MENU

Where the world comes to study the Bible

4. Kegelisahan Di Susa (Esther 5:1-7:10)

Pendahuluan

Istri saya dibesarkan di Seattle, Washington, dan kami berdua masuk college disana. Dalam tahun-tahun permulaan Kota Seattle terjadi perubahan radikal sebagai hasil suatu rencana sederhana. Kami melihat ini sebagai rencana yang penting, walau kami tidak mengira akan mengubah keseluruhan kota. Rencana yang mengubah arah sejarah Seattle adalah toilet siram. Mungkin anda pernah mengunjungi Seattle dan berjalan-jalan dikota dimana keluarga dan saya tinggal beberapa tahun disana.

Bagaimana suatu toilet mengubah seluruh kota? Kota dengan beberapa bukit, Seattle terletak di Puget Sound. Permulaannya, Seattle merupakan kota memuat kayu dan dibangun dari laut pedalaman. Toilet siram lebih popular dari bangunan kecil dekat rumah, dan orang-orang mulai memperlengkapi rumah dan bisnis mereka dengan toilet. Tapi saat arus datang, toilet siram menjadi masalah di Seattle. Sayangnya, orang Seattle waktu lalu membuang kotoran di laut. Saat arus turun, tidak ada masalah, tapi saat arus masuk datang, toilet tertutup. Lebih buruk, mereka keluar.

Jelas, situasinya tidak bisa ditoleransi. Toilet dilantai atas atau rumah yang diatas tingkatan laut tidak terlalu bermasalah. Tapi toilet lain sangat bermasalah. Seseorang harus memanjat ketoilet saat ada dilantai bawah. Singkatnya, platforms dibangun untuk mengikuti naiknya laut. Akhirnya, diputuskan untuk menaikan dataran secara permanent. Karena banyak bangunan sudah ada, mereka hanya membangunnya lebih tinggi dan memenuhinya dengan tanah disekitar gedung, menaikan tingkatan dataran sekitar 10-a5 kaki. Kadang, lantai terbawah ditinggalkan. Selama tahun-tahun larangan, merka menggunakannya untuk ngobrol. Sekarang, kota telah merenovasi lantai bawah dan menciptakan kota bawah tanah untuk belanja, restaurant, dan tempat usaha lainnya.

Dilema Seattle menunjukan bagaimana sesuatu yang kelihatannya tidak penting bisa berdampak besar bagi keseluruhan kota. Tapi cerita dalam teks ini, memiliki kemiripan. Suatu malam yang menggelisahkan agar raja mengubah jalan sejarah dan menghasilkan keselamatan bagi orang Yahudi diseluruh kerajaan Persia. Kenyataannya, itu semua dalam pengaturan ilahi. Peristiwa yang membatalkan hukum yang dikeluarkan oleh Haman yang licik dengan menipu raja dan menyelamatkan nyawa orang Yahudi diseluruh kerajaan.

Cerita Ester menghadap raja dan seterusnya merupakan salah satu literature penting. Ceritanya dengan ahli digambarkan, membuat pembacanya menahan untuk melihat kejadian yang tak terduga. Tiba-tiba, jalan seluruh peristiwa dibalikan oleh raja, jadi Haman yang licik digantung ditiang gantungan yang dipersiapkan untuk Mordekai, dan orang yang ingin dibunuhnya diangkat menggantikan tempatnya. Ini bukan hanya cerita yang luar biasa dan diceritakan dengan luar biasa tapi juga merupakan pelajaran penting bagi kita.

Review Peristiwa

Vashti telah disingkirkan sebagai ratu, dan Ester telah dipilih raja untuk menggantikan tempatnya. Sesuai perintah Mordekai, Ester merahasiakan identitasnya sebagai orang Yahudi dan hubungannya dengan Mordekai. Kelompok perawan kedua dicoba oleh raja, dan Ester tidak dipanggil oleh raja selama 30 hari. Saat digerbang raja, Mordekai mengetahui rencana pembunuhan terhadap raja, dan melaporkannya kepada Ester. Dia kemudian memberitahukan kepada raja yang kemudian menyelidikinya dan menggantung kedua penghianat itu. Kesetiaan Mordekai dicatat, tapi untuk alasan tertentu tidak langsung diberi penghargaan.

Haman, orang yang sebelumnya tidak diketahui oleh kita, tiba-tiba dan tidak ada alasannya muncul dalam kekuasaan Kerajaan Persia, kedua dari raja. Raja meletakan seluruh kepercayaannya kepada Haman dan memberikannya seperti “cek kosong” untuk melakukan apapun yang dikehendakinya. Mordekai menolak untuk menghormati Haman seperti perintah raja. Saat ditegur oleh pelayan raja, dia menjelaskan hanya dengan identitasnya sebagai orang Yahudi. Pelayan ini melaporkan kepada Haman, yang kemudian membenci Mordekai dan seluruh bangsa Yahudi. Haman menunggu saat yang tepat untuk memusnahkan mereka semua. Dia mampu menipu raja dan mendapatkan kekuasaan untuk meluluskan hukum yang kemudian diberikan kepada bangsa Yahudi untuk dibinasakan dan merampas harta milik mereka.

Saat Mordekai sadar akan hal ini, dia dan orang Yahudi yang lain mulai berkabung didepan umum. Ester mencoba untuk menghentikannya. Saat Ester mengirim pelayan yang paling dipercayanya untuk bicara dengan Mordekai, dia diberitahu tentang semua yang telah terjadi dan diperintahkan oleh Mordekai untuk memohon pada raja. Ester menolak, menunjukan bahwa hal itu tidak mungkin dan sangat berbahaya. Hanya setelah Mordekai menekannya, Ester baru mau menghadap raja. Setelah 3 hari berpuasa, dia menghadap raja, mempertaruhkan nyawanya.

Mission Impossible

Sebelum memikirkan intrik disekitar kedua pesta Ester, mari kita melihat betapa sulitnya tugas ini. Anda mungkin ingat acara TV, “Mission Impossible,” dmana disetiap episode dimulai dengan situasi yang tidak mungkin dan tim dipanggil untuk menyelesaikannya. Halangannya sangat besar dan waktunya sedikit. Tugas Ester dalam teks ini merupakan impossible mission saat anda melihat halangan ini:

(1) Unutk bicara kepada raja, Ester harus melanggar hukum dan hukumannya adalah kematian. Agar Ester bisa menghadap raja, dia harus melanggar hukum dan membayar hal itu dengan nyawanya.

(2) Untuk menghadap raja, Ester harus mengakui dia telah menipu raja.. Haman membahayakan bangsa Yahudi dengan menipu raja. Sekarang Ester mencoba membujuk raja untuk mengampuni nyawanya dan bangsanya. Tapi untuk melakukan itu, dia harus mengakui dirinya seperti Haman, telah menipu raja. Dia mencapai kedudukannya sebagai ratu dengan merahasiakan keyahudiannya. Maka dari itu, menghadapnya Ester bisa membuat raja marah karena penipuan itu.

(3) Esther mencoba meyakinkan raja untuk membalikan hukum. Keputusan mengijinkan musuh orang Yahudi membunuh mereka dan merampas harta mereka sebagai hukum Persia dan Media, suatu hukum yang tidak bisa ditarik kembali (lihat 1:19; 3:10-11; 8:8). Itu tidak bisa dilakukan oleh raja.

