MENU

Where the world comes to study the Bible

3. Dari KJV sampai RV (Dari Elok ke Akurat)

March 21, 2001

Kata Pengantar: Ini adalah bagian ketiga dari empat bagian ceramah yang dibawakan di Lancaster Bible College bulan March, 2001, untuk Staley Bible Lectureship. Kami harap bisa mendapat ijin untuk semua ceramah seperti rekaman audio pada Biblical Studies Foundation website. Disini ada beberapa audio dari serial tentang Textual Criticism series Dr. Wallace. Dr. Wallace bersedia sebagai pembicara seminar mengenai “Sejarah Alkitab Bahasa Inggris.” Jika gereja anda tertarik, hubungi dia di email untuk detailnya.

270-Tahun KJV Digunakan

Walaupun sebagian orang berpikir KJV tidak punya saingan sampai tahun 1881, hal ini tidak benar. Setelah tahun 1611, penerjemahan Alkitab terus berkembang.

  • Ditahun 1703 Daniel Whitby melakukan paraphrase bagi KJV.
  • Edward Wells, ditahun 1724, membuat revisi terhadap AV yang disebut The Common Translation Corrected.
  • Ditahun 1729 Daniel Mace juga melakukan versi koreksi terhadap KJV.
  • William Whiston menghasilkan Primitive New Testament ditahun 1745, mengubah KJV menjadi lebih dekat kepada MSS Yunani kuno. Dia mengikuti teks barat, dan menghasilkan satu-satunya PB berbahasa Inggris yang didasarkan pada teks barat.
  • John Wesley membuat terjemahan ditahun 1768.
  • Ditahun yang sama, Edward Harwood menghasilkan terjemahan yang aneh, dimana Doa Bapa Kami tidak dimulai dengan, “Our Father, which art in heaven,” tapi: “Thou great governour and parent of universal nature.” Kelihatannya inilah terjemahan peka gender pertama!
  • Perbedaan menjadi wanita pertama yang menerjemahkan Alkitab kedalam bahasa Inggris ditujukan pada Helen Spurrell, yang ditahun 1885 menerbitkan suatu versi PL yang diterjemahkan seluruhnya dari teks Ibrani yang tidak dikatakan—yaitu Alkitab Ibrani yang hanya punya konsonan, tidak ada vowels.
  • Banyak orang lain lagi yang juga menerjemahkan. Charles Thompson, Samuel Sharpe, Isaac Leeser, A. Benisch, J. N. Darby, Robert Young, Joseph Bryant Rotherham, Thomas Newberry, W. J. Conybeare and J. S. Howson, dan Henry Alford semua menghasilkan versi mereka sendiri.
  • Tapi ada kecenderungan umum di seluruh terjemahan ini yang menghalangi mereka mengalahkan KJV: setiap versi dihasilkan oleh satu individu , bukan sebuah komite. Henry Alford, the Dean of Canterbury, menerbitkan sebuah revisi AV ditahun 1869. Tapi dia tidak berilusi bisa menggantikan tempat KJ. Perkataannya atas karyanya mencerminkan yang lainnya:

“Tidak mungkin,” kata Alford, “kerja satu orang bisa memenuhi persyaratan menjadi suatu versi Alkitab yang bisa diterima.”

Alford sebenarnya menyatakan harapan bahwa sebuah Royal Commission bisa ditunjuk untuk merevisi AV. Hanya setahun setelah terjemahannya muncul, Convocation of Canterbury memutuskan untuk memulai revisi KJV. Alford mungkin seorang nabi! Dia tepat dalam hal nubuat jangka pendek—jadi dia lolos ujian pertama; mari kita lihat bagaimana dengan nubuat jangka panjangnya …

Alford tidak hanya memperhatikan bahasa dari KJV; dia begitu terganggu dengan dasar tekstualnya. Dia mengenal teks Yunani yang ada dibelakang KJ sangatlah tidak mencukupi (kita akan membahasnya kemudian). Mengantisipasi kritik-kritik yang akan datang dari pembela KJ, dia mencatat bahwa banyak dari kritik-kritik ini lahir dari ketidakpedulian—dari suatu kegagalan mengenali perubahan yang telah dibuat “merupakan suatu tindakan ketaatan yang jujur terhadap kesaksian, atau kebenaran maksudnya.”1 Alford berpendapat “seorang penerjemah Firman Kudus haruslah … siap mengorbankan teks pilihan, dan bukti terjelas dari doktrin, jika kata-katanya bukan yang diyakininya sebagai kesaksian tentang Tuhan.”

Didalam pernyataannya, Alford mengantisipasi dan menjawab kritik-kritik pendukung King James selama 130 tahun kedepan! Saya rasa dia benar-benar seorang nabi!

Tapi selain dari revisi dan penerjemahan yang dilakukan oleh individu, tidak ada Alkitab berbahasa Inggris yang muncul diantara tahun 1611 dan 1881. Hal ini menimbulkan pertanyaan: Bagaimana King James bisa tetap bertahta (dipakai) selama 270 tahun?

Pada dasarnya ada delapan alasan mengapa AV (atau Authorized Version, sebutannya di Inggris) tidak tertandingi selama itu.

1. Tidak seperti Geneva Bible, Alkitab terjemahan ini dihasilkan di Inggris.

2. Tidak seperti Bishops’ Bible, terjemahan ini muncul dalam ukuran folio dan kuarto. Alkitab ini bisa bersaing dengan Geneva dirumah dan juga dalam gereja.

3. Diadopsi dan dipromosikan oleh Gereja—tanpa stigma penindasan (tidak seperti Geneva), dan tanpa stigma kualitas literature yang buruk seperti Bishops’ Bible.

4. Tidak memiliki catatan pinggir yang begitu banyak dari sudut pandang teologi tertentu—sekali lagi tidak seperti Geneva.

5. Melibatkan 47 sarjana, suatu jumlah yang menakjubkan yang dengan sendirinya mendorong banyak orang menggunakan versi ini.2 Bishops’ Bible telah diterjemahkan oleh sembilan orang; Geneva juga oleh komite kecil.

6. Memiliki bahasa Inggris yang luar biasa (tidak seperti Bishops’), dan lebih memiliki lyrical serta rhythmic daripada Geneva.

7. Merupakan terjemahan kompromi antara berbagai faksi didalam Inggris—termasuk High Churchmen dan Puritans, dan sampai tingkatan tertentu, antara Protestants dan Catholics. Walaupun didasarkan pada Bishops’ Bible (untuk memuaskan High Churchmen), tapi lebih mirip Geneva, dan sebagian dipinjam dari Rheims-Douai. Jadi semua punya sesuatu yang disukai dalam AV!

8. Terakhir, memiliki dukungan keuangan dan politik dari tahta.

Intinya, KJV tetap bertahta karena campuran dari dukungan politik, kompromi agama, dan kekuatan literaturnya. Itu merupakan campuran yang tidak mudah dihancurkan.

Semua ini berkontribusi pada lamanya AV. Tapi dengan semua ini, tidak mudah untuk bertahta selamanya.

Masalah dengan King James Version

Dua masalah mendasar dari Alkitab King James mulai muncul satu decade setelah publikasinya—masalah teks dan masalah terjemahan. Ada masalah ketiga, tidak secara langsung berhubungan dengan Alkitab King James, tapi berkaitan dengan persepsi terhadap Alkitab King James dimata pendukungnya—masalah tradisi.

1. Teks

Pertama, masalah dengan teks.

Teks Yunani yang digunakan oleh editornya sangat rendah mutunya daripada terjemahan modern. Teksnya pada intinya adalah teks Stephanus ditahun 1550 (edisi ketiga), yang sangat bergantung pada edisi ketiga Erasmus ditahun 1522. Teks Stephanus sedikit dimodifikasi oleh Theodore Beza yang mengambil teks melalui edisi kesebelas.3 Edisi ke 9nya Beza digunakan dalam mempersiapkan KJV. Teks Yunani ini, yang kemudian dikenal sebagai Textus Receptus (TR), kehilangan pengkalimatan asli Perjanjian Baru disekitar 5000 bagiannya. Sebagian besar bagian ini tidak bisa diterjemahkan, tapi sebagian darinya cukup substansial. Sekali lagi, seluruh teks Yunani ini—dari Erasmus sampai Beza—pada intinya sama. Teksnya pada intinya adalah edisi ketiganya Erasmus.

Untuk bisa mengerti sejarah Alkitab bahasa Inggris anda harus sedikit tahu tentang teks Yunani yang berada dibelakangnya. Disini ada beberapa fakta tentang teks Yunaninya Erasmus.

1. Dengan penemuan mesin cetak dan pelajaran bahasa Yunani kembali ke Eropa, adanya kebutuhan memiliki PB bahasa Yunani. Usaha cepat dilakukan! Dan hasil pertama pastilah tidak baik.

2. Biarawan Roma Katolik dan humanis Belanda, Erasmus, tertantang. Dibulan March 1, 1516 dia menerbitkan GNT pertama. Tepat 20 bulan kemudian Reformasi dimulai karena Luther membaca teks Yunaninya Erasmus. Saat dia membaca Roma dalam bahasa Yunani untuk pertama kalinya, dia bertobat kepada Kristus. Dalam pengertian sebenarnya, Reformasi dimulai karena PB Yunani. Luther sendiri mengatakan dia tidak akan pernah menantang Paus tanpa lebih dahulu membaca PB Yunani.

Catatan pinggir: Saya tahu kita sedang mempelajari Alkitab bahasa Inggris dan arti pentingnya bagi iman kita. Tapi saya ingin melenceng sedikit, berbicara kepada calon pendeta, calon penerjemah Alkitab, calon teolog dan apologis yang sedang membaca ini. Bagi anda, PB Yunani dan PL Ibrani haruslah lebih penting dari Alkitab bahasa Inggris. Semua Reformator—dari Luther sampai Calvin, dari Zwingli sampai Melanchthon—berkeras pada dua dasar bagi yang ingin menjadi pendeta. Pertama, mereka harus memegang pengajaran yang benar—sola scriptura, sola fidei, sola gratia. Tapi yang kedua, mereka harus belajar bahasa Yunani dan Ibrani. Ini bukan suatu pilihan bagi pelayan Firman.

Seruan Reformasi adalah ad fontes—“kembali kesumber!” Ini artinya kembali kepada teks asli. Terlalu lama gereja diperbudak oleh tradisi dan penafsiran Alkitab yang diberikan oleh orang lain. Satu-satunya jalan untuk melewati tradisi, dan menguji penafsiran seseorang akan Alkitab adalah mengenal bahasa aslinya.

Sekarang ini, pelajaran bahasa Yunani dan Ibrani sering dianggap tidak penting bagi pelayan Kristen, “Terlalu sulit.” “Gunakan Tafsiran saja.” “Pelayanan adalah mengenai orang, bukan teks.” Saya telah mendengar alasan ini selama bertahun-tahun. Tidak ada yang baru. Alasan yang sama seperti yang digunakan juga diabad keenambelas.

Luther melewati perdebatan keras dengan calon pendeta yang tidak mau belajar bahasa Alkitab. Secara karakter dia tidak menganggap rendah kata-kata. Apa yang dikatakannya waktu itu tetap berlaku sampai sekarang. Dengarkan Luther:

Sama seperti kita menghargai injil, mari kita dengan sungguh-sungguh memegang bahasa asli Alkitab. Karena bukannya tanpa tujuan Tuhan menetapkan hanya dua bahasa ini—PL dalam bahasa Ibrani, Baru dalam bahasa Yunani. Sekarang jika Tuhan tidak merendahkan tapi memilih mereka dari bahasa lainnya, maka kita juga harus menghormatinya diatas yang lain.

Jika karena kelalaian, kita membiarkan bahasa ini (jangan sampai!), kita juga akan kehilangan injil. Tidak terhindarkan kecuali bahasa itu tetap ada, injil pada akhirnya akan musnah.

Saat iman kita berdasar pada suatu yang tidak masuk akal, dimana kesalahannya? Kesalahannya terletak pada kelalaian bahasa kita; dan kita tidak mungkin mengabaikan bahasa. Hal yang bodoh kalau kita berusaha keras mengerti Alkitab melalui tafsiran leluhur dan berbagai buku dan kamus. Bukannya berusaha keras melakukan hal diatas, kita harus mendedikasi diri pada bahasa.

Karena orang Kristen harus dengan baik menggunakan Firman Kudus sebagai satu-satunya kitab dan adalah dosa dan hal yang memalukan jika kita tidak mengerti kitab kita atau mengerti bahasa Tuhan kita, dosa yang lebih besar lagi jika kita tidak mempelajari bahasanya, terutama dimasa ini saat Tuhan memberikan dan menawarkan kita buku-buku dan fasilitas yang mendukung pelajaran ini, dan ingin AlkitabNya menjadi kitab terbuka. Betapa kuat hukuman Tuhan terhadap pengabaian dan kelalaian kita [jika kita tidak belajar Yunani dan Ibrani]!

Sepertinya Luther sedang duduk dalam ruangan ditengah setengah seminari negara kita! Jika anda berencana untuk melayani penuh waktu, saya mendorong anda untuk mempertimbangkan seminari yang memiliki komitmen terhadap bahasa asli Alkitab. Hal ini bukanlah segala sesuatu yang anda butuhkan, tapi sesuatu yang harus anda lakukan. Salah satu catatan sejarah yag menyedihkan dan penting adalah: hampir setiap seminari injili telah membuang pelajaran mengenai bahasa asli Alkitab dan menjadi tidak ortodoks dalam kurun limapuluh tahun-an.

Kembali ke Erasmus:

3. Erasmus mengambil teks Yunaninya melalui lima edisi. Semuanya adalah diglots Latin-Yunani, tidak pernah hanya Yunani saja. Alasannya? Motive Erasmus yang utama bukan untuk menghasilkan PB Yunani, tapi membuktikan kalau terjemahan Latinnya merupakan peningkatan lebih dari Vulgatanya Jerome (yang selesai 1000 tahun sebelumnya). Vulgata menjadi Alkitab yang diakui oleh gereja barat sejak diterbitkan.

4. Karena dia terburu-buru, dia hanya menemukan satu salinan dari kitab Wahyu. Salinan itu kekurangan lembar terakhir, Rev 22.16-21. Apa yang kemudian Erasmus lakukan? Dia memutuskan untuk mem- backtranslate keenam ayat terakhir, dari Latin ke Yunani. Sebaik apapun Yunaninya Erasmus (dia dianggap sarjana Yunani utama diabad keenambelas), dia tetap menciptakan tujuhbelas(17) variasi bacaan yang tidak ditemukan dalam MSS PB Yunani (kecuali, salinan cetakannya Erasmus). Teks yang paling luar biasa adalah Rev 22.19: “And if anyone takes words away from this book of prophecy, God will take away from him his share in the tree of life and in the holy city, which are described in this book.”

Tapi teks Erasmus memiliki arti “buku” bukannya “pohon” karena Latinnya memang “buku”: “God will take away from him his share in the book of life.” Teks Erasmus cukup cacat disini. Alasan bahwa sebagian Latin MSS menulis “buku” berkaitan dengan fakta bahwa penulis Latin melihat “buku” dua kali dalam ayat ini dan secara tidak sengaja menggantikan “pohon” dengan “buku” ditengah ayat. Ini bisa dengan mudah terjadi dalam bahasa Latin karena kata-katanya mirip (tidak seperti bahasa Yunani, yang punya kata xuvlon untuk ‘tree’ dan biblivon untuk ‘book’): kata Latin untuk pohon adalah ligno dan kata untuk buku libro. Maka dari itu, ada dua huruf yang berbeda diantara dua kata. KJV mengulangi kesalahan ini, membuka kemungkinan pengajar Alkitab menganggap seseorang bisa kehilangan keselamatannya (karena disingkirkan dari buku kehidupan merupakan kehilangan keselamatan).

5. dasar MS: sekitar setengah lusin, tidak ada yang lebih awal dari abad ke 10 sampai 12. Sekarang ini kita memiliki 5600 MSS, sebagian lebih awal dari abad ke 2.

6. Edisi tahun 1516 disebut salah seorang sarjana ‘buku yang paling buruk diedit didunia.’ Erasmus sendiri mengakui edisi ini seperti ditempel bukannya diedit.

7. Respon terhadap usaha Erasmus tidak semua positif. Hirarki Roma Katolik mengeluhkan kalau Comma Johanneum dari 1 John 5.7-8 (lihat dibawah) tidak ada dalam teks Erasmus karena itu teks ini cacat. Tapi Erasmus menjawab dalam Annotationes edisi keduanya (1519) kalau dia tidak menempatkan teks terkenal tentang Tritunggal karena dia tidak menemukannya dalam seluruh MSS Yunani.4

Teks Erasmus berbunyi seperti ini: “There are three who bear witness—the Spirit, the water, and the blood; and these three agree.”

Vulgata Latin (salinan terakhir): For there are three who bear witness in heaven, the Father, the Word, and the Holy Spirit; and these three are one. And there are three who bear witness on earth—the Spirit, the water, and the blood; and these three agree.”

Tapi kata-kata dari Vulgata Latin tidak ditemukan dalam semua MS Yunani sampai satu salinan ‘dibuat atas perintah’ bagi Erasmus (yang mengatakan bahwa dia tidak mau menerbitkan suatu PB dengan perkataan seperti itu kecuali dia bisa menemukannya dalam teks Yunani) ditahun 1520 oleh seorang juru tulis bernama Roy, bekerja di Oxford. Teks ini ‘tiba-tiba ditemukan’ sebelum Erasmus menerbitkan edisi ketiganya.5

8. Didalam edisi 3 tahun 1522, formula Tritunggal dari MSS Vulgata Latin terakhir, ditambahkan. Menurut penanggalan, hanya empat MSS Yunani yang diketahui memiliki kata-kata itu (semua dari abad keenambelas atau sebelumnya) dan empat lainnya memiliki kata-kata pinggir karena dampak ini.6 Sumber pengkalimatannya telah dilacak sampai pada kotbah dari bagian ini, ditulis diabad kedelapan, dalam tafsiran alegoris Latin atas teks ini.

Saya senang jika ayat ini benar-benar asli! Tapi doktrin Tritunggal tidak hidup atau mati karena 1 John 5.7! Anda ingat saya pernah mengkutip dari Henry Alford sebelumnya tentang ketaatannya pada kebenaran bukti bagi Kristus. Dia mengatakan: “seorang penerjemah Firman Kudus seharusnya… siap mengorbankan pilihan teks, dan bukti terjelas dari doktrin, jika kata-katanya bukan yang diamininya sebagai kesaksian bagi Tuhan.” Alford sedang berbicara tentang 1 John 5.7. Dia sangat percaya pada ajaran Tritunggal, tapi tahu kalau pernyataan Tritunggal dalam KJV disini ditambahkan setelahnya. (Fakta bahwa kata-kata ini tidak pernah digunakan dalam argumentasi dengan Arians diawal abad gereja Yunani menunjukan kata-kata ini pastilah ditambahkan sesudahnya, dan dari tradisi Latin.)

Ringkasan: Teks Erasmus ini: Setengah lusin MSS, buruk editannya, enam ayat diterjemahkan kebalikannya dari Latin tanpa dukungan Yunaninya, dan sebagian ayat ditambahkan karena tekanan dari gereja Katolik. Teks ini kehilangan pengkalimatan disekitar 5000 bagiannya. Inilah teks Yunani Erasmus; Inilah teks Yunani yang menjadi dasar penerjemahan PBnya KJ.

Ada banyak tumpukan emosi pada ayat-ayat dalam KJV, karena kualitas lirik dari beberapa ayat-ayatnya (walaupun sering mengorbankan keakuratan terjemahannya7) dan karena edisi berikutnya dibuat dari teks yang didapat dari bahasa Yunani dan tradisi Latin. Terakhir, hal yang paling dibutuhkan seluruh orang Kristen adalah suatu rasa lapar akan kebenaran. Bukan berarti kita terlalu memiliki sedikit Alkitab (seperti pendapat pendukung KJ), tapi terlalu banyak. Alkitab mereka 110% Firman Tuhan! Terjemahan modern sering dikritik karena terlalu jauh dari pengkalimatan sebenarnya, saat dalam kenyataannya KJV jatuh dalam kritik lainnya menambahkan pengkalimatan dari yang sebenarnya. Tujuan kita haruslah membakar untuk memurnikan emas.

2. Terjemahan

Ada masalah dalam penerjemahan.

Ke 47 sarjana yang mengerjakan KJV mengenal bahasa Latin lebih baik daripada bahasa Yunani atau Ibrani. Maka dari itu, tidak heran mereka melakukan ratusan kesalahan dalam penerjemahan, terutama dalam kaitan dengan definite article (karena bahasa Latin tidak memilikinya sama sekali tapi Yunani punya). Sebagai contoh:

John 4.27 (“Jesus was speaking with the woman”). Maksud dari teks ini bukanlah Yesus sedang berbicara dengan the woman (wanita itu), tapi dia sedang berbicara dengan a woman (seorang wanita). Hukum Yahudi abad pertama melarang seorang rabi berbicara dengan seorang wanita didepan umum; dia bahkan bisa dilarang berbicara dengan ibunya sendiri didepan umum! Yesus, tentu saja tidak mengikuti aturan seperti itu, tapi murid-murid barunya tidak peka terhadap fakta ini. Seluruh maksud dari cerita ini bukanlah wanita seperti apa yang Yesus bicarakan, tapi hanyalah menceritakan dia sedang berbicara dengan seorang wanita. Sifat wanita yang “nakal” itu sudah cukup jelas bagi para murid.

1 Tim 2.12 (“I do not permit a woman to usurp authority over a man”). Banyak pengkhotbah wanita berkata, “I am not usurping any man’s authority; the authority to preach to you today has been granted to me by the elders of this church.” Itu adalah pengertian 1 Tim 2.12 yang didasarkan pada KJV, bukanlah terjemahan modern. Dimana KJV mendapat pengertian ini? Bukan dari Tyndale, karena dia menerjemahkan ayat ini sebagai berikut: “I suffer not a woman to teach, neither to have authority over a man: but for [her] to be in silence.” Sedangkan KJV “But I suffer not a woman to teach, nor to usurp authority over the man, but to be in silence.” Perbedaan kunci disini ada dalam penerjemahan aujqentei'n. Tyndale menerjemahkannya “have authority,” sedangkan KJV “usurp authority.” Dari apa yang bisa saya kumpulkan, kata kerjanya tidak memiliki kekuatan “usurp” sampai Chrysostom (abad keempat AD) memberikannya dalam tafsirannya atas teks ini. Lebih jauh, “usurp” bukanlah arti predominant dari aujqentevw sampai abad kesembilan A.D. Tapi karena kata itu muncul kurang dari 125 kali diseluruh literatur Yunani (menurut penelitian TLG database menurut 64 million kata words dari Homer sampai A.D. 1453), para penerjemah KJV kehilangan hal ini. Maka dari itu, mereka bergantung pada Latinnya Erasmus (yang dia tempatkan sebagai koreksi atas terjemahan Jerome) usurpare (Oxford Latin Dictionary memberikan definisi pertama dari kata ini, “mengambil pemilikan (property) dari inisiatif sendiri (dan tanpa klaim hukum yang ketat)”).” Terjemahan Jerome, tidak disengaja, adalah dominare (OLD memberi definisi pertama kata kerja ini, “melakukan kedaulatan, bertindak sebagai seorang penguasa”). Maka dari itu, terjemahan Tyndale lebih akurat Yunaninya daripada terjemahan Jerome atau Erasmus (walaupun Jerome cukup literal, karena tidak ada kata kerja dalam bahasa Latin yang berhubungan dengan potestas atau auctoris. Maka itu, jika suatu kata kerja harus digunakan, dominare adalah istilah yang paling netral dan karena itu paling akurat.)

Merupakan hal yang luar biasa kalau sekarang ini orang yang membaca teks ini menganggap KJV lah yang benar. Banyak pengajar wanita membuka pernyataan mereka dengan, “I am not usurping anyone’s authority; this authority has been given me by the elders.” Tapi ini bukanlah maksud dari 1 Tim 2:12. Sebagian besar terjemahan modern mengartikan istilah ini secara netral (cf., e.g., RSV, NKJV, NIV [“have authority”], RV, ASV [“have dominion”], NASB [“exercise authority”], etc. Sangat luar biasa, bahkan NRSV, dengan kecenderungan kuatnya terhadap bahasa inklusifnya dan egalitarianism [seperti dalam 1 Tim 3:2: “married only once” menjadi “husband of one wife”] disini dibaca “have authority”).

Titus 2.13: KJV dibaca: “the glorious appearing of the great God and our Saviour, Jesus Christ.” Tapi teks ini menggunakan konstruksi yang hanya bisa berarti “God” dan “Savior” merujuk pada satu pribadi; ini merupakan salah satu teks terjelas dalam PB yang menegaskan keilahian Kristus. KJV tidak menegaskan hal itu disini. Ditahun 1798 sarjana awam Granville Sharp menulis suatu aturan yang mendukung suatu terjemahan baru terhadap Alkitab karena “common version / versi umum” (KJV) tidak tepat menerjemahkan bahasa Yunani khususnya dibagian ini, dan juga dalam 2 Peter 1.1. Maksud yang hendak dijelaskan disini bukanlah KJV tidak ortodoks tentang keilahian Kristus! Tapi, dibanyak bagian kehilangan maksud sebenarnya dari teks Yunaninya karena para penerjemahnya lebih nyaman dengan bahasa Latin daripada Yunani. Walaupun beberapa pendukung KJV menuduh penerjemahan modern menolak keilahian Kristus karena beberapa ayat seperti itu tidak dengan jelas ditegaskan (e.g., 1 Tim 3.16), frekuansi prooftexts tidak sama dengan penegasan vs penolakan doktrin. Jika suatu terjemahan menegaskan keilahian Kristus 300 kali dan yang lain 295 kali, tidak ada tuduhan tidak ortodoks dalam hal ini. Lebih jauh, beberapa penelitian menunjukan kalau terjemahan modern memiliki lebih banyak bukti keilahian Kristus daripada KJV—tapi tidak ada yang menuduh para penerjemah KJV tidak ortodoks dalam hal ini, atau sebaliknya. Tidak ada doktrin utama yang bergantung pada satu atau bahkan beberapa ayat.

Tidak hanya ratusan kesalahan penerjemahan, tapi juga ratusan archaisms atau ekspresi antiquated dalam AV. Banyak kata-kata memang sudah archaic saat KJV muncul. Tapi ditahun 1881, lebih dari 300 kata dalam AV mengubah arti mereka. “Suffer the little children to come unto me” tidak berarti “beat your kids so that they’ll go to church”!

Saya sering menanyakan pendukung KJ kamus mana yang mereka gunakan untuk menolong mereka mengerti Alkitab mereka. Jika mereka menggunakan kamus modern untuk mengerti bahasa Inggris tahun 1611, sama sekali tidak berguna. Pendukung KJV yang lebih canggih berkata, “Webster tahun 1828.” Ini lebih baik, tapi tidak cukup. Kamus tahun 1828 tetap lebih dekat ke 2001 daripada 1611.

Sejujurnya, hanya ada satu kamus yang bisa anda gunakan untuk mengerti setiap kata dalam KJV: the 13-volume unabridged Oxford English Dictionary. Setiap entry, menelusuri sejarah penggunaan katanya. 8 Satu contoh: 2 Tim 2.15:

Study to shew thyself approved unto God, a workman that needeth not to be ashamed, rightly dividing the word of truth” (KJV)

Semua terjemahan modern akan memakai kata “Be eager to show yourself approved” atau “Be diligent to show yourself approved” bukannya “Study to show yourself approved.”

Ini bukan kesalahan yang dilakuakn oleh para penerjemah KJ. Mereka menerjemahkannya dengan benar, karena didalam bahasa Inggris tahun 1611 kata “study” berarti “be eager,” atau “be diligent.” Tapi siapa yang tahu kalau kata ‘study’ ditahun 1611 artinya ‘be diligent’ kecuali mereka melihat Oxford English Dictionary? Rekomendasi saya bagi pengguna KJV—untuk bisa lebih baik lagi mengerti Alkitab pilihannya—untuk menggunakan dua hal: (1) Gunakan OED saat mempelajari Alkitabnya, dan (2) beli New King James Bible untuk menolong mereka mengerti bagian yang sulit. Tapi, kita harus mengerti nilai dari KJV dimasa kini sebagai warisan bahasa Inggris dan keindahan Alkitab ini. Tapi untuk mempelajari Alkitab, atau bisa akurat, King James tidak bisa memenuhinya.

3. Tradisi

Terakhir, ada masalah mengenai persepsi dari para pendukung KJB. Mereka sering percaya kalau terjemahan Alkitab ini sempurna, dan satu-satunya Alkitab yang bisa dengan benar disebut ‘Kitab Suci.’

Didalam bagian ini, saya sebenarnya membela KJV terhadap lawannya dimasa kini. Terjemahan ini bukan anggota Tritunggal! Bahayanya jika seseorang meletakannya terlalu tinggi, sehingga dinilai lebih dari seharusnya. Kita harus memiliki penilaian yang positif terhadap KJV tanpa terlalu meninggikannya.

Terkadang sikap pendukung KJ diluar logika dan absurd. Ditahun 1995 saya sedang berada dalam acaranya John Ankerberg, “What’s the Best Bible Translation?” Ada tiga pendukung KJV. Diawal dari delapan program acara ini (yang difilmkan dalam satu hari) John Ankerberg bertanya kepada mereka, “Jika seorang di Rusia menjadi orang Kristen, apakah anda pikir dia perlu belajar bahasa Inggris untuk bisa membaca satu-satunya Kitab Suci yang benar?” Setelah diam sebentar, pemimpin dari pendukung KJV berkata, “Ya!” Saya heran mengapa saya diminta ada didalam acara itu setelah mendengar jawabannya …

Tidak semua pendukung KJV memiliki sikap tidak logis seperti itu. Disini ada beberapa argumen dasar yang digunakan pendukung KJV terhadap status Alkitab terjemahan mereka sebagai satu-satunya Kitab Suci, secara singkat:

1. Sempurna. Para penerjemahnya paling baik, sebagian besar orang kudus. Tapi para penerjemahnya sendiri secara eksplisit menolak kalau KJV sempurna dalam kata pengantar awalnya (yang sayangnya, tidak lagi dicetak bersama dengan Alkitab KJV). Mereka berkata, “kesempurnaan tidak pernah bisa dicapai oleh manusia.” Mereka sendiri berkata bahwa hanya aslinya yang diinspirasi, bahwa tidak ada satu terjemahanpun yang sempurna atau bisa sempurna.

2. Seluruh terjemahan modern menyebabkan kekacauan karena begitu berbeda. Jika kita semua menggunakan KJ, ada kepastian tentang pengkalimatan teksnya. Ada kepastian dimanapun. Tapi hal ini mengabaikan fakta bahwa teks asli KJV tahun 1611 memiliki 8500 bacaan pinggir, sebagian besar menunjukan keraguan tentang arti atau pengkalimatan teksnya. Pada berbagai kejadian, mereka hanya meletakan sesuatu dalam teks! Para penerjemahnya adalah orang yang rendah hati, yang ingin menyadarkan pembaca bahwa mereka tidak yakin apa yang dimaksud teks Ibrani atau Yunaninya. Hanya tidak adanya bacaan pinggir membuat sebagian orang berilusi adanya kepastian akan hal ini.

3. Tidak ada terjemahan modern yang layak disebut, “Kitab Suci.” Tapi ini bukan sikap para penerjemah KJ. Mereka berkata, “firman Tuhan bisa dikenali dalam terjemahan terburuk sekalipun dari Alkitab.” Ini termasuk terjemahan-terjemahan yang ada sebelumnya dan yang ada sesudahnya.

4. Tuhan menggunakan KJV selama 270 tahun. Tidak ada terjemahan yang bertahan selama itu dalam ujian waktu. Tidak ada terjemahan yang bisa terjual begitu banyak. Ini membuktikan terjemahan inilah yang diinspirasi. Tapi ini tidak benar. Vulgata Latin merupakan Alkitab resmi Eropa Barat selama 1000 tahun—empat kali lebih lama dari KJV bertahta! Dan NIV sebenarnya lebih banyak terjual daripada KJV—dan hanya memakan waktu sepersepuluh dari waktu KJV. Sejujurnya, sikap ini sangat mirip dengan setiap generasi orang Kristen yang menghadapi suatu terjemahan baru yang menantang ‘pilihan lama’ mereka. Hal ini menunjukan muatan emosional bukannya pemikiran yang jernih. Sikap penolakan terhadap terjemahan baru terlihat saat Jerome menghasilkan Vulgata Latin, saat Erasmus ‘mengkoreksi’ Vulgata Latin, dan bahkan saat KJV dihasilkan! Mereka yang tahu sejarah mengenali sikap ketidapedulian ini. Sebesar kasih kita terhadap orang-orang ini, juga penting untuk menolong mereka untuk mengasihi dan belajar kebenaran. Inkarnasi Kristus menuntut hal ini pada kita.

5. Bahasanya tinggi, elegan, indah. Alkitab ini ditulis dimasa keemasan bahasa Inggris—saat bahasa Inggris dengan benar dan tepat dikatakan. Inilah bahasa yang patut bagi Alkitab—Elizabethan English. Tapi bahasa asli Alkitab berbeda. Bahasanya adalah bahasa Yunani dimasa itu—bahasa Yunani yang digunakan orang-orang dijalanan Atena dan Antiokia, Yerusalem dan Korintus. Faktanya, dikenal dengan ‘common Greek / Yunani umum,’ dan langkah mundur besar dari masa keemasan literature Yunani yang berakhir 400 tahun sebelumnya. Walau ada usaha arkeolog diabad pertama AD untuk membangkitkan Yunani klasik, tidak ada satupun penulis PB terhisap dalam bentuk penulisan ini. Penulisan mereka jelas, dan sederhana, serta berhubungan dengan orang sebenarnya—bukannya artificial atau dibuat-buat.

Dan para penerjemah KJ secara eksplisit berusaha menangkap hal ini. Tujuan mereka, membuat teksnya sejelas dan sesederhana mungkin untuk bisa dimengerti. Mereka berkata (dalam kata pengantar asli):

[Katolik memiliki] tujuan menggelapkan pengertian, walaupun mereka harus menerjemahkan Alkitab, tapi bahasa yang mereka gunakan menghalangi pengertian. Tapi kami ingin agar Firman Tuhan berbicara sendiri … sehingga bisa dimengerti bahkan oleh yang paling kotor.”

Suatu ironi besar kalau dimasa kini sebagian alasan KJB begitu dihormati karena begitu archaic, atau begitu diluar dunia. Suatu Alkitab yang berbicara dengan suara yang begitu merdu. Tapi inilah yang dikutuk oleh para penerjemah KJ dalam suatu penerjemahan! Maksud mereka—yang mereka capai dimasa mereka 400 tahun lalu—adalah membuat Alkitab yang jelas, sederhana, mudah dimengerti.

Seluruh argumen ini tidak berkaitan dengan warisan Protestan. Sebaliknya pendukung KJ lebih terlihat seperti Roma Katolik bukan Protestan. (Roma Katolik masa lalu, karena sekarang banyak Katolik yang sudah melihat perlunya belajar Alkitab, dan belajar bahasa aslinya.)

Ingat, Protestantism dimulai saat Firman Tuhan bisa diakses umum. Sekarang, KJV telah menjadi milik awam seperti Vulgata Latin dimasa lalu. Lebih jauh, orang bergantung padanya karena tradisional, mereka memegang pengertian Roma Katolik lainnya (tradisi Firman). Maka dari itu, didalam dua hal utama (kejelasan vs. obscurity dalam pengertian, dan Firman vs. tradisi), mereka yang bergantung pada KJV mirip Roma Katolik (dulu) melawan Protestantism!

Ringkasan: Ada dua sikap untuk menghindar dari masalah KJB. (1) Kita jangan reaktif terhadap pendukung KJ saja, bahwa kita menghina KJB! Dari waktu ke waktu, saya meletakan satu atau dua esay ke internet. Seringkali saya membahas terjemahan Alkitab. Tanpa disengaja saya menyinggung seseorang, biasanya dari kumpulan pendukung ‘KJ saja’. Faktanya, saya menerima satu dari dua email yang mengatakan kalau saya terkutuk masuk neraka! Hal ini terjadi terhadap setiap penerjemah Alkitab. Dr. Bruce Metzger mendapat satu surat dari pengemudi taksi di New York yang berkata, “Saya benci apa yang anda lakukan terhadap Alkitab! Jika anda datang ke NYC, saya akan menabrak engkau dengan taksi saya, dan saya akan mundur dan melakukannya lagi.” Surat itu berakhir dengan, “Dalam kasih Kristen” diikuti dengan nama orang itu!

Sikap seperti ini tidak memberi saya hak menjadi tawar terhadap KJB.

Jika anda memiliki keluarga atau teman yang teramat sangat setia terhadap KJV, bahaya yang anda hadapi adalah kesombongan dan apatis. Anda mungkin berpikir, “Aha! Sekarang, Saya punya argumen melawan paman Howard! Kita lihat apa responnya!” Tapi saya mendorong anda: don’t throw out the baby with the bathwater / jangan lempar bayi dengan air mandi! Jika AV ada buruknya, tidak memberi anda hak untuk mengabaikan Firman Tuhan. Walaupun Alkitab bukan anggota Tritunggal, satu-satunya jalan kita mengenal Tuhan adalah melalui FirmanNya.

Masa Penemuan, Masa Pemikiran

Apa yang pada akhirnya menggulingkan tahta Alkitab King James? Penemuan MSS terbaru. KJ didasarkan pada setengah lusin MSS Yunani, tidak ada yang lebih awal dari abad kesepuluh AD. Sekarang ini, kita mengenal 5,600 MSS Yunani—dan sebagian memiliki awalnya diabad kedua AD.

Saya tidak mau mengulangi detil penemuan ini kepada anda, karena kita tidak cukup waktu. Tapi ditahun 1881 dunia bahasa Inggris siap bagi terjemahan baru, terjemahan yang didasarkan pada MSS tertua. Ditahun itu, Revised Version lahir.

Kelahiran Revised Version (1881, 1885)

1. Suatu Revisi terhadap Authorized Version

Revised Version adalah suatu revisi dari KJV. Terjemahan ini dimaksudkan untuk sejalan dengan KJV—artinya, revisi besar-besaran, tapi didasarkan pada MSS terawal dan terbaik. Terjemahan ini merupakan revisi besar kelima dari AV.

2. Sifat Terjemahan

Terjemahan baru ini dianggap sebagai suatu terjemahan yang sangat akurat. Terjemahan ini baik dalam menunjukan arti aslinya. Tapi sering terlalu kaku; bukan bahasa Inggris terbaik. Dihasilkan di Inggris, dengan masukan berarti dari sarjana-sarjana Amerika. Tapi, banyak usulan sarjana Amerika tidak dihiraukan.

3. Penerimaan

Anda pernah mendengar kata kuno, “Ada yang hilang dalam terjemahan.” Ini selalu menjadi masalah. Tidak ada aturan yang pasti dalam pengkalimatan, struktur, kekuatan literature, dan dampak emosi antara dua bahasa. Hal yang dikorbankan KJV adalah akurasi; hal yang dikorbankan RV adalah keindahan.

Masalahnya, walaupun suatu terjemahan akurat, jika tidak dibaca, tidak akan berdampak pada hidup seseorang. Kata bijak Itali kuno mengatakan, semakin indah terjemahan, semakin kurang setia; semakin jelek terjemahan, semakin setia.

KJV indah dan contoh dari keluarga yang melahirkan anak perempuan cantik yang terus menunjuk kesalahan ibunya! Walaupun RV membuka era baru—Masa Akurasi—RV adalah suatu kegagalan. Tidak ada yang mau membacanya. KJ tetap aman bertahta selama 20 tahun kedepan, tapi benih pemberontakan telah ditanam. Kita bisa bersyukur pada Tuhan kalau kita hidup dimasa terjemahan banyak tersedia. Kita tidak perlu memilih antara terjemahan indah tapi tidak tepat dan terjemahan akurat tapi jelek. Dimasa yang akan datang, kita akan melihat pilihan kita yang sebenarnya.

Bapa mampukan kami, untuk mengasihi buku ini, mempelajari buku ini, membacanya, menyelidikinya, mempercayainya. Ampuni kami atas sikap apatis dan kemalasan kami. Berikan kami keinginan kuat mengenal FirmanMu, Tuhan, agar kami bisa mengenal Engkau.


1 Sesuai yang dikutip dalam Bruce, History, 131.

2 Ini sejalan dengan apa yang sering dilakukan dalam keilmiahan. Sekali sekelompok besar sarjana menghasilkan suatu karya, teks yang mirip dengannya tidak bisa bersaing karena akan kurang dilihat. Robert Funk, chairman of the Jesus Seminar (suatu tim berjumlah 84-anggota yang sebagian besar sarjana liberal yang menghasilkan The Five Gospels [suatu karya dimana perkataan Yesus diberi warna merah menunjukan otentisitasnya—e.g., merah berarti Yesus benar-benar mengatakannya, hitam artinya dia tidak mengatakannya, dll.]) pernah mengatakan pada saya bahwa dia menyukai pelaksanaan besar-besaran seperti ini karena saingannya tidak bisa dengan mudah muncul dengan sumber-sumber untuk menghasilkan pandangan yang berlawanan sejumlah sarjana mereka. Masalahnya lebih pada logistical bukannya keilmiahan, tapi ada ilusi legitimasi hanya karena jumlahnya banyak.

3 Metzger, The Text of the New Testament, mengatakan Beza punya sepuluh edisi. Tapi saya secara pribadi melihat satu edisi yang penanggalannya sebelum yang pertama (1564 adalah tahun suratnya, seingat saya).

4 Sering dikatakan kalau Erasmus dengan terburu-buru berjanji bahwa jika MS Yunaninya ditemukan memiliki teks ini didalamnya, dia akan menerbitkan pengkalimatannya dalam PB Yunaninya. Tapi itu melebih-lebihkan. Erasmus hanya membuat pernyataan negatif bahwa dia tidak mau meletakannya karena tidak menemukannya di MSS Yunani manapun. Kita bisa merasakan janji terselubung dalam pernyataan ini, tapi tidak secara eksplisit.

5 MS ini adalah Codex 61 yang terkenal, dan sekarang disimpan di Dublin, Ireland. Comma Johanneum telah begitu sering dilihat sehingga hampir rusak!

6 Walaupun MSS yang memiliki pembacaan pinggir memiliki penanggalan abad 12 -an, bacaan pinggir dalam setiap kasus tidak bisa ditanggalkan lebih awal dari abad ke 15 atau 16.

7 Keindahan dari terjemahan KJV dibahas dalam bagian kedua seri ini. Perlu disebutkan disini, berlawanan dengan perkataan sebagian besar orang, saya sangat mendukung KJV dan merekomendasikannya pada setiap orang yang berbahasa Inggris. Setiap orang Kristen yang berbahasa Inggris harus memiliki KJV dan dua atau tiga terjemahan lainnya.

8 Ada juga suatu buku yang bisa menolong, bisa memberikan glossary semua istilah yang tidak dimengerti dalam KJV: Melvin E. Elliott, The Language of the King James Bible: A Glossary Explaining its Words and Expressions (Garden City, NY: Doubleday, 1967). Buku ini berisi hampir 2000 entries. Kata-kata umum seperti study, prove, steel, song, substance, translate, yield, liquor, superstitious, and traffic memiliki arti lain dalam bahasa Inggris tahun 1611 daripada yang kita tahu sekarang. Bahkan a, the, dan of tidak selalu memiliki arti yang sama seperti sekarang! Buku ini, bersama dengan Oxford English Dictionary, merupakan alat bantu yang harus dimiliki untuk mempelajari KJV.

Related Topics: Text & Translation

Report Inappropriate Ad