MENU

Where the world comes to study the Bible

5. Pesta Purim: Mardi Gras Orang Yahudi (Esther 8:1?10:3)

Pendahuluan

“Semua berakhir baik”. Jika ini yang terjadi, akhir dari Kitab Ester sangat penting bagi kita untuk mengerti kitab dan pesannya. Bagaimana akhir dari kitab Ester? Apakah berakhir baik? Menurut pendapat saya, tidak. Mordekai kelihatannya menjadi seperti Don Knotts, yang memerankan peran bintang dalam suatu film lama berjudul, “The Love God.” Kita dengan mudah membayangkan Don Knotts sebagai penerbit majalah burung. Itu sesuai dengan pengenalan kita. Tapi saat pemilik publikasi kehilangan ijin, dia memasukan Don Knotts kedalam penerbitan majalah baru dan menjadikannya symbol seks pria. Saudara sekalian sejujurnya, pandangan saya terhadap Don Knotts jauh dari symbol seks. Tapi dikeseluruhan film, Don dikelilingi oleh wanita. Humor film ini terletak pada ketidaksesuaian seluruh situasinya.

Mordecai adalah “Don Knotts” kitab Ester. Dia jauh dari seorang yang didalam Tuhan dan jauh sekali untuk bisa dikatakan pemimpin rohani. Mordekai tidak ada tempat dalam hall of faith seperti dalam Hebrews 11. Dan, kelihatannya ini cara dia digambarkan dalam pasal penutup kitab Ester. Kitab Ester tidak menyebut satupun kata Tuhan, tapi juga tidak bisa bicara banyak tentang Mordekai. Sebagian besar orang Kristen menerima Mordekai tanpa pikir dua kali. Walau sejumlah “kesulitan” harus dijelaskan agar bisa meninggikan Mordekai, beberapa hal kelihatan bermasalah.

Tiga pasal terakhir kitab Ester membawa 3 tema utama.

(1) Orang Yahudi di kerajaan Persia dan kemenangan besar mereka atas musuh.

(2) Dua bintang dalam Kitab Ester, Ester dan Mordekai.

(3) Asal mula Pesta Purim, yang dirayakan orang Yahudi sampai saat ini.

Setiap tema berusaha menimbulkan citra positif. Kita berusaha untuk bersukacita untuk dan bersama dengan orang Yahudi saat mereka mengalahkan dan membinasakan musuh mereka. Kita ingin mengaggumi Ester dan Mordekai sebagai pahlawan dan teladan yang kita tiru. Kita cenderung berpikir bahwa Pesta Purim sebagai salah satu pesta orang Yahudi seperti Paskah dan Pentakosta. Tapi ada yang salah dengan penggambaran setiap tema ini.

Pertama, saya cenderung berpikir bahwa penulis Kitab Ester membengkokan perspektif terhadap Ester, Mordekai, dan peristiwa sekitar orang Yahudi yang tetap dikerajaan Persia. Ini tetap suatu kemungkinan. Tapi saya lebih cenderung percaya bahwa penulis kitab Ester mengerti situasi Persia, dan tulisan ini sangat akurat menggambarkan ketidakpercayaan dan ketidaktaatan orang Yahudi yang tetap disana daripada kembali keYudea dan Yerusalem bersama dengan Yahudi yang tersisa disana. Penulis menghindar untuk mengatakan Yerusalem, Hukum, pengajaran nabi, doa, atau bahkan kata Tuhan sendiri. Saya percaya dia bicara banyak dalam diamnya itu. Dan saat dia bicara berseri-seri tentang Ester dan Mordekai, dia melakukan itu dengan lidah dipipi. Penulis menyediakan kita informasi lebih dari cukup untuk menyimpulkan bahwa keberhasilan dan pentingnya “pahlawan” dan “pahlawan wanita” dalam kitab ini sama sekali bukan pahlawan. Saat kita belajar pasal akhir ini, mari kita mendasari kesimpulan atas apa yang dikatakan, melihat itu dari nilainya. Kitab ini banyak bicara tentang orang Yahudi dimasa lalu, masa PL, dan dimasa kita. Tapi juga bicara tentang orang yang mengaku percaya Kristus.

Mordecai Menggantikan Haman
(8:1-2)

1 Pada hari itu juga raja Ahasyweros mengaruniakan harta milik Haman, seteru orang Yahudi, kepada Ester, sang ratu, dan Mordekhai masuk menghadap raja, karena Ester telah memberitahukan apa pertalian Mordekhai dengan dia. 2 Maka raja mencabut cincin meterai yang diambil dari pada Haman, lalu diserahkannya kepada Mordekhai; dan Mordekhai diangkat oleh Ester menjadi kuasa atas harta milik Haman.

Kita seharusnya tidak terkejut akan kejatuhan Haman. Dari Kitab Amsal, kita sudah melihat kalau dia pasti kalah:

22 Orang fasik tertangkap dalam kejahatannya, dan terjerat dalam tali dosanya sendiri. (Proverbs 5:22).

27 Takut akan TUHAN memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun orang fasik diperpendek (Proverbs 10:27).

5 Jalan orang saleh diratakan oleh kebenarannya, tetapi orang fasik jatuh karena kefasikannya (Proverbs 11:5).

22 Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya, tetapi kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar (Proverbs 13:22).

Bahkan tidak mengejutkan melihat raja Ahasuerus memberikan semua milik Haman kepada Ester dan melihat Ester mengangkat Mordekai mengatur rumah Haman. Terdapat keadilan disini, walau saya tidak mau terlalu cepat berpikir kalau Mordekai adalah orang benar dalam Amsal. Saya terkejut membaca raja menyerahkan cincinnya kepada Mordekai dihari yang sama saat dia mengambilnya dari Haman. Seorang mungkin berpikir kalau raja sudah belajar untuk tidak mempercayakan seseorang suatu cek kosong dari cincin itu. Seseorang setidaknya berharap raja menunggu sampai mengenal Mordekai lebih baik. Tapi Ahasuerus kelihatan bertindak terburu-buru saat itu (tidak seperti dipasal 1).

Ester Menghadap Kedua kalinya—Permohonan Dikabulkan
(8:3-8)

3 Kemudian Ester berkata lagi kepada raja sambil sujud pada kakinya dan menangis memohon karunianya, supaya dibatalkannya maksud jahat Haman, orang Agag itu, serta rancangan yang sudah dibuatnya terhadap orang Yahudi. 4 Maka raja mengulurkan tongkat emas kepada Ester, lalu bangkitlah Ester dan berdiri di hadapan raja, 5 serta sembahnya: Jikalau baik pada pemandangan raja dan jikalau hamba mendapat kasih raja, dan hal ini kiranya dipandang benar oleh raja dan raja berkenan kepada hamba, maka hendaklah dikeluarkan surat titah untuk menarik kembali surat-surat yang berisi rancangan Haman bin Hamedata, orang Agag itu, yang ditulisnya untuk membinasakan orang Yahudi di dalam semua daerah kerajaan. 6 Karena bagaimana hamba dapat melihat malapetaka yang menimpa bangsa hamba dan bagaimana hamba dapat melihat kebinasaan sanak saudara hamba? 7 Maka jawab raja Ahasyweros kepada Ester, sang ratu, serta kepada Mordekhai, orang Yahudi itu: Harta milik Haman telah kukaruniakan kepada Ester, dan Haman sendiri telah disulakan pada tiang karena ia sudah mengacungkan tangannya kepada orang Yahudi. 8 Tuliskanlah atas nama raja apa yang kamu pandang baik tentang orang Yahudi dan meteraikanlah surat itu dengan cincin meterai raja, karena surat yang dituliskan atas nama raja dan dimeteraikan dengan cincin meterai raja tidak dapat ditarik kembali.”

