MENU

Where the world comes to study the Bible

3. Penelitian Kata

Bagian Pertama
Pelajaran Tentang Kata-Kata

Pendahuluan

Penelitian kata dalam Alkitab sangat diperlukan untuk suatu eksegesis yang akurat dan penting bagi eksposisi yang kaya. Tersedia melimpah tapi seringkali para ekspositor tidak menyadari prosedur yang benar dan perlengkapan yang terbaik.

Diragukan kalau pernah ada suatu penelitian kata yang lengkap, atau pernah bisa dilakukan. Ada buku-buku mengenai kata-kata tertentu, tapi bahkan semuanya tidak memasukan semua data. Terbitan periodic, buku-buku mengenai penelitian kata, dan buku tafsiran semua sangat menolong dalam pengumpulan materi; tapi semua itu harus dengan seksama diuji. Kita harus puas dengan melihat penelitian kata sebagai proses yang terus berlangsung. Tapi, dengan beberapa perlengkapan yang baik dan sedikit latihan ekspositor bisa mempelajari kata dengan mudah dan cepat dan bisa mengerti serta menjelaskan artinya dan penggunaannya.

Ada tiga wilayah yang akan dipelajari dalam proses ini: menelusuri penggunaan suatu kata, meneliti etimologinya, dan mensurvey penerjemahannya dalam versi-versi kuno. Sebagian besar buku mengenai hal ini akan memberikan etimologinya terlebih dahulu, dan kemudian berurusan dengan penggunaan serta versinya; tapi kita akan melihat penggunaannya terlebih dahulu, karena ini merupakan langkah yang paling sering digunakan oleh pelajar Alkitab. Pelajaran mengenai etimologi adalah yang paling sulit, tapi karena itu diperlukan untuk mempelajari kata-kata yang jarang dan bermasalah dalam Alkitab, hal ini tidak bisa dihindari. Pelajaran mengenai bagaimana sebuah kata digunakan lebih mudah; dan ini mengenai bagaimana kita melihat dari kata-kata teologi umum. Pelajaran mengenai bagaimana suatu kata diterjemahkan kedalam berbagai versi kuno (dan versi modern) juga lebih mudah karena hal ini berkaitan dengan bahasa; tapi karena buku-buku tafsiran dan eksposisi sering menggunakannya, kita harus tahu bagaimana menggunakannya dengan benar.

Penggunaan Kata

Pendahuluan

Mengenai penelitian kata yang cukup sering, terutama istilah kuat Alkitab, prosedur pelajaran kata dasar membutuhkan pelajaran mengenai bagaimana sebuah kata digunakan dalam penulisan. Faktanya, sebaiknya diingat bahwa saat kamus Ibrani atau bahasa Semit lainnya mendaftar suatu arti dari sebuah kata, mereka mendaftar itu atas dasar penelitian mereka tentang bagaimana kata itu digunakan dalam konteksnya.

Mengenai pekerjaan eksegetikal dasar untuk ekspositor, sebagian besar usaha akan dilakukan dalam mencari kata-kata dalam konteksnya didalam Perjanjian Lama dan berusaha mengartikulasikan artinya dalam bagian itu. Walaupun benar kalau ada banyak kata-kata yang memiliki penggunaan yang sering (800 kali (sekitar 7000). Jadi seringkali eksegetor melihat seluruh referensi bagi istilah yang dihadapannya. Jika istilahnya merupakan kata yang sangat umum, pekerjaannya harus selektif. Definisi kamus dan etimologi akan memberikan konsep dasar, tapi jangkauan arti dan penekanan yang tepat berasal dari survey tentang bagaimana kata itu digunakan.

Perlengkapan untuk Mempelajari Penggunaan

Untuk melakukan pekerjaan yang akurat dan baik dalam jangka waktu yang masuk akal, anda harus memiliki beberapa perlengkapan yang baik. Lihat bibliography untuk detil karya-karya yang tersedia.

Untuk penelitian kata Ibrani anda harus memiliki lexicon atau kamus Ibrani. Karya mendasar adalah Brown, Driver and Briggs (BDB); walau sudah tua, masih berguna. Salah satu yang lengkap oleh Koehler and Baumgartner (KBL).

Kamus yang menyeluruh atau buku-buku mengenai hal ini yang tersedia adalah dua set volume yang diedit oleh Harris, Waltke and Archer, lima volume yang diedit oleh van Gemeren, atau yang lebih besar Theological Dictionary of the Old Testament edited by Botterweck and Ringgren.

Catatan: Bagi mereka yang tidak mengetahui bahasa Ibrani, volume yang diedit oleh van Gemeren adalah yang paling baik. Seluruh kata disesuaikan kedalam terjemahan bahasa Inggris sehingga pembahasan yang relevan bisa ditemukan dengan cepat dan mudah.

Konkordansi Ibrani yang baik yang bisa membantu dalam melihat penggunaan kata adalah: Solomon Mandelkern, Gerhard Lisowsky, Abraham Eben Shoshan, and Englishmans. Semuanya mengatur referensi dalam Alkitab sesuai dengan istilah Ibraninya. Fakta bahwa sebagian tidak menggunakan frasa Inggris dari ayat-ayatnya tidak menjadi masalah, karena tujuan dari sebuah konkordansi terutama untuk memberi referensi dalam teks. Banyak pelajar lebih memilih Englishmans karena dibawah kata Ibraninya diberi daftar ayat-ayat Alkitab dan disamping setiap ayat frasa dalam bahasa Inggris dimana istilah itu muncul. Masalahnya adalah sebagian besar pelajar bergantung pada arti yang diberikan dalam frasa tanpa melihat konteks dari bagian itu. Mandelkern merupakan investasi yang lebih baik karena bisa digunakan untuk pelajaran tata bahasa, tekstual, dan leksikal. Buku ini mendaftar dibawah setiap bentuk struktur kata dengan ayat-ayat bersangkutan. Seluruh ayat dari istilah itu dipelajari dihalam ituhanya tidak mengikuti urutan dalam Perjanjian Lama. Lisowsky menawarkan suatu daftar langsung dari referensi dibawah setiap istilah Ibrani dan lebih cepat bagi penelitian kata, Eben Shoshan merupakan yang paling uptodate dan mungkin menjadi pembelian lebih baik dari semuanyatapi anda harus terbiasa dengan nama-nama Ibrani dari kitab-kitab dalam Alkitab dan istilah Ibrani bagi setiap pasal dan ayat.

Jika anda tidak mengetahui bahasa Ibrani, anda bisa menggunakan konkordansi dari terjemahan Inggris, tapi hal ini melibatkan beberapa langkah. Youngs Analytical Concordance, sebagai contoh, mendaftarkan kata Inggris, dan kemudian untuk setiap bagian dimana kata Inggrisnya digunakan, diberikan kata Ibrani tertentu. Dibelakang buku, dia mendaftarkan seluruh kata Inggris yang diterjemahkan dari kata Ibrani. Semuanya harus dilihat untuk bisa mendapat keseluruhan daftar bagian dimana kata yang anda cari munculdan itu penggunaan konkordansi.

Selain konkordansi yang baik dan buku mengenai kata, salah satu perlengkapan yang bisa menolong penelitian kata adalah English-Hebrew Old Testament, atau sebuah Interlinear (Kohlenberger). Bahasa Inggris dalam kolom Alkitab mungkin bukan terjemahan terbaik, tapi saat anda melihat bagian itu untuk mempelajari narasi atau ayat untuk menemukan pengertian konteks, sangatlah berguna untuk memiliki bahasa Ibrani disamping bahasa Inggris untuk bisa mencek ekspresi Ibrani yang tepat. Alkitab inter-linear digunakan oleh sebagian orang dengan cara ini, tapi menjadi penghalang karena frasa Ibrani dan frasa Inggris harus dikelompokan bersama karena perbedaan arah penulisan.

Kategori Arti

Prosedur pada dasarnya untuk menemukan referensi dalam Alkitab dimana kata itu muncul, cari semua (atau sebanyak mungkin) untuk menentukan bagaimana kata itu digunakan dalam konteks, dan kelompokan arti yang tepat kedalam kategori berbeda. Sebelum pekerjaan ini dimulai, sangatlah menolong untuk melihat BDB, bagaimana mereka menyebut kategori itu. Seringkali mereka hanya mengatur kata di grammatical sections (Niphal, etc.) atau di subjects (Used of Man, Used of God). Ini memberikan eksegetor arahan dalam mempelajarinya, tapi jangan dianggap sebagai kategori arti, karena mereka sedikit sekali memberitahu tentang bagaimana kata itu harus dimengerti.

Jadi kategori arti yang disediakan oleh eksegetor haruslah ekspresi yang bermakna dari nuansa dasar kata tersebut. Mengatakan bahwa Tuhan adalah subjek, atau kata itu selalu digunakan dalam konteks militer, atau beragam gambaran pendapat, akan sangat menolong dalam pengertian umum dari kata tersebut, tapi tidak banyak memberitahu tentang pengertian dari kata itu. Kita harus mengusahakan kategori yang mencerminkan bentuk tindakan atau situasi yang digambarkan istilah itu. Ini mengharuskan eksegetor menentukan apa yang sedang dihasilkan oleh kata kerja, apa yang digambarkan, apa mood dalam konteks, apakah kata itu literal atau kiasan, dan bagaimana kata itu dihubungkan dengan kata-kata Ibrani lainnya dari akar yang sama.

Sebagai contoh, lihat kata bara, to create/menciptakan. Etimologi hanya memberikan sedikit pertolongan dalam mengerti istilah ini. Penggunaannya akan menunjukan jangkauan artinya, karena jarang sekali satu definisi, seperti create/menciptakan dalam kasus ini, bisa dengan memadai memberikan pengertian istilah bagi eksegesis. Kita ingin mengetahui lebih banyak tentang jangkauan artinya, bagaimana kata ini digunakan dalam Alkitab. Saat anda melihat bagian-bagian dimana kata ini muncul, anda akan menemukan kalau sebagian besar ada dalam Kejadian dan Yesaya. Kategorinya bisa demikian: istilah ini digunakan untuk ciptaan supernatural Allah terhadap alam semesta (langit, bumi, umat manusia, mahluk, angin, udara, dllsemua bagian ini bisa dikelompokan menjadi satu); istilah ini juga digunakan untuk pembentukan suatu roh baru dan hati baru dalam seorang pendosa, semacam revitalisasi; istilah ini juga digunakan untuk pembentukan bangsa Israel,dll. Didalam setiap kategori anda harus mempelajari bagian-bagiannya untuk melihat dengan tepat bagaimana Tuhan melakukan penciptaan atau pembentukan, cara yang Tuhan gunakan, dan apa hasil yang diinginkan dalam tindakan (lihat tulisan contohu untuk perkembangan).