(4) Esther menentang Haman, orang yang paling berkuasa dibumi saat itu. Raja memberikan kekuasaan yang besar kepada Haman, yang memampukan dia menetapkan hukum tanpa raja membacanya. Menghadap raja untuk melawan Haman, seorang kaya yang menjadi telinga raja, belum lagi adanya cincin raja.

(5) Esther merencanakan sesuatu yang akan menghantam kesombongannya. Haman telah menipu raja. Dia mendapatkan kepercayaan raja. Dia telah menggunakan itu untuk kepentingannya. Raja harus mengakui bahwa mengangkat Haman merupakan suatu kebodohan. Itu jelas berat bagi image dan ego raja.

Ester Menghadap Raja
(5:1-4)

1 Pada hari yang ketiga Ester mengenakan pakaian ratu, lalu berdirilah ia di pelataran dalam istana raja, tepat di depan istana raja. Raja bersemayam di atas takhta kerajaan di dalam istana, berhadapan dengan pintu istana itu. 2 Ketika raja melihat Ester, sang ratu, berdiri di pelataran, berkenanlah raja kepadanya, sehingga raja mengulurkan tongkat emas yang di tangannya ke arah Ester, lalu mendekatlah Ester dan menyentuh ujung tongkat itu. 3 Tanya raja kepadanya: Apa maksudmu, hai ratu Ester, dan apa keinginanmu? Sampai setengah kerajaan sekalipun akan diberikan kepadamu. 4 Jawab Ester: Jikalau baik pada pemandangan raja, datanglah kiranya raja dengan Haman pada hari ini ke perjamuan yang diadakan oleh hamba bagi raja.”

Ini pasti suatu momen yang sangat menegangkan bagi Ester. Bisakah anda bayangkan penderitaan yang harus dijalani sebelumnya—memilih baju yang tepat, sepatu, dan gaya rambut yang tepat pada saat itu? Raja pasti terkejut melihatnya dan melihat dia sangat tertekan. Ester menyentuh hati raja, dan dia mengulurkan tongkatnya keEster, menyayangkan hidupnya. Mengetahui dia memiliki sesuatu untuk diminta, dia meyakinkan bahwa apapun yang diminta akan diberikan bahkan setengah kerajaanpun. Tapi Ester tidak menyatakan permintaannya—belum. Sebaliknya, dia mengundang raja dan perdana mentrinya, Haman, kepesta yang disiapkan bagi mereka. Ini pasti membutuhkan proses lain, memilih menu, anggur, dan lainnya. Jelas, Ester memilih hal yang disukai raja. Permintaan Ester tidak hanya itu. Mengundang raja kepesta sangat membahayakan hidupnya. Raja mengetahui dan mengerti bahwa dia belum siap menyatakan permintaannya. Jika raja hanya memiliki sedikit penasaran, penundaan Ester bisa menyebabkan raja lebih ingin tahu apa yang diinginkannya.

Kenapa menunda? Raja berjanji meluluskan permintaannya. Kenapa dia tidak langsung mengatakannya? Kenapa perlu drama? Sebenarnya, kita tidak tahu. Ester mungkin mempraktekan godaan wanitanya. Dia segan untuk meminta. Dia mungkin menunggu saat yang tepat. Satu hal yang cukup pasti—apa yang ingin dimintanya sangat sulit untuk dipenuhi raja. Tidak heran Ester tidak mau menghadap raja. Ini butuh suatu yang dramatis dan tidak biasa untuk bisa menyelamatkan bangsa Yahudi dari bahaya. Ini butuh mujizat. Kelihatannya Ester dan Mordekai tidak percaya akan mujizat. Tuhan akan mengadakan mujizat, bukan hasil iman manusia. Tangan Tuhan nyata bagi kita, bahkan itu tidak diharapkan oleh pahlawan kita atau diketahui seperti saat Tuhan menyelamatkan umatNya dari kematian.

Pesta Pertama
(5:5-8)

5 Maka titah raja: Suruhlah Haman datang dengan segera, supaya kami memenuhi permintaan Ester. Lalu raja datang dengan Haman ke perjamuan yang diadakan oleh Ester. 6 Sementara minum anggur bertanyalah raja kepada Ester: Apakah permintaanmu? Niscaya akan dikabulkan. Dan apakah keinginanmu? Sampai setengah kerajaan sekalipun akan dipenuhi. 7 Maka jawab Ester: Permintaan dan keinginan hamba ialah: 8 Jikalau hamba mendapat kasih raja, dan jikalau baik pada pemandangan raja mengabulkan permintaan serta memenuhi keinginan hamba, datang pulalah kiranya raja dengan Haman ke perjamuan yang akan hamba adakan bagi raja dan Haman; maka besok akan hamba lakukan yang dikehendaki raja.”

Permintaan Ester agar raja dan Haman datang kepesta yang disediakannya. Dia pasti memilihkan kesukaan raja dan saat kemunculannya agar raja mau makan. Dia juga mengetahui peran dari pesta, karena sudah ada 4 pseta dalam pasal 1 dan 2. Saat ini biasanya digunakan untuk minum, dan anggur digunakan dalam bagian ini dan ditempat lain dalam Ester.49

Saat mereka minum anggur, sekali lagi raja meminta Ester menyatakan permintaannya. Sekali lagi, raja meyakinkan dia bahwa dia akan meluluskan apapun permintaan itu. Sekali lagi, Ester menolak. Teks tidak memberi petunjuk kenapa dia menundanya. Alasan penundaannya tidak sepenting penundaan itu. Karena selama penundaan ini, jarak antara pesta yang pertama dan kedua, agar Tuhan menyiapkan raja untuk bertindak seperti kehendakNya. Ester hanya meminta raja untuk datang kepesta berikutnya, yang sudah disiapkannya untuk hari berikut. Dari perkataannya kepada raja, jelas saat itu dia akan menyatakan permohonannya. Dengan mendatangi pesta kedua, raja meyakinkan lagi bahwa dia akan memberikan permintaannya. Kelihatannya Ester mencari kepastian dari raja bahwa permintaannya pasti dipenuhi. Penundaannya dan kepastian yang diulang (termasuk datang kepesta kedua) kelihatannya meneguhkan kepastian itu.

Hujan Mordecai saat Parade Haman
(5:9-14)

9 Pada hari itu keluarlah Haman dengan hati riang dan gembira; tetapi ketika Haman melihat Mordekhai ada di pintu gerbang istana raja, tidak bangkit dan tidak bergerak menghormati dia, maka sangat panaslah hati Haman kepada Mordekhai. 10 Tetapi Haman menahan hatinya, lalu pulanglah ia ke rumahnya dan menyuruh datang sahabat-sahabatnya dan Zeresh, isterinya. 11 Maka Haman menceriterakan kepada mereka itu besarnya kekayaannya, banyaknya anaknya laki-laki, dan segala kebesaran yang diberikan raja kepadanya serta kenaikan pangkatnya di atas para pembesar dan pegawai raja. 12 Lagi kata Haman: Tambahan pula tiada seorangpun diminta oleh Ester, sang ratu, untuk datang bersama-sama dengan raja ke perjamuan yang diadakannya, kecuali aku; dan untuk besokpun aku diundangnya bersama-sama dengan raja. 13 Akan tetapi semuanya itu tidak berguna bagiku, selama aku masih melihat si Mordekhai, si Yahudi itu, duduk di pintu gerbang istana raja. 14 Lalu kata Zeresh, isterinya, dan semua sahabatnya kepadanya: Suruhlah orang membuat tiang yang tingginya lima puluh hasta, dan persembahkanlah besok pagi kepada raja, supaya Mordekhai disulakan orang pada tiang itu; kemudian dapatlah engkau dengan bersukacita pergi bersama-sama dengan raja ke perjamuan itu. Hal itu dipandang baik oleh Haman, lalu ia menyuruh membuat tiang itu.

