 3:1). Perkembangan ini tidak hanya dimengerti dalam arti jumlah orang yang mengabarkan injil karena pemenjaraan Paulus, atau bahkan jumlah orang yang percaya injil karena pemenjaraan Paulus, tapi juga perubahan hidup diantara beberapa saudara yang sekarang lebih berani mengabarkan firman. Kenyataan bahwa kata itu digunakan lagi dalam v. 25 untuk menunjukan pertumbuhan jemaat Filipi tidak hanya mengurung bagian ini dalam satu unit, i.e., vv. 12-26, tapi juga meneguhkan pemikiran “perkembangan injil” tidak hanya termasuk Kristus diberitakan; tapi juga termasuk dampak pemberitaan, baik non Kristen (1:13) dan Kristen (1:14).

Sebagai hasil injil masuk dalam hidup seseorang, Paulus mengatakan bahwa seluruh penjaga istana dan semua orang lain tahu bahwa dia dirantai karena Kristus. Paulus dipenjara bukan karena kejahatan terhadap Negara, tapi karena dia seorang Kristen dan dia mengabarkan injil. Tapi itu belum keseluruhan arti kalimat saya dipenjara untuk Kristus. Perkataan itu dalam Yuniani menyulitkan pengertian maksud Paulus disini, tapi dia mungkin menunjuk pada kenyataan bahwa dia dipenjara sebagai seseorang yang berbagi dalam penderitaan Kristus. Hal itu memiliki arti yang mirip dengan 3:10 dimana dia bicara tentang berbagi dalam penderitaan Kristus.48

Dalam setiap kesempatan, pengetahuan akan pemenjaraannya dihubungkan dengan Kristus—bukan kejahatan politik atau yang lainnya—telah diketahui diseluruh penjaga istana. Ada beberapa pendapat akan arti kalimat, “seluruh penjaga istana,” dalam bahasa Yunani holo„ to„ praito„rio„. Kata praito„rio„ merupakan bahasa latin (dari praetorium) diyakinkan dalam tulisan Yunani dan papyri. Saat itu kata itu menunjuk pada “tempat tinggal resmi gubernur” (lihat Matt 27:27; Mark 15:16; John 18:28, 33; 19:9; Kis 23:35).49 O’Brien mendaftar 4 arti umum, semuanya berdampak pada tempat penulisan surat. Kalimat “Seluruh penjaga istana” bisa mengacu pada: (1) istana kerajaan. Tapi tidak ada contoh kalimat itu digunakan dalam pengertian ini; (2) “barak yang berdekatan dengan istana kerajaan” dan kelompok kecil penjaga istana yang berjaga disana. Tapi kata ini tidak digunakan dengan cara itu dan tempat itu terlalu kecil dengan kalimat “seluruh penjaga istana” yang terdiri dari 9000 tentara; (3) “Camp permanent yang besar dari tentara penjaga istana.” Tapi camp ini tidak dikenal sebagai “praetorium.” (4) “manusia,” dan bukan suatu tempat, yaitu, orang yang menjadi penjaga istana. Solusi terakhir ini yang paling baik karena kata itu digunakan secara luas dalam pengertian itu dalam papyri dan dalam menunjuk seseorang sesuai dengan komentar Paulus tentang “semua yang lain” yang juga menunjuk orang.50 Penunjukan semua orang lain mungkin menunjuk pada mereka yang berurusan dengan masalah istana dan ada diRoma dan mengetahui kalau Paulus dipenjara karena memberitakan Kristus.51