Saat Ester mempertaruhkan nyawanya dengan menghadap tanpa diundang dihadapan raja, dia tidak hanya meminta keselamatan dirinya, tapi bagi seluruh bangsa Yahudi. Tapi, saat raja bertindak, itu hanya untuk Ester. Menghadap kedua kali tanpa diundang ini diperlukan, untuk membalikan keputusan Haman agar orang Yahudi tidak dibinasakan.

Saya tidak terganggu melihat Ester menghadap raja untuk keselamatan bangsa Yahudi. Dan itu merupakan tindakan mulia. Hal yang mengganggu saya adalah dasar permohonan yang dicatat dalam ayat 5 dan 6. Bagaimana seharusnya Yahudi saleh memohon pada raja? Saya berharap melihat seorang seperti Daniel memohon pada raja atas dasar Perjanjian Abraham yang ditulis dalam Genesis 12:

1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; 2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. 3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” (Genesis 12:1-3).

Tuhan berjanji untuk mengutuk mereka yang mengutuk keturunan Abraham dan memberkati mereka yang memberkatinya. Jika raja mengijinkan orang Yahudi dibinasakan, dia jelas mengutuk keturunan Abraham dan akan membawanya kepada penghukuman ilahi. Atas dasar Perjanjian Abraham, Ahasuerus seharusnya tidak mengijinkan orang Yahudi disakiti tapi melindungi dan memberkati mereka. Ini untuk keuntungan kerajaannya.

Esther tidak merujuk pada Firman Tuhan. Dia bahkan tidak memohon kepada raja dalam hal benar atau salah. Dia memohon atas dasar cinta terhadap dia dan atas pengaruh kehancuran bangsa terhadap dirinya. Dia tidak tahu bagaimana bisa tahan melihat bangsanya dibantai. Rencana Haman akan menghancurkan hatinya. Jika raja ingin menikmati hubungannya dengan Ester seperti sebelumnya, dia tidak akan mengijinkan hal itu menghancurkan Ester. Saya tidak berani berkata ini “taking the high road,” kalau bicara secara moral.

Ini berhasil. Raja mengingatkan Ester akan cintanya, dan bisa dilihat dari Haman digantung dan memberikan seluruh kekayaannya, dan ini karena usaha jahatnya terhadap orang Yahudi (verse 7). Dan dia lebih jauh memberikan Ester dan Mordekai52 ijin untuk mengeluarkan hukum yang membalikan hukum yang dikeluarkan Haman atas nama raja. Mordekai diberi ijin untuk membuat hukum dan mensahkannya dengan cincin raja, membuat itu resmi dan tidak bisa ditarik kembali. Sekali lagi, raja tidak meminta untuk melihat hukum itu sebelum dijalankan atau diimplementasikan. Ini jelas bukan orang yang sama bangsawan yang sebelumnya memberikan pertimbangan, yang mempertimbangkan implikasi hukum (lihat chapter 1, verses 13-22).

Keputusan Ester dan Mordekai
(8:9-14)

9 Pada waktu itu juga dipanggillah para panitera raja, dalam bulan yang ketiga--yakni bulan Siwan--pada tanggal dua puluh tiga, dan sesuai dengan segala yang diperintahkan Mordekhai ditulislah surat kepada orang Yahudi, dan kepada para wakil pemerintah, para bupati dan para pembesar daerah, dari India sampai ke Etiopia, seratus dua puluh tujuh daerah, kepada tiap-tiap daerah menurut tulisannya dan kepada tiap-tiap bangsa menurut bahasanya, dan juga kepada orang Yahudi menurut tulisan dan bahasanya. 10 Maka ditulislah pesan atas nama raja Ahasyweros dan dimeterai dengan cincin meterai raja, lalu dengan perantaraan pesuruh-pesuruh cepat yang berkuda, yang mengendarai kuda kerajaan yang tangkas yang diternakkan di pekudaan, dikirimkanlah surat-surat 11 yang isinya: raja mengizinkan orang Yahudi di tiap-tiap kota untuk berkumpul dan mempertahankan nyawanya serta memunahkan, membunuh atau membinasakan segala tentara, bahkan anak-anak dan perempuan-perempuan, dari bangsa dan daerah yang hendak menyerang mereka, dan untuk merampas harta miliknya, 12 pada hari yang sama di segala daerah raja Ahasyweros, pada tanggal tiga belas bulan yang kedua belas, yakni bulan Adar. 13 Salinan pesan tertulis itu harus diundangkan di tiap-tiap daerah, lalu diumumkan kepada segala bangsa, dan orang Yahudi harus bersiap-siap untuk hari itu akan melakukan pembalasan kepada musuhnya. 14 Maka dengan terburu-buru dan tergesa-gesa berangkatlah pesuruh-pesuruh cepat yang mengendarai kuda kerajaan yang tangkas itu, atas titah raja, dan undang-undang itu dikeluarkan di dalam benteng Susan.

Para panitera dipanggil dan Mordekai mendiktekan hukum yang dia inginkan untuk diterjemahkan. Seperti hukum yang dikeluarkan Haman, hukum ini ditulis dengan nama raja dan disahkan oleh cincin raja. Mari kita ingat lagi hukum yang Haman keluarkan dalam nama raja:

12 Maka dalam bulan yang pertama pada hari yang ketiga belas dipanggillah para panitera raja, lalu, sesuai dengan segala yang diperintahkan Haman, ditulislah surat kepada wakil-wakil raja, kepada setiap bupati yang menguasai daerah dan kepada setiap pembesar bangsa, yakni kepada tiap-tiap daerah menurut tulisannya dan kepada tiap-tiap bangsa menurut bahasanya; surat itu ditulis atas nama raja Ahasyweros dan dimeterai dengan cincin meterai raja. 13 Surat-surat itu dikirimkan dengan perantaraan pesuruh-pesuruh cepat ke segala daerah kerajaan, supaya dipunahkan, dibunuh dan dibinasakan semua orang Yahudi dari pada yang muda sampai kepada yang tua, bahkan anak-anak dan perempuan-perempuan, pada satu hari juga, pada tanggal tiga belas bulan yang kedua belas--yakni bulan Adar--,dan supaya dirampas harta milik mereka. 14 Salinan surat itu harus diundangkan di dalam tiap-tiap daerah, lalu diumumkan kepada segala bangsa, supaya mereka bersiap-siap untuk hari itu. 15 Maka dengan tergesa-gesa berangkatlah pesuruh-pesuruh cepat itu, atas titah raja, dan undang-undang itu dikeluarkan di dalam benteng Susan. Sementara itu raja serta Haman duduk minum-minum, tetapi kota Susan menjadi gempar (Esther 3:12-15).