Saya tidak tahu maksud Ester mengundang Haman untuk bergabung dalam kedua pesta itu. Hal yang jelas adalah efek dari pesta itu bagi Haman. Dia bukan orang yang disukai. Dia sombong, licik dan penipu. Berada dalam pesta pertama Ester merupakan suatu yang luar biasa bagi Haman. Suatu keistimewaan bagi dia! Dia tidak hanya memenangkan hati dan kepercayaan raja; dia juga bisa (atau menurut dia) memenangkan hati ratu. Dia sedang naik.

Kepalanya berenang dari anggur dan kesombongan, Haman meninggalkan pesta kerumah. Tapi saat meninggalkan istana, dia keluar dari gerbang raja, dan disana selalu ada Mordekai. Raja dan ratu baru saja menghormati dia dengan mengundangnya kepesta. Sekarang, Haman melewati gerbang, Mordekai duduk disana. Dia tidak berdiri; dia bahkan tidak memandang orang yang sekarang ada diatas.

Mordekai salah. Dan Haman murka. Dia terlalu besar untuk membiarkan Yahudi ini membuat dirinya marah, dan dia menahan kemarahannya pulang kerumah. Dia membiarkan Mordekai untuk saat itu, tapi saatnya akan tiba. Itu mungkin beberapa bulan lagi, tapi saatnya akan tiba.

Saat pulang, Haman tidak sabar menceritakan kemuliaannya. Rumahnya adalah istananya, dan disana istri dan teman-temannya mau mengusap-usap egonya. Orang ini menikmati saat itu, duduk bersama teman dan keluarga membanggakan keagungannya. Dia menceritakan “kekayaan kemuliaannya” (5:11). Seseorang mungkin bertanya, berapa sering hal ini diceritakan. Tapi hal ini terlalu besar bagi Haman, dan dia harus menceritakannya lagi, tak diragukan dengan mendetil. Dia membanggakan kemuliaan yang didapatnya dari 10 anaknya. Dan menceritakan lagi semua kehormatan yang diberikan raja, pesta ini merupakan salah satu peristiwa besar. Dia menceritakan kalau raja mengangkat dia diatas semua orang. Dan akhirnya dia membanggakan diri terhadap pesta yang baru diikutinya dan pesta berikut dihari berikutnya. Betapa ini suatu kemuliaan baginya. Dia siap meledak dalam kesombongan.

Tapi mukanya langsung muram. Hari itu tidak seluruhnya berhasil. Seekor lalat dalam kebahagiaan Haman—Mordekai. Disamping kemuliaan itu, Mordekai menebar bayang dengan menolak mengakui kekuasaan dan otoritasnya. Kepuasan kesuksesan diganggu oleh pemberontakan seseorang, Mordekai orang Yahudi.

Solusinya sangat mudah bagi keluarga dan temannya—gantung Mordekai. Jangan tunggu saat itu dimana orang Yahudi dibunuh. Biarlah Mordekai menjadi “buah pertama” Biarkan Haman bicara kepada raja mengenai pemberontak ini dan langsung mematikannya. Jangan biarkan Mordekai merusak pesta berikutnya. Biarlah Haman membangun tiang gantung sebelum pesta. Kemudian dia bisa menikmati kemuliaan bersama raja dan ratu.

Ini merupakan ide bagus bagi Haman. Suatu solusi yang baik. Dia menjalankan saran itu dan membangun tiang gantung agar bisa siap besok pagi.

Kegelisahan dalam Susa
(6:1-14)

1 Pada malam itu juga raja tidak dapat tidur. Maka bertitahlah baginda membawa kitab pencatatan sejarah, lalu dibacakan di hadapan raja. 2 Dan di situ didapati suatu catatan tentang Mordekhai, yang pernah memberitahukan bahwa Bigtan dan Teresh, dua orang sida-sida raja yang termasuk golongan penjaga pintu, telah berikhtiar membunuh raja Ahasyweros. 3 Maka bertanyalah raja: Kehormatan dan kebesaran apakah yang dianugerahkan kepada Mordekhai oleh sebab perkara itu? Jawab para biduanda raja yang bertugas pada baginda: Kepadanya tidak dianugerahkan suatu apapun. 4 Maka bertanyalah raja: Siapakah itu yang ada di pelataran? Pada waktu itu Haman baru datang di pelataran luar istana raja untuk memberitahukan kepada baginda, bahwa ia hendak menyulakan Mordekhai pada tiang yang sudah didirikannya untuk dia. 5 Lalu jawab para biduanda raja kepada baginda: Itulah Haman, ia berdiri di pelataran. Maka titah raja: Suruhlah dia masuk. 6 Setelah Haman masuk, bertanyalah raja kepadanya: Apakah yang harus dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya? Kata Haman dalam hatinya: Kepada siapa lagi raja berkenan menganugerahkan kehormatan lebih dari kepadaku? 7 Oleh karena itu jawab Haman kepada raja: Mengenai orang yang raja berkenan menghormatinya, 8 hendaklah diambil pakaian kerajaan yang biasa dipakai oleh raja sendiri, dan lagi kuda yang biasa dikendarai oleh raja sendiri dan yang diberi mahkota kerajaan di kepalanya, 9 dan hendaklah diserahkan pakaian dan kuda itu ke tangan seorang dari antara para pembesar raja, orang-orang bangsawan, lalu hendaklah pakaian itu dikenakan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya, kemudian hendaklah ia diarak dengan mengendarai kuda itu melalui lapangan kota sedang orang berseru-seru di depannya: Beginilah dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya!

10 Maka titah raja kepada Haman: Segera ambillah pakaian dan kuda itu, seperti yang kaukatakan itu, dan lakukanlah demikian kepada Mordekhai, orang Yahudi, yang duduk di pintu gerbang istana. Sepatah katapun janganlah kaulalaikan dari pada segala yang kaukatakan itu. 11 Lalu Haman mengambil pakaian dan kuda itu, dan dikenakannya pakaian itu kepada Mordekhai, kemudian diaraknya Mordekhai melalui lapangan kota itu, sedang ia menyerukan di depannya: Beginilah dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya. 12 Kemudian kembalilah Mordekhai ke pintu gerbang istana raja, tetapi Haman bergesa-gesa pulang ke rumahnya dengan sedih hatinya dan berselubung kepalanya. 13 Dan Haman menceritakan kepada Zeresh, isterinya, dan kepada semua sahabatnya apa yang dialaminya. Maka kata para orang arif bijaksana dan Zeresh, isterinya, kepadanya: Jikalau Mordekhai, yang di depannya engkau sudah mulai jatuh, adalah keturunan Yahudi, maka engkau tidak akan sanggup melawan dia, malahan engkau akan jatuh benar-benar di depannya. 14 Selagi mereka itu bercakap-cakap dengan dia, datanglah sida-sida raja, lalu mengantarkan Haman dengan segera ke perjamuan yang diadakan oleh Ester.

Raja mendapat kegelisahan dalam tidurnya. Kita tidak tahu kenapa. Semua penyakit kecil yang kita lihat diiklan tv biasanya menyediakan solusi. Jika saya berimajinasi, menurut saya sepanjang malam raja terbangun oleh suara pembangunan—gergaji, palu, dan lainnya. Apakah tidak menarik (dan menghibur) jika raja terbangun karena suara tiang gantung yang dibuat Haman? Tentu, ini hanya spekulasi. Teks hanya memberitahukan pada kita kalau raja tidak bisa tertidur. Kita tidak tahu sumber insomnianya.

Raja dikenal sebagai seorang yang menghargai kesetiaan terhadap tahtanya. Dan kelihatannya Mordekai terlewati. Kesetiaannya dicatat dalam tulisan raja, saat raja mencarinya (2:23). Tapi untuk suatu alasan, tidak ada tindakan yang dibuat untuk memberi penghargaan bagi Mordekai. Dan sekarang raja tahu kenapa dia tidak bisa tidur. Dia berbaring dan tidur; meninju bantalnya. Akhirnya, dia memanggil pelayan untuk membaca tulisan raja. Itu bisa membuat semua orang tidur.

Dan apalagi yang dibacakan selain peristiwa dua orang pengkhianat berencana membunuh raja! Mordekai orang Yahudi ditulis sebagai pahlawan karena melaporkan hal ini. Raja berhutang nyawa pada Mordekai. Satu hal yang belum tertulis adalah penghargaan bagi Mordekai. Bagaimana ini bisa terabaikan? Saat raja bertanya penghargaan apa yang telah diberikan pada Mordekai, dia diberitahu kalau hal itu belum dilakukan. Hal ini selesai; raja melihat ini harus dibetulkan. Mordekai akan diberi penghargaan.

Disaat itu, raja mendengar seseorang baru datang. Raja memanggil pelayan untuk melihat siapa disana. Itu Haman. Haman dipanggil menghadap raja. Dia ingin sekali mengatakan kalimat yang mungkin sudah diulang-ulangi dirumah, kalimat untuk meyakinkan raja bahwa Mordekai seorang pemberontak dan mengancam kerajaannya. Tapi Haman belum bisa bicara sebelum raja bertanya. Raja bertanya pada Haman bagaimana seorang pelayan setia raja seharusnya dihormati.

Dibutakan oleh kesombongan, dia pikir hanya dia yang bisa dihormati raja. Lagi pula, dia baru pergi kepesta pertama, dan akan ikut lagi bersama raja dan ratu. Dia yakin bahwa dia yang akan diberi penghargaan, Haman mengusulkan suatu penghargaan yang akan menaikan egonya lebih jauh. Mimpi menjadi kenyataan. Dan sekarang dia ditanya bagaimana dia harus diberi penghargaan. Maka Haman menggambarkan detil penghargaan yang cocok bagi pelayan raja yang setia.

Kelihatannya Haman melihat penghargaan raja seperti setan melihat kemuliaan Tuhan. Haman melihat penghormatan seperti raja dihormati. Dia ingin memakai pakaian raja dan mengendarai kuda raja. Dia ingin memakai mahkota raja. Dia ingin berparade keliling kota agar mereka tunduk seperti halnya raja. Apakah ini bukan bukti Haman ingin jadi raja?

Ini akan menjadi hari yang mengejutkan bagi Haman. Seseorang pasti melihat wajah Haman bersinar saat raja mulai memerintahkan untuk menjalankan saran Haman. Dia mulai merasakan keagungan saat itu. Betapa suatu kejutan saat Haman menyadari bukan dia tapi Mordekai yang akan diberikan penghargaan itu, musuh yang paling dibencinya. Dan yang paling buruk, dia (“salah satu pangeran raja yang paling mulia,” ayat 9) harus menjalankan hal ini bagi Mordekai. Dia mendandani Mordekai seperti raja. Dia harus membawanya keliling kota. Dia harus menyerukan bahwa orang ini dihormati raja, orang yang ingin digantung pagi itu juga.

Tapi saat tahu Mordekai menerima hal ini, hal yang tidak ingin diberi kepada Haman. Hal ini tidak membuat kita menghargai Haman, tapi juga kita tidak bisa menilai Mordekai terlalu tinggi. Mordekai seorang munafik. Dia mau menerima apa yang tidak ingin dia beri—menghormati seseorang yang raja perintahkan untuk dihormati.

Saat dia pulang lebih cepat, kelihatan jelas hari Haman tidak berjalan baik. Hari sebelumnya dia pulang dengan kesombongan. Sekarang dia diam dan berduka seperti Mordekai sebelumnya. Dan jika dia ingin dihibur oleh keluarga dan temanya, ini juga tidak akan terjadi. Mereka tidak punya kata-kata penghiburan baginya, sebaliknya mereka melihat peristiwa ini sebagai nubuat peristiwa yang akan datang. Haman sudah jatuh dihadapan Mordekai orang Yahudi. Dan ini baru permulaan. Dia bukannya mengalahkan Mordekai, tapi Haman akan tunduk dihadapan Mordekai.

Saya akan mengemasi barang dan tinggal diluar untuk waktu yang lama. Tapi Haman tidak punya waktu. Kelihatannya perkataan kutuk telah diucapkan teman dan keluarganya saat pintu diketuk. Pelayan raja sudah datang untuk mengantar Haman kepesta. Dia terperangkap. Kehancurannya sudah jelas. Bahkan teman dan keluarganya bisa melihat itu. Orang pasti tidak berpikir kalau Haman pusat dari pesta kedua.

Esther Menyatakan Permohonannya dan Haman Kena Getahnya
(7:1-10)

1 Datanglah raja dengan Haman untuk dijamu oleh Ester, sang ratu. 2 Pada hari yang kedua itu, sementara minum anggur, bertanyalah pula raja kepada Ester: Apakah permintaanmu, hai ratu Ester? Niscaya akan dikabulkan. Dan apakah keinginanmu? Sampai setengah kerajaan sekalipun akan dipenuhi. 3 Maka jawab Ester, sang ratu: Ya raja, jikalau hamba mendapat kasih raja dan jikalau baik pada pemandangan raja, karuniakanlah kiranya kepada hamba nyawa hamba atas permintaan hamba, dan bangsa hamba atas keinginan hamba. 4 Karena kami, hamba serta bangsa hamba, telah terjual untuk dipunahkan, dibunuh dan dibinasakan. Jikalau seandainya kami hanya dijual sebagai budak laki-laki dan perempuan, niscaya hamba akan berdiam diri, tetapi malapetaka ini tiada taranya di antara bencana yang menimpa raja. 5 Maka bertanyalah raja Ahasyweros kepada Ester, sang ratu: Siapakah orang itu dan di manakah dia yang hatinya mengandung niat akan berbuat demikian? 6 Lalu jawab Ester: Penganiaya dan musuh itu, ialah Haman, orang jahat ini! Maka Hamanpun sangatlah ketakutan di hadapan raja dan ratu. 7 Lalu bangkitlah raja dengan panas hatinya dari pada minum anggur dan keluar ke taman istana; akan tetapi Haman masih tinggal untuk memohon nyawanya kepada Ester, sang ratu, karena ia melihat, bahwa telah putus niat raja untuk mendatangkan celaka kepadanya. 8 Ketika raja kembali dari taman istana ke dalam ruangan minum anggur, maka Haman berlutut pada katil tempat Ester berbaring. Maka titah raja: Masih jugakah ia hendak menggagahi sang ratu di dalam istanaku sendiri? Tatkala titah raja itu keluar dari mulutnya, maka diselubungi oranglah muka Haman. 9 Sembah Harbona, salah seorang sida-sida yang di hadapan raja: Lagipula tiang yang dibuat Haman untuk Mordekhai, orang yang menyelamatkan raja dengan pemberitahuannya itu, telah berdiri di dekat rumah Haman, lima puluh hasta tingginya. Lalu titah raja: Sulakan dia pada tiang itu. 10 Kemudian Haman disulakan pada tiang yang didirikannya untuk Mordekhai. Maka surutlah panas hati raja.

Raja dan Haman datang kepesta Ester dan mulai minum (verse 1). Saat minum-minum (verse 2), hal permohonan Ester sekali lagi dikemukakan raja. Dia sangat ingin mendengar permintaan Ester, yang mungkin keluar dari keingintahuan dan sebagian dia melihat sesuatu yang serius mengganggu Ester. Perhatian ratu seharusnya jadi perhatian raja. Sekali lagi raja meyakinkan Ester dia akan mengabulkan permohonannya, bahkan sebelum dia memintanya.50

Kesombongan Haman membutakannya. Dia melihat Ester sebagai sekutu baru. Dia pikir raja sudah digenggamannya, tapi sekarang dia percaya juga memegang Ester. Jika dia bisa menguasai keduanya dengan kemampuannya, bagaimana dia bisa gagal mencapai apa yang diinginkannya? Dia gagal melihat bahwa Ester merupakan musuh utamanya. Dia tidak tahu kalau Ester seorang Yahudi, yang dihukum mati oleh hukum yang dibuatnya. Daripada merasa terancam, dia merasa aman didekat Ester. Kewaspadaannya menurun. Dengan sedikit minuman dan makanan, Haman melepaskan kewaspadaan. Jelas dia bingung dengan masalah ratu dan tidak tahu bahaya yang akan dinyatakan oleh ratu. Dia tidak melihat hal itu sampai saatnya sudah terlambat. Ratu Ester (itulah yang dinyatakan penulis disini) tidak menyatakan Haman sebagai masalah utamanya sampai disaat terakhir. Usahanya untuk menyelamatkan diri sudah terlambat.

Esther kemudian mengatakan pada raja hal yang seharusnya sudah diketahui, tapi karena kepercayaannya pada Haman, raja jadi tidak tahu apa-apa. Raja tidak tahu Haman bicara tentang orang Yahudi dan mereka dihukum mati oleh perintah Haman. Ester mengatakan pada Ahasuerus bahwa dia telah dijual, bersama dengan bangsanya, bukan kedalam perbudakan tapi kedalam kematian. Dia tidak akan mempermasalahkan hal pertama terjadi. Tapi dia dan bangsanya dijual untuk dibinasakan.

Kemarahan raja bangkit, dia siap memperbaiki situasi. Siapa yang bisa melakukan hal seperti ini kepada ratu? Orang seperti ini akan berhadapan dengannya; yang diperlukannya hanya sebuah nama dan dimana orang ini bisa ditemukan. Setelah membuat raja menunggu sebentar, Ester menunjuk nama orang itu—Haman terkejut dan takut. Ester menunjuk Haman sebagai musuh dan orang yang licik (7:6).

Raja terkejut dan marah. Tidak ada yang tahu berapa banyak anggur yang telah diminumnya, tapi itu mungkin memperlambat otaknya. Karena itu, dampak perkataan Ester tidak masuk betul. Maka raja keluar ketaman. Dia harus membersihkan pikirannya dan mencoba menangkap apa yang telah terjadi dana apa yang harus dilakukannya.

Walau belum terjadi apa-apa, Haman tetap bermasalah dengan raja. Tapi tangan pemeliharaan Tuhan belum selesai. Ahasuerus marah dan mungkin sedikit bingung. Haman ketakutan. Dia melihat kemarahan dimata raja, belum lagi mata Ester. Saat raja meninggalkan ruangan, Haman mengambil kesempatan terakhir untuk menyelamatkan dirinya. Dia mencoba membujuk Ester, yang sekarang jadi harapan satu-satunya. Dalam kepanikannya (dan mungkin minum terlalu banyak) Haman jatuh. Dia tidak hanya jatuh kelantai. Lebih dari itu, dia jatuh diatas tempat duduk Ester. Disaat yang sama sementara Haman berusaha keluar dari tempat Ester, raja kembali dan kemarahannya jadi lebih buruk—Sekarang Haman mencoba menyerang istrinya secara seksual, sang ratu.

Setelah hal ini tidak ada harapan bagi Haman. Pelayan raja menutupi wajah Haman dan akan dibawah keluar. Harbonah, salah satu pelayan raja, tahu kalau tiang gantungan telah dibangun untuk membunuh Mordekai. Dia kelihatan mengerti keadaannya dan memberitahu raja bahwa tiang gantung sudah siap digunakan—dirumah Haman—yang awalnya untuk membunuh Mordekai. Bagi Harbonah dan raja hal itu sangat bertepatan dan tiang itu digunakan untuk membunuh Haman. Dan demikianlah Haman digantung ditiang yang dibuatnya sendiri.

Kesimpulan

Kitab Ester diramu dengan kebenaran teologis dan implikasi praktis. Saat kita menyimpulkan, mari kita mempertimbangkan prinsip ini.

(1) Kemahakuasaaan Allah.

28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.(Romans 8:28).

Kitab Ester merupakan salah satu dari banyak contoh kebenaran Alkitab. Tuhan memiliki suatu rencana, rencana yang dibuatNya sebelum dunia ada. Dia terus mengerjakan rencanaNya dalam sejarah. Dia mempekerjakan orang kafir, seperti Haman dan Ahasuerus, yang motivasinya jauh dari saleh dan tindakannya tidak bisa dijadikan contoh. Dalam dosa manusia dan pemberontakan terhadap Dia dan umatNya, untuk menjalankan tujuannya. Tidak ada yang menghalangi atau membengkokan rencanaNya. Tuhan mengatur, bahkan saat manusia melakukan yang terbaik untuk menolak atau mengalahkan janji dan tujuanNya.

1 Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini.(Proverbs 21:1).

10 Sesungguhnya panas hati manusia akan menjadi syukur bagi-Mu, dan sisa panas hati itu akan Kauperikatpinggangkan (Psalm 76:10).

22 Lagipula mereka merayakan hari raya Roti Tidak Beragi dengan sukacita, tujuh hari lamanya, karena TUHAN telah membuat mereka bersukacita; Ia telah memalingkan hati raja negeri Asyur kepada mereka, sehingga raja membantu mereka dalam pekerjaan membangun rumah Allah, yakni Allah Israel. (Ezra 6:22).

27 Terpujilah TUHAN, Allah nenek moyang kita, yang dengan demikian menggerakkan hati raja, sehingga ia menyemarakkan rumah TUHAN yang ada di Yerusalem (Ezra 7:27).

Ahasuerus, raja Persia, merupakan orang yang paling berkuasa didunia saat itu. Dia seorang yang berkuasa. Dan Kitab Ester menyatakan Tuhan adalah yang berkuasa sehingga Ahasuerus harus mengikuti tujuan Tuhan, dan ini termasuk keselamatan umatNya.

(2) Pemeliharaan Tuhan. Pemeliharaan Tuhan sangat berkaitan dengan kemahakuasaanNya. Kemahakuasaan Tuhan menunjuk pada kemandirian Tuhan dari manusia dan kuasa serta kemampuanNya untuk mencapai tujuanNya melalui manusia, yang diselamatkan atau tidak, yang taat atau tidak. Pemeliharaan Tuhan, menurut konsep ini yang saya mengerti, menunjuk pada cara Tuhan berkarya. Pemeliharaan Tuhan merupakan tangan yang tidak terlihat yang bekerja untuk mencapai tujuan dan janjiNya, tapi tidak diketahui sebagai karyaNya.

Apakah anda pernah melihat seseorang yang bekerja dengan keahlian tinggi? Mungkin seorang arti dengan kanvasnya. Itu mungkin pemahan seperti John Maurer digereja kami, yang tidak pernah membuang kayu untuk membuat suatu karya yang indah. Itu mungkin seorang pembela atau guru. Tapi melihat seseorang dengan keahliannya merupakan suatu kesenangan dan suatu kesan.

Tuhan merupakan manifestasi keahlian yang tertinggi. Dia yang berkarya. Tapi karyaNya hanya bisa dilihat melalui mata iman. Orang Kristen, yang mata rohaninya terbuka, melihat Tuhan berkarya dengan agung dan heran. Mata orang tidak percaya melihat hasil yang sama tapi gagal melihat karya Tuhan. Saat Tuhan berkarya untuk memelihara, kehendak dan tujuanNya pasti terlaksana dengan sempurna, tapi mereka yang tidak beriman, tidak bisa melihat perbuatan tanganNya, hanya melihat kekuatan alam atau keahlian manusia. Banyak orang melihat keselamatan orang Yahudi dalam kitab Ester hanya bisa melihat kecerdikan Ester dalam menipu raja.

Baik Ester, maupun Mordekai, juga sebagian besar orang Yahudi di Persia tidak mengetahui tangan Tuhan sedang bekerja ditengah mereka. Perlu kita pertimbangkan adalah perayaan dalam pasal-pasal ini sebelum menyelesaikan kitab ini. Sangat sayang melihat manusia gagal mengenali tangan pemeliharaan Allah dalam mencapai tujuanNya dimana orang tidak beriman tidak mengentahuinya.

Ini juga bisa terjadi pada orang Kristen. Abram meninggalkan Kanaan dan pergi ke Mesir karena kurang beriman. Dia mengatakan istrinya Sarai sebagai saudara perempuannya, setengah benar. Tuhan telah menjanjikan bahwa Mesias akan datang melalui Abram dan Sarai. Sepertinya Sarai akan menjadi istri Firaun, dan jika mengandung anak, itu pasti melalui raja kafir ini. Abram beberapa malam gelisah memikirkan apa yang terjadi dalam kamar Firaun. Tuhan bekerja untuk melindungi kemurnian Sarai dan janji tentang keturunan yang akan dikandung dari Abraham. Tapi saat itu, baik Abraham atau Sarai tidak bisa melihat hal ini karena dosa mereka. Maksud Tuhan tidak pernah gagal. Janji Tuhan pasti dipenuhi. Tapi saat kita gagal untuk percaya dan taat, kehidupan kita kelihatannya diatur oleh keadaan daripada Pencipta. Saat Tuhan berkarya dalam pemeliharaanNya, sering disebabkan oleh ketidakpercayaan atau ketidaktaatan. Dia tetap berkarya, tapi kita gagal mengenalinya. Jadi kita menghabiskan energi dalam kekhawatiran, penderitaan, dan perencanaan, berusaha menyelamatkan diri sendiri daripada menyerahkan diri pada Juruselamat.

Yakub lebih banyak menghabiskan hidupnya melawan Allah daripada tunduk padaNya. Tidak seperti Abraham, yang mau menyerahkan anaknya kepada Tuhan, Yakub berusaha menyelamatkan anaknya Benyamin dirumah daripada mengijinkannya pergi bersama saudaranya ke Mesir. Tuhan bekerja dalam hidup anak Yakub, tapi Yakub tidak melihatnya saat itu. Tuhan berkarya memelihara. Juga, saat kesembilan anaknya kembali dari Mesir dengan laporan bahwa Simeon tertinggal di Mesir, Yakub berkata, “Aku inilah yang menanggung segala-galanya itu ” (Genesis 42:36). Suatu pandangan yang sempit. Tapi itulah cara pandang orang yang tidak berjalan dalam iman, dan saat Tuhan sedang berkarya.

Dalam pasal kedua injil Yohanes, kita membaca bagaimana Yesus mengubah air menjadi anggur dipesta perkawinan di Kana. Hampir setiap orang menikmati “anggur yang lebih baik” yang Yesus buat, anggur terbaik biasanya ada diawalnya. Hanya murid Tuhan dan para pelayan yang menuangkan air yang tahu apa yang terjadi. Betapa lebih baik menjadi pelayan Tuhan kita untuk melihat tanganNya bekerja daripada jauh dariNya tapi menikmati keuntungan anugrahNya tanpa mengetahui Dia yang memberkati kita. Mereka yang ingin melihat tangan Tuhan bekerja salah mengira kalau Tuhan tidak berkarya, saat mereka seharusnya menyatakan mata terhadap hal rohani untuk melihat Tuhan berkarya.

(3) Kitab Ester mengingatkan kita bahwa Tuhan melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan, menggunakan tindakan kita untuk mencapai tujuan supernaturalNya. Saat saya membaca pasal ini dalam kitab Ester, saya lebih terkesan dengan apa yang tidak Ester dan Mordekai lakukan dan apa yang Tuhan lakukan. Mereka tidak punya control atas penglihatan raja mengenai kesetiaan Mordekai sehingga tidak langsung diberi penghargaan disaat itu. Mereka tidak menyebabkan raja gelisah disuatu malam. Mereka tidak menentukan tulisan raja mana yang akan dibaca raja dan memasukan kejadian Mordekai dalam pembacaan itu. Mereka tidak menyebabkan Haman terjatuh diatas tempat Ester disaat raja kembali keruangan. Mereka tidak menyuruh Harbonah untuk mengusulkan agar raja menggunakan tiang gantung Haman sendiri untuk mengeksekusinya.

Apa yang tidak bisa dilakukan manusia dan yang tidak dilakukan menentukan hasil permohonan Ester dihadapan raja. Bukan karena Ester menggunakan teknik yang tepat, tapi Tuhan menggunakan usahanya untuk mencapai rencana dan tujuanNya. Untuk alasan yang tidak dijelaskan, Ester memilih untuk tidak menyatakan permohonannya sampai pesta yang kedua dihari berikut. Tapi diwaktu itu, Tuhan memberikan raja malam yang menggelisahkan dan mengingatkannya dari tulisannya sendiri bahwa Mordekai, seorang Yahudi, merupakan warga Negara yang setia dan dia berhutang nyawa. Dan ini terjadi disaat yang tepat dimana Haman berusama menuduhnya atas ketidak setiaan dan ingin menggantungnya.

Tuhan kita memberikan tugas tertentu untuk dicapai. Dia telah membuat perintah tertentu untuk kita taati. Tapi bukan dari kesempurnaan motivasi atau ketaatan kita yang membuat tujuan Tuhan tercapai, karena pekerjaan kita tidak pernah bebas dari noda dosa. Tuhan melalui usaha kita, turut campur secara supernatural sehingga hasil supernatural muncul. Saat kita bersaksi pada orang yang belum percaya, bukan logika kita, atau penampilan, atau teknik yang menyelamatkan. Itu karya Roh Tuhan, yang meyakinkan dan menyatakan dosa, kebenaran, dan penghakiman. Tuhan melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan untuk melaksanakan tujuanNya. Tapi ini bukan berarti kita pasif. Ini artinya kita melakukan apa yang Dia perintahkan, mengetahui bahwa itu tidak pernah cukup. Inilah alasan kita taat pada perintahNya dan berdoa dalam iman bahwa Dia akan menyelesaikan apa yang direncanakan dan dijanjikanNya. Tuhan menggunakan apa yang kita lakukan, melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan, untuk mencapai tujuanNya.

(4) Kitab Ester mengajarkan kita bahwa waktu Tuhan itu sempurna. Dalam kitab Ester, waktu sangat menentukan, dan selalu sempurna. Dalam peristiwa alami, Ester akan mengatakan pada raja (dan semua orang akan melakukan yang sama) bahwa dia adalah seorang Yahudi, tapi timing dalam cerita kita tidak seperti itu sehingga dia tidak mengatakan sebelum Haman dinyatakan sebagai penjahat. Mordekai seharusnya diberi penghargaan disaat dia memperingatkan raja akan rencana pembunuhan. Untuk alasan yang tidak dijelaskan, hal itu ditulis dalam tulisan raja, tapi tidak ada tindakan untuk Mordekai. Insomnia raja muncul disaat yang tepat sehingga sebelum Haman datang menuduh Mordekai untuk dihukum, kesetiaan Mordekai dinyatakan pada raja dari catatannya sendiri. Dan Haman menjatuhkan diri (atau tidak sengaja) ke Ratu Ester saat sedang bersandar disaat raja kembali, jadi dia melihat itu seperti usaha mengganggu ratu.

Waktu Tuhan dalam kitab Ester, dan dalam hidup kita, selalu sempurna. Berapa sering kita berpikir bahwa Tuhan tidak mendengar doa kita karena dia tidak menjawabnya diwaktu yang kita tentukan. Satu pertanyaan umum ditanyakan dalam Mazmur, “Berapa lama . . .?”51 Kita sering bertanya kenapa Tuhan tidak kembali lebih cepat atau kenapa kita tidak dihargai untuk kerja keras kita dikantor. Jawaban untuk hal ini akan didapat diwaktu yang ditentukan Tuhan, dan waktuNya selalu sempurna.

(5) “Satu hari bisa membuat perbedaan.” Sebagian dari anda mungkin ingat perkataan dalam lagu lama. Walau penulis lagu sekuler ini tidak bermaksud mengajarkan kita teologi, kata-katanya tepat terutama dalam kitab Ester dan dalam kehidupan orang Kristen. Pikirkan ini: satu hari Haman merupakan orang terkaya dan paling berkuasa didunia. Dia duduk dipesta dengan raja dan ratu yang paling berkuasa dibumi saat itu, menyombongkan keagungan yang didapatnya. Hari berikutnya orang ini diambil kekuasaan dan kekayaannya, kepalanya diselubungi, dan dia dibawa ketiang gantung yang direncanakan untuk menggantung musuhnya.

(6) Kitab Ester seharusnya dilihat ssat kita ingin berespon dengan cara yang Alkitabiah terhadap kejahatan aborsi. Kita bisa melihat parallel antara hukum yang diberikan Haman untuk melegalisasi pembantaian orang Yahudi dan hukum dinegara kita yang melegalisasi pembantaian hidup yang masih dalam kandungan. Ester dan Mordekai bukan teladan yang bisa kita tiru. Mereka contoh negative. Mereka mengingatkan kita bahwa Tuhan mempu menyelamatkan hidup melalui campur tangan ilahi dalam kehidupan manusia, mempekerjakan orang jahat dan mengubah pemikiran penguasa kafir. Kitab Ester juga menyatakan bahwa menyelamatkan hidup yang tidak bersalah tidak memerlukan kebohongan. Sering kali usaha anti aborsi menjalankan metode penipuan, membenarkan ketidakjujuran sebagai hal benar untuk mencapai tujuan. Teks ini tidak mengajarkan bahwa penipuan merupakan cara yang benar saat berhadapan dengan kejahatan, walau kita berpikir bisa menghasilkan apa yang menurut kita kebaikan.

(7) Kitab Ester mengingatkan kita tentang kenyataan dan kepastian hukuman setimpal dari ilahi. Retribusi artinya “mendapat apa yang seharusnya.” Istilah sekarang “apa yang ditabur itu yang dituai.” Berabad-abad lalu, raja kafir mengatakan hal ini setelah dikalahkan oleh Israel:

5 Di Bezek mereka menjumpai Adoni-Bezek dan berperang melawan dia, dan mereka memukul kalah orang Kanaan dan orang Feris. 6 Tetapi Adoni-Bezek melarikan diri, lalu mereka mengejarnya, menangkapnya dan memotong ibu jari dari tangannya dan dari kakinya. 7 Kata Adoni-Bezek: Ada tujuh puluh raja dengan terpotong ibu jari tangan dan kakinya memungut sisa-sisa makanan di bawah mejaku; sesuai dengan yang kulakukan itu, demikianlah dibalaskan Allah kepadaku. Kemudian ia dibawa ke Yerusalem dan mati di sana (Judges 1:5-7).

Adoni-bezek menerima perlakuan yang sama seperti yang dia berikan pada orang yang dikalahkan. Karena caranya memperlakukan mereka yang kalah perang, dia tidak bisa berdebat dengan perlakuan yang diterimanya dari orang Israel. Dia menerima hukuman setimpal dari ilahi.

Banyak orang menolak penghukuman ilahi karena menurut mereka itu tidak adil. Hukuman setimpal itu adil. Hukuman setimpal menunjukan orang akan mendapat apa yang mereka tabur, tidak lebih dan tidak kurang. Keadilan dan hukuman setimpal sejalan, mereka hampir sama. Tuhan itu adil, karena itu Dia mengadili manusia menurut perbuatan mereka (John 5:28-29; Romans 2:5-10; Revelation 20:12-13). Ini artinya beberapa akan menderita lebih dari yang lain dikekekalan (Luke 12:42-48). Ini juga berarti orang Kristen akan dihargai secara individu, menurut apa yang telah mereka lakukan. Saat manusia dihukum oleh Tuhan, Tuhan dipuji karena memberikan apa yang patut mereka dapatkan (Revelation 16:4-7). Tuhan menghukum setimpal perbuatan (Jeremiah 51:56), dan Dia memperlakukan manusia agar mendapat apa yang seharusnya didapat (Proverbs 1:24-33; 5:21-23; 14:14). Dalam istilah Alkitab, apa yang ditabur manusia itu yang dituai (Galatians 6:7; lihat juga 2 Corinthians 9:6). Haman menuai apa yang dia tuai, demikian juga dengan kita.

Akhirnya, mereka yang menolak Tuhan akan tunduk padaNya. Haman, dalam merencanakan untuk membinasakan orang Yahudi, tidak hanya menantang Perjanjian Abraham yang dinyatakan pertama kali dalam Genesis 12:1-3, dia juga menantang Tuhan. Saat Haman terpaksa “memuliakan” Mordekai atas perintah raja, dia menggambarkan kepada kita bahwa yang melawan Allah pada akhirnya akan memuliakanNya:

9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 11 dan segala lidah mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Philippians 2:9-11).

Jangan kita menipu diri atas fakta ini. Suatu hari setiap orang yang hidup akan berlutut dihadapan Juruselamat kita dan mengakuiNya sebagai Tuhan. Orang yang tidak percaya akan melakukannya dengan tidak rela, orang kudus akan melakukannya dengan sukacita. Saya berdoa agar anda diantara yang terakhir.

Dari cerita Haman kita diperingatkan bahwa orang jahat hanya makmur sementara, tapi mereka akan disingkirkan dalam penghukuman, dalam sekejab:

10 Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti air yang berlimpah-limpah. 11 Dan mereka berkata: Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi? 12 Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya! 13 Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah. 14 Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi. 15 Seandainya aku berkata: Aku mau berkata-kata seperti itu, maka sesungguhnya aku telah berkhianat kepada angkatan anak-anakmu. 16 Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku, 17 sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka. 18 Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur. 19 Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan! 20 Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka Kaupandang hina. (Psalm 73:10-20).

(8) Jika Kitab Ester mengajarkan kita tentang penghukuman ilahi, ini juga memberitahukan kita tentang keselamatan ilahi. Selain dosa orang Yahudi, termasuk Ester dan Mordekai, Tuhan menyelamatkan mereka dari kehancuran yang disiapkan Haman bagi mereka. Sukacita Tuhan tidak ditemukan dalam penghukuman orang jahat tapi dalam keselamatan orang berdosa agar mereka bisa bersama denganNya dalam kekekalan. Mari saya tekankan beberapa pelajaran dari Ester mengenai keselamatan ilahi.

(a) Keselamatan itu dari Tuhan. Orang Yahudi diselamatkan, bukan karena Ester dan Mordekai (atau orang Yahudi lainnya) benar, tapi karena Tuhan setia pada perjanjianNay dengan orang Yahudi. Secerdik-cerdiknya Ester berhubungan dengan raja dan Haman, teks menunjukan bahwa Tuhan bekerja untuk membawa keselamatan bagi orang Yahudi.

(b) Keselamatan datang melalui cara yang pertamanya kelihatan membawa kepada kehancuran. Usaha Haman untuk membinasakan orang Yahudi merupakan bagian dari proses keselamatan Tuhan. Jelas, Mordekai dan Ester berpikir kalau mereka akan binasa. Itu terlihat demikian. Tapi Tuhan memiliki rencana lain. Yunus diselamatkan dengan ditelan ikan besar. Pertamanya, kelihatannya Yunus akan mati, tapi pada akhirnya Tuhan menyelamatkan nyawanya. Orang Yahudi kelihatannya akan binasa saat mereka diangkut kepembuangan oleh orang Babilon. Tapi pada akhirnya ini merupakan cara Tuhan menyelamatkan umatNya, walaupun itu terlihat akan binasa. Keselamatan kita datang melalui kematian, penguburan, dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Pertamanya, bahkan para murid berpikir ini sudah berakhir saat Juruselamat disalib. Tapi Tuhan memiliki rencana lain. Dengan merelakan AnakNya untuk mati, dan membangkitkanNya dari kematian, Tuhan membuat kita bisa mendapat pengampunan dosa dan hidup yang kekal. Kita hidup melalui kematian, dalam Kristus. Kita mendapat hidup melalui kehilangan, dalam Kristus. Keselamatan datang melalui yang kelihatannya kehancuran.

(c) Keselamatan dimungkinkan oleh Tuhan, yang mengijinkan pria dan wanita yang tidak layak karena dosa untuk mendekat padaNya saat ini artinya kematian bagi kita. Dosa memisahkan manusia dari Tuhan. Tuhan tidak bisa berdiam didalam dosa manusia atau manusia mendekati Tuhan yang kudus. Kita melihat hal ini diilustrasikan oleh raja Ahasuerus. Hukum mensyaratkan bahwa tidak ada yang bisa menghadap kecuali diundang olehnya. Mereka yang datang tanpa diundang akan dihukum mati, kecuali raja mengulurkan tongkatnya dan menyelamatkan hidupnya. Kita tidak bisa mendekati Tuhan diluar anugrahNya kepada kita sehingga kita bisa masuk kehadiratNya. Dan ini bisa kita lakukan hanya karena Dia mengulurkan pada kita DiriNya dalam kedatangan Kristus Yesus. Dalam kebenaran Yesus Kristus, kita bisa mendekati Tuhan dengan keberanian.

(d) Raja menyelamatkan orang Yahudi untuk Ester. Saat saya membaca kitab Ester, saya melihat raja menyelamatkan nyawa Ester terlebih dulu karena dia mencintainya. Dan karena dia mencintai Ester, Dia menyelamatkan mereka yang ada dalam permohonannya—bangsanya. Tuhan menyelamatkan kita karena Kristus, karena kasihNya kepada AnakNya, Yesus Kristus. Tuhan Yesus Kristus menghadap Bapa dan memohon bagi kita. Ini karena Juruselamat, kita bisa menerima berkat Tuhan.

Apakah anda sudah berhenti melawan Tuhan dan menerima perjanjian pengampunan, keselamatan, dan persekutuan? Saya berdoa supaya anda sudah melakukannya. Dan jika belum, saya berdoa agar sekarang anda menerima anugrah keselamatan, yang sudah Tuhan sediakan melalui pengorbanan kematian AnakNya, Yesus Kristus.


49 Sebelumnya, raja memanggil Ester saat hatinya “gembira karena anggur” (1:10). Saat raja dan Haman minum anggur dipesta Esterlah raja menanyakan Ester apa permintaannya. Dipesta kedua, diceritakan bahwa raja dan Haman “minum anggur dengan Ester” (7:1), dan setelah Ester menyatakan Haman sebagai “musuh” orang Yahudi dan raja, diceritakan bahwa raja bangkita dalam kemarahan “daripada minum anggur” (7:7). Apakah Ester berpikir bahwa sedikit anggur bisa membuat raja bertindak sesuai keinginannya?

50 Raja kelihatannya memiliki jiwa yang bisa mempercayai. Dia mempercayai Haman dengan cincin dan mengijinkan Haman bertindak sendiri, dan dia berjanji memberikan Ester apapun yang dimintanya tanpa mengetahui apa yang diinginkannya. Kepercayaannya yang salah pada Hamanlah yang hampir membuat dia bermasalah besar.

51 Psalm 4:2; 6:3; 13:1-2; 35:17; 62:3; 74:9-10; 79:5; 80:4; 89:46; 94:3; lihat juga Isaiah 6:11; Habakkuk 1:2; Zechariah 1:12.

Report Inappropriate Ad