Paulus berkata bahwa mereka yang diluar gereja, yaitu semua penjaga istana dan orang lainnya, telah mendengar tentang Kristus karena “rantai” nya (v. 13). Tapi ada juga orang didalam, yaitu, orang Kristen yang terpengaruh oleh pemenjaraan Paulus karena injil (v. 14). Kalimat sebagian besar saudara menunjuk pada orang Kristen di Gereja Roma. Sebagian berpendapat ini adalah orang Kristen digereja lain seperti di Korintus dan Tesalonika, atau bahkan Filipi. Pendapat terakhir, yaitu Filipi, merupakan yang paling tidak umum dalam pembacaan teks. Karena Paulus menunjuk pada dampak pemenjaraannya atas penjaga istana di Roma (v. 13), sepertinya dalam v. 14 dia menunjuk pada dampak pemenjaraannya atas gereja di Filipi. Lebih jauh, tidak ada dalam teks yang menunjukan tempat lain selain tempat dia berada—i.e., Roma. Dia jelas tidak menunjuk pada gereja Filipi karena mereka telah berbagi dengannya dalam pelayanan injil untuk waktu yang lama (Phil 1:5-8). Suatu yang disesali adalah kenyataan bahwa kenyataan pemenjaraannya hanya menggerakan “sebagaian besar” tidak “semua” saudara untuk memberitakan injil. Dan, lebih menyedihkan lagi bahwa hal itu terjadi setelah saudara yang lain dipenjara juga, dan bahwa beberapa orang Kristen lain tidak melakukannya dengan motivasi yang benar (1:15-18a). Pada akhirnya Paulus bersukacita setidaknya injil sudah diberitakan. Mereka yang memberitakan injil dengan maksud ini berbeda tajam karaternya dengan Kristus (2:6-11), dan orang seperti Timothy dan Epaphroditus (2:19-30)—orang yang tidak mengambil kesempatan, tapi memberikan hidup mereka untuk penyebaran injil.

Tidak disangkal lagi, teladan Paulus saat dipenjara memberi dampak bagi sebagian besar saudara-saudara. Seperti yang telah dikatakan diatas, sangat menyedihkan kalau perlu Paulus dipenjarakan untuk menggerakan mereka, tapi keberanian mereka yang bertambah harus dipuji. Hal ini menaikan keberanian, datang dari Tuhan: “sebagian besar saudara-saudara, mendapat keyakinan dalam Tuhan …berani bicara tentang firman tanpa takut.” Itu karena hubungan mereka dengan Kristus sehingga mereka tergerak untuk membagikan injil. Pemenjaraan Paulus hanya salah satu kejadian, bukan dasar keberanian mereka. Kita juga harus ingat bahwa Tuhan bisa menggunakan keadaan sekarang untuk menggerakan kita, tapi yang paling penting kalau motivasi itu datang dari Dia, hasilnya sesuai dengan cara yang menyenangkanNya.

“Saudara-saudari” ini mengalami keberanian yang lebih besar karena hubungannya dengan Tuhan dan karena pemenjaraan Paulus, sekarang lebih dari sebelumnya, berani berbicara tentang firman tanpa takut. Kata berani berarti memiliki keberanian moral untuk bertindak tanpa takut dipermalukan atau disakiti secara fisik. Setelah Yesus menjawab semua pertanyaan mereka lalu mereka menjadi malu, orang Farisi tidak berani lagi bertanya pada Yesus (Matt 22:46; Mark 12:34; Luke 20:40). Itu karena mereka tidak memiliki keberanian moral. Pada dasarnya mereka pengecut yang tidak bisa mengambil kesempatan agar dunia mereka bisa menggagalkan kenyataan baru. Para murid, setelah melihat Yesus hidup tidak berani bertanya padaNya siapa Dia (John 21:12). Mark 15:43 membuktikan pada kita dengan suatu contoh yang berhubungan dengan sesuatu dalam kesakitan fisik. Dalam bagian ini Mark menggambarkan keberanian Joseph of Arimathea yang berani meminta tubuh Yesus dari Paulus dengan kemungkinan nyawanya terancam. Lebih jauh, Kis 7:32 berbicara tentang Musa yang dalam ketakutannya tidak berani melihat pada Tuhan dan Romans 5:7 berbicara tentang seseorang yang mau mati untuk orang baik (cf. juga Jude 9). Ketika saudara di Roma berani bicara tentang firman, ada ancaman terhadap mereka. Ancaman terhadap gereja Roma dan alasan mereka takut bisa dimaklumi terhadap kenyataan politik dibawa pemerintahan Nero, tentang hal ini, Fee berkata:

Hal ini mungkin menunjukan situasi sejarah Roma diawal 60 an, saat kegilaan Nero muncul dan gereja mulai dicurigai, sebagai bagian dari program Nero terhadap mereka yang beberapa tahun lalu bersaksi. Situasi sekarang di Roma bagi pengikut Kristus dimaklumi membawa mereka pada penginjilan yang diam-diam beda dengan orang Kristen mula-mula. Untuk alasan yang baik, Paulus dengan sukacita menjelaskan pada jemaat Filipi bahwa dampak pemenjaraannya telah memberikan saudara di Roma suatu keberanian yang luar biasa untuk mengabarkan Kristus, dipusat kerajaan, awan badai sedang terbentuk.52

Maka dari itu, selain kemungkinan politik “sebagian besar” saudara mengabarkan perkataan dan melakukannya tanpa takut (=dengan keberanian yang besar). Paulus sering menyatakan injil atau pesan tentang Kristus dan karya keselamatanNay sebagai “firman”. Hal itu diterjemahkan dengan akurat dalam versi modern dengan kata “pesan” (e.g. NIV). Verse 15 meneguhkan bahwa “perkataan” = “injil” atau “pesan tentang Kristus.” Dalam1 Thess 1:6 Paulus bersukacita karena jemaat Tesalonika telah menerima “perkataan” (=injil, v. 5) walau mereka sangat menderita. Paulus menunjuk pada “misteri Kristus” sebagai “perkataan” itu (Col 4:3; see also Gal 6:6).

Tidak setiap orang yang tergerak untuk memberitakan Kristus melakukannya dengan motivasi yang benar. Maksunya, sebagian memang memberitakan Kristus yang keluar dari kasih, tapi sebagian lainnya dari ambisi egois. Maksunya Paulus, kalau Kristus diberitakan Paulus bersukacita untuk itu.

Ayat 15-18a membentuk suatu unit dengan suatu inclusio (“bookends”), artinya, itu dimulai dan diakhiri pada tanda yang sama: dalam v. 15 Paulus berkata bahwa “sebagian mengabarkan Kristus” dan dalam v. 18a dia bicara tentang kenyataan bahwa “Kristus diberitakan.” Terdapat suatu chiasm ditengah ayat ini yang menyediakan isi umum bagian ini. Chiasm ini mengikuti pola A B B’ A’:

Penekanan chiasm ada pada pengulangan yang ditemukan dalam barus A/A’. Kenyataan bahwa bagian ini “dijahit bersama” dengan ketat dan digabungkan dengan lemah dalam bagian berikutnya 1:12-14 (oleh suatu “dan” [kai] dalam teks Yunani) telah membuat beberapa penafsir mengartikan itu sebagai alasan untuk tidak secara langsung berhubungan dengan yang sebelumnya. Sebenarnya, mereka yang mengajukan hal itu, juga berpendapat bahwa mereka yang memberitakan Kristus dari “iri hati dan perselisihan” dalam v. 15 bukanlah pemberita yang ditunjukan Paulus sebagai “saudara” dalam v. 14 yang “yakin dalam Tuhan.” Tapi pemisahan kaku vv. 15-18a dari 12-14 tidak diijinkan.

Pertama, penjelasan sederhana terhadap “sebagian…memberitakan dalam v. 15 merupakan “sebagian” dari “sebagian besar saudara” dalam v. 14. Hal yang sama terhadap “yang lain dari maksud baik” dalam v. 15; “yang lain” juga merupakan bagian dari “sebagian” dalam v. 14.

Kedua, tidak ada alasan langsung kenapa Paulus tidak menunjuk orang Kristen yang memberitakan dengan motivasi yang salah sebagai “saudara”—sangat salah! Walau mereka mengabarkannya dari “iri hati dan perselisihan” 2 kata itu berkaitan dengan pekerjaan daging dan kondisi kejatuhan (Gal 5:21; Tit 3:3), mereka, dalam perkiraan Paulus, mengabarkan Kristus. Selain itu, sangat mungkin seorang Kristen bekerja dalam kondisi berdosa seperti itu. Perintah dalam seluruh PB untuk menghindari perilaku itu tidak bermakna jika bukan itu masalahnya, betapa tidak beruntungnya hidup seperti itu (Rom 13:13; 1 Pet 2:1-2). Sekali lagi, surat PB memiliki arti sebelumnya bahwa orang Kristen juga berdosa dengan cara ini (cf. 1 Cor 1-4).

Ketiga, Paulus bersukacita bahwa Kristus telah “diberitakan” (=“mengatakan perkataan itu” dalam v. 14). Hal ini menunjukan bahwa injil diberitakan oleh orang Kristen seperti itu—setidaknya pada intinya—sebagian besar benar (cf. v. 18a). Sangat sulit menerima perkataan Paulus ini jika saudara ini belum diselamatkan. Jawaban yang terbaik adalah mereka sudah diselamatkan setelah itu tidak ada masalah lagi. Lebih jauh lagi, tidak ada petunjuk dalam teks bahwa “saudara” ini dalam v. 14ff. berhubungan dengan musuh dan pengajar sesat yang digambarkan paulus dalam 1:28; 3:2, 18-19. Hal terakhir sepertinya di Filipi, sementara yang terdahulu bagian dari gereja Roma. Orang dalam vv. 14ff. “mengembangkan injil” (cf. 1:12) sementara mereka dalam 1:28; 3:2, 18-19 adalah musuh salib Kristus; akhir mereka adalah kebinasaan. Juga tidak ada hubungan dengan musuh Paulus dalam 2 Corinthians.

Tapi siapa, mereka yang “berpikir mereka bisa menyedihkan Paulus dalam penjara”? Beberapa hal bisa dikemukakan: (1) motivasi mereka dalam mengabarkan Kristus dari iri hati dan persaingan; (2) iri hati dan persaingan pada Paulus; (3) berkaitan dengan pemenjaraan Paulus; (4) datang dari anggota gereja Roma. Hal diatas tidak menyatakan bahwa Paulus berurusan dengan golongan di Korintus, atau pengajar Gnostik, atau yahudi saja. Kita disini berurusan dengan orang Kristen yang mencoba memberikan Paulus kesedihan dalam penjara. Karena Paulus menyatakan bahwa dia “ditempatkan” (i.e., oleh Tuhan) dalam penjara sepertinya dia mempertahankan konsistensi antara penjara dan injil yang dia beritakan. Maka dari itu pasti orang Kristen di Roma berpendapat bahwa jika injilnya benar—dan perilakunya mengalir dari injil—maka dia tidak akan dipenjara. Maka itu mereka mencoba pendekatan pelayanan yang lebih berhasil dan mengumalkan hidup mereka kePaulus. Mereka pasti menyerang pemikiran Paulus bahwa Tuhan telah menempatkan dia untuk mempertahankan injil. Bagi mereka Paulus tidak konsisten saat bicara tentang pesan pembebasan dari Tuhan sementara dia dipenjara.53 Berlawanan dengan mata mereka yang satu di Paulus dan satunya lagi injil, sedangkan Paulus keduanya mengarah ke Yesus. Dia tidak menentang teologi kemenangan, tapi hanya waktu Tuhan, saat Dia memutuskan untuk membenarkan rasulNya (cf. 1:20-21).

Paulus berkata bahwa mereka yang memberitakan dengan maksud baik—maksud baik kepadanya (tidak hanya Tuhan saja)—melakukannya dalam kasih. Kasih bisa berarti untuk Tuhan dan untuk Paulus. Walau benar mereka yang memberitakan Kristus dengan motif yang benar pasti mengasihi Tuhan, penekanan disini harus dilihat dalam perbandingan dengan apa yang lain lakukan sehingga Paulus sedih. Saat sebagian berusaha membuat dia sedih oleh pemberitaan mereka, ada sebagian yang mengasihi dia dan pekerjaan yang perlu dilakukan, bergabung dan mulai menginjili. Itulah cara mereka menunjukan solidaritas mereka terhadap Paulus dan pesannya.

Kita telah membahas dasar dari ayat ini dalam tafsiran v. 15 keatas. Namun, tafsirannya dalam urutan. Sangat disayang kan sebagian orang Kristen di Roma tidak bisa menyampingkan rencana mereka dan motivasi untuk diri sendiri. Tapi kita tidak bisa seperti itu. Pasti Roh Kudus menyediakan teladan bagi kita—walaupun dalam pengertian mereka yang mengajar dengan motivasi salah—sehingga kita bisa menjaga motivasi kita dan berusaha membagi firman dengan yang lain dalam semangan kesehatian, bukan “sendiri-sendiri.” Perilaku Paulus yang tidak egois dalam v. 18a merupakan teladan positif. Disinilah seseorang yang bisa kita teladani hidupnya (cf. Phil 4:9).

Bagi Paulus, Kristus segalanya (1:21): saat dia menghadapi kemungkinan kematian, kebangkitan Kristus sudah cukup (1:20; 3:10-11). Saat dia menderita dalam penjara, penderitaan Kristus merupakan penghibuarannya (2:6-11). Bagi orang yang ingin suatu panggilan tertinggi dalam hidup, Kristus adalah fokusnya (3:10-11). Bagi seorang muda yang sombong yang tidak bisa mengasihi seperti yang diperintahkan dan berusaha mencapai kebenarannya sendiri, Kristus adalah kebenarannya (3:4-11). Bagi seorang Farisi yang sombong, yang memiliki rencananya sendiri, Kristus menjadi segalanya sehingga baik maksud salah atau tulus, jika Kristus diberitakan, dia bersukacita. Apa yang terjadi terhadap dia merupakan akibat kecil. Injil dan perkembangannya lebih penting bagi Paulus. Paulus merupakan seorang yang memiliki satu tujuan: mengenal Kristus dan membuat Dia dikenal. Dia memiliki cara pandang terhadap keadaannya dan sukacita merupakan hasilnya. Akhirnya, dia tidak pernah kehilangan tujuan panggilannya sejak awal (Kis 9:6, 15).

IV. Pertanyaan dan Prinsip Aplikasi


43 Cf. Gordon D. Fee, Philippians, NICNT, ed. Gordon D. Fee (Grand Rapids: Eerdmans, 1995), 107.

44 Cf. Gerald F. Hawthorne, Philippians, WBC, ed. Ralph P. Martin, vol. 43 (Waco, TX: Word Publishers, 1983), 33.

45 Lihat A. S. Hunt and C. C. Edgar, Select Papyri I, Loeb Classic Library (Cambridge, MA: Cambridge Press, 1932), 303; Fee, Philippians, 106, n. 2; Hawthorne, Philippians, 33.

46 Lihat Gustav Stählin, TDNT, 6:703-19.

47 2 Maccabees adalah suatu kitab Apocrypha (14 atau 15 kitab Yahudi yang ditulis dari 250 BCE sampai 150 CE) dan memberikan kita interpretasi teologis mengenai peristiwa penting diantara orang Yahudi dalam abad kedua BCE.

48 Lihat Moises Silva, Philippians, Baker Exegetical Commentary on the New Testament, ed. Moisés Silva (Grand Rapids: Baker, 1992), 68.

49 BAGD, 697.

50 Lihat Peter T. O’Brien, Philippians, NIGTC (Grand Rapids: Eerdmans, 1991), 93.

51 juga Fee, Philippians, 114.

52 Fee, Philippians, 116.

53 Konteks persaingan antara Paulus dan anggota tertentu digereja Roma mungkin disulut oleh suratnya kepada mereka dan ijin yang diinginkannya terhadap hubungan yahudi dan non Yahudi. Tapi ini hanya spekulasi. Cf. Fee, Philippians, 121-124.

Previous PageTable Of ContentsNext Page