Seperti Haman, Mordekai memanggil penulis raja dan mengarahkan apa yang harus ditulis. Seperti keputusan Haman, hukum itu memberikan ijin untuk “membunuh, dan membinasakan . . . baik muda dan tua, wanita dan anak-anak.” Kedua hukum itu juga memberikan ijin untuk merampas harta milik yang kalah. Tapi ada satu perbedaan dalam cara keputusan itu diumumkan, dan disebutkan dua kali dalam pasal 8—pesuruh dikirim oleh Mordekai mengendarai “kuda kerajaan” (8:14), kuda “diternakan dipekudaan” (8:10). Kenapa ada detil tambahan ini? Saya pikir ini ditambahkan untuk menjelaskan bahwa raja berada dilakang hukum “baru” ini dan menentang yang lama. Raja tidak bisa menarik hukum Media dan Persia, tapi dia bisa memberitahu kalau dia menyukai orang Yahudi. Kenyataan bahwa pembawa pesan mengendarai kuda kerajaan, milik raja sendiri, membuktikan bahwa raja mendukung hal ini.

Hukum baru ini seperti permohonan Ester—membalikan keputusan yang dibuat Haman. Dan itulah yang mengganggu saya. Saya percaya penulis bermaksud menuliskan hukum Mordekai untuk mengganggu kita. Balas dendam adalah mengambil kembali. Hukum Mordekai tidak hanya mengijinkan orang Yahudi mempertahankan diri; tapi juga mengijinkan mereka untuk balas dendam. Membela diri membuat orang Yahudi mendapat hak melawan jika diserang. Tapi kata-kata dalam hukum Mordekai lebih jauh lagi. Ini sama dengan hukum Haman, hanya kebalikannya. Orang Yahudi diberikan ijin untuk “membunuh, menghancurkan, dan membinasakan,” bukan hanya mereka yang menyerangnya, tapi “seluruh orang yang hendak menyerang mereka.” Dan mereka yang akan dibunuh termasuk wanita dan anak-anak. Saya bisa membaca, kelihatannya orang Yahudi diberikan ijin untuk membunuh semua orang yang mereka kira adalah ancaman—atau berpotensi ancaman.

Apa yang akan saya katakan ini tidak popular, tapi saya percaya ini harus dikatakan. Orang Yahudi, dari masa Ester sampai sekarang, merayakan Purim, dan mengalahkan “musuh orang Yahudi.” Menurut saya hukum yang mengijinkan orang Yahudi membunuh musuh Persia mereka tidak lebih suatu praktek pemusnahan teratur seperti yang dipraktekan oleh orang Jerman terhadap orang Yahudi. Pembunuhan adalah pembunuhan, apakah itu dilakukan terhadap Yahudi atau oleh Yahudi. Saya melihat ketidakkonsistenan dari protes orang Yahudi terhadap kebrutalan Jerman tapi merayakan pembantaian orang Persia. Kedua kekejaman ini mungkin kelihatannya berbeda, tapi intinya sama. Hukum Mordekai mensahkan orang Yahudi melakukan kebrutalan yang sama terhadap orang Persia seperti yang disahkan Haman terhadap orang Yahudi.

Ada satu hal lagi yang perlu dipertimbangkan. Orang Yahudi diberi hak untuk menyimpan harta musuh mereka sebagai rampasan (8:11). Ini kebalikan dari Hukum Haman (3:13), tapi konsisten dengan Hukum Musa berkaitan dengan musuh Yahudi yang letaknya lebih jauh (Deuteronomy 20:14-15). Selain kenyataan mengambil rampasan itu sah, tidak ada orang Yahudi yang betul-betul menyimpannya (9:10,15-16). Ini terjadi diseluruh kejadian kecuali Ester, yang betul-betul menyimpan semua milik Haman (8:1). Melakukan itu tidak salah, tapi tidak sesuai dengan praktek semua orang Yahudi lain dalam Kerajaan Persia.

Sukacita Orang Yahudi dan Kehormatan Mordekai
(8:15-17)

15 Dan Mordekhai keluar dari hadapan raja dengan memakai pakaian kerajaan dari pada kain ungu tua dan kain lenan, dengan memakai tajuk emas yang mengagumkan serta jubah dari pada kain lenan halus dan kain ungu muda. Maka kota Susanpun bertempiksoraklah dan bersukaria: 16 orang Yahudi telah beroleh kelapangan hati dan sukacita, kegirangan dan kehormatan. 17 Demikian juga di tiap-tiap daerah dan di tiap-tiap kota, di tempat manapun titah dan undang-undang raja telah sampai, ada sukacita dan kegirangan di antara orang Yahudi, dan perjamuan serta hari gembira; dan lagi banyak dari antara rakyat negeri itu masuk Yahudi, karena mereka ditimpa ketakutan kepada orang Yahudi.

Mordecai sedang ada diatas. Dia keluar dari hadapan raja berpakaian seperti raja, berpakaian seperti saat dia dibawa Haman keliling Susa menyatakan bahwa raja menghormati dia. Hanya sekarang Mordekai memiliki baju dan mahkotanya sendiri. Untuk beberapa jam dia sudah ada dijalur permanent.53 Kota Susa gelisah dan bingung saat mereka mendengar hukum Haman (lihat 3:15). Sekarang, kota bersukacita. Apakah itu karena Mordekai orang yang begitu baik? Dia harus dilihat sama seperti Haman. Mungkin bagi orang Susa (suatu jumlah orang asing yang dibawa setelah bangsa mereka kalah) digelisahkan oleh hukum Haman, karena mereka melihat minoritas dalam bahaya, sementara hukum Mordekai memberikan minoritas kesempatan.

Suatu yang ada pada Mordekai dan Yahudi lebih berkaitan dengan alasan yang dasar dan bisa dimengerti—mereka sangat takut oleh orang Yahudi pada umumnya dan Mordekai khususnya. Ini kita lihat dalam 8:17 dan kemudian dalam 9:2-3. Esther dan Mordecai memiliki jalur ke raja Ahasuerus, dan Mordecai sekarang bekerja diistana yang sebelumnya dipegang oleh Haman. Mordekai seperti godfather yang tidak mau dilanggar orang. Ini alasan kenapa orang mengaku Yahudi dan bicara yang baik tentang Ester, Mordekai dan orang Yahudi. Tapi jangan kita menipu diri sendiri dengan berpikir bahwa sebagian besar orang Yahudi “baru” ini benar-benar beriman. Bahkan orang Yahudi asli di Persia tidak sama imannya dengan leluhur mereka. Inilah alasan mereka tetap tinggal di Persia. Ini bukan kemenangan injil. Ini hanyalah suatu bangsa yang takut pada orang Yahudi sehingga mereka mencoba menggabungkan diri daripada melawan.

Jika ini merupakan saat indah bagi Mordekai, ini juga kemenangan bagi semua orang Yahudi di Persia. Dimana saja dalam kerajaan Persia, orang Yahudi bergembira dengan suatu hari libur dan pesta. Bagi orang Yahudi ada “kelapangan hati dan sukacita, kegirangan dan kehormatan” (lihat 8:16-17). Tapi apa artinya kelapangan hati dan sukacita, kegirangan dan kehormatan? Menurut saya itu artinya orang Yahudi pada saat itu, sangat dihormati oleh tetangga mereka. Kebahagiaan dan sukacita menunjuk pada status mereka yang baru dalam kerajaan. Ada perasaan terangkat, harapan, optimisme, karena sekarang mereka memiliki hak yang sah untuk membalas saat diserang musuh.

Saya tidak yakin dengan arti dari istilah “kelapangan hati” (8:16). Orang Yahudi harus lapang hati pada non Yahudi, tapi apa artinya “lapang hati”? Saya tidak menemukan istilah ini dalam Deuteronomy 28-30, atau suatu kata janji dan harapan dari nabi Israel dan Yudea. Dengan kata lain, kepopuleran dan kebahagiaan orang Yahudi bukan dari berkat yang Tuhan janjikan bagi umatNya karena dengan kasih melayani Dia. Saya cenderung melihat istilah ini dari budaya dan bahkan agama sesat dari kerajaan itu. Iklan bir di tv mengatakan: “Tidak bisa lebih baik dari ini.” Menurut saya inilah mood yang ingin digambarkan penulis diantara orang Yahudi dikerajaan Persia dalam sejarah saat itu.

Kemenangan Yahudi atas Musuh Mereka
(9:1-10)

1 Dalam bulan yang kedua belas--yakni bulan Adar--,pada hari yang ketiga belas, ketika titah serta undang-undang raja akan dilaksanakan, pada hari musuh-musuh orang Yahudi berharap mengalahkan orang Yahudi, terjadilah yang sebaliknya: orang Yahudi mengalahkan pembenci-pembenci mereka. 2 Maka berkumpullah orang Yahudi di dalam kota-kotanya di seluruh daerah raja Ahasyweros, untuk membunuh orang-orang yang berikhtiar mencelakakan mereka, dan tiada seorangpun tahan menghadapi mereka, karena ketakutan kepada orang Yahudi telah menimpa segala bangsa itu. 3 Dan semua pembesar daerah dan wakil pemerintahan dan bupati serta pejabat kerajaan menyokong orang Yahudi, karena ketakutan kepada Mordekhai telah menimpa mereka. 4 Sebab Mordekhai besar kekuasaannya di dalam istana raja dan tersiarlah berita tentang dia ke segenap daerah, karena Mordekhai itu bertambah-tambah besar kekuasaannya. 5 Maka orang Yahudi mengalahkan semua musuhnya: mereka memukulnya dengan pedang, membunuh dan membinasakannya; mereka berbuat sekehendak hatinya terhadap pembenci-pembenci mereka. 6 Di dalam benteng Susan saja orang Yahudi membunuh dan membinasakan lima ratus orang. 7 Juga Parsandata, Dalfon, Aspata, 8 Porata, Adalya, Aridata, 9 Parmasta, Arisai, Aridai dan Waizata, 10 kesepuluh anak laki-laki Haman bin Hamedata, seteru orang Yahudi, dibunuh oleh mereka, tetapi kepada barang rampasan tidaklah mereka mengulurkan tangan.

Hampir 9 bulan lewat antara akhir pasal 8 dan permulaan pasal 9 (lihat 8:9 dan 9:1). Orang Yahudi di kerajaan Persia terangkat oleh hukum baru yang disahkan Mordekai dalam nama raja. Itu memberikan mereka hak untuk membalas saat musuh menyerang pada hari ke 13 bulan ke 12. Itu memberi mereka hak untuk menyerang kembali dan memusnahkan musuh mereka, termasuk wanita dan anak-anak. Mereka bisa memulai kembali saat musuh mereka sudah hancur.

Ayat 1-10 dari pasal 9 menggambarkan kemenangan orang Yahudi atas musuh mereka dihari pertempuran, hari ke 13 bulan ke 12. Hari yang ditentukan Haman untuk menghancurkan seluruh orang Yahudi dikerajaan. Orang Yahudi berkumpul dihari itu (mungkinkah itu hari jumat?) dan mengalahkan musuh. Tidak ada yang mampu melawan mereka. Semua yang mencoba dikalahkan. Alasan hal ini diberikan pada kita oleh penulis. Pertama, ketakutan yang dibuat orang Yahudi terhadap musuh mereka. Orang Yahudi sekarang menakutkan musuhnya. Mereka tampak tak terkalahkan. Kedua, orang takut terhadap Mordekai. Kekuasaan Mordekai, dan mungkin kebengisan dia dalam menjalankan setiap tugas, cukup menurunkan moral musuhnya. Mordekai adalah orang kuat dalam pemerintahan raja, dan kekuasaannya berkembang. Berita akan kebesarannya dengan cepat tersebar diseluruh kerajaan. Dia adalah Goliat bagi orang Persia, dan berita kekuasaannya menakutkan orang yang menentang dia.

Saat orang Yahudi berkumpul, mereka menemukan bahwa mereka bisa melakukan apapun yang mereka sukai terhadap musuh. Bukan hanya mereka mampu melakukan itu, mereka melakukan apa yang mereka sukai (9:5). Harus diingat keganjilan belum selesai. Keganjilan orang Yahudi. Orang Yahudi tidka hanya diberi ijin untuk berkumpul dan melawan, mereka juga mendapat dukungan mereka yang berkuasa. Semua yang berkuasa melakukan apapun untuk menolong orang Yahudi. Setiap orang yang menentang Yahudi menjalani pertempuran yang pasti kalah; mereka melawan pemerintah Persia (9:3). Dihari itu, 500 musuh Yahudi terbunuh diSusa saja. Termasuk diantaranya 10 anak Haman (9:6-9).

Orang Yahudi di Susa diberikan Satu Hari Tambahan
(9:11-15)

11 Pada hari itu juga jumlah orang-orang yang terbunuh di dalam benteng Susan disampaikan ke hadapan raja. 12 Lalu titah raja kepada Ester, sang ratu: Di dalam benteng Susan saja orang Yahudi telah membunuh dan membinasakan lima ratus orang beserta kesepuluh anak Haman. Di daerah-daerah kerajaan yang lain, entahlah apa yang diperbuat mereka. Dan apakah permintaanmu sekarang? Niscaya akan dikabulkan. Dan apakah keinginanmu lagi? Niscaya dipenuhi. 13 Lalu jawab Ester: Jikalau baik pada pemandangan raja, diizinkanlah kiranya kepada orang Yahudi yang di Susan untuk berbuat besokpun sesuai dengan undang-undang untuk hari ini, dan kesepuluh anak Haman itu hendaklah disulakan pada tiang. 14 Rajapun menitahkan berbuat demikian; maka undang-undang itu dikeluarkan di Susan dan kesepuluh anak Haman disulakan orang. 15 Jadi berkumpullah orang Yahudi yang di Susan pada hari yang keempat belas bulan Adar juga dan dibunuhnyalah di Susan tiga ratus orang, tetapi kepada barang rampasan tidaklah mereka mengulurkan tangan.

Saat raja tahu bahwa 500 musuh orang Yahudi terbunuh di Susa, dia dengan bangga menyatakan berita ini kepada Ratu Ester. Ini pasti menunjukan bahwa kesuksesan serupa telah dicapai diseluruh kerajaan. Mereka sedang berjalan. Semua yang Ester minta atau usulkan berhasil. Raja siap meluluskan permintaan lain yang mungkin dimintanya, dan dia menanyakan permintaan apa lagi yang diinginkan Ester. Ester memang memiliki permintaan. Dia ingin raja meluluskan perpanjangan waktu bagi Yahudi yang tinggal di Susa, satu hari lagi untuk membunuh lebih banyak musuh. Lebih jauh dia ingin tubuh anak-anak Haman digantung didepan umum, ditiang gantung yang dibuat Haman untuk menggantung dirinya sendiri.

Permintaannya tidak menghibur. Kenapa dia meminta perpanjangan waktu di Susa, ibukotanya? Kenapa tidak meminta perpanjangan waktu untuk seluruh kerajaan? Apakah itu karena disinilah musuh Mordekai tinggal? Apakah ini mengijinkan Mordekai satu hari lagi membalas dendam para musuhnya? Mungkin lebih buruk adalah fakta bahwa orang Yahudi di Susa memiliki keuntungan lebih atas musuh diperpanjangan waktu ini. Musuh Yahudi hanya diberi satu hari untuk menghancurkan orang Yahudi dan merampas harta mereka, pada hari ke 13 dan bulan ke 12 saja. Hari itu sudah berakhir. Sekarang sudah tidak sah membunuh Yahudi dan menghancurkan mereka yang dicurigai musuh dan jika melakukan itu maka orang tidak bisa melawan. Ini kebalikan dari hukum Haman, hanya orang Yahudi dibantu dan yang lain tidak.

Raja mengabulkan permintaan Ester. Tubuh sepuluh anak Haman digantung ditiang gantungan yang dibangun Haman untuk Mordekai. Orang Yahudi di Susa menyerang musuh mereka, dan 300 lagi mati dihari kedua. Tidak ada rampasan yang diambil.

Pesta Yahudi dan Perayaan
(9:16-19)

16 Orang Yahudi yang lain, yang ada di dalam daerah kerajaan, berkumpul dan mempertahankan nyawanya serta mendapat keamanan terhadap musuhnya; mereka membunuh tujuh puluh lima ribu orang di antara pembenci-pembenci mereka, tetapi kepada barang rampasan tidaklah mereka mengulurkan tangan. 17 Hal itu terjadi pada hari yang ketiga belas dalam bulan Adar. Pada hari yang keempat belas berhentilah mereka dan hari itu dijadikan mereka hari perjamuan dan sukacita. 18 Akan tetapi orang Yahudi yang di Susan berkumpul, baik pada hari yang ketiga belas, baik pada hari yang keempat belas dalam bulan itu. Lalu berhentilah mereka pada hari yang kelima belas dan hari itu dijadikan mereka hari perjamuan dan sukacita. 19 Oleh sebab itu orang Yahudi yang di pedusunan, yakni yang diam di perkampungan merayakan hari yang keempat belas bulan Adar itu sebagai hari sukacita dan hari perjamuan, dan sebagai hari gembira untuk antar-mengantar makanan.

Situasi dalam kota Susa itu unik. Hanya disana orang Yahudi diberikan waktu ekstra untuk menghancurkan musuh mereka. Ditempat lain, perlawanan berakhir pada hari ke 13 bulan 12 saja. Dan saat orang Yahudi di Susa masih mengejar musuh mereka, orang Yahudi lain di kerajaan Persia sudah merayakan kemenangan mereka. Mereka telah membunuh 75,000 musuh mereka. Dalam istilah sekarang, “Miller Time,” suatu waktu untuk berpesta dan bersuka ria—suatu hari libur. Orang Yahudi di Susa harus menunggu hari tambahan dan merayakannya pada hari ke 15 bulan itu. Inilah cara penulis menjelaskan kenapa Pesta Purim dirayakan didua hari berbeda.

Purim Dinyatakan Sebagai Hari Libur Yahudi
(9:20-32)

20 Maka Mordekhai menuliskan peristiwa itu, lalu mengirimkan surat-surat kepada semua orang Yahudi di seluruh daerah raja Ahasyweros, baik yang dekat baik yang jauh, 21 untuk mewajibkan mereka, supaya tiap-tiap tahun merayakan hari yang keempat belas dan yang kelima belas bulan Adar, 22 karena pada hari-hari itulah orang Yahudi mendapat keamanan terhadap musuhnya dan dalam bulan itulah dukacita mereka berubah menjadi sukacita dan hari perkabungan menjadi hari gembira, dan supaya menjadikan hari-hari itu hari perjamuan dan sukacita dan hari untuk antar-mengantar makanan dan untuk bersedekah kepada orang-orang miskin. 23 Maka orang Yahudi menerima sebagai ketetapan apa yang sudah dimulai mereka melakukannya dan apa yang ditulis Mordekhai kepada mereka. 24 Sesungguhnya Haman bin Hamedata, orang Agag, seteru semua orang Yahudi itu, telah merancangkan hendak membinasakan orang Yahudi dan diapun telah membuang pur--yakni undi--untuk menghancurkan dan membinasakan mereka, 25 akan tetapi ketika hal itu disampaikan ke hadapan raja, maka dititahkannyalah dengan surat, supaya rancangan jahat yang dibuat Haman terhadap orang Yahudi itu dibalikkan ke atas kepalanya. Maka Haman beserta anak-anaknya disulakan pada tiang. 26 Oleh sebab itulah hari-hari itu disebut Purim, menurut kata pur. Oleh sebab itu jugalah, yakni karena seluruh isi surat itu dan karena apa yang dilihat mereka mengenai hal itu dan apa yang dialami mereka, 27 orang Yahudi menerima sebagai kewajiban dan sebagai ketetapan bagi dirinya sendiri dan keturunannya dan bagi sekalian orang yang akan bergabung dengan mereka, bahwa mereka tidak akan melampaui merayakan kedua hari itu tiap-tiap tahun, menurut yang dituliskan tentang itu dan pada waktu yang ditentukan, 28 dan bahwa hari-hari itu akan diperingati dan dirayakan di dalam tiap-tiap angkatan, di dalam tiap-tiap kaum, di tiap-tiap daerah, di tiap-tiap kota, sehingga hari-hari Purim itu tidak akan lenyap dari tengah-tengah orang Yahudi dan peringatannya tidak akan berakhir dari antara keturunan mereka. 29 Lalu Ester, sang ratu, anak Abihail, menulis surat, bersama-sama dengan Mordekhai, orang Yahudi itu; surat yang kedua tentang hari raya Purim ini dituliskannya dengan segala ketegasan untuk menguatkannya. 30 Lalu dikirimkanlah surat-surat kepada semua orang Yahudi di dalam keseratus dua puluh tujuh daerah kerajaan Ahasyweros, dengan kata-kata salam dan setia, 31 supaya hari-hari Purim itu dirayakan pada waktu yang ditentukan, seperti yang diwajibkan kepada mereka oleh Mordekhai, orang Yahudi itu, dan oleh Ester, sang ratu, dan seperti yang diwajibkan mereka kepada dirinya sendiri serta keturunan mereka, mengenai hal berpuasa dan meratap-ratap. 32 Demikianlah perintah Ester menetapkan perihal Purim itu, kemudian dituliskan di dalam kitab.

Baik dirayakan pada hari ke 14 dan 15, perayaan orang Yahudi merupakan suatu keberhasilan besar—begitu berhasil sehingga Mordekai menyatakan bahwa kedua hari ini menjadi hari libur nasional bagi orang Yahudi. Ini suatu hukum, seperti yang dinyatakan Haman dan Mordekai.

Ada 3 hal yang sangat mengganggu saya tentang Pesta Purim seperti yang digambarkan oleh ayat ini:

(1) Pesta Purim tidak diputuskan oleh Tuhan, tapi oleh manusia. Penulis menyatakan hal ini dengan jelas kepada kita bahwa “orang Yahudi menerima sebagai kewajiban dan sebagai ketetapan bagi dirinya sendiri” (9:27). Pesta lain, seperti Paskah dan Pentakosta, merupakan pesta Alkitabiah, pesta yang Tuhan buat dan Dia perintahkan untuk dijalankan (lihat, sebagai contoh, Exodus 12:1-20). Pesta Purim murni campur tangan Yahudi, yang diperintahkan Mordekai untuk dijalankan. Ada perbedaan besar antara hari libur yang ditetapkan ilahi dengan hari libur dari manusia. Paskah dari Allah; Purim dari manusia.

(2) Orang Yahudi merayakan kemenangan mereka atas musuh. Penulis memberitahukan kita bahwa Pesta Purim dirayakan baik pada hari ke 14 maupun 15 dibulan yang sama “karena pada hari-hari itulah orang Yahudi mendapat keamanan terhadap musuhnya” (9:22). Orang Yahudi merayakan kemenangan mereka, bukan kemenangan Tuhan. Perayaan ini lebih seperti perayaan tim sepakbola karena baru menang liga. Tidak ada pembahasan tentang Tuhan atau anugrahNya, hanya perkataan dan pikiran, “Kita yang terhebat.”

(3) Pesta Purim dirayakan dengan cara yang sangat berbeda dengan pesta yang diperintahkani Tuhan. Exodus 15 atau Judges 5 menunjukan respon orang Yahudi masa itu setelah Tuhan memberikan mereka kemenangan atas musuh mereka. Tapi dalam setiap peristiwa, hasil “perayaan” bukan perasaan puas diri atau keborosan. Hanya pujian. Tuhan dipuji dan ditinggikan untuk kemenangan yang Dia capai. Dalam teks ini, Mordekai menetapkan cara orang Yahudi dalam merayakan Pesta Purim: “supaya menjadikan hari-hari itu hari perjamuan dan sukacita dan hari untuk antar-mengantar makanan dan untuk bersedekah kepada orang-orang miskin” (9:22). Tidak ada hari libur Yahudi yang dirayakan dengan cara seperti ini. Tidak ada korban, tidak ada Tuhan, kehendakNya, karakterNya, atau FirmanNya. Tidak ada ibadah, hanya pesta. Ini lebih seperti pesta tahun baru di kota New York atau Mardi Grass di New Orleans daripada Paskah atau Pentakosta di Yerusalem.

Jika kelihatannya saya membesar-besarkan, ijinkan saya mengutip Rabi Yahudi masa kini, Rabbi Joseph Telushkin, yang menulis tentang penyelidikannya terhadap Pesta Purim oleh orang Yahudi sekarang. Apakah ini terlihat seperti pesta Alkitabiah?

Mungkin perintah yang paling aneh dalam hukum Yahudi adalah yang dihubungkan dengan Purim dimana orang Yahudi diperintahkan untuk mabuk sampai mereka tidak bisa membedakan antara “diberkatilah Mordekai,” dan “terkutuklah Haman.”

Walau pecandu alcohol, orang yang bermasalah dengan kesehatan, dan mereka yang akan mengadakan perjalanan dibebaskan dari perintah ini, beberapa orang Yahudi mabuk disaat Purim. Walau begitu, bagaimana seseorang bisa dibilang salah, dan dipuji karena memenuhi perintah?

Keharusan minum disaat Purim merupakah salah satu hari libur paling bahagia dalam kalender Yahudi. Haman, berencana membunuh Yahudi. Mereka menggagalkan rencananya, dan membalasnya dengan membunuh pendukungnya (lihat Esther).

Para rabi sangat jatuh cinta terhadap Purim sehingga mereka menyatakan dalam suatu pepatah, “dari permulaan Adar [bulan terjadinya Purim], kita meningkatkan kebahagiaan kita” Ta’anit 29a). Kenyataannya, mereka memprediksikan bahwa Purim akan ditaati saat hari mesias, saat hampir semua hari libur Yahudi dihilangkan (Midrash Mishlei 9).

Purim dijalankan hari ke14 bulan Adar, sebulan dan satu hari sebelum Passover; di Jerusalem, Hebron, dan Old City of Safed, hari raya dijalankan satu hari kemudian. Jadwal yang aneh ini karena suatu pernyataan dalam kitab Book of Esther (9:18-19) memerintahkan kalau Purim dijalankan satu hari setelahnya dalam kota bertembok (Jerusalem masih kota bertembok saat Ester ditulis). Maka itu, di Israel setiap orang ingin menjalankan Purim dua kali, ke 14 Adar dikebanyakan kota, dank e 15 di Jerusalem, Hebron, dan Old City of Safed.

Wanita dan pria diperintahkan untuk mendengarkan pembacaan didepan umum gulungan Ester. Pembacaan dilakukan dalam sinagoge ditengah pesta pora. Hampir semua anak, dan beberapa orang dewasa, datang melayani dengan groggers (pembuat suara ribut), yang dibunyikan kapanpun nama Haman dibacakan. Karena Haman disebut lebih dari 50 kali dalam Ester, pembacaannya sering diganggu oleh teriakan, seruan dan bunyi groggers. Karena hukum Yahudi mengharuskan orang mendengar setiap kata dari gulungan Ester, pembacaan dihentikan sebentar sampai suara berisik berkurang.

Walau orang Yahudi umumnya datang ke sinagoge dengan pakaian bagus, mereka merayakan Purim lebih dengan kostum dan topeng. Walau banyak wanita berdandan seperti ratu Ester dan kebanyakan pria seperti Mordekai, saya melihat beberapa orang pergi seperti robot atau seperti anggota dari Women’s Liberation Army of Shushan (kota Persia dimana cerita Purim terjadi).

Perayaan sinagoge biasanya diikuti oleh pesta dimana perintah untuk mabuk dijalankan. Sering sekali, anggota jemaat melakukan sandiwara didasarkan atas cerita Purim (lihat Esther). Dibanyak yeshlvot, Purimshpiels dipertunjukan, dan kelucuan muncul—melalui drama dan sandiwara—disekolah, guru dan rabi, juga beserta dengan teks tradisional yang digunakan sebagai rujukan.

Salah satu perintah Purim adalah mengirim mishloakh manor (hadiah makanan dan minuman) kepada orang Yahudi lainnya. Hadiah minimum yang harus diberikan adalah 2 porsi makanan yang berbeda; mereka tidak boleh bersiap tapi harus siap untuk makan. Dia masa itu, dimana komunitas Yahudi makin makmur, mishloakh manot berkembang menjadi lebih terinci, dan banyak orang mengirimkan itu kepada banyak teman.

Saat Purim seseorang diperintahkan untuk murah hati pada setiap orang, bahkan kepada pengemis yang minta belas kasihan walau itu palsu. Dihari ini, tidak ada pertanyaan yang dikemukakan. Saat saya masih mahasiswa di Yeshiva University, ada 2 wanita yang suka menya[a mahasiswa setiap pagi dan siang, minta uang. Seorang rabi yang saya tahu—seorang yang murah hati—tidak pernah memberi pada mereka; dia mengatakan pada saya dia tahu kenyataan bahwa mereka memiliki cara yang beralasan. Tapi, di saat Purim dia memberikan mereka sumbangan.

Sepanjang sejarah Yahudi, banyak komunitas dan keluarga melaksanakan hari raya Purim dengan cara mereka dimana komunitas Yahudi diselamatkan dari kematian orang yang membenci mereka. Dalam tahun 1970, seorang rabi Amerika ada diantara yang diculik dan disandera oleh teroris muslim di pusat B’nai B’rith Washington, D.C. Semua sandera selamat, dan sejak itu rabi melakukan perayaan Purim khusus dengan keluarganya ditanggal yahudi yang dia terbitkan.

Perintah lain yang dihubungkan dengan hari raya adalah menikmati pesta besar yang dikenal sebagai Purim se’udah (daging). Pencuci mulut biasanya dihidangkan, dan dimakan disepanjang hari raya, adalah hamantashen, roti kecil dimasak dengan plum, apricot, benih poppy, atau isian lainnya. Selama Birkat ha-Mazon (Anugrah setelah Santapan), doa khusus dinyatakan, berterima kasih pada Tuhan untuk mujizat yang terjadi dimasa Mordekai.

Pelaksanaan Purim rupanya diketahui oleh pemimpin Nazi. Julius Streicher, mungkin yang paling jahat terhadap Yahudi diantara terdakwa dipengadilan, berteriak saat dia berbaris menuju tiang gantungan, “Pesta Purim.”54

Dua Penghormatan: Penghormatan terhadap
Ahasuerus dan Penghormatan Kepada Mordecai
(10:1-3)

1 Maka raja Ahasyweros mengenakan upeti atas negeri dan daerah-daerah pesisir juga. 2 Segala perbuatannya yang hebat serta gagah dan pemberitaan yang seksama tentang kebesaran yang dikaruniakan raja kepada Mordekhai, bukankah semuanya itu tertulis di dalam kitab sejarah raja-raja Media dan Persia? 3 Karena Mordekhai, orang Yahudi itu, menjadi orang kedua di bawah raja Ahasyweros, dan ia dihormati oleh orang Yahudi serta disukai oleh banyak sanak saudaranya, sebab ia mengikhtiarkan yang baik bagi bangsanya dan berbicara untuk keselamatan bagi semua orang sebangsanya.

Raja Ahasuerus (juga dikenal dalam sejarah sekuler sebagai Xerxes) merupakan orang paling berkuasa dibumi, raja atas kerajaan yang paling besar disepanjang jaman. Dan dalam ayat penutup kitab Ester, kita hanya diberitahu tentang Ahasuerus adalah dia mengenakan upeti atas negerti. Pemimpin politik tidak suka akan hal ini. Upeti merupakan sumber protes, bukan pujian. Tapi inilah yang dikatakan penulis tentang sang raja dalam hal pemerintahannya.

Sebaliknya, Mordekai menerima perhatian lebih. Sementara penulis sedikit menulis tentang raja, dia memberi modekai hampir 5 baris tulisan. Dia tidak menulis penghormatan terhadap raja, tapi penghormatan tentang Mordekai. Dia bicara tentang otoritasnya, pencapaiannya, kekuatannya, dan kebesarannya. Ini seperti iklan untuk pencalonan diri bagi kedudukan politik.

Mordecai, merupakan orang besar. Dia besar karena orang kedua setelah raja dalam kekuasaan. Dia besar karena pencapaian, otoritas, kekuatan, dan kebesarannya. Dia besar diantara saudara Yahudi yang menyanjungnya. Dia disukai bangsanya karena mengikhtiarkan yang baik bagi mereka, dan bicara untuk keselamatan bangsa.

Ini terdengar sangat baik bukan? Saya tahu seperti apa itu. Hampir sama dengan yang dikatakan Jimmy Hoffa oleh mereka yang anggota Teamsters’ Union. Hebat dipandangan manusia tidak sama dimata Tuhan. Menjadi hebat diantara manusia tidak sama dengan kesalehan. Bagaimana bisa orang didalam Tuhan bisa menerima pujian bagi keselamatan bangsa tanpa menyebut Tuhan?

Kesimpulan

Ada yang salah dengan gambaran ini. Ada keselamatan besar, tapi keselamatan itu datang dari pemeliharaan Tuhan, bukan dari kekuatan manusia. Kitab Ester harusnya mengingatkan kita tentang kebesaran Tuhan dan mengingatkana kita untuk tidak terlalu kagum akan kebesaran manusia. Dan kita menjadi terlalu jatuh cinta pada Mordekai sebagai penyelamat bangsa, kita harus diingatkan bahwa melalui kekerasan dirinya dan kebodohannyalah orang Yahudi ada dalam bahaya.

Kita harus melihat Kitab Ester dalam terang seluruh Alkitab. Dan dari situ kita melihat adanya masalah serius. Ester bicara tentang keselamatan Yahudi diseluruh kerajaan Persia. Bicara tentang kebesaran Ester dan Mordekai. Ini memperkenalkan kita dengan pesta Yahudi yang baru, Pesta Purim. Jika semua hal ini sangat penting, kenapa tidak ada dalam kitab lain diseluruh Alkitab? Saat kita membaca kitab Ezra dan Nehemia—kitab itu mendahului Ester dengan kejatuhan dimasa yang sama—kenapa tidak ada petunjuk apapun dari Kitab Ester tentang hal ini?55 Jika bukan dari Kitab Ester, kita tidak akan tahu apapun tentang masa atau orang ini. Kenapa?

Saya pikir alasannya mulai nampak. Hal yang menurut orang Yahudi penting, hal yang mendominasi kitab Ester, bukan hal dari Tuhan, dan itu tidak memiliki pengaruh kekekalan.56 Orang Yahudi yang tetap di Persia tidak kembali ke Yudea dan Yerusalem karena mereka banyak investasi di Persia. Dimasa itu, gambaran Susa (Esther 1:1-9) jauh lebih hebat dari gambaran Yerusalem, dimana sekelompok kecil Yahudi (50,000 atau lebih) tinggal dalam reruntuhan yang dulunya kerajaan hebat (untuk contoh lihat Ezra 3:10-13; Nehemiah 1:1-3).

Di masa itu, ada dua kerajaan. Satu kerajaan Persia yang hebat dan megah. Masalahnya kerajaan itu sementara, dan lebih buruk itu adalah kerajaan yang ada dibawah kendali setan (lihat Daniel 10:20). “Kerajaan” yang lain adalah kerajaan kekal Allah. Di Yerusalemlah Tuhan berjanji akan berdiam dan menyatakan diriNya. Di Yerusalemlah orang disegala bangsa akan datang menyembahNya. Walau kerajaan dibumi kurang mengesankan, itu tempat Tuhan hadir dan memberkati. Itulah kerajaan yang ditolak orang orang Yahudi diPersia, memilih untuk tetap tinggal dalam kemewahan orang kafir.

Semua yang kita baca tentang Ester dan Mordekai dan orang Yahudi dalam Kerajaan Persia membuat kita cenderung melihat mereka sangat sedikit menghargai kerajaan Tuhan dan sangat tertarik pada kerajaan sementara. Alasan kenapa Alkitab tidak menghiraukan orang dan peristiwa dalam kitab Ester adalah karena orang Yahudi terlibat dalam kerajaan yang salah, kerajaan yang tidak kekal. Oh, Tuhan Israel berkarya dalam kitab Ester, tapi baik Ester, Mordekai, dan orang Yahudi di Persia tidak mengenalinya. Sebaliknya, kita melihat Firaun mengenali tangan Tuhan atas Yusuf dan Nebuchadnezzar mengakui dan menyembah Tuhannya Daniel. Tapi tidak di Persia!

Saat saya merenungkan pasal penutup kitab Ester, saya diingatkan tentang pencobaan Tuhan kita:

8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, 9 dan berkata kepada-Nya: Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku. 10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!“ (Matthew 4:8-10).

Satan menawarkan kerajan dunia pada Tuhan kita, berharap Dia mau meninggalkan komitmenNya pada Bapa kerajaan kekal. Setan tidak berhasil mencobai Tuhan kita. Tapi bagi saya Mordekai menyerah pada pencobaan ini. Diakhir Kitab Ester, kita membaca tentang kekuasaan dan keagungan Mordekai, tapi dalam kerajaan yang salah. Kita diberitahu tentang kebesarannya yang ditemukan dalam “kitab sejarah raja-raja Media dan Persia” (Esther 10:2). Beberapa orang yang mempelajari Alkitab menunjukan kesamaan pernyataan ini dengan yang ditemukan dalam sejarah Alkitab. Ijinkan saya menunjukan perbedaan pentingnya. Ada perbedaan besar antara ditulis “di dalam kitab sejarah raja-raja Media dan Persia,” dan tertulis dalam kitab raja-raja Israel dan Yudea. Dan juga, ada perbedaan besar antara nama seseorang ditulis dalam Kitab Kehidupan dan ditulis dalam kitab lain, bahkan dalam kitab sejarah terkenal dunia.

Kitab Ester merupakan gambaran—bukan yang indah—tentang orang Yahudi yang tidak percaya dan tidak taat. Tidak heran orang Yahudi dalam kerajaan Persia ada dalam bahaya. Tidak heran Mordekai dan orang Yahudi bertindak seperti orang kafir di Persia. Tidak heran baik doa, pertobatan, Firman, iman, atau Tuhan tidak disebutkan dalam kitab ini. Kitab ini merupakan gambaran orang Yahudi kafir, orang Yahudi yang terikat pada “Vanity Fair.”

Bagaimana bisa kita tidak memikirkan perkataan Tuhan kita, saat Dia berkata,

36 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya? (Mark 8:36).

Posisi, kuasa dan keagungan Ester dan Mordekai (belum lagi orang Yahudi yang tetap tinggal disana) tidak punya kaitan kekekalan. Akibatnya, selain peristiwa luarbiasa Ester, orang dan peristiwa itu sendiri tidak ada dalam keseluruhan Alkitab. Penting dan menyedihkan, kita menemukan baik Ester maupun Mordekai tidak didaftar dalam “Hall of Faith” dalam Hebrews 11.

Kesalahan orang Yahudi Persia tentang Kerajaan Allah terlihat dalam orang Yahudi pada masa Yesus. Mereka terperangkap dalam kerajaan sekuler dimasa mereka dan kekuasaan didalamnya. Mereka takut terhadap “kerajaan” yang dikatakan Tuhan kita. Mereka takut kehilangan posisi dan kekuasaan dalam dunia ini, dan mereka tidak peduli akan kerajaan Tuhan nanti. Mereka tidak menumpuk harta disorga; mereka menumpuk harta dibumi, bahkan mengambil keuntungan atas janda (lihat Matthew 23:14). Mereka tidak hanya menolak masuk kedalam kerajaan Tuhan, tapi mereka juga menghalangi orang lain untuk masuk (23:13). Tidak heran, mereka juga ikut pesta (23:6).

Bahkan para murid Tuhan kita menyatakan pemikiran sekuler yang sama tentang kerajaan Tuhan. Mereka tertarik akan kuasa dan kebesaran kerajaan Tuhan. Mereka ingin peran yang penting. Mereka ingin membangun kerajaan dan tidak mau menunggu (atau menderita) untuk itu. Butuh waktu lama bagi mereka untuk menangkap dan kemudian menerima apa yang Tuhan katakan tentang kerajaan Tuhan.

Dan kita juga tidak berbeda. Kita juga sama dengan Ester dan Mordekai, orang Yahudi yang menantang Yesus, dan para murid. Kita menemukan bahwa kerajaan sekarang sangat menarik bagi kita. Itu terlihat begitu nyata sedangkan kerajaan Tuhan kita kelihatan begitu jauh. Apakah kita kritis terhadap cara yang ditambahkan orang Yahudi Persia kepada Firman Tuhan sehingga ibadah mereka menyimpang dan perayaan untuk diri sendiri saja? Apakah kita berpikir hanya orang Yahudi masa lalu yang gagal mengenali tangan Tuhan dan menerima pujian yang hanya bagi Tuhan semata? Kita melakuakan hal yang sama saat ini.

Saya berpikir tentang gereja Korintus seperti yang digambarkan dalam PB. Dalam pasal pertama I Korintus, kita menemukan gereja sudah menjadi berpusat pada manusia. Moral orang Kristen dikesampingkan bahkan orang kafir terkejut oleh apa yang dilakukan oleh orang kudus ini (lihat 1 Corinthians 5:1-8). “Perayaan” Perjamuan Tuhan telah menjadi pesta mabuk-mabukan yang menyebabkan kematian bagi beberapa orang Korintus (lihat 1 Corinthians 11:17-34). Ibadah, yang dinyatakan oleh korban, telah menjadi pemuasan diri dan dosa (lihat Exodus 32; 1 Corinthians 11).

Bagi orang kudus dimasa Ester, ibadah dan pelayanan diatur oleh Hukum. Hukum Tuhan menetapkan standar tidak hanya bagi perilaku orang Yahudi tapi juga bagi kesejahteraan dan ibadahnya. Hukum tidak pernah disebutkan dalam Kitab Ester. Prilaku kita, pelayanan, dan ibadah kita juga diatur oleh Firman Tuhan. Betapa cepatnya budaya kafir dimana kita hidup memasuki pikiran dan tindakan kita , sampai kita beribadah dengan cara yang berlawanan dengan aturan Tuhan. Bisakah kita mengejek orang Yahudi yang merayakan Pesta Purim yang melakukan hal yang dilarang PL? Mari kita ambil waktu merenungkan prilaku kita. Bagaimana kita juga melayani dan beribadah padaNya berlawanan dengan FirmanNya?

Janganlah kita meninggalkan kitab Ester dengan memandang rendah Ester, Mordekai, dan orang Yahudi di Persia. Mari kita meninggalkan kitab Ester dengan bertanya pada diri kita apakah kita seperti mereka dan bertanya apa yang harusnya kita lakukan untuk menjadi umat Tuhan. Mari kita mencari Kerajaan Tuhan, dan hal lainnya ditempat kedua dalam hidup kita. Mari kita tidak meninggikan manusia dan melupakan Tuhan. Mari kita mengenali bahwa kitab Ester menggambarkan sisi gelap dari keyahudian dimasa itu dan Ezra serta Nehemia menunjukan teladan yang harus kita ikuti. Mari kita melihat tangan Tuhan bekerja, bahkan dalam dunia sekuler dan melalui pemerintah dan politiknya. Bagi Tuhan kemuliaan, hal besar yang dilakukanNya. Hal besar tetap dilakukannya dan akan terus dilakukanNya.


52 Alasan saya mengatakan bahwa baik Ester dan Mordekai diberikan otoritas untuk menyusun aturan baru ini karena “you” dalam ayat 8 itu jamak, menunjukan bahwa raja bicara kepada Ester dan Mordekai.

53 Semua berakhir dengan cepat, saya curiga, saat raja Ahasuerus dibunuh dalam umurnya yang ke 20 tahun.

54 Jewish Literacy, The Most Important Things to Know about the Jewish Religion, Its People, and Its History, Rabbi Joseph Telushkin (New York: William Morrow and Company, Inc.), 1991, pp. 578-580.

55 Satu-satunya rujukan terhadap semua yang ada dalam kitab Ester adalah penyebutan Ahasuerus satu kali dalam Ezra 4:6.

56 Disamping, tentu saja, dari penghukuman kekal hasil dari dosa manusia.

Report Inappropriate Ad