Saat sebuah kata dipelajari dengan cara ini, ekspositor tidak bisa mendefinisikan penggunaannya hanya dengan satu kata, tapi akan mendapat pengertian yang jauh lebih baik akan jangkauan artinya. Keuntungan lain dari pelajaran ini adalah menemukan rujukan tulisan dan korelasinya yang dibuat penulis dengan bagian lain dari Alkitab.

Kriteria Klasifikasi

Beberapa persyaratan harus diingat saat mencari bagian-bagian untuk dikelompokan kedalam denominasi:

Lingkaran Konteks. Saat sebuah istilah sedang dipelajari suatu perhatian besar harus diberikan pada konteks dimana kata itu ditemukan. Sangat penting untuk meneliti bagaimana suatu istilah digunakan dalam konteksnyajika sebuah kata digunakan 6 kali dalam sebuah narasi, sebagai contoh, kata itu penting dalam pelajaran. Lingkaran berikut dari penggunaannya diperluas ke kitab tidak hanya sebuah pasal, tapi seluruh kitab dimana kata ini muncul (andaikan kitab ini ditulis oleh satu orang Mazmur dan Amsal tidak termasuk). Lingkaran berikut ada dalam tulisan lain yang ditulis penulisnya contoh, Pentateuch. Hal ini bergerak ketulisan lain yang ditulis diperiode yang sama, dan terakhir seluruh Perjanjian Lama. Tingkatan ini tidak selalu bisa dengan mudah diikuti karena kesulitan penanggalan dari beberapa materi Perjanjian Lama. Tapi kepastian tentang bagaimana seorang penulis menggunakan sebuah kata (mis., Daud, Yesaya) akan menerima perhatian utama.

Sebagai contoh, , teshuqa, desire/keinginan, muncul dua kali dalam Kejadian (3:16, 4:7) dan sekali dalam Kidung Agung (7:2). Arti dari kata ini dalam 3:16 lebih dekat ke 4:7 daripada ke Canticlestapi para penafsir seringkali melewati petunjuk dalam 4:7 dan mengasumsikan arti dalam 3:16 sama seperti dalam Canticles. Kata itu berarti desire diketiga tempat, tapi konotasinya akan berbeda dalam kitab. Glossarium bahasa Inggri bagi desire memiliki beberapa kategori arti, baik atau buruk.

Tipe Literatur. Sangat penting untuk melihat penulisan dimana istilah itu digunakan: narasi, puisi, hukum, hikmat, nubuat, dll. Bentuk penelitian kritis telah memberikan banyak observasi hati-hati terhadap kosa kata umu yang digunakan dalam perbedaan tipe mazmur dan narasi. Contoh kata desire yang digunakan diatas bisa juga digunakan disini, dua digunakan dalam penulisan Taurat dan lainnya dalam Kidung Agung

Hanya karena kata-kata itu muncul dalam tipe penulisan yang berbeda tidak berarti mereka harus berbeda arti. Seringkali mazmur atau kitab para nabi, sebagai contoh, dengan jelas menggunakan istilah dari Taurat tepat seperti Taurat menggunakannya. Disaat yang lain, mereka menggunakan ekspresi itu dan menggunakannya secara kiasan atau ironi. Eksegetor harus waspada saat bergerak kedalam perbedaan tipe penulisan, memastikan bagaimana tulisan itu menggunakan istilahnya.

Penanggalan. Saya berasumsi kalau kedua pertimbangan (diatas) telah dilakukan, hal ini juga telah dilakukan dalam prosesnya. Bahasa Ibrani dari Perjanjian Lama meliputi abad. Sebuah istilah bisa berubah arti cukup cepat dalam jangka waktu seperti itu. Lihat contoh bahasa Inggris: Saat St. Pauls Cathedral di London dibangun kembali oleh Christopher Wren setelah kebakaran besar, King George menggambarkannya dengan kata-kata amusing/mengganggu, artificial/tiruan, and awful/buruk. Dia menggunakan kata-kata itu untuk menyatakan atau mewakili kata-kata pleasing/menyenangkan, a work of art/suatu karya seni, dan awesome/luar biasa,. Mungkin saja dalam Perjanjian Lama perubahan arti seperti itu terjadi. Sebagai contoh, saris, didefinisikan sebagai eunuch/sida-sida. Didalam Kejadian, Potiphar adalah seorang eunuchtapi dia memiliki seorang istri seperti yang diketahui setiap orang. Bisa dilihat dari Akkadian kalau keluarga kata bagi bahasa Ibraninya saris pernah memiliki arti court official/pejabat pengadilan, dan kemudian berarti eunuch. Dimungkinkan untuk mengatakan kalau perkembangan yang sama terjadi dalam bahasa Ibrani, sehingga petunjuk dalam Kejadian ditegaskan benar dalam penggunaannya.

Bahasa Kiasan. Kata-kata bisa digunakan secara kiasan; sebagian penggunaan secara kiasan mengubah kategori arti.

Disini kita perlu membuat perbedaan antara kiasan tinggi dan kiasan rendah. Maksud kiasan rendah kita merujuk pada sebuah idiom. Sebuah istilah memiliki arti dasar denotativenya, tapi sebagian penggunaan kiasan diperluas kedalam wilayah semantic lain. Jika penggunaan kiasan menjadi sebuah ekspresi tetap, suatu idiom, maka bisa masuk dalam kamus sebagai salah satu arti dari sebuah kata. Didalam bahasa Inggris, kata shepherd/gembala menjadi contoh yang baik. Kata itu pada dasarnya berarti to herd sheep/mengembalakan domba jika dirinci secara etimologis. Jangkauan penggunaan normalnya ada dalam wilayah pemeliharaan binatang. Tapi dengan pengaruh Alkitab kata itu digunakan untuk para pemimpin rohani (dan flock/ternak untuk jemaat). Maka dari itu, kamus biasanya menawarkan definisi kedua, menerangkan kalau itu suatu penggunaan dalam kotbah. Didalam lingkaran keagamaan, faktanya, arti ini menjadi definisi pertama yang diterima pendengar. Saat kiasan menjadi idiomatic, mereka sering disebut dead metaphors. Kiasan rendah penting bagi penelitian kata karena bisa menjadi kategori baru.

Kiasan Tinggi merujuk pada kata yang digunakan diluar jangkauan normal semantiknya, tapi tidak cukup konsisten untuk menjadi idiomatic atau didaftarkan menjadi isi kamus. Sebuah ekspresi seperti he was dead by foul subtraction menggambarkan hal ini. Sebuah istilah matematis digunakan untuk kematian. Istilah subtraction artinya tidaklah death; kata ini tidak akan mendapat definisinya dalam kamus. Tapi dalam baris itu kata ini telah dimasukan kejangkauan semantic dan mendapatkan pengertian emosi. Kiasan tinggi penting karena beragam dalam kategori dan harus diperlakukan berbeda.

Didalam mempelajari kata anda perlu mewaspadai hal ini. Jika anda sampai pada suatu penggunaan dalam bagian tertentu yang kelihatannya keluar dari jangkauan semantic normalnya, anda harus 1) mengerti arti dasar dari kata itu, dan 2) mengartikulasi penggunaan yang dibuat dari kata itu.

Jadi, didalam mengatur kategori penggunaan anda akan lebih memperhatikan penggunaan idiomatic. Kamus menggunakan istilah metaphorical secara umum untuk arti figurative / kiasan. Sebenarnya, sangat sedikit kata yang diberikan adalah metaphor dalam pengertian sempitnya. Kita harus berpikir dalam istilah figurative / kiasan untuk saat ini saat istilah seperti itu digunakan. Dua kelompok besar kiasan yang berdampak pada kategori adalah 1) Kiasan Pembanding, and 2) Kiasan Pengganti (kita akan mempelajari hal ini secara detil kemudian). Bagi perbandingan ide dasar dari metaphor akan menjadi contoh; bagi pengganti metonymy mewakilinya.

Saat sebuah kata digunakan sebagai suatu metafora, sebuah perbandingan dibuat (ini terlalu menyederhanakan, tapi cukup untuk sekarang). Saat sebuah metafora menjadi idiomatic, arti dari kata itu diperluas. Sebagai contoh, shepherd/gembala didalam Alkitab digunakan secara metaforis: Yahweh is my shepherd/Tuhan adalah gembalaku (Ps. 23:1). Suatu perbandingan dibuat antara seorang gembala dan Tuhankedua kata cocok dalam latar belakang berbeda. Saat kata ini cukup digunakan untuk menjadi tetap, arti kamus, maka arti kamus dari shepherd akan diperluas untuk meliputi penggunaan istilah itu dikedua wilayah semantiknya. Bisa dikatakan arti kata kerja lead to pasture, feed, graze atau yang seperti itu, kemudian dibagi kedalam kategori arti antara leading secara literal atau feeding of animals/memberi makan binatang dan penggunaan kiasannya secara rohani berarti pemimpin pemerintah atau guru. Saat anda mendefinisikan sebuah kata, definisi kata anda (shepherd dalam kasus ini) hanyalah titik awal; anda harus menjelaskan bagaimana kata itu digunakan. Penggunaan idiomatic yang berasal dari kiasan pembanding memperluas arti dasar untuk digunakan dalam wilayah semantic yang berbeda.

Saat sebuah kata digunakan sebagai sebuah metonymy, suatu pengganti dibuat. The pen is mightier than the sword menggunakan pen untuk penulisan, dan sword untuk kekuatan militer. Kiasan ini sangat umum dalam bahasa, dan terutama bahasa Alkitab. They have Moses and the Prophets/mereka punya Musa dan Para Nabi tidak berarti mereka sebenarnya punya Musa, Yesaya, Yeremia, dll. Kalimat itu berarti mereka punya apa yang ditulis orang-orang itu --Alkitab. Karya telah diganti dengan penulisnya. Saat metonymy sering digunakan sehingga bisa menjadi isi kamus, kategori yang menggambarkan setiap penggunaannya akan menunjukan suatu hubungan erat antara arti dasar dan arti kiasannya. Faktanya, kamus seringkali tidak menyebut penggunaan ini sebagai suatu kiasan tapi sangat membantu jika dilakukan saat menjelaskan hubungan antar kategori. Sebagai contoh, !A[;(, awon, memiliki arti iniquity, tapi bisa juga memiliki arti guilt dan punishment. Arti ini adalah metonymies, guilt untuk iniquity dan punishment untuk iniquity adalah pengganti. Ketiga arti bisa dibuat subdivisions dari suatu definisi yang luas, karena semuanya tetap berada dalam wilayah semantic yang sama dari sin. Tapi semua memiliki kategori arti yang berbeda. Saat Kain berkata My awon is greater than I can bear, kata itu menjadi sangat berbeda jika diberi my iniquity, my guilt, or my punishment.

Tema Verbal atau Stem. Sebagian dari prosedur mengelompokan kata kedalam kategori arti mereka akan melibatkan pengertian anda akan verbal stems, yaitu., qal, niphal, piel, pual, hithpael, hiphil, hophal, dan lesser stems. Anda harus melihat materi dasar gramatikal yang meliputi stems ini saat hal ini menjadi penting dalam suatu penelitian kata.

Pada suatu kali anda mungkin menemukan pengelompokan gramatikal ini sangat menolong. Sebagai contoh, aman, pada intinya melibatkan dua stems, niphal (to be firm/menjadi teguh, sure/pasti, confirmed, faithful) dan hiphil (to believe/menjadi percaya). Penyelidikan akan mempertahankan hiphil digunakan bersama untuk menentukan apa yang terlibat dalam mempercayai. Hubungan dengan niphal (dan mungkin juga qal) bisa membantu, tapi sebuah peringatan penting dititik inikita tidak bisa memastikan kalau bahasa Ibrani sadar akan hubungan etimologis antar stems. Mengatakan kita mengerti kata itu lebih baik dengan melihat hubungan antar kata; tidaklah berarti mereka mengerti dan menunjukan arti hubungan-hubungan itu. Saya pikir aman mengatakan jikalau ide-ide antar stem dari suatu kata kerja adalah transparent, dan ada bukti dari penggunaan kalau mereka tahu hubungan-hubungan dalam arti (yaitu, permainan kata, secara kontekstual penggunaannya jelas) , kita aman menggunakan hubungan-hubungan itu untuk membantu membentangkan ide. Maksud saya adalah memperingatkan anda terhadap terlalu menyederhanakan pendekatan etimologi tanpa menegaskan ide-idenya melalui penggunaan.

Penggunaan Non-Teologis. Didalam mencari seluruh kategori penggunaan, anda akan menjumpai penggunaan kata non-teologis. Sebagai contoh, rekhem, seperti yang telah kita lihat, digunakan untuk mercy dan juga womb; khata, digunakan untuk sin dan juga missing a target/tidak kena target. Anda harus menentukan hubungannya, jika ada, diantara dua istilah ini. Apakah bahasa Ibraniatau Amerika moderntahu kata-kata apa yang secara etimologis berhubungan (sebagai contoh, berapa banyak yang tahu ligament dihubungkan dengan obligation; seorang etimologis akan melihat hubungannya, tapi jika anda mendengar seseorang menggunakan kata obligation dalam sebuah pesan, bisakah anda menyimpulkan kalau pembicara sengaja menginginkan hubungan itu?) Disini, kita bebas mengatakan jika hubungan itu transparan, dan jika ada dukungan dari penggunaannya bagi hubungannya, kita bisa menggunakannya untuk membantu pengertian kita. Saya ingin mengatakan kalau ekspositor harus memegang bentuk materi ini sampai penggunaan kata telah dipelajari untuk melihat apa yang akan diusulkan bukti kontekstualnya.

Hal ini memunculkan pertanyaan diantara akademisi tentang asal mula satu atas lainnya. Sangat tidak mungkin mengatakan kalau sebuah kata seperti ajh asal mulanya memiliki arti to miss the mark, a goal, the way dan kemudian dibawa kerealitas teologis dan memiliki arti to err, sin. Sama tidak mungkinnya mengatakan kalau arti teologis mendahului non-teologis. Kita bisa menganggap kalau Tuhan akan menyatakan Dirinya dalam bahasa manusia yang bisa dimengerti, kalau begitu non-teologis adalah dasar. Tapi itu spekulatif; tidak ada bukti penyelidikan sejarah seperti ini. Apa yang ingin saya katakana adalah, jika penggunaan arti non-teologis itu substansial, maka itu harus untuk mengerti arti teologis. Non-teologis biasanya suatu arti lokal dan nyata, (sebagai contoh, miss a mark untuk khata); teologis seringkali lebih luas dan abstrak ( sin untuk kata yang sama).

Sinonim dan Antonim. Jika bisa menemukan sinonim atau antonym bagi kata yang sedang anda pelajari, ini bisa meningkatkan pengertian terhadap kata itu. Suatu survey terhadap sinonim utama dari suatu kata merupakan bagian penting dari prosedur, karena anda perlu mempertimbangkan bagaimana kata itu berbeda dari yang lainnya didalam wilayah semantic yang sama, dan mengapa penulis lebih memilih kata itu daripada yang lainnya.

Bagaimana anda menemukan sinonim dan antonym? Menurut saya jika anda mempelajari penggunaannya dan menggunakan perlengkapan yang disebutkan dalam pembahasan sejauh ini, anda sudah memiliki sebagian darinya. Sebagai contoh, saat anda melihat kata-kata dalam BDB, katakanlah dibawah ratsakh, to kill, didaftar ayat-ayat dimana puisi Ibrani menggunakan suatu sinonim dalam paralelismnya, dan ayat-ayat ini seringkali dalam parenthesisnya punya dua baris paralel dan istilah Ibrani: ( // tymh, hemit). Ini artinya ayat tersebut kata dalam parenthesis paralel dengan kata yang sedang dipelajari. Bagaimana tepatnya kata itu paralel menuntut anda melihat bagian itu; hampir tiap saat akan sinonim, tapi terkadang kurang sinonim atau bahkan antitetikal. Put to death jelas sinonim dengan kill (kata-kata lain bisa lebih membantuini hanya ilustrasi).

Saat anda melihat konteks dalam mempelajari penggunaannya, waspadai kata-kata lain dalam konteks. Sebagai contoh, sebuah bagian bisa mengenai holiness (qodesh) dan membahasnya secara panjang lebar; tapi dalam pembahasan hal itu bisa dikontraskan dengan common atau profane (khalal ). Faktanya teks bisa berkata apapun telah profaned dari yang adalah holy. Sebuah antonym seperti profane, common menolong pengertian kita akan kata holy dengan mengkontraskannya.

Jika anda tidak bisa menemukan sinonim dari survey anda, ada cara lain menemukannya. Sebuah konkordansi seperti Youngs Analytical Concordance bisa menolong. Lihat kata Ibrani (atau Yunani) anda dibelakang untuk melihat bagaimana kata itu diterjemahkan kedalam bahasa Inggris (AV). Jika anda mencari ratsakh, anda akan menemukan beberapa kata: kill, murder, atau manslaughter. Anda kemudian harus mencari masing-masing kata itu dalam setiap bagian di konkordansi. Dibawah kata kill anda akan menemukan satu kumpulan kata-kata Ibrani yang diterjemahkan dengan kata kill. Setelah melihat dibeberapa tempat dalam konkordansi, anda seharusnya mendapatkan suatu contoh dari sinonim umum. (Anda juga bisa melihat kata-kata Yunani Perjanjian Baru, dan ini bisa diperhatikan untuk pelajaran lanjutan).

Selain metode ini, perlengkapan referensi bisa membantu. Kamus sinonim dan antonym (dalam bahasa Inggris) bisa membuat anda memikirkan konsep yang bisa dilihat dalam kamus Ibrani, buku mengenai hal ini bisa memberikan pembahasan umum mengenai bagaimana kata-kata itu cocok kedalam wilayah semantiknya. Buku tafsiran dan teologi Perjanjian Lama juga bisa membantu. Sinonim lebih mudah ditemukan daripada antonym; jangan terganggu jika hanya sedikit yang ditemukan dalam langkah ini, tapi evaluasi apa yang bisa anda temukan dengan tujuan mengerti kata itu lebih baik.

Ringkasan mengenai Penggunaan

Disini secara singkat ingin saya ulang kembali konsep utama dalam melacak penggunaan kata sebelum lanjut ke bagian berikutnya.

1. Lihat seluruh kategori yang diberikan dalam kamus untuk melihat bagaimana mereka mengatur penggunaan.

2. Cari petunjuk dalam Alkitab untuk melihat bagaimana kata itu digunakan dalam konteks. Jangan bergantung pada frase-frase yang digunakan dalam konkordansianda perlu lebih banyak konteks (dan definisi bahasa Inggrisnya bisa menyesatkan anda). Jika kata itu memiliki referensi terlalu banya, selektiflahpertama, lihat referensi yang diberikan dalam kategori yang sama, kemudian referensi bermasalah, dan kemudian lihat penggunaan umumnya.

3. Mulai mengelompokan arti yang mirip dan tulis judulnya.

4. Jika anda menemui penggunaan non-teologis, perhatikan dengan seksama karena bisa menolong mendukung atau menggambarkan bukti, tapi tidak bisa langsung membaca artinya kedalam penggunaan teologis tanpa pengujian,

5. Jika anda menemui sinonim dan antonym, berusaha menentukan bagaimana kata anda berbeda dari mereka.

6. Lihat buku mengenai hal ini untuk melihat apakah penulis-penulis itu menyebutkan sesuatu yang anda lewatkan. Jangan terlalu cepat melakukan hal ini; jika anda telah mensurvey penggunaannya, anda lebih diperlengkapi untuk menilai usulan mereka, jika belum, mereka akan lebih mempengaruhi anda,

7. Letakan penyelidikan kata dalam perspektifnya: hal ini menyediakan arti dan jangkauan arti dari katadigunakan dalam pernyataan. Pernyataan-pernyataan akan membentuk inti teologi. Sebagai contoh, anda tidak membuktikan doktrin kelahiran dari anak perawan dari penyelidikan kata Ibrani alma, virgin/young woman; anda belajar kemungkinan kata ini melalui penggunaannya, dan membawanya sebagai pilihan terhadap konteks yang sedang dipelajari. (Doktrin diajarkan melalui pernyataan jelas dari Alkitab) Anda perlu menegaskan pilihan anda melalui eksegesis kontekstual. Jika anda ingin menganggap suatu arti kontekstual pada kata yang tidak ditemukan dalam penggunaan Alkitab, penafsiran anda tidak memiliki dukungan dan dipertanyakan.

Etimologi

Pengertian Etimologi

Bagian tulisan ini akan memberikan batasan yang jelas bagi pelajaran mengenai etimologis (atau philological) kata-kata Ibrani. Ini merupakan aspek pelajaran yang lebih teknis, biasanya merupakan pekerjaan seorang ahli. Tapi kita tetap harus belajar sumber-sumber dasar dan metode-metode untuk bisa menggunakan penemuan etimologis secara efektif.

Banyak karya telah dihasilkan yang membahas penyalahgunaan etimologis dalam mempelajari Alkitab selama abad-abad yang lalu (dan ini penting karena para pelajar tetap membeli buku-buku yang tidak selalu berdampak baik); kita bisa belajar dari praktek ceroboh dan berbahaya tersebut, betapa pentingnya metode yang benar. Pembahasan yang paling membantu adalah: P. F. Ackroyd, Meanings and Exegesis in Words and Meanings, ed. by Ackroyd and Lindars (Cambridge University Press, 1968); James Barr, Comparative Philology and the Text of the Old Testament (Oxford: Clarendon Press, 1968); James Barr, Did Isaiah Know About Hebrew `Root Meanings? ExT 75 (1964); James Barr, Etymology and the Old Testament, OTS 19 (1974); James Barr, The Semantics of Biblical Language (Oxford: Clarendon Press, 1961); R. Gordis, On Methodology in Biblical Exegesis, JQR 61 (1960):93-118; Max L. Margolis, The Scope and Methodology of Biblical Philology, JQR NS 1 (1910, 1911):5-41; D. F. Payne, Old Testament Exegesis and the Problem of Ambiguity, ASTI 5 (1967):48-68; S. Ullmann, The Principles of Semantics (Oxford: Basil Blackwell, 1957).

Tulisan dari Barr sangat membantu dalam memisahkan berbagai disiplin yang bisa disebut etymology. Berikut ini adalah daftar hasilnya. (Lihat juga Yakov Malkiel, Essays on Linguistic Themes [Oxford, 19681], pp. 199-227).

Etymology A: Rekonstruksi Prasejarah. Bentuk kegiatan etimologis pertama adalah rekonstruksi bentuk dan pengertian dari yang disebut dengan proto language. Menurut naturnya, Proto Semitic (PS) ada lebih dulu daripada dokumentasi sejarah.

Hebrew amar say berkata

Arabic amara command perintah

Ethiopic ammara show, know menunjukan, mengetahui

Akkadian amaru see melihat PS be clear menjadi jelas?

Bentuk rekonstruksi ini melibatkan dua aspek: phonologi dan semantic. Saat kita telah menemukan korespoden phonemes, kita melihat kalau arti dalam bahasa sejarah bisa menunjukan apa arti dalam bahasa leluhur, dan hal ini pada akhirnya bisa menunjukan jalur semantiknya, dalam kasus kita jalur semantic dari tahapan pra-Ibrani untuk membuktikan artinya dalam Alkitab Ibrani.

Perbandingan yang kita jalankan, kegiatan dimana kita menyandingkan sebuah kata Arab atau sebuah kata Akkadian dengan sebuah kata Ibrani, semuanya menunjukan kalau bahasa-bahasanya dan kata-kata yang dipertanyakan memiliki suatu prasejarah yang umum.

Etymology B: Penelusuran Sejarah. Kegiatan ini melacak bentuk-bentuk dan arti dalam suatu perkembangan sejarah yang bisa diamati. Jika kita tidak bisa menjalankan kegiatan ini sepenuhnya dalam bahasa Ibrani, dikarenakan kurangnya informasi yang memadai. Proses ini tumpang tindih dengan penggunaan.

Didalam kasus B kegiatannya lebih kurang hipotetikal dan lebih kurang rekonstruktif dalam karakter: kegiatan ini berjalan didalam satu bahasa yang dikenal dan melacak perkembangan dari suatu akar/kata melalui berbagai tahapan, semuanya meluas dalam dokumen sejarah. Tetap ada beberapa rekonstruksi dilibatkan. Walaupun kita bisa mendapatkan tahap pertama dan tahap kedua dari suatu kata, jalur dari tahap pertama ke tahap kedua jarang diketahui dengan objektifitas mutlak.

Kemudian, bagaimana kita menaksir kemungkinan dari berbagai penjelasan perubahannya. Dua cara: 1) dengan melihat perkembangan masa kini dalam pemikiran dan budaya (perkembangan mengenai korban, pengkodean hukum, dll,); 2) suatu klasifikasi awal, didasarkan pada pengalaman linguistik kita sebelumnya, dari cara-cara dimana arti-artinya memang berubah dan berkembang. Kita juga akan kembali pada hal ini.

Etymology C: Adopsi dari Bahasa Lain. Bentuk ketiga dari kegiatan ini mengenai penelusuran kebelakang yang disebut loan words/kata-kata pinjaman. Sebagai contoh, kata Ibrani hekal bisa dilacak sampai pada kata Akkadian ekallu, berasal dari Sumerian E.GAL, big house/rumah besar. Tulisan Alkitab bahasa Ibrani memiliki sejumlah kata-kata asing, tapi tidak sebanyak bahasa Inggris (Lihat M. Ellenbogen, Foreign Words in the Old Testament). Didalam bahasa Ibrani sesudahnya, adopsi dari bahasa Persia, Yunani dan Latin menjadi lebih umum. Didalam kegiatan ini, tugasnya adalah mengidentifikasi apakah kata-kata itu memang merupakan adopsi, untuk mengenali bahasa awalnya, artinya dalam bahasa itu, dan, jika ada informasi yang mencukupi, tanggal saat diadopsi kedalam bahasa Ibrani.

Selain itu, ada karaguan mengenai perkembangan lebih lanjut kata itu dalam bahasanya sendiri. Pertanyaan mengenai kata hekal cukup kompleks. Tapi fakta kalau kata itu digunakan dalam bahasa Ugaritic menunjukan kalau kata itu dibawa ke cabang Kanaan cukup awal. Tapi berlawanan dengan hal itu adalah pertanyaan mengenai mengapa kata itu tidak pernah digunakan dalam Pentatuch atau Yosua dan Hakim-hakim, dan jarang digunakan dalam kitab Samuel dan para nabi awal. Setiap pembahasan juga harus mengenali kalau dalam bahasa Akkadian kata itu memiliki arti royal palace/tempat terhormat umumnya, dimana dalam bahasa Ibraninya memiliki arti temple/bait.

Menerima kalau derivasi dari hekal itu benar, kita harus melihat apakah informasi ini, walaupun benar, sepenuhnya tidak relevan dengan semantic istilah itu dalam Perjanjian Lama, Karena tidak ada bukti kalau setiap orang Ibrani mengetahui kalau kata itu berasal dari Sumeria atau artinya dalam bahasa itu; pengertian dalam bahasa itu tidak memberikan kesan yang benar terhadap pengertian dalam bahasa Ibraninya. Kata-kata lain, dengan derivasi asing, bisa membawa tekanan yang lebih dalam penggunaannya pada bahasa Ibrani. Masing-masing harus dipelajari dengan kecocokannya, tapi hal yang tidak penting dikeluarkan dari eksegesis.

Etymology D: Analisa Morphem. Disini etymology merupakan suatu pemisahan dan identifikasi anggota bagian dari kata. Permulaan kegiatan seperti itu biasanya dengan mengutip leksikal morphem, akarnya. Hal yang biasanya terjadi adalah orang mengutip bentuk yang paling sederhana, yaitu., bentuk yang paling umum dan paling dikenal, atau bentuk dimana tradisi gramatikalnya merupakan bentuk kutipan umum (qal perfect). Hal dalam etimologi adalah kutipan dari yang termudah, lebih dikenal atau bentuk yang lebih awal. Tapi bisa juga kata itu merupakan suatu derivatif dari bentuk yang lebih sederhana.

Susunan kata-kata tidak umum atau kurang penting dalam Ibrani, kecuali bagi kasus khusus mengenai nama. Tapi kata-kata Ibrani bisa disusun dalam arti lain, yaitu, suatu leksikal morphem dan pola infix. Saat seseorang mengatakan bahwa mispar berasal dari s-p-r, itu merupakan salah satu bentuk etimologi. Tapi itu bukan suatu proses sejarah; tidak ada saat dimana s-p-r ada sebelumnya, atau secara independen dari kata yang memasukannya. Akar nya adalah suatu abstraksi dari kata-kata yang meliputi penyimpangan yang sama dan membentuk suatu wilayah semantik (lihat Sawyer).

Kata derivative merupakan istilah yang mendua. Kata itu bisa merujuk pada proses sejarah, bekerja dengan kategori sebelum dan sesudah. Kata itu juga bisa merujuk pada hubungan yang bisa disebut generative. Hubungan antara s-p-r dan sepher, book/buku, adalah suatu generative.

Pertanyaan apakah suatu arti akar kata bisa secara berguna dan berarti dinyatakan bagi suatu kata Ibrani atau kelompok kata tergantung pada sejarah semantic dari kelompok kata yang dimaksud. Dimana kata-kata itu memiliki akar yang sama dan berada dalam wilayah semantic yang sama, kurang beralasan jika arti dari akar ini tidak diberikan; tapi dikala tidak demikian, maka hubungan semantic antar akar dan kata yang dibentuknya bisa berbeda bagi setiap kata dan hubungan arti kata itu dengan arti akar kata itu hanya bisa didefinisikan dalam istilah histories. Jika ini yang terjadi, maka (berlawanan dengan tradisi) seluruh kata Ibrani tidak bisa diberikan suatu perlakuan yang sama dalam hal ini.

Jika pengidentifikasian akar kata diterima sebagai suatu bentuk dari etimologi, ini akan menjadi suatu campuran dari proses histories dan non-historis, dengan non-historis mungkin awalnya mendominasi.

Etymology E: Perbandingan Serumpun. Sekarang kita masuk kedalam proses heuristic dimana pengertian dari kata-kata yang tidak jelas dijernihkan dengan petunjuk dari bentuk yang nampaknya serumpun dan arti yang dikenal dalam bahasa lain seperti Ugaritic, Arabic, dan Akkadian. Pembahasan menyeluruh mengenai hal ini, lihat Barr, Comparative Philology.

Didalam kasus A, pengertian Ibrani berfungsi bersama dengan bahasa Arabic dan Ugaritic, etc., sebagai bukti dasar dimana keadaan prasejarah bisa diproyeksikan; dalam kasus E pengertian Ibrani harus ditemukan. Terkadang penemuan baru dari bentuk ini tidak menunjukan kata-kata dari turunan proto-Semitic, tapi kata-kata pinjaman, dan dalam kasus itu mereka bergantung pada metode dari kasus C.

Kesimpulan. Sebenarnya ada empat tipe kegiatan yang didaftar disini: A-D; E sebenarnya bukan kasus yang baru, hanya suatu penerapan dari C atau (lebih sering) A.

Kita bisa mengeneralisasi dan mengatakan bahwa tidak ada satu saja, entitas yang tertanda jelas yang merupakan etimologi. Etimologi adalah istilah tradisional untuk beberapa bentuk pelajaran, meneliti kata-kata sebagai unit dasar dan tertarik dalam menguraikannya dihubungkan dengan elemen umum yang secara historis lebih awal, yang diambil dalam lingkup pelajaran asal mula, yang kelihatannya lebih dasar sebagai unit arti, atau yang kelihatannya memiliki tempat lebih awal dalam proses menghasilkan yang waras.

Prosedur Etimologikal

Etimologi adalah pelajaran mengenai sejarah dan perkembangan suatu kata, menggunakan satu atau lebih dari prosedur diatas. Usulan berikut akan menyediakan kerangka praktis untuk mempelajarinya.

Definisi Kamus

Pertama, telusuri leksikon untuk definisi dasar. Definisi ini merupakan hasil tertulis dari para lexicographers; mereka menyediakan suatu dasar kerja untuk penelitian kita. Leksikon standar yang digunakan oleh pelajar bahasa Ibrani adalah Francis Brown, S. R. Driver, and Charles Briggs, biasanya disebut BDB. Karya ini mendaftar seluruh istilah yang berkaitan dari satu kata dibawah satu akar tiga simpangan. Banyak hubungan-hubungan etimologis ini terbukti salah, sehingga penilaian kritis diperlukan. Lebih lagi, penafsiranna tidak selalu diterima berkaitan dengan bias teologis dari para penulisnya.

Karya besar lainnya adalah leksikon dari Ludwig Koehler and Walter Baumgartner (KBL). Ini mungkin berbeda dalam artinya karena lebih uptodate dalam hubungan serumpunnya, terutama dalam daftar Ugaritik. Ini juga memiliki materi yang perlu diuji karena berasal dari suatu metode yang telah ditentang. Kehati-hatian sangat diperlukan.

Derivative

Saat kamus anda terbuka, teliti derivativenya, yaitu kata benda, adjectives, adverbs, dan nama-nama yang didaftarkan sebagai kata yang diambil dari kata kerja. Tapi ingat, tugas ini tidak menunjukan kalau kata kerja, the qal perfect tense, telah ada sebelum kata benda atau adjectivesini hanyalah suatu cara yang nyaman untuk menggambarkan kata-kata yang serumpun (dari akar yang sama) dalam bahasa Ibrani.

Didaftarkan setelah pembahasan kata kerja adalah seluruh kata benda, adjectives, prepositions, dan particles yang kelihatannya secara etimologis berhubungan. Disini kehati-hatian diperlukan, karena tidak semua item berasal dari kata kerja ini. Masing-masing harus dinilai untuk diuji apakah memang berhubungan dengan akarnya.

Jika kata-kata yang berhubungan memiliki tulisan Ibrani yang sama dalam urutannya yang sebenarnya, dan terdapa arti yang pada umumnya berhubungan, maka mereka mungkin serumpun. Seharusnya ada beberapa hubungan arti yang bisa menolong dalam eksposisi. Ini tidak mengatakan kalau bahasa Ibrani itu sendiri mengerti pengerjaan didalam bahasa mereka sendiri. Seperti dengan orang yang berbahasa Inggris, hanya hubungan akar kata yang umum yang dikenali. Hubungan yang samar menjadi tugas para spesialis.

Penelitian Bahasa Serumpun

Fakta bahwa bahasa-bahasa dari Fertile Crescent memiliki kosa kata dan tata bahasa yang menunjukan kalau mereka dikembangkan dari satu sumber umum. Kesalingterkaitan bahasa-bahasa ini yang membantu penelitian leksikal. Jadi tanpa berusaha merekonstruksi hubungan dalam bahasa-bahasa itu, kita bisa membandingkan stok leksikal dalam bahasa serumpun untuk membantu pengertian kita mengenai kata-kata.

Suatu survey yang sangat umum akan diberikan diparagraf pertama dari kamus Ibrani. BDB, sebagai contoh, akan mendaftar kata-kata dasar yang muncul dalam bahasa-bahasa ini, kecuali bahasa Ugaritik yang ditemukan kemudian. Survey ini akan memberikan ide mengenai bahasa apa yang memiliki kata itu. Jika semua rumpun yang didaftar memiliki arti dasar yang sama, bisa disimpulkan kalau kata itu merupakan suatu istilah yang sudah dikenal dan tidak berubah selama berabad-abad.

Jika arti-arti dari kata dalam bahasa itu sangat berbeda dari Alkitab Ibrani, atau jika kata dalam Alkitab Ibrani itu jarang dan bermasalah, maka penelitian lebih lanjut dalam etimologi menjadi penting. Survey berikut ini akan memberikan suatu pendahuluan terhadap bahasa-bahasa itu dan kamus mereka.

Akkadian. Bahasa ini, juga disebut Babilonia dan Asiria (terutama dalam BDB) bergantung pada tulisan pada tablets (di Akkad, terutama Babilon dan Niniwe), ditulis dalam cuneiform script pada clay tablets. Ini merupakan bahasa utama bagi keluarga Semit Timur, tapi meluas ke Fertile Crescent sebagai lingua franca selama berabad-abad.

Sebutan Akkadian berasal dari kota Akkad, ibukota Sargon. Akkadian lama ada sekitar 2500-2000 B.C. Materinya terbatas, tapi gambarannya cepat berubah berkaitan dengan pertalian Akkadian Lama dengan Eblaite ditemukan di Tell Mardikh (di Syria).

Babilonia adalah dialek dari wilayah selatan. Babilonia Lama ada sekitar 2000-1500 B.C., Babilonia Pertengahan sekitar 1500-1000, dan Babilonia Baru sekitar 1000 B.C. sampai pada era Kristen. Tulisan Babilonia (disebut Later Babylonian) digunakan antara 1400 dan 500 B.C. Semua itu menunjukan variasi dialektikal.

Assyrian adalah dialek dari bagial wilayah utara; dibagi kedalam Asiria Lama (2000-1500). Asiria Pertengahan (1500-1000) dan Asiria Baru (1000-600).

Ada saatnya sangatlah menolong bisa mengetahui kapan suatu kata menyatakan arti tertentu, merujuk pada arti suatu kata Asiria merupakan suatu petunjuk umum. Kamus yang paling menyeluruh adalah Chicago Assyrian Dictionary (CAD). Hal yang telah diselesaikan sampai saat ini sangat banyak, memberikan contoh arti dari beragam teks. Tapi belum selesai; karena kata-kata dalam alfabet berikut, leksikon oleh Wolfram von Soden (AHW) harus dicek.

Kamus Akkadian ini sangat mahal; sangat sedikit yang mendapatkannya. Tapi, sangat bijak bisa menggunakannya saat dimungkinkan (sedangkan disini dengan akses perpustakaan), untuk mendapatkan pengertian yang lebih baik dari data leksikal Akkadian dan karena itu bisa mulai mengerti informasi yang diberikan dalam kamus-kamus

BDB biasanya mendaftar setiap dan seluruh kata-kata Akkadian sebagai Ass. (Assyrian).

Ugaritic. Ugaritic adalah bahasa dari teks yang ditemukan di Ugarit, Siria. Tulisan ini mungkin mewakili dialek Northwest Semitic. Masa penulisan dari abad 14th dan 13th B.C. Jadi karena hubungan histories, geografis, dan linguistik dengan tulisan Alkitab Ibrani, materi Ugaritik memiliki kepentingan dalam mempelajari Alkitab.

Tablet-tablet Ugaritic ditemukan (di tahun 1927) setelah BDB ditulis (1907), jadi datanya tidak termasuk didalamnya. KBL memasukannya, tapi hanya daftar arti dasar dari istilah yang diperbandingkan. Untuk karya yang lebih lengkap kita harus melihat Cyrus Gordons Ugaritic Textbook untuk glossarynya Bisa juga serangkaian tulisan mengenai Leksikografi Ugaritik yang ditulis oleh Mitchell Dahood in Biblica; J. Aisleitners book, Worterbuch das Ugaritischen Sprache (WUS) bisa juga dipertimbangkan demikin juga I. Cohens Hapax Legomena in the Light of Akkadian and Ugaritic..

Aramaic. Aramik Lama adalah bahasa dari Aramaic inscriptions diabad kesepuluh sampai kedelapan B.C. Classical atau Imperial Aramaic adalah bahasa yang digunakan dibahasa pemerintahan Asiria, Babilonia, dan Persia (abad ketujuh sampai keempat B.C.). Suatu tipe dari Classical Aramaic diwakili oleh Biblical Aramaic (BA) yang ditemukan dalam Gen. 31:47; Jer. 10:11; Ezra 4:8--6:18, 7:22-26; dan Dan. 2:4--7:28. Penanggalan dari material ini telah diperdebatkan oleh kritik-kritik.

Aramaic kemudian dibagi antara dialek utara dan Timur. Aramaic Utara diwakili oleh Nabataean, bahasa dari populasi Arab di Petra (abad pertama B.C. sampai ketiga A.D.); Palmyrene, bahasa dari populasi Arab di Palmyra berasal dari periode yang sama; Aramaic Yahudi Palestina, bahasa yang diucapkan di Palestina selama masa Kristus, diwakili dalam Genesis Apocryphon (Dead Sea Scrolls [DSS]) dan Palestinian Targum (demikian juga Jerusalem and Targumim Onkelos and Jonathan).

Aramaic Timur diwakili oleh Syriac. Ini pada mulanya merupakan bahasa dari Edessa, tapi kemudian hari mengembangkan suatu tulisan Kristen dari abad ketiga sampai ketigabelas A.D. Babylonian Aramaic adalah bahasa yang digunakan oleh Babylonian Talmud (abad keempat sampai keenam A.D.). Mandaean adalah bahasa dari sekte Gnostic Mandaeans (abad ketiga sampai kedelapan A.D.).

Untuk tulisan Aramik dalam Alkitab, BDB, dan sebagian besar kamus lainnya, memasukan suatu bagian pembanding dibelakang dengan definisi-definisi serta referensi-referensinya. Untuk Aramik yang kemudian, dua volume oleh Jastrow (telah disebut sebelumnya) merupakan keharusan. Untuk tulisan lebih awal (bisa saja membantu), tiga volume oleh Donner and Rollig termasuk suatu glossary istilah. Untuk Syriac, Payne-Smith adalah perlengkapan yang perlu dilihat.

Arabic secara linguistik rumit karena merangkul seluruh ucapan diseluruh wilayah Arab. Ancient or Epigraphic South Arabian (ESA) adalah bahasa dari kota South west Arabian kuno (tertanggal sekitar abad kedelapan B.C. sampai abad keenam A.D.). Dialeknya adalah Sabaean, Minaean, Qatabanian, Hadrami dan Awsaniian.

Penulisan Pra-klasik Arab Utara ada pada abad kelima B.C. sampai ke abad keempat A.D.; mereka adalah dialektika Tamudic, Lihyanite, dan Safaitic. Tapi Klasik Utara biasanya yang kita kenal dengan Bahasa Arab. Bahasa ini mencapai puncaknya dalam puisi Arab Pra Islam dan selanjutnya dalam Quran (abad ketujuh A.D.). Difusi dan kelanggengannya berkaitan dengan penyebaran Islam.

Bahasa Arab secara gramatikal sangat penting karena telah dijaga secara konservatif. Tapi, bahasa itu secara etimologis dan leksikografis tidak selalu sepenting seperti bahasa-bahasa yang lebih dekat waktu dan geografisnya dengan tulisan Alkitab Ibrani. Jika digunakan dengan hati-hati, beberapa pengertian bisa diperoleh. Karya yang terlengkap untuk bahasa Arabik adalah bervolum-volum leksikon oleh William Lane. Untuk menggunakannya, kita perlu memiliki sebagian pengetahuan mengenai bahasa Arab, setidaknya tahu mengenai alfabetnya. Kamus lain yang bisa dipertimbangkan adalah Hans Wehrs Modern Arabic Dictionary. Ini lebih mudah karena bahasa Arabnya telah di-transliterated ke Arab modern. Tapi, kita harus ingat pengubahannya adalah bahasa Arab modern; sebelum membuat keputusan tafsiran yang didasarkan atas informasi ini, persyaratan lain harus diperhatikan.

Ethiopic. Etiopia Kuno (atau Geez) pertama kali dibuktikan dalam beberapa abad awal A.D. Bukti terkuat ada dalam penulisan the great Aksum dari abad keempat. Itu kemudian mengembangkan suatu tulisan keagamaan yang secara eksternal dari awalnya mendominasi sampai ke masa modern (diwakili oleh Tigrina, Tigre, Amharic, dan Gurage).

Ada banyak buku yang tersedia mengenai materi leksikal dari bahasa-bahasa semitik, tapi tidak membantu dengan konsisten seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Franz Rosenthals Aramaic Handbook memiliki suatu glossary singkat untuk kosa kata fpm texts dari masa Achaemenid, dari tulisan-tulisan Syriac, Samaritan, atau dari Palmyrene, Nabatean dan berbagai cabang lainnya. Seringkali hal ini bisa menolong menelusuri suatu kata sampai ke materi penulisan awal seperti Palaeo-Hebrew atau Aramik Lama. Selain karya Donner and Rollig, Dictionary of Northwest Semitic Inscriptions oleh Jean and Hoftijzer bisa membantu.

Definisi Ibrani Sesudahnya.

Salah satu kesalahan paling umum dalam meneliti kata-kata adalah mengabaikan Ibrani yang kemudian, Disini kita memiliki seluruh tulisan Rabinis Ibrani, yang ada dalam kelanjutan budaya dan linguistik Alkitab Ibrani. Lebih lagi, ada usaha yang dilakukan oleh para Rabi untuk menggunakan kata-kata dalam tulisan-tulisan suci dengan cara yang sama dengan penggunaannya dalam Alkitab. Salah satu keuntungan mempelajari wilayah ini adalah penggunaan istilah itu mungkin terdapat dalam pembahasan disalah satu bagian tulisan-tulisan suci.

Karya standar untuk materi ini adalah Jastrow, A Dictionary of the Targumim, the Talmud Babli and Yerushalmi, and the Midrashic Literature. Karya ini memasukan pembahasan mengenai Mishnaic Hebrew (MH, yang BDB sebut NH).dan Aramaic, untuk penulisan ditulis dikeduanya. Cara mengatakan mana yang sedang dibahas (jika ini sama sekali baru bagi anda) adalah melihat abbreviations. Pi. Ibraninya Piel, tapi Pa.. setara dengan Aramiknya. Istilah Aramik lainnya adalah Pe (= Qal), Af. atau Hap. (= Hiph). Untuk pembahasannya, lihat Moscatis Comparative Grammar, atau Rosenthals A Grammar of Biblical Aramaic..

Mishnah didalamnya ada pengajaran-pengajaran para Rabi awal dari B.C. 300 sampai A.D. 300. Materi ini meliputi topik biblical yang luas, sebagian besar mengenai hukum atau legislative. Ini ditulis dalam Mishnaic Hebrew (Lihat Segal, Mishnaic Hebrew). Referensi bagi materi ini mengikuti suatu format traktat --pasal--ayat: Sanhedrin 3:5.

Talmud memasukan traktat-traktat dari Mishnah dan menambah setiap bagian suatu Gemara dalam bahasa Aramik. Gemara adalah tulisan mengenai penjelasan Rabinis sesudahnya dari Mishrmh. Referensi bagi Talmud berbeda: Sanhedrin 23a (merujuk pada halaman atau kolom dalam traktat).

Midrash pada intinya adalah eksposisi Yahudi ( haggadah bukannya halakah, yaitu, eksposisi bukan pengajaran-pengajaran hukum. Sangat sulit ditentukan penanggalannya. Nilainya untuk penelitian kata lebih sedikit dari nilainya bagi eksposisi bagian-bagiannya. Referensi bagi koleksi-koleksi midrashim berbeda, tapi untuk koleksi Rabba dasar, referensinya merupakan nama dari kitab itu: Genesis Rabba 15:1. Untuk koleksi lainnya lihat abbreviations dalam buku Jastrow, atau Danby (The Mishna).

Targum adalah suatu terjemahan, seringkali paraphrastic, dari Kitab Suci, ditulisa dalam bahasa Aramik. Ini mewakili pembacaan resmi Kitab Suci dalam Sinagoge. Nilainya bagi penelitian kata bergantung pada seberapa teliti terjemahan targumik dilakukan dikitab itu atau setidaknya konteks dimana kata itu ditemukan.

Ringkasan: Langkah-langkah Praktis dalam Menelusuri Etimologi

Sebelum kita melihat prosedur untuk mempelajari penggunaan suatu kata, mana yang lebih penting dan kurang terlibat, kita harus meringkas prosedur dalam melakukan etimologi. Seperti yang anda lihat, penelitian etimologi bisa sangat terlibat dan mendetil. Tapi, dalam banyak kasus suatu kata yang jarang digunakan dipelajari (dan disinilah etimologi begitu penting, karena tidak banyak penggunaannya yang bisa dilacak) kata itu tidak muncul disetiap bahasa atau serumpunnya, sehingga langkahnya terbatas pada satu atau dua tempat pengecekan, menurut suatu kamus Arab, atau kamus Rabinis Ibrani.

1. Tentukan apakah anda perlu atau tidak menelusuri etimologi suatu kata. Jika kata yang sedang anda pelajari memiliki banyak penggunaan dalam Perjanjian Lama, latar belakang etimologikal dari kata itu hanya perlu diamati untuk melihat jika kata itu merupakan suatu kata yang stabil didalam sejarahnya, atau apakah kata itu kelihatannya berubah arti dari budaya ke budaya, atau abad ke abad. Satu lagi alasan menggunakan etimologi untuk suatu kata Ibrani yang sering digunakan adalah untuk mencari beberapa penggunaannya yang mirip dalam bahasa serumpun yang bisa membantu menggambarkan artinya tapi arti akan ditentukan oleh penggunaan.

2. Periksa paragraph pertama dari kamus untuk daftar singkat bahasa serumpun bagi kata itu. Kamus-kamus perlu digunakan dengan hati-hati karena mereka berusaha membuat hubungan etimologis disemua kata, bahkan saat mereka tidak pasti akan keakuratannya.

3. Jika arti dari bahasa serumpun tidak harmonis, atau jika anda memerlukan bukti lebih lanjut untuk bisa mengerti daftar, maka anda perlu melihat beragam kamus untuk mendapat informasi. Tentu, prosedur ini akan sangat sulit bagi banyak orang setelah mereka meninggalkan seminari dan jauh dari perpustakaan. Kita bisa membeli buku, atau membeli software yang ada buku-buku itu didalamnya, atau hanya bergantung pada sumber sekunder dalam menyelesaikan penelitian mereka (selalu tidak pasti). Jika yang pertama kasusnya, maka didalam seminari anda perlu menguji buku-buku itu sebanyak mungkin untuk mendapatkan pengertian bagaimana andalnya mereka bagi anda untuk digunakan dikemudian hari.

4. Coba letakan penggunaan dalam bahasa serumpun yang telah terbukti kedalam suatu kerangka histories dan budaya.

5. Jika anda menemukan suatu arti yang baik dalam bahasa serumpunnya yang kelihatannya konsisten, jangan menganggap itulah artinya dalam bahasa Ibrani. Anda harus mengujinya melalui penggunaan kata itu dalam bahasa Ibrani,

6. Pelajari inti bahasa serumpun Ibrani, disebut derivatives. Lihat kata apa lagi yang digunakan dalam Perjanjian Lama yang berasal dari akar yang sama (yaitu, memiliki urutan huruf yang sama dan kelihatannya memiliki hubungan dalam artinya). Walau demikian hati-hati dengan hal ini. Kamus-kamus mendaftarkan kata-kata yang mereka anggap berhubungan sebagai derivative. Mungkin saja tidak ada hubungan sama sekali.

7. Pastikan untuk mempelajari Rabinik Ibrani, karena hal ini memberikan kelanjutan budaya bagi kata itu. Hal ini penting karena rabi-rabi berusaha menggunakan kata-kata sedekat mungkin dari Alkitab, terutama karena tulisan mereka bertujuan menjelaskan Alkitab.

Bukti dari Ragam Versi

Versi-versi Kuno

Versi kuno terjemahan Yunani Perjanjian Lama adalah yang paling banyak digunakan. Para ekspositor modern hanyalah tidak bisa mengontrol informasi dari Targum Aramik, Syriac Peshitta, atau Latin Vulgate, yang paling penting. Faktanya, dari memperhatikan karya yang telah dilakukan dengan bahasa Yunani, kita berpikir apakah mereka bisa mengatasi hal itu juga. Pada intinya, pembahasan ini akan berkaitan dengan Perjanjian Lama Yunani, salah satu masalah tertajam dari pelajaran eksegetikal.

Kesarjanaan modern memperdebatkan terminology popular yang menyebut Yunani kuno diatas dengan Septuagint (LXX, tujuh puluh, didasarkan pada tradisi itu). Hal ini juga akan diselesaikan dalam tulisan ini; tapi ingat, Septuagint tidak pernah ada jika dengan mengatakan Septuagint orang bermaksud mengatakan suatu terjemahan Perjanjian Lama yang diedit dan disatukan. Kritik tekstual dengan teori-teori transmisi tekstualnya harus lebih dulu dimengerti sebelumnya terhadap bahasa Yunani.

Kita seringkali membaca didalam buku-buku tafsiran dan tulisan-tulisan LXX dibaca dan seterusnya, secara teksnis, kita tidak punya cara untuk mengetahui apa yang dibaca dari LXX. Hal yang dimaksud pernyataan ini adalah jika kita menerjemahkan kata Yunani kita harus kembali ke bahasa Ibrani, kita curiga kalau kata aslinya mungkin memiliki bentuk Ibraninya. Didalam praktek yang sebenarnya, orang akan mengatakan apa yang dibaca LXX, atau apa yang ditunjukan versi lainnya, dan kemudian memilih pembacaan yang paling menarik bagi mereka dan membentuk ulang (menulis ulang) teks Ibraninya (atau artinya). Prosedur ini biasanya diikuti saat bahasa Ibraninya sulit.

Apa yang kita ketahui mengenai LXX (dan versi utama lainnya) adalah mereka melihat tanda tertentu dalam teks mereka yang mereka terjemahkan, dan mereka menciptakan tanda baru (bahasa mereka) dalam manuscript mereka. Kita hanya memiliki akses terhadap bukti setelah diubah, dan hanya melalui manuscript salinan dan turunan dari versi aslinya.

Tapi nilai dari versi-versi itu dalam philologis Ibrani sangat besar. Seringkali mereka menyediakan pengertian yang berbeda dari teks yang sama, suatu pengertian yang harus dievaluasi. Bahkan jika mereka memiliki terjemahan yang salah, mereka menunjukan pada kita bagaimana kira-kira para penerjemah mengerti kata-kata itu. Sebagai contoh, Mikah 1 diterjemahkan dengan sangat buruk. Bagian itu termasuk beberapa permainan kata mengenai nama-nama kota dan desa dari Shephelah (lowlands). Tapi para penerjemah LXX kelihatannya tidak tahu kalau banyak dari kata itu adalah nama-nama desa dan hanya menerjemahkannya begitu saja. Kesalahan fatal ini sangat menolong untuk mengerti arti dari kata-kata itu saat diterapkan kedalam permainan kata.

Peringatan dalam Menggunakan Yunani Kuno

1) Ingat bahwa mungkin sajar LXX telah diterjemahkan dari suatu teks Ibrani yang berbeda dari MT. Ini memiliki percabangan bagi kritik tekstual dan juga philology. Tapi hal ini hanya salah satu penjelasan mengapa LXX memiliki suatu bentuk yang berbeda dan tidak diharapkan bagi bahasa Ibrani, jadi jangan berlebihan menggunakannya seperti yang dilakukan beberapa orang.

2) Ingat sejarah versi teks itu sendiri dan kemungkinan adanya kerusakan. Turunan kemudian dari bahasa Yunani berusaha membawa teks agar sejalan dengan Ibrani, dan sedikit bukti ini harus diinvestigasi sebagai bagian dari setiap penggunaan LXX. Anda tidak bisa mengatakan suatu kata Yunani sama artinya dengan suatu kata Ibrani jika turunan Yunani lainnya cukup tidak memuaskan untuk menggantinya.

3) Waspadalah terhadap metode penerjemahan yang digunakan dalam beragam versi. Tentu saja, ini hanya jika anda sedang mempelajari satu kata Ibrani. Jika anda meneliti satu kata Yunani dan ingin tahu bagaimana kata itu digunakan dalam LXX, konteks dari penggunaan kata itulah yang perlu dilihat. Bahasa Ibrani apa yang harus diterjemahkan darinya merupakan masalah lain. Saat anda mencari penggunaan suatu istilah Yunani dalam satu bagian, anda harus menyusuri konteksnya untuk melihat bagaimana tindakan penerjemah dengan Ibrani umum dan jelas dari bagian itu. Ini akan menolong anda menentukan keahliannya. Barr ( Comparative Philology and the Text of the Old Testament, pp. 249 ff.) menyelidiki karakteristik dan metode yang digunakan dalam LXX:

a) Mungkin ada terjemahan yang tidak tepat. LXX sering menggunakan kata-kata umum untuk menutupi kata-kata teknis (mereka mungkin ada dalam wilayah semantic yang sama tapi tidak tepat). Mengenai hal ini kita harus melihat konteks untuk melihat keahlian penerjemah (dan juga mengetahui sesuatu tentang kualitas umum dari buku itu sendiri).

b) Mungkin ada kata-kata yang disenangi (favorite) oleh versi itu. Greek Psalter akan menggunakan satu kata dengan bebas untuk beberapa kata Ibrani. Sebagai contoh, beberapa kata Yunani digunakan untuk menerjemahkan 15 atau 20 kata Ibrani yang berbeda. Jelas, pentingnya mengetahui kata Yunani ini yang digunakan buat satu kata yang mungkin sedang anda pelajari bisa minim. Peringatannya jelas: hati-hatilah. Hatch dan Redpath menulis daftar kata-kata Yunani dan Ibrani yang saling berhubungan dalam LXX, tapi melihat dengan seksama pada kitab itu dan konteks dimana kata itu ditemukan sangatlah penting. Anda harus menentukan apakah kata Yuani itu secara hati-hati dipilih dan merupakan penjelasan tepat dari Ibraninya, sebelum anda berbuat banyak tentang ide Yunaninya.

c) Mungkin ada etimologisasi. Kata bisa ditafsirkan dengan melihat arti dari kata lain (biasanya yang lebih dikenal) dalam bahasa Ibrani yang memiliki kemiripan dengannya, dan bisa diambil sebagai akar. Prosedur ini biasa dilakukan dalam turunan Yunani sesudahnya. Sebagai contoh, Aquila berusaha menggunakan kata-kata Yunani yang konsisten dihubungkan dengan kata-kata Ibrani dari penggambaran tertentu.

d) Mungkin ada penulisan kembali secara bebas dari teks itu. Ada saatnya penerjemah tidak tahu apapun bagaimana pembacaannya dalam bahasa Ibrani, tapi tahu dari pengetahuan umum, atau dari konteks, hal demikian bisa jadi. Pendekatan ini menghasilkan suatu sentimen kalau itu merupakan ide penerjemah, dihubungkan sana sini dengan kata-kata dalam Ibrani asli. Amsal dan Ayub sering melakukan hal ini. Sebagai contoh, Prov. 17:14 dalam MT: The start of strife is one who lets out water / so let go before a dispute breaks out. Kalimat ini diterjemahkan dalam LXX The beginning of righteousness gives authority to words but quarrelsomeness and fighting lead to poverty.

4) Pertimbangkan seluruh bukti. Materi dari bahasa Yunani akan menjadi dukungan bagi philology jika bersandar pada bukti yang lebih dari satu sumber (versi atau bahasa serumpun). Seringkali mempelajari beragam versi dalam meneliti satu kata yang jarang digunakan dan sulit akan tumpang tindih dengan kritik tekstual ditahap pengumpulan bukti. Saat mengevaluasi bukti philologis, hati-hati:

a) Ada kemungkinan kesalingbergantungan antar versi. LXX mungkin telah dipengaruhi oleh Targum; atau Peshitta dan Vulgate mungkin hanya mengikuti LXX.

b) Beberapa versi mungkin mengikuti suatu penafsiran Yahudi atas bagian itu. Jadi jika sama, janga berasumsi mereka bisa begitu melalui tradisi atau penelitian yang terpisah.

c) Bukti dari bahasa Ibrani sesudahnya (tulisan Rabinis) bisa menjadi dukungan kalau kata itu ada dimasa penulisan kitab itu; atau tidak mendukung kalau kata itu digunakan kemudian yang menggantikan kitab Ibrani.

5) Ingat kalau arti dari teks Yunani tidak selalu jelas dan bebas dari ambiguitas. Jangan mengira kalau Ibraninya mengaburkan versi itu akan membawa anda kedalam kegelapan. Para penerjemah dari versi-versi kuno mungkin saja memiliki kesulitan dengan kata-kata yang sama. Tapi didalam mengevaluasi terjemahan LXX, perhatikan hal-hal berikut:

a) Arti Yunani jauh dari sederhana. Itu tidak semata tumpang tindih dengan pelajaran Perjanjian Baru anda. Tidak ada tata bahasa dan leksikon buat LXX, per se. Anda harus menggunakan suatu kamus seperti Liddell and Scott (jika ada yang seperti Liddell and Scott) untuk artinya.

b) Beberapa kata Yunani mungkin bentuk gabungan dari Yunani awal, Semitic, atau Mesir; atau, mereka hanya menyatakan suatu ekspresi (seperti yang terjadi dengan Aquila). Penggunaan kamus mungkin tidak akan berguna dalam hal ini.

c) Beberapa kata Yunani memiliki pengertian khusus yang berbeda dari Yunani biasa. Sebagai contoh, dunamis dalam LXX membawa makna army, tidak hanya power. Jangan memiliki anggapan triangle reasoning bagi kata-kata dalam Alkitab, artinya, suatu kata Yunani dalam Perjanjian Baru setara dengan kata yang sama dalam LXX, yang merupakan suatu terjemahan dari satu kata Ibrani, yang kemudian setara dengan kata Yunani dalam Perjanjian Baru. Hal ini bisa salah diketiga persamaan itu.

d) Aramik dan Syriac mungkin pernah berusaha mengimitasi Ibrani asli. Mungkin ada saat berbeda dari aslinya.

6) Beragam versi biasanya tidak memberikan batasan yang bisa diandalkan mengenai struktur kata aslinya, yang terkadang terbebani pada penyelidikan kata (walau lebih sering mempengaruhi karya tekstual). Mengatakan LXX mengerti suatu kata sebagai perfect tense (karena menggunakannya atau bahkan aorist) menyesatkan. Tensis itu dinyatakan oleh suatu perfect, preterite, atau infinitive.

7) Kualitas terjemahan beragam dari kitab ke kitab. Anda perlu lebih dulu mengetahui kitab mana yang dianggap terjemahan yang hati-hati dan akurat, dan yang merupakan terjemahan bebas dan paraphrastic. The Expositors Bible Commentary menawarkan suatu survey singkat mengenai penemuan dari para sarjana Septuagint yang mengerjakan kitab tertentu: Swete menyimpulkan, sebagian besar penerjemah belajar Ibrani di Mesir dari para pengajar yang buruk, dan Barr menyimpulkan, para penerjemah ini menciptakan vowels untuk teks yang tidak diketahui. Tapi, terjemahan kitab secara individu beragam tergantung latar belakang dan keahlian setiap penerjemah. Kecuali dalam bagian-bagian seperti Kej. 49, Ul 32,33, Pentateuch secara keseluruhan merupakan terjemahan yang dekat dari turunan Ibrani yang baik. Mazmur bisa ditoleransi dilakukan dengan baik, walau Ervin menyimpulkan kalau teologi Helenistik Yahudi meninggalkan tanda atasnya. Mengenai Yesaya, Seeligman menyimpulkan: banyaknya ketidak konsistenan yang dibahas harus dituduhkan pada metode kerja penerjemah yang tidak ditahan dan sembrono, dan kepada pilihan sadar akan pengenalan variasi. Dia menambahkan, kita jangan, memberi ketidak adilan bagi penerjemah dengan tidak menilai tinggi pengetahuan tata bahasa dan sintaksnya. Mengenai Hosea, Nyberg menemukan: susunannya dipenuhi kesalah pengertian, pembacaan yang miskin, dan definisi leksikal yang dangkal dan seringkali disamakan secara paksa dengan bahasa rumpun Aramiknya. Kesewenangan dalam pemilihan merupakan karakteristik dari penafsiran ini. Albrektson berkomentar mengenai Ratapan: LXX, bukan terjemahan yang baik dalam kitab ini. Tapi ini tidak berarti terjemahannya tidak bernilai bagi kritik teks. Sebaliknya, karakter literalnya seringkali mengijinkan kita menegaskan dengan suatu tingkat kepastian terhadap teks Ibraninya; terjemahan ini jelas didasarkan pada suatu teks yang pada intinya identik dengan konsonan dari MT; memang, ada bagian-bagian dimana itu berisi suatu varian sangat sedikit. Gerleman berkomentar mengenai Ayub: penerjemah menafsirkan teks sebaik mungkin, dengan bantuan imajinasinya dia berusaha meletakan suatu arti yang bisa dimengerti kedalam bahasa aslinya yang dia tidak mengerti. Dia menambahkan, banyaknya derivasi antara kitab Ayub bahasa Ibrani dan Yunani tidak berkaitan dengan fakta bahwa aslinya LXX pada intinya berbeda dari teks Ibrani kita. Mereka muncul saat proses penerjemahan, dan singkatnya adalah hasil dari suatu proses penerjemahan dimana kesulitan bahasa asli tidak diatasi. Swete menyimpulkan kalau terjemahan nabi-nabi kecil seringkali tidak bisa dimengerti. Dalam kasus Yeremia, teks yang diwakili oleh LXX menyimpang cukup banyak dari MT sehingga bisa dianggap dari edisi yang berbeda. Tapi LXX dari Samuel, sebagian dari Raja-raja, dan Yehezkiel bernilai khusus karena teksnya disimpan oleh Masoretes kitab ini menjaganya dengan baik. Shenkel menyimpulkan kalau Yunani Kunonya mempertahankan kronologis aslinya dari Omri ke Jehu.

Survey ini akan menunjukan tidak adanya satu terjemahan utuh sama yang dikenal dengan Septuagint, tapi merupakan terjemahan individu-individu berbeda dari bagian-bagian Perjanjian Lama. Survey ini akan memberikan anda suatu pandangan umum dari bagian utama; anda tetap perlu memperhatikan konteksnya untuk melihat seberapa tepatnya setiap bagian dikerjakan.

Pernyataan Penutup

1) Ingat kalau bagian yang sulit bagi kita juga sulit bagi mereka. Mereka harus bekerja dari suatu teks tidak jelas dalam suatu konteks. Tidak heran kalau ada saatnya mereka menggeneralisasi, paraphrase, atau etymologize. Tapi ada saatnya mereka bisa benar dan tepat. Jadi evaluasi bukti dengan hati-hati.

2) Para penerjemah LXX menggunakan bahasa Ibrani setelah mereka mempelajarinya, dan pelajarannya dari guru yang buruk di Mesir. Mereka memiliki beberapa kesempatan untuk mendapatkan penafsiran tradisional dari Yahudi di Palestina. Mereka melakukannya dengan baik, tapi pengertian bahasanya kurang. Mereka mengenal bahasa Ibrani biasa, rata-rata. Tapi pada sesuatu yang tidak biasa dan jarang mereka sering menyamakan kosa katanya dan memperlakukan yang tidak biasa seperti biasa. Jadi hati-hati menggunakannya dalam menentukan kata-kata yang jarang dan sulit, kecuali kitab dan konteksnya dikerjakan dengan sangat baik.

3) Waspada terhadap turunan dan revisi. Terjemahan Yunani telah diubah oleh revisi berikutnya untuk diharmonisasikan dengan teks Ibraninya. Kompilasi yang dilakukan oleh F. Fields terhadap materi Hexapla sangat membantu kita melihat kata-kata Yunani mana yang telah diubah.

4) Saat anda mungkin merasa lebih nyaman dengan Perjanjian Lama Yunani daripada versi lainnya, jangan secara otomatis menyimpulkan kalau LXX merupakan saksi utama. Jika ada kata-kata yang jarang, pengetahuan mengenai kata itu mungkin telah mati seturut masa lalu, bukankah pengetahuan ini bisa saja masih ada diantara orang Yahudi berbahasa Aramik di Sinagoge daripada yang berbahasa Yunani? Bagi mereka yang mengenali Aramik, tulisan Rabinis menawarkan sejumlah besar informasi penafsiran.

5) Jadi, berurusan dengan kata yang jarang atau sulit, setelah anda telah mempelajari materi etimologisnya, selidiki sebanyak mungkin versi lain. Coba mengevaluasi pilihan kata dalam berbagai versi dan mengapa mereka dipilih. Jika anda seluruhnya bekerja dengan bahasa Yunani, gunakan Liddell and Scott, dan hati-hati agar tidak menganggap arti kata Yunaninya tidak berubah dimasa Perjanjian Baru.

6) Jika anda mempelajari suatu kata umum dalam Perjanjian Lama, melihat beragam versi mungkin bukan langkah penting. Tapi selidiki, jika bisa, kata-kata Yunani yang digunakan untuk menerjemahkannya (Hatch and Redpath) . Lihat kata-kata Yunani mana yang digunakan dalam kitab-kitab yang terkenal baik terjemahannya. Mungkin menemukan bagian-bagian yang non-teologis, problematic, atau penting dalam penelitian kata. Sebagai contoh, didalam meneliti kata kabod, mungkin kata standar untuk glory dan honor akan muncul dalam Septuagint. Tapi di Sinai saat Musa meminta melihat kemuliaan Tuhan, LXX menggunakan suatu pronoun: Show me YourselfEngkau yang sebenarnya. Hal ini dengan jelas mewakili suatu penafsiran kontekstual didalam jangkauan arti dari kata itu.

Kesimpulan

Meringkas prosedur PENELITIAN KATA yang telah dikatakan diatas merupakan hal yang tidak perlu. Tapi saya perlu mengatakan sesuatu mengenai pemilihan kata Inggris yang setara dengan istilah Ibraninya. Terlalu sering eksegetor menghabiskan banyak waktu meneliti satu kata dengan seluruh penggunaannya, dan kemudian melemahkan maksudnya dengan menyatakan penemuannya dalam kata Inggris yang dipilih dengan sembrono. Anda perlu melihat kamus bahasa Inggris untuk memastikan arti yang tepat dari kata yang dipilih, baik etimologisnya dan penggunaannya sekarang. American Heritage Dictionary sangat baik karena indeks akar Indo-Germanicnya ada dibelakang kata-kata Inggris yang membantu menghubungkan kata-kata yang berkaitan. Biasanya, digunakan dinegara lain merupakan suatu penelitian mengenai istilah yang cocok sehingga seluruh karya bisa dikomunikasikan secara tepat.

Related Topics: Bible Study Methods, Terms & Definitions

Report Inappropriate Ad