MENU

Where the world comes to study the Bible

Yakub

Penerjemah: Yoppi Margianto

Hari ini kita akan mempelajari kehidupan Yakub, yang kisahnya sungguh menarik karena kita dapat melihat keseluruhan keluarganya dan bagaimana mereka saling berinteraksi. Jika dibandingkan dengan dunia modern, dapat dikatakan bahwa Yakub berasal dari suatu keluarga yang sungguh-sungguh mengalami disfungsi, dan kita akan melihat dampak dari keluarga yang buruk terhadap anak-anak mereka.

Kini Anda dapat menebak ke mana arah studi kita ini. Menurut pendapat saya, kehidupan keluarga Yakub yang kacau sangat memberikan andil dalam membentuk dirinya menjadi seorang yang penuh dengan manipulasi sebagai gaya hidupnya. Ia berupaya mengendalikan hidup ini dan bergantung pada dirinya, dan bukan Allah. Allah harus menghancurkan Yakub dalam pola berhubungan yang buruk seperti ini. Jadi, kita akan melihat bagaimana kehidupan Yakub dan keluarganya serta bagaimana Allah akhirnya mendapatkannya.

Merupakan hal yang penting bahwa penulis kitab Kejadian memberikan sepuluh pasal khusus untuk Yakub. Penulis kitab ini hanya menghabiskan 11 pasal yang menggambarkan periode sejak penciptaan sampai kepada peristiwa air bah dan menara Babel. Penulis menghabiskan 14 pasal tentang Abraham (12-25) yang di dalamnya kita melihat dibangunnya perjanjian Allah dengan umat-Nya, bangsa Yahudi. Sesudah disebutkan sebentar tentang keturunan-keturunan Ismael (yang merupakan kesalahan Abraham), dimulailah hikayat Yakub. Juga penting dijabarkannya perlakuan Yakub sebagai pria yang tidak bergantung kepada Allah, karena dari situ kita memperoleh suatu perbandingan dengan kehidupan Yusuf yang merupakan lambang kesetiaan dan ketergantungan kepada Allah.

Keluarga Yakub

Sebelum kita membahas kehidupan pribadi Yakub, mari kita melihat keluarganya terlebih dahulu.

Ayahnya - Isak

Bagaimana tentang Isak? Jika Anda membaca Kejadian dan mencari segala sesuatu yang diperbuat Isak, maka Anda akan melihat bahwa tidak banyak yang dituliskan tentang dia dan ia benar-benar tidak melakukan sesuatu yang penting.

Saya membuat peta Kejadian sederhana dan memplot karakter-karakter utama atau para leluhur untuk memperlihatkan kontribusi utama apa yang mereka berikan dan bagaimana karakter mereka, dan dari situ saya menyimpulkan bahwa Isak semata-mata “Penerima Pasif.” Ia menerima saja ketika dirinya hampir dikorbankan oleh ayahnya, yang meskipun baik, namun poin utama dari peristiwa itu adalah iman Abraham. Isak tidak melakukan hal-hal lain yang penting di dalam keseluruhan kitab itu.

Isak tidak pergi mendapatkan isterinya. Kesusasteraan Ibrani kuno banyak menulis tentang laki-laki yang menemui isterinya pertama kali di sumur atau sumber air. Apa yang terjadi di dekat sumur menandakan hubungan mereka. Misalnya, Musa bertemu dengan isterinya di dekat sumur. Ia membebaskan mereka dari para penjahat. Apa yang dilakukannya di sana merupakan bayang-bayang dari pembebasan yang ia lakukan terhadap Israel. Yakub bertemu dengan isterinya di suatu sumber air. Ia mendapatkan kesulitan dalam menyingkirkan batu supaya ia dapat minum. Itu merupakan bayang-bayang dari kenyataan bahwa rahim Rahel akan tertutup dan mereka akan sulit mendapatkan anak. Tetapi Isak, ia tidak pergi ke sumur. Pelayan ayahnyalah yang pergi dan mencarikan isteri baginya di sumur dan membawanya pulang. Hal ini memberikan petunjuk kepada kita tentang sifatnya yang pasif.

Kita akan melihat petunjuk-petunjuk lain sementara kita membaca keseluruhan kisah ini.

Ibunya - Ribka

Semua kelemahan di dalam diri Isak, diambil alih oleh Ribka. Itu adalah pembawaannya. Saya pikir merupakan kecenderungan dari seorang wanita untuk mengambil alih pada waktu pria tidak memimpin. Di dalam Kejadian 3:16 dikatakan bahwa wanita itu menginginkan suaminya, itu berarti bahwa keinginan wanita adalah untuk menguasai suaminya, karena frase berikutnya adalah, “tetapi ia akan berkuasa atasmu.”

Kecenderungan Isak adalah pasif, maka ibunya mengambil alih kehidupan keluarga dan kehidupan Yakub sendiri.

Ribka memiliki masalah. Pada waktu bayi kembarnya lahir, ia melihat sebagian dari tubuh Yakub lebih lemah dengan kulit tak berbulu. Kejadian 25:27 berkata bahwa Yakub menghabiskan banyak waktunya di rumah. Jadi Ribka mengambil alih kehidupannya dan mengatur segala sesuatu baginya. Ia mengajarinya cara memasak. Ia mengatur rencana agar Yakub mendapatkan berkat, ia mengatur rencana untuk pembebasan Yakub atas Esau dengan mengirimkannya ke saudaranya Laban, mengatakan kepadanya bahwa segala sesuatu akan berjalan lancar.

Jika kita membaca Kejadian 24:15 maka kita akan melihat satu alasan mengapa Ribka bersikap seperti ini. Perhatikanlah bahwa pengaturan perkawinan yang dibuat oleh pelayan Abraham bagi Isak dan Ribka semuanya dibuat dengan Laban. Mengapa? Ayah mereka belum mati. Ayah Ribka, Bethuel, hanya disebutkan di ayat 15 sebagai ayah dan di ayat 50 di mana ia menerima begitu saja dan memberikan ijin kepada pelayan Abraham untuk mengambil Ribka. Semua negosiasi dilakukan dengan Laban. Saya pikir tidak salah untuk menyimpulkan bahwa Bethuel merupakan ayah yang tidak mau terlibat. Kita dapat melihat hasilnya di dalam diri Ribka. Dia tidak memiliki penasihat, jadi ia mengambil alih dan menjadi seorang wanita yang suka mengontrol. Pada waktu ia menikah, ia mengambil alih keluarganya.

Saudaranya - Esau

Hal pertama yang kita pelajari tentang Esau adalah bahwa ia adalah pemburu terlatih, meskipun ini bukanlah pujian yang baik. Henry Morris berpendapat bahwa memburu tidaklah diperlukan karena dengan kawanan domba yang berjumlah besar, ada banyak tersedia makanan. Artinya, Esau selalu pergi berburu daripada ia terus berada di rumah dengan tugas-tugas harian dan domba-domba. Kita dapat menyimpulkan bahwa ia tidak memiliki tanggung jawab.

Kita tahu bahwa Esau adalah orang yang suka menuruti kata hati. Ia tidak menganggap kesulungannya sebagai hal yang serius. Ia hidup sementara dan tidak peduli terhadap hukum-hukum Allah tentang mengawini perempuan-perempuan asing. Di kemudian hari Esau mengawini anak perempuan Ismael untuk memuaskan hati bapanya (bukan Allah). Tetapi sudah terlambat, bahkan hal ini merupakan paradoks, karena Esau tetap terbuang dari garis orang-orang pilihan. Isteri barunya juga bukan berasal dari garis orang-orang pilihan.

Jadi kita dapat melihat bahwa Yakub berasal dari suatu keluarga yang sifatnya banyak dijumpai sekarang. Ibunya cenderung mengambil alih kendali. Ayahnya membiarkan ibunya bertindak seperti itu. Saudaranya manusia duniawi yang hanya memikirkan hal-hal duniawi. Ini adalah model keluarga yang dicontohkan oleh Hollywood bagi kita. Misalnya, The Cosby Show.

Bagaimana semua hal ini mempengaruhi Yakub? Kita sudah melihat beberapa sementara kita membahas tentang keluarganya, namun mari kita menggali sepuluh pasal yang dimaksud dan mendapatkan pelajaran dari dalamnya.

Hak Kesulungan yang Dicuri
(Kejadian 25)

Di ayat 28 kita melihat bahwa Isak lebih menyukai Esau karena “ia suka makan daging buruan”. Esau adalah pemburu yang hebat. Ia memiliki apapun yang tidak dimiliki Isak, dan barangkali Isak sebagai laki-laki yang lemah, berusaha menghidupkan kembali pribadinya melalui kehidupan anaknya ini. Apapun alasannya, itu merupakan kesalahan karena biar bagaimanapun membeda-bedakan anak tidaklah baik. Hal ini tentu memberikan pengaruh buruk terhadap Yakub. Mungkin ia harus memanipulasi ayahnya untuk mendapatkan perhatian.

Saya tidak yakin hal ini merupakan dakwaan terhadap Yakub daripada terhadap Esau. Penulis kitab Kejadian hanya berkomentar tentang Esau dan berkata, “Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.” (ay 34).

Kita dapat menganggap bahwa Yakub tahu bahwa ia akhirnya akan mendapatkan hak kesulungannya. Saya yakin ibunya menceritakannya apa yang telah dikatakan Tuhan kepadanya. Apa yang ditunjukkan oleh peristiwa ini adalah bahwa Yakub tidak ingin menunggu Tuhan.

Pentingnya Hak Kesulungan
(Kejadian 26)

Di pasal 26 kita sungguh melihat hal yang penting, bukan tentang apa yang dilakukan Isak, melainkan yang dilakukan Allah terhadap Isak. Di sini dijelaskan bagaimana Allah memberkati Isak. Ketika kelaparan menimpa, Allah berkata bahwa Ia akan menyertai Isak dan memberkatinya—karena janji-Nya terhadap Abraham. Dan akibatnya, Isak berkelimpahan dalam segala hal. Meskipun ia berbohong kepada Abimelek tentang isterinya dengan mengatakan sebagai saudaranya, Allah tetap memperhatikannya (10). Hasil panennya 100 kali lipat (12). Ia pun menjadi kaya bahkan sangat kaya (13). Ketika orang-orang Filistin menutup sumur-sumurnya, ia tidak memiliki kesulitan menggali dan menemukan air kembali (18-19). Pasal ini sangat penting untuk memperlihatkan bahwa berkat yang diteruskan kepada Isak di pasal 27 merupakan berkat yang sangat besar. Bukan sekadar warisan dengan ukuran dua kali lipat, melainkan sungguh-sungguh berkat yang utama dari Allah.

Pasal 26 mempersiapkan apa yang terjadi di pasal 27.

Berkat yang Dicuri
(Kejadian 27)

Sangat menarik untuk melihat pasal 27 sebagai suatu drama dan mengkhususkannya. Perhatikanlah perubahan di dalam tokoh-tokohnya. Siapa berhadapan dengan siapa di sepanjang drama itu? Fokkelman menunjukkan hal berikut ini:

Isak mengirim Esau untuk berburu Ribka menyuruh Yakub untuk mempersiapkan makanan bagi Isak Isak memberkati Yakub Esau kembali tetapi tidak diberkati Ribka memperingatkan tentang kemarahan Esau Ribka meminta Isak untuk membiarkan Yakub pergi Isak Ribka Isak Isak Ribka Isak, Esau Yakub Yakub Esau Yakub Ribka

Episode Pertama - (27:1-4) - Isak menyuruh Esau untuk berburu

  • Isak mengabaikan firman Allah.
  • Esau mengabaikan perjanjiannya dengan Yakub pada waktu ia menjual hak kesulungannya.
  • Ribka mendengar percakapan itu – menguping barangkali?
  • Kita tidak mendapatkan pernyataan jelas tentang hal ini, namun Fokkelman menunjukkan bahwa ketika penulis kitab ini menggambarkan Ribka sebagai “seorang penguping di balik layar” itu memang sudah menjadi rencana dan perhatiannya. Jadi sudah merupakan idenya untuk menipu Isak dalam memberikan berkatnya kepada Yakub.

Episode Kedua - (27:5-17) - Ribka menyuruh Yakub menipu Isak

Ini merupakan suatu contoh yang sempurna tentang bagaimana Ribka memanipulasi kejadian-kejadian untuk mencapai apa yang dia pikir terbaik. Allah telah berkata kepadanya bahwa Esau akan melayani Yakub. Isak pun tentu tahu akan hal itu. Ketika Isak memutuskan untuk mengabaikan firman Allah, bukanlah tugas Ribka untuk memperdaya Isak. Kalau kenyataannya hal itu yang terjadi, semakin menunjukkan bahwa memang mereka adalah suatu keluarga yang kacau. Seandainya ia memiliki hubungan komunikasi yang baik dengan Isak, tentu ia mampu berbicara tentang hal itu dengan baik-baik, namun kenyataannya tidak.

Saya pikir hal ini juga menggambarkan bagaimana Ribka menyangkali suaminya dan pernikahannya. Prioritasnya seharusnya menjadi satu dengan dan mendukung suaminya. Namun kita melihat bahwa anaknya lebih penting daripada suaminya.

Episode Ketiga -- (27:18-29) - Isak memberkati Yakub

Isak ditipu dengan bau pakaian dan tangan berbulu sehingga memberkati Yakub.

Episode Keempat - (27:30-41) - Esau mendapat kutuk

Esau tidak dapat melupakan janjinya kepada Yakub. Ia menyebutkannya di ayat 36.

Episode Kelima - (27:42-45) - Ribka memperingatkan Yakub

Ribka memberitahu Yakub bahwa Esau akan membunuhnya dan menyuruhnya pergi.

Episode Keenam - (27:46) - Ribka meyakinkan Isak untuk membiarkan Yakub pergi.

Contoh lainnya dari gayanya yang suka memanipulasi dapat dilihat di 27:46. Ketika Ribka takut bahwa hidup Yakub terancam, ia menemui suaminya, dan dengan menggunakan suatu alasan yang logis bahwa Yakub memerlukan seorang isteri, ia memanipulasi Isak untuk membiarkan Yakub pergi. Tujuannya adalah untuk melindungi Yakub, bukan untuk mencarikannya seorang isteri.

Ribka tidak pernah melihat Yakub lagi. Itulah upahnya yang harus ia tanggung.

Keluarga ini bukanlah keluarga yang harmonis. Terdapat persoalan yang jelas di dalam hubungan mereka:

  • Perhatikan bahwa Esau dan Yakub tidak saling berinteraksi.
  • Perhatikan bahwa Esau dan Ribka tidak saling berinteraksi.
  • Tampak seolah-olah Isak dan Yakub berinteraksi, namun ingatlah bahwa Isak berpikir bahwa dia Esau.
  • Dan akhirnya dan barangkali yang paling penting, Isak dan Ribka tidak berinteraksi sampai segalanya selesai dan ia menginginkan Isak untuk membiarkan Yakub pergi.

Jadi pasal 27 menunjukkan kepada kita bahwa Yakub tidak dapat menantikan Allah untuk memenuhi janji-Nya kepada Ribka.

Mimpi
(Kejadian 28)

Sungguh ironis namun Yakub kini harus meninggalkan tanah perjanjian yang merupakan bagian dari berkatnya. Mestinya nyata bagi Yakub bahwa ada sesuatu yang salah. Itu mestinya memberinya petunjuk bahwa jalan yang dilakukannya untuk mendapatkan berkat bukanlah seperti yang direncanakan oleh Allah.

Namun kita melihat bahwa meskipun cara Yakub penuh dengan tipu daya dalam memperoleh berkat, Allah tetap menghargainya. Ddi ayat 20-21 kita melihat bahwa Yakub tetap menjadi seorang manipulator dan bahkan ia sedang berusaha memanipulasi Allah! “Jika Allah akan…. , maka Ia akan menjadi Allahku.” Allah telah berjanji bahwa Ia akan memberkati Yakub, namun Yakub tidak sungguh-sungguh mempercayai-Nya. Ia berusaha untuk membuat suatu perjanjian sendiri.

Kita juga dapat melihat melalui perjanjian yang dibuat Yakub ini bahwa sesungguhnya ia memfokuskan diri pada berkat-berkat jasmani. Dia sungguh-sungguh manusia yang horizontal.

Berurusan dengan Laban
(Kejadian 29-31)

Yakub akhirnya bertemu dengan seseorang yang sepadan, yakni seseorang yang sama sifatnya sebagai penipu. Laban memiliki pembawaan yang sama seperti Ribka dan ia juga seorang manipulator. Barangkali poinnya adalah ini: “Selalu ada seseorang di suatu tempat atau suatu situasi yang tidak dapat Anda tangani.”

Pasal 29-31 memberitahu bagaimana Yakub bekerja tujuh tahun lamanya untuk mendapatkan Rahel dan di malam pengantinnya, Laban mengirimkan Lea ke dalam kemah dan bukannya Rahel. Kemudian ia harus bekerja tujuh tahun lagi demi Rahel. Lalu ia bekerja enam atau tujuh tahun lagi untuk membangun suatu kawanan bagi dirinya untuk mencukupi keluarganya. Ada banyak tipu daya terjadi antara Laban dan Yakub sementara mereka berupaya untuk membuat kawanan mereka lebih besar, tetapi akhirnya Allah memberkati Yakub dan ia menjadi sangat berkelimpahan. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi dengan diam-diam menjauh dari Laban.

Paradoks

  • Sang ayah (Isak) yang mengabaikan firman, berakhir justru menggenapinya dengan berkat yang diucapkannya sendiri.
  • Upaya Yakub untuk menjadi tuan atas dirinya sendiri hanya membawanya kepada perbudakan terhadap Laban.
  • Yakub sang adik, telah menggantikan sang kakak. Dan kini Laban berkata, “Tidak biasa orang berbuat demikian di tempat kami ini, mengawinkan adiknya lebih dahulu daripada kakaknya” (29:26). Perkataan Laban itu mestinya mengingatkannya akan tipu daya yang pernah dilakukannya.

Bergulat dengan Allah
(Kejadian 32)

Di dalam Kejadian 32, kita membaca tentang pergulatan antara Yakub dengan Allah. Yakub sedang dalam perjalanan kembali untuk menemui Esau dan bertanya-tanya apa yang akan dilakukan saudaranya itu terhadapnya. Ketika ia meninggalkan tanah itu Esau berupaya membunuhnya. Ia mengirim pembantu-pembantunya (ay. 3-5), dengan membawa persembahan untuk menyuap Esau. Ia memiliki sumber daya untuk menyelamatkan dirinya.

Di ayat 6 para pesuruh itu kembali dan berkata bahwa Esau sedang datang untuk menemui mereka dengan 400 orang. Kedengarannya seperti Esau sedang membawa para tentaranya untuk membinasakan mereka.

Di ayat 7-8 kita melihat bahwa Yakub memperlengkapi diri dengan suatu rencana yang lain untuk menyelamatkan diri. Ia memutuskan untuk membagi keluarganya, Lea dan anak-anaknya dalam satu kelompok, sedangkan Rahel dan anak-anaknya serta pelayan-pelayannya di kelompok yang lain. Dengan cara itu ia dapat menekan kerugian apabila salah satu kelompok dihancurkan.

Ayat 9-12 menunjukkan bagaimana Yakub berdoa kepada Allah meminta pembebasan. Sepertinya Yakub akhirnya menyerah dan bergantung pada Allah, namun ayat 13-23 menunjukkan bahwa sesungguhnya ia masih berusaha mengendalikan situasi untuk menyelamatkan dirinya.

Maka saya kembali mempelajari doanya di ayat 9-12. Mungkin ini hanya bayangan saya, namun saya pikir Yakub sedang berusaha memanipulasi Allah di dalam doanya. Di ayat 9 ia mengklaim janji Allah bahwa Ia akan memberkatinya. Di ayat 10 ia memberikan Allah pujian atas kekayaannya dan kemudian ia kembali mengklaim janji Allah untuk memberkatinya di ayat 11-12. Tampak oleh saya bahwa Yakub hampir berkata kepada Allah, “Bantulah aku ya Tuhan. Engkau sudah berjanji, Engkau berutang padaku!”

Jadi menurut saya doanya bukanlah suatu penyerahan diri yang total kepada Allah. Ayat 13 membuktikan hal itu ketika kita melihat bahwa ia akan tetap menjalankan rencananya untuk menyuap Esau dan membagi keluarganya ke dalam dua kelompok. Beberapa ayat berikutnya (13-23) menyatakan rencana terperinci yang sudah dibuatnya untuk melindungi diri.

Namun di malam itu Allah, yang masih berusaha untuk menolong Yakub, bertemu dengan Yakub. Ayat 24 berkata, “Tinggallah Yakub seorang diri.” Meskipun singkat, namun kalimat itu sangat, sangat penting. Ia telah kehabisan sumber daya. Yakub akhirnya hancur. Dia berada di ujung tanduk. Hidupnya kacau. Dia sendirian. Ia telah menghabiskan sumber dayanya dan harus menghadapi Esau sendirian. Saya pikir Yakub pada akhirnya hancur sampai pada keadaan bahwa ia akan mempercayai Allah sekarang.

Apa yang dilakukan Allah kepada Yakub ketika Ia menghendaki untuk memegang kehidupan Yakub? Ia menyatakan diri-Nya kepadanya.

Segera di tengah kesendiriannya, dikatakan bahwa “seseorang bergulat dengannya.” Seseorang itu adalah Allah sendiri. Kita tahu hal itu karena Yakub diberikan nama baru: “Israel”, artinya “ia bertarung dengan Allah.”

Mengapa Allah berkata, “Biarkanlah aku pergi” di ayat 26? Karena cahaya pagi akan memunculkan wajah-Nya kepada Yakub dan Yakub akan mati. Namun Yakub tidak membiarkan-Nya pergi. Ia berkata, “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.” Yakub akhirnya sampai pada titik di mana ia merasa lebih baik mati daripada hidup tanpa berkat Allah.

Perhatikanlah bahwa nama Yakub diubah menjadi Israel ketika ia akhirnya mulai mempercayai Allah. Israel adalah nama perjanjian Allah bagi bangsa yang baru itu. Nama “Yakub” mewakili kemandirian lepas dari Allah sedangkan “Israel” mewakili ketergantungan pada Allah. Meskipun itu bukanlah suatu aturan yang kaku, namun saya melihat bahwa terdapat tempat-tempat tertentu di dalam PL di mana Allah memanggil bangsa itu “Yakub”, dan bukannya “Israel”, dan itu karena mereka sedang bertindak mengandalkan kekuatan sendiri.

Sesudah ia bertemu dengan Allah, kita kembali ke Kejadian 33:3 dan melihat bahwa meskipun Yakub membagi orang-orangnya ke dalam dua kelompok, ia tidak bersembunyi di belakang mereka, smelainkan maju di depan mereka untuk menghadapi Esau sendirian. Kini ia bergantung pada Allah dan tidak lagi pada sumber dayanya. Esau menerimanya secara terbuka dan tampak bahwa tidak ada perasaan susah. Allah telah meratakan jalan bagi Yakub untuk kembali kepada tanah yang dijanjikan.

Kisah ini tidak berakhir dengan kata-kata, “Dan akhirnya ia hidup bahagia selamanya.” Saya yakin Yakub terus bergumul dengan kecenderungannya untuk memanipulasi. Namun ia telah memperoleh satu pelajaran berharga. Apa yang kita pelajari pagi ini memberikan kita suatu gambaran yang baik tentang situasi-situasi atau permasalahan yang mungkin kita alami serta proses yang mengikuti di dalam bergantung pada Allah.

Ringkasan

Kita telah melihat keluarga Yakub dan Yakub sendiri. Jadi kita perlu mengajukan beberapa pertanyaan.

Bagaimana tentang keluarga Yakub? Kita dapat menyimpulkan bahwa ia dibesarkan di dalam suatu keluarga yang kurang baik. Ibunya mendominasi dan memanipulasi. Ayahnya pasif dan tidak mengikuti kehendak Allah. Saudaranya sangat duniawi. Tidak ada orang yang memberikan teladan yang baik untuk diikuti. Hasilnya, ia mengembangkan suatu gaya hidup yang salah dalam berhubungan dengan orang lain.

Apakah hal ini memberikan suatu dalih bagi Yakub? Tidak! Ada satu hal yang perlu kita tekankan oleh karena cara berpikir masyarakat kita. Kita bukanlah korban yang tak berdaya. Kita dapat bertindak salah kepada sekeliling kita atau kita bertindak benar di tengah masyarakat yang salah. Yakub menelan begitu saja pengaruh buruk dari sekelilingnya.

Apa yang menjadi masalah Yakub? Ia ingin mengendalikan hidupnya, maka ia memanipulasi orang lain. Masalah Yakub adalah bahwa ia berpikir ia dapat menyelesaikan segala sesuatu dengan kekuatannya sendiri tanpa Allah. Kita seringkali menjadi seperti Yakub ketika kita berusaha mengatasi kehidupan kita dengan kekuatan sendiri tanpa Allah.

  • Mungkin kita mencari sahabat yang selalu siap saat dibutuhkan.
  • Mungkin kita mencari pekerjaan yang sempurna yang dapat menjamin kita untuk membayar setiap tagihan atau memberikan kita cukup uang untuk membeli apa yang kita mau.
  • Mungkin kita memanipulasi pasangan kita atau orang lain untuk mendapatkan apa yang kita mau.
  • semua itu tidak akan berhasil. Hosea 2:4-5 berkata,

4 Sebab ibu mereka telah menjadi sundal; dia yang mengandung mereka telah berlaku tidak senonoh. Sebab dia berkata: Aku mau mengikuti para kekasihku, yang memberi roti dan air minumku, bulu domba dan kain lenanku, minyak dan minumanku. 5 Sebab itu, sesungguhnya, Aku akan menyekat jalannya dengan duri-duri, dan mendirikan pagar tembok mengurung dia, sehingga dia tidak dapat menemui jalannya. 6 Dia akan mengejar para kekasihnya, tetapi tidak akan mencapai mereka; dia akan mencari mereka, tetapi tidak bertemu dengan mereka. Maka dia akan berkata: Aku akan pulang kembali kepada suamiku yang pertama, sebab waktu itu aku lebih berbahagia dari pada sekarang.

Yakub melakukan hal ini, demikian juga kita. Kita pikir kita dapat menemukan kebahagiaan di luar Allah. Kita pikir kita dapat mengendalikan hidup kita sendiri. Namun Allah tidak akan membiarkan kita berhasil tanpa Dia. Ia akan menahan setiap upaya kita untuk memuaskan diri kita sendiri dan membawa kita kembali kepada-Nya. Kehidupan Yakub membuktikan hal ini. Dan jika kita sedikit bercermin kepada kisahnya, saya pikir kita dapat melihat bagaimana Allah melakukan hal ini kepada kita juga.

Related Topics: Character Study

Report Inappropriate Ad