MENU

Where the world comes to study the Bible

3. Gereja Perjanjian Baru-Pertemuannya

Acts 2:42, 46 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. … 46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,

Acts 20:7 Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam.

1 Corinthians 11:18 Sebab pertama-tama aku mendengar, bahwa apabila kamu berkumpul sebagai Jemaat, ada perpecahan di antara kamu, dan hal itu sedikit banyak aku percaya.

1 Corinthians 14:26-40 Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun. 27 Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya. 28 Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah. 29 Tentang nabi-nabi--baiklah dua atau tiga orang di antaranya berkata-kata dan yang lain menanggapi apa yang mereka katakan. 30 Tetapi jika seorang lain yang duduk di situ mendapat penyataan, maka yang pertama itu harus berdiam diri. 31 Sebab kamu semua boleh bernubuat seorang demi seorang, sehingga kamu semua dapat belajar dan beroleh kekuatan. 32 Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi. 33 Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera. 34 Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus, perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat. 35 Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan Jemaat. 36 Atau adakah firman Allah mulai dari kamu? Atau hanya kepada kamu sajakah firman itu telah datang? 37 Jika seorang menganggap dirinya nabi atau orang yang mendapat karunia rohani, ia harus sadar, bahwa apa yang kukatakan kepadamu adalah perintah Tuhan. 38 Tetapi jika ia tidak mengindahkannya, janganlah kamu mengindahkan dia. 39 Karena itu, saudara-saudaraku, usahakanlah dirimu untuk memperoleh karunia untuk bernubuat dan janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh. 40 Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur

Pendahuluan

Saat kita memulai seri mengenai gereja Perjanjian Baru, kita menekankan pentingnya gereja dalam program Tuhan. Jika saya bisa menyatakan prinsip ini secara visual, saya pikira itu bisa menolong menekankan fakta bahwa gereja Perjanjian Baru merupakan titik pusat dari program Tuhan, karena dalam gerejalah maksud Tuhan bertemu. Kita bisa menggambarkan hal ini dengan ilustrasi demikian:

Jika kita mengerti gereja seperti ini, maka seharusnya jelas bahwa doktrin gereja sangat penting, karena tujuan Tuhan dalam dunia sekarang ini tidak bisa dipisahkan dengan prinsip dan praktek gereja. Ini dasar yang sudah dibahas tapi baik untuk ditekankan kembali, karena gereja masa sekarang dianggap tidak relevan dan tidak berdaya oleh sebagian besar orang Kristen.

Dalam cara yang mirip, bagi saya kelihatan bahwa kita mengatakan kalau pertemuan digereja sepenting dan tidak terpisahkan dari prinsip Tuhan terhadap gereja dengan program Tuhan bagi dunia. Biarlah saya menyatakannya dengan grafik seperti ini:

Disini kita melihat bahwa titik temu prinsip gereja PB sangat penting, yaitu pertemuan gereja. Karena ini merupakan pembahasan kita, “Gereja Perjanjian Baru—Pertemuannya.”

‘Pertemuan Gereja’ dan Pertemuan-pertemuan gereja

Saat kita memulai, kita harus hati-hati membedakan antara apa yang akan saya sebut sebagai ‘pertemuan gereja’ dan ‘pertemuan-pertemuan gereja’. Ekspresi ‘pertemuan gereja’ menunjuk pada pertemuan mingguan gereja untuk mengajar, bersekutu, memecahkan roti (atau mungkin anda biasa menyebutnya ‘perjamuan kudus’) dan doa. Setelah kelahiran gereja pada hari Pentakosta dalam Kisah Para Rasul pasal 2, Lukas menggambarkan aktifitas yang dilakukan gereja baru itu: “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.” (Acts 2:42).

Sekarang kita tahu bahwa dimasa permulaan gereja, hal itu dilakukan setiap hari (Acts 2:46), tapi kita juga menyadari bahwa ini tidak praktis untuk dilakukan seterusnya, seperti kita sekarang. Akibatnya, praktek permanent dari gereja adalah bertemu dihari pertama dalam satu minggu untuk meneruskan fungsi pengajaran, persekutuan, memcahkan roti dan berdoa. Hal seperti itu kesimpulan dari (baca Acts 20:1) Acts 20:7-12, 1 Corinthians 11:17ff., dan 14:26ff. Kita berasumsi, bahwa ‘pertemuan gereja’ merupakan pertemuan dihari pertama setiap minggu, dimana semua orang Kristen yang menjadi bagian dari gereja datang untuk diajar, mengingat Tuhan dalam perjamuan, untuk persekutuan dan doa.

Secara umum telah saya katakan bahwa pertemuan gereja bertujuan untuk pengajaran, persekutuan, memecahkan roti, dan berdoa. Saat kita melihat berbagai bagian Alkitab yang menggambarkan pertemuan gereja dalam detil yang lebih besar (cf. 1 Cor. 11:17ff; 14:26ff), kita menemukan bahwa ada variasi partisipasi dan aktifitas dimana orang kudus terlibat dalam pertemuan gereja. Kita mengetahui kalau mereka menyanyi (Eph. 5:19; Col. 3:16), berdoa (Acts 2:42; 1 Tim. 2:1-2, 8), mengajar (Acts 2:42; 20:7), discipline (Matt. 18:17), pembacaan Alkitab (1 Cor. 14:26; 1 Tim. 4:13), dan mungkin mengumpulkan persembahan (cf. Acts 2:42, 45; 1 Cor. 16:1-4). Di masa permulaan gereja ada juga pelaksanaan karunia lidah, interpretasi, dan nubuat (1 Cor. 14:26-28, 29).

Disamping pertemuan teratur ada beberapa pertemuan tambahan yang diadakan gereja. Sebagai contoh, dalam Acts 12:5, 12ff., gereja bertemu untuk berdoa bagi Petrus yang ditangkap oleh Herodes. Kita tahu bahwa Paulus mengajar setiap hari disekolah Tyrannus di Ephesus hampir 2 tahun (Acts 19:9-10). Pertemuan semacam ini jelas diadakan oleh gereja, tapi berbeda waktu, tempat dan keadaan, dan tidak secara regular, secara konsisten atau seragam dijalankan oleh semua gereja.

Anda akan mengerti jika saya bicara ‘pertemuan-pertemuan gereja’ saya tidak menunjuk hal ini sebagai satu-satunya pertemuan yang bisa dijalankan secara legitimate oleh gereja. Pertemuan doa khusus, penyelidikan Alkitab dirumah, pertemuan misionaris, dan pertemuan khusus lainnya ada didalam prinsip Alkitab. Pertemuan ini bisa dilakukan secara teratur dan tidak melanggar prinsip Alkitab. Tapi pertemuan ini bukan merupakan keharusan, itu semua tidak sepenting ‘pertemuan gereja.’

Kenapa Kita tidak bisa Memisahkan
Kegiatan Ini kedalam Beberapa Pertemuan Terpisah?

Sekarang saya yakin bahwa saya telah membuat suatu pertanyaan dalam pikiran anda. Itu bisa dinyatakan seperti ini: “Jika semua aktifitas berlangsung digereja, apa salahnya mengadakan beberapa pertemuan yang memasukan fungsi yang sama seperti ini?” Beberapa gereja memiliki pertemuan gereja, pertemuan pengajaran, bernyanyi, Alkitab, dll. Dan gereja mana yang tidak ada persembahannya? Kenapa semua ini harus dilakukan dipertemuan yang sama? Ini merupakan pertanyaan yang penting dan bernilai untuk diusahakan jawabannya.

    Alasan Alkitab bagi Satu Pertemuan Gereja

Untuk memulainya, biarlah saya mengutip beberapa alasan Alkitab kenapa keragaman pertemuan gereja merupakan suatu kesalahan.

(1) Alkitab mengajar bahwa setiap manusia memiliki hak untuk ikut serta dalam pertemuan gereja dengan berbagai cara. Saat elemen pertemuan gereja dibagi kedalam berbagai pertemuan, hampir tidak ada kesempatan bagi setiap orang untuk partisipasi. Sebagai contoh, walau ada pelayanan kotbah dan pengajaran, apakah setiap orang bebas mengajar dan berkotbah disana? Jika tidak, maka dimana dia bisa menyampaikannya kepada seluruh tubuh untuk keuntungan mereka? Sekarang saya menyadari bahwa dipertemuan doa tradisional semua bisa berdoa, tapi tidak demikian dengan sharing lagu, sebagian Alkitab, atau kesaksian pribadi. Setiap orang seharusnya bebas disuatu waktu, dan saya ingin menuntut satu waktu, untuk menjalankan keimamannya dan karunia rohaninya secara verbal dan umum.

(2) Saat berbagai elemen dari pertemuan gereja dibagi kedalam beberapa pertemuan berbeda, ini penekanan yang tidak pada tempatnya atau nilai diletakan atas satu orang dibanding yang lain. Saya menemukan, bahwa ada beberapa orang yang merasa kalau eksposisi Alkitab dihari minggu merupakan sesuatu yang mereka inginkan, jadi mereka tidak merasa perlu datang ke perjamuan kudus minggu malam. Penekanan PB adalah keseimbangan, sejauh ini saya melihat, dalam hal pengajaran, persekutuan, dan doa. Pembagian fungsi ini hampir selalu menyebabkan ketidakseimbangan.

(3) Masalah serius lain yang diciptakan melalui pembagian dalam pertemuan gereja adalah menciptakan kebingungan terhadap kapan prinsip PB secara spesifik dihubungkan dengan pertemuan gereja yang harus diaplikasikan. Sebagai contoh, kita diberitahu dalam 1 Corinthians 14:34-35 bahwa wanita harus diam dipertemuan gereja, dan tidak boleh bertanya. Jika elemen pertemuan gereja dibagi kedalam beberapa pertemuan, apakah ini artinya wanita tidak bisa bertanya disetiap pertemuan ini? Jika bisa, dipertemuan mana dia bisa bertanya dan mana yang tidak? Apa dasar kesalahannya? Pertanyaan ini muncul dari keragaman pertemuan daripada satu pertemuan.

    Alasan Praktis untuk Satu Pertemuan Gereja

Selain Alkitabiah, praktek dan pengajaran PB adalah praktis. Ada beberapa alasan praktis untuk mengadakan satu pertemuan gereja.

(1) Terlalu banyak pertemuan dan tidak cukup waktu. Bagi banyak gereja hal ini terlalu banyak pertemuan dan tidak memiliki cukup waktu. Seringkali agar dilihar rohani oleh orang gereja, kita harus memberikan perhatian yang cukup bagi keluarga kita. Lingkungan kita terlalu kompleks, tuntutan waktu terlalu besar, memiliki beberapa pertemuan disetiap minggu. Minggu tidak ada waktu istirahat; itu jadi hari pergulatan dan sibuk dengan anak ked an dari gereja. Kita memberi terlalu banyak pertemuan dengan orang percaya, kita tidak memiliki waktu untuk yang terhilang.

(2) Terlalu banyak perjalanan dan sediki bahan bakar. Untuk lebih jelasnya, terlalu banyak inefisiensi dari pertemuan terus menerus dalam gereja. Tidak hanya terlalu banyaknya waktu yang dihabiskan dalam perjalanan, tapi juga bahan bakar—dan seharusnya sudah jelas bagi kita kalau sumber itu suatu saat akan habis. Dan belum lagi tenaga yang dihabiskan dalam penghangant, pendingin, dan penerangan bangunan gereja.

(3) Sebagai hasil bentroknya waktu dan jadwal, setiap keluarga harus membuat pilihan dimana harus membuang beberapa aspek penting dari kegiatan gereja. Karena tidak mungkin bagi setiap keluarga mengikuti semua pertemuan gereja dalam seminggu, mereka harus memilih beberapa dan menghilangkan yang lain. Walau mereka tahu bahwa pertemuan yang tidak diikuti itu penting, apakah itu pertemuan doa, pelayanan perjamuan, atau sesi pengajaran, mereka tidak bisa mengikuti semuanya. Jadi apapun alasan tidak mengikuti setiap kegiatan itu, mereka kekurangan.

(4) Seperti anda tidak bisa membedah suatu mahluk hidup tanpa menghancurkan hidupnya, demikian juga anda tidak bisa membedah pertemuan gereja tanpa kehilangan vitalitasnya. Ada sesuatu mengenai kombinasi elemen dalam pertemuan gereja yang hilang saat setiap elemen diisolasi dalam beberapa pertemuan berbeda. Saat semua elemen pertemuan gereja dikombinasikan ada suatu keragaman, rasa expectasi, suatu vitalitas yang membuat seseorang ingin datang lagi. Seorang penulis mengungkapkan kekurangan kita dalam pertemuan yang beragam,

Seseorang tidak bisa tidak merasa ada sesuatu yang hilang dalam gereja sekarang ini dan untuk tingkatan tertentu Cullman patut diperhatikan saat dia berkata “pelayanan ibadah dalam gereja protestan di masa kita sangat miskin, tidak hanya dalam hal karya Roh Kudus, tapi juga dalam hal liturgy dan terutama dalam hal apa yang dituju dalam pertemuan komunitas.”11

Saya melihat sebuah artikel majalah yang berjudul, “Saat cetakan jadi berjamur” dan saya tertawa saat penulis meratapi kenyataan bahwa kita selalu bisa menetapkan jam kita melalui urutan pelayanan. Hal seperti itu bukan pertemuan yang mengobarkan orang percaya mula-mula dan membalikan dunia. Berbagai elemen gereja itu saling berhubungan dan tidak bisa dipisahkan. Ibadah tidak bisa terjadi dalam suatu ruang hampa, atau atas perintah. Itu suatu respon pada Tuhan, atributNya, kesetiaanNya, kebaikanNya, karyaNya dalam hidup kita. Sat kita mengajar Alkitab dan memuji diwaktu yang berbeda, kita melakukan aborsi Firman Tuhan, karena saat kita kagum dan diinspirasi oleh pengajaran Firman Tuhan, saat itulah kita diingatkan akan karakter, dan kebaikannya, maka kita disuruh berdiri untuk doa berkat. Inilah waktu untuk doa pujian, hymne pujian, mengambil bagian secara sukacita dalam elemen perjamuan yang melambangkan karyaNya dalam tindakan kita. Anda tidak bisa memisahkan elemen ini dalam pertemuan gereja.

Pertemuan Gereja:
Titik Inti dari Prinsip Gereja PB

Anda akan mengingat kembali pesan yang mulai saya katakan pada anda bahwa seperti gereja adalah pusat karya Tuhan bagi manusia, demikian juga pertemuan gereja merupakan pusat prinsip PB mengenai gereja. Mari saya ulangi pentingnya pertemuan gereja jika kita ingin menjalankan prinsip PB yang seharusnya.

(1) Prinsip Karunia Rohani. Prinsip bahwa setiap orang Kristen telah diberikan karunia rohani untuk keuntungan seluruh tubuh (1 Cor. 7). Pertemuan gereja memberikan suatu kesempatan bagi manusia untuk menemukan dan mengembangkan apa yang disebut karunia utama. Pasti ada jalan menemukan dan mengembangkan karunia rohani, tapi pertemuan gereja adalah yang terpenting. Jelas, sebagian besar gereja PB, itu mungkin satu-satunya cara untuk ekspresi secara umum, karena mungkin tidak ada lagi pertemuan gereja yang lain.

(2) Yesus Kristus sebagai Kepala. Kedua, mengambil prinsip Kristus sebagai Kepal atas gereja. Bagaimana itu secara praktek nyata melalui gereja? Cara apa yang lebih baik dan jelas daripada datang bersama sebagai gereja dan melihat Dia memimpin orang untuk mengajar, menasihati, membagikan pujian atau bagian Alkitab saat dipimpin ilahi. Ini tidak berarti bahwa mereka tidak mempersiapkan diri sepanjang minggu, tapi, tidak ada koordinasi yang detil dari berbagai peserta pertemuan. Karena tidak ada satu pemimpin yang mengarahkan detil pertemuan, menjadi nyata bahwa Tuhan sendiri memimpin pertemuan melalui RohNya.

Kepemimpinan Yesus Kristus atas gerejaNya nyata oleh fakta bahwa manusia memimpin dalam pertemuan gereja (1 Corinthians 11:3). Inilah alasan Paulus memberitahu seseorang untuk memimpin doa dan pengajaran saat gereja berkumpul beribadah, dan alasan wanita berdiam diri belajar (1 Timothy 2:8-15). Ini juga alasan pria yang melayani sebagai elder bukan wanita.12

(3) Kependetaan setiap orang percaya. Sekarang kesempatan apa yang lebih besar untuk menunjukan kependetaan pada setiap orang percaya daripada dalam pertemuan gereja. Manusia bisa menjalankan kependetaannya dengan secara verbal memuji Tuhan dan menyerukan FirmanNya, dan dalam permohonan bagi yang lain. Wanita, walau tidak dengan jelas, memberikan pujian, memohon bagi yang lain, dan berpartisipasi dalam mengingat akan kematian Tuhan. Disini, memang, menjalankan kependetaan setiap orang percaya secara umum.

Kependetaan setiap orang percaya ditunjukan dalam menyampaikan elemen selama komuni, dan dalam doa bagi persembahan. Karena kependetaan setiap orang percaya menghilangkan perbedaan PL antara orang awam dan pendeta, memimpin komuni dan persembahan adalah hak istimewa dan kewajiban setiap orang.

(4) Gereja sebagai tubuh Kristus. Pada pertemuan gereja, orang kudus berkumpul sebagai tubuh Kristus. Setiap anggota saling bergantung dengan anggota tubuh lainnya. Setiap anggota saling menguatkan dan menasihati. Setiap anggota diingatkan mengenai kesatuan tubuh saat mengambil bagian dalam perjamuan (1 Cor. 10:17). Setiap anggota diingatkan akan kebergantungannya dalam tubuh Kristus saat berkontribusi dalam pelayanan.

Demikian kamu melihat bahwa prinsip dari gereja PB secara indah meliputi dan mencapai puncaknya dalam pertemuan gereja. Didalam pertemuan mingguan dari gereja local ini orang kudus berkumpul untuk pengajaran, persekutuan, memecahkan roti dan berdoa. Dengan kata lain, mereka bertemu untuk beribadah; didalamnya, mereka bertemu untuk peneguhan iman; diluarnya, mereka berkumpul untuk menyatakan kemuliaan anugrahNya. Suatu hak istimewa telah diberikan pada kita untuk berkumpul dengan cara ini setiap minggu.

Biar saya sekali lagi menegaskan kebutuhan untuk keseimbangan dalam berbagai elemen dari pertemuan gereja. Ada beberapa gereja yang lebih baik disebut, “Apostles Doctrine Church,” yang lainnya, “Fellowship Church,” dan yang lain “Communion Church.” Setiap elemen ini harus ditemukan secara seimbang dalam setiap gereja. Itulah keinginan kita untuk gereja kita.

Pertemuan Gereja

Sekarang, setelah mengatakan semua itu, dan anda tahu ada banyak hal yang bisa dikatakan disini, biarlah secara singkat digambarkan apa yang kita inginkan dalam pertemuan gereja. Pertama, kita bermaksud menyediakan suatu pengajaran, persekutuan dan pengingat akan Tuhan , serta doa yang seimbang. Kita mempertimbangkan setiap hal ini sebagai hal yang penting. Kita berusaha menyediakan keseimbangan semua hal ini dalam setiap pertemuan gereja setiap minggu dari jam 9 a.m. sampai kira-kita11:30 or 11:45. Karena pengajaran sistematik penting bagi pertumbuhan dan kedewasaan gereja, porsi pertama dari pertemuan diberikan pada pengajaran. Saya akan mulai suatu seri dari Kitab Kisah Para Rasul. Walau saya (atau saudara yang lain) mengajar orang dewasa, anak-anak akan mempelajari dari teks yang sama (dalam kebanyakan kasus) pada tingkatan kemampuan dan ketertarikan mereka. Setelah sesi pengajaran akan ada saat untuk pertanyaan (oleh pria—1 Cor. 14:35) dam jawaban. Setelah ini saya menduga kita akan memperkenalkan pengunjung dan istirahat untuk kopi dan ngobrol sekitar 20 atau 25 minutes. Kemudian kita akan memulai segmen pujian dan sekolah minggu akan bergabung dengan kita saat bernyanyi (dimasukan beberapa lagu anak-anak). Kita akan memiliki waktu untuk setiap pria yang ingin berbagi Firman. Kita juga memberi waktu untuk pujian dan mengingat Tuhan kita dalam komuni. Terakhir kita memberi waktu untuk doa dan pujian. Selama pertemuan, lagu dan hymn yang tepat dibutuhkan. Keinginan kita dalam menjalankan pertemuan gereja adalah agar Tuhan dipuji, orang kudus diteguhkan imannya, dan yang belum bertobat disadarkan dan bertobat.


11 Robert L. Saucy, The Church in God’s Program (Chicago: Moody Press, 1972), p. 190, quoting Oscar Cullmann, Early Christian Worship, p. 26.

12 Hal ini sering diperdebatkan. Sebagian berpendapat bahwa hanya pria yang bisa melayani sebagai tetua, tapi wania bisa melayani sebagai deacons (or deaconesses). Pengertia pribadi saya bahwa hanya pria saja yang bisa memegang kedua jabatan diatas. Maksudnya disini, melalui pria memimpin gereja, mereka mencerminkan Kristus sebagai kepada atas gereja.

Related Topics: Ecclesiology (The Church)

Report Inappropriate